Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Pembentukan gas sintesis (COPH2) dad metana melalui “refon'nasi CO2” dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Reaksi tampa katalis rnembutuhkan wal-:tu reaksi 200 [cali lebih Iama dibandingkan reaksi dengan katalis.

Makalah ini membahas hasil penelitian reaksi refomlasi CO;/CI-L dengan menggunakan katalis Ni/SiO2_ Ni/or-Al;O3, Ni/ZSM-5 dan NifMordenite. Pengujian aktivitas katalis dilakukan pada temperatur 800°C, rasio CH../CO2 = 1, tekanan l atm.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa katalis Ni/ZSM-5 menunjukkan lconversi C02 dan CH.. yang lebih tinggi dari katalis Ni/SIO2, Ni./A1203 dan Ni/Mordenite _ Hal ini disebabkan karena katalis Ni/ZSM-5 bersifat lebih asam. Pada uji stabilitas katalis Ni/ZSM-5 mampu bertahan lebih lama dad katalis Ni/Si02, Ni/A1203 dan Ni/Mordenite. Penumnan aktivitas pada katalis Ni/SiO1, Ni/on-A1203 dan Ni/Mordenite karena adanya pembentukan karbon.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony
Abstrak :
Metanol dibuat dengan Cara mereaksikan campuran gas sintesis dengan bantuan katalis Copper Based (Cu-'Z.`nO) pada suhu antara 230 OC - 270 "C dan rentang tekanan 50 » 100 atm. Proses pcmbuatan metanol dcngan menggunakan tekn0|ogi tekanan rendah Lurgi ini menghasilkan metanol kasar (crude meranol) dengan kernumian 92,3%wt , yang perlu mengalami proses pemurnian lebih lanjut, sehingga clidapatkan spesifikasi produk yang sesuai dcngan standart yang diinginkan. Crude metanol yang meninggalkan tealctor masih banyak mengandung air dan impuritis lainnya yaitu : komponen dengan titik didih rendah dan tinggi (Eight ends dan heavy ends) yang meliputi gas-gas terlarut, dimetil eter, metil formiat, ester, alkohol rendah. Impurities tersebut biasanya dipisahkan dalam 2 tahap, Pertama, semua komponen yang mendidih pada suhu lebih rendah daripada metanol dihilangkan dalam light ends coloumn. Metanol murni dan komponen lain yang lebih tinggi titik didihnya kemudian didistilasi dalam saw/lebih kolom distilasi. Produk yang dihasilkan berupa metanol 99,85%wc, metanol 95%wt serca dimetil eter 32%wt. Kebutuhan utilitas (penunjang) berupa air pcndingin sebanyak 60 m’/jam, listrik 30.000 kWh, uap (steam) 206.805 kg/j dan bahan bakar 124.717 kg/j. Tenaga kerja awal yang dibutuhkan untuk produksi sebanyak 82 orang dan pabrik didirikan di atas tanah minimum seluas 30 ha berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur. Modal tetap yang dibutuhkan sebesar US $ 82.768.699,28 atau sekitar Rp. 190 milyar. Pembagian modal direncanakan 40% milik sendiri dan sisanya berasal dari pinjaman luar negeri. Dari hasil perhitungan ckonomi diperoleh titik impas sebesar 29,8396 dari kapasitas dan waktu serta laju pengcmbalian modal masing-masing adalah 2,19 tahun dan 35,72%. Berdasarkan analisis ekonomi maka pendirian pabrik metanol berbahan baku gas sintesis ini layak untuk dilakukan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habibi
Abstrak :
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia memaksa konsumsi akan bahan bakar terus meningkat, karena saat ini bahan bakar telah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat modern di Indonesia. Sebagian besar bahan bakar tersebut berasal dari minyak bumi yang dalam satu dekade ini produksinya mengalami penurunan di dalam negeri. Oleh sebab itu peluang pengembangan energi alternatif harus terus di kembangkan di Indonesia, salah satunya dengan membuat Pabrik dimetil eter dengan bahan baku utama gas sintesis. Gas sintesis ini diperoleh dari gas alam melalui proses autotermal reforming. Indonesia sendiri memiliki cadangan gas alam yang lebih besar ketimbang minyak bumi. Dimetil Eter dipilih karena merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Proses pembuatan Dimetil Eter secara indirect melibatkan sintesis methanol, dehidrasi methanol, purifikasi dimetil eter hingga purifikasi methanol untuk di recylce. Dalam penelitian ini akan dijelaskan sistem pengendalian pada proses sintesis metanol hingga sintesis DME. Unit-unit yang terdapat pada proses sintesis metanol dan DME ialah unit heater, unit compressor, unit cooler, unit flash vaporation dan unit fix bed reactor. Sistem pengendalian yang dipilih untuk proses ini ialah jenis pengendali Proportional Integral karena dapat menangani hampir setiap situasi kontrol proses di dalam skala industri. Penelitian ini menggunakan pemodelan penyetelan pengendali Ziegler Nichols dan Lopez, lalu dibandingkan dengan nilai parameter kinerja pengendaliannya, yaitu Offset, Rise Time, Time of First Peak, Settling Time, Periode Osilasi, Decay Ratio, Overshoot, Deviasi maksimum, Integral of Absolute Error (IAE) dan Integral Square Error (ISE) dari kedua jenis penyetelan tersebut. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penentuan variabel input dan output yang optimum pada proses sintesis Metanol dan DME yang dapat diterapkan pada pabrik DME. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa unit heater 1 menggunakan metode Ziegler Nichlos (Kc 0,9978 ; Ti 0,1831), unit heater 2 menggunakan metode Ziegler Nichlos (Kc 0,2166 ; Ti 0,1249), unit compressor menggunakan metode Fine Tunning (Kc 5 ; Ti 0,1), unit cooler 1 menggunakan metode Ziegler Nichlos (Kc 0,1969 ; Ti 0,1199), unit cooler 2 menggunakan metode Ziegler Nichlos (Kc 0,5495 ; Ti 0,1815), dan unit sintesis DME menggunakan metode Ziegler Nichlos (Kc 0,16071 ; Ti 0,0699).
Increases of Indonesia’s population makes consumption of fuel was high, because nowadays fuel become primary needs for modern people in Indonesia. Fuel in Indonesia is mostly from petroleum, which is has slowly production in one decade behind. Therefore, chance in alternative energy must be develop in Indonesia, one of them is making Industry of Dimethyl Ether (DME) from synthetic gas feed. Synthetic gas was get from natural gas in autothermal reforming process. Indonesia has more reserve natural gas than petroleum. The another benefit from DME is friendly for our environment as alternative fuel. Indirect process in production of DME consists of synthesis methanol, dehidration methanol, purification DME and purification methanol for recycle. The research will explain about control system in Synthesis Methanol and DME. These process consist of heater, compressor, cooler, flash vaporation and fix bad reactor units. This research used tuning model Ziegler Nichols and Lopez, then compares the performance parameter of Offset, Rise Time, Time of First Peak, Settling Time, Osilation Period, Decay Ratio, Overshoot, Maximum Deviation, Integral Absolute Error (IAE) and Integral Square Error (ISE) by both tuning model. The result of this research can be use to define optimum input and output variable in Purification process of DME and Methanol that can applied in Industry of DME. Based on this study’s result, achieved that heater 1 used Ziegler Nichlos method (Kc 0,9978 ; Ti 0,1831), heater 2 used Ziegler Nichlos method (Kc 0,2166 ; Ti 0,1249), compressor used Fine Tunning method (Kc 5 ; Ti 0,1), cooler 1 used Ziegler Nichlos method (Kc 0,1969 ; Ti 0,1199), cooler 2 used Ziegler Nichlos method (Kc 0,5495 ; Ti 0,1815), and synthesis DME used Ziegler Nichlos method (Kc 0,16071 ; Ti 0,0699).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adnan Syarif
Abstrak :
Kebutuhan dunia akan metanol khususnya di Asia Pasifik dari tahun ke tahun meningkat cukup pesat. Pada tahun 1995 yang lalu jumlah kekurangan tersebut sejumlah 349 juta galon dan diperkirakan akan semakin bertambah dari tahun ke tahun. Metanol atau metil alkohol dibuat dengan Cara mereaksikan campuran gas sintesis dengan bantuan katalis Copper Based (Cu-ZnO) pada suhu antara 230 °C - 270 "C dan rentang tekanan 50 - 100 atm. Pada kondisi ini konversi karbon monoksida yang dipcroleh sebesar 50,83%. Reaksi terjadi di dalam tube yang berisi karalis pada rcakror unggun tetap dengan tube jamak (Fixed Bed Multi Tube). Reaktor beroperasi secara isotermal dan untuk menjaga temperatur reaksi agar konstan maka panas reaksi yang dihasilkan, yaitu sebesar -21.684 kkal/mol, digunalcan untuk membuat uap (steam) bertekanan sedang (40 bar) dari air panas bersuhu 235 °C. Produk yang dihasilkan berupa metanol 98,85%, metanol 95% serta dimetil eter 32%. Untuk membuat metanol 330.000 ton per tahun dibutuhkan bahan baku gas sintesis scbanyak 85.8916 ton dan katalis 55 ron. Kcbutuhan utilitas (pcnunjang) berupa air pendingin scbanyak 60 rn’/jam, listrik 30.000 kWh, uap (steam) 206.805 kg/j dan bahan bakar 124.717 kg/j. Thnaga kerja awal yang dibutuhkan untuk produksi sebanyak 82 orang dan pabrik didirikan di atas tanah seluas 30 ha berlokasi di Bontang, Modal tetap yang dibutuhkan sebesar US $ 8Z.768.699,28 atau sekitar Rp. 190 milyar. Pembagian modal direncanakan 40% milik sendiri dan sisanya bcrasal dari pinjaman luar negeri. Dari hasil perhitungan ekonomi diperoleh titik impas sebesar 29,8396 dari kapasitas dan waktu serta laju pengembalian modal (sebelum pajak) masing-masing adalah 1,83 tahun dan 44,66%. Berdasarkan analisis ekonomi maka pendirian pabrik metanol bcrbahan baku gas sintesis ini layak untuk dilakukan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sheldon, Roger A
Dordrecht-Holland: D. Reidel Publishing Company, 1983
661.804 SHE c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
Abstrak :
Proses pembentukan gas sintesis (CO + H2) dari metana melalui reaksi "reformasi C02" dengan bantuan katalis berlangsung 200 kali lebih cepat dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis. Jenis katalis logam yang banyak digunakan untuk reaksi ini adalah Nikel. Dalam reaksi katalisis, penyangga mempunyai peranan penting. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap aktivitas katalis logam Nikel dengan memanfaatkan zeolit alam Indonesia jenis mordenit sebagai penyangga. Aktivitas katalis yang diperhatikan adalah konversi, selektivitas dan karbon yang terbentuk Pengujian yang dilakukan meliputi karakterisasi AAS, dan karakterisasi BET sebelum dan sesudah reaksi reformasi CO2.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Arbianti
Abstrak :
Reduksi CO2 menjadi CO adalah alternatif pemenuhan akan kebutuhan gas sintesis dengan rasio H2/CO yang rendah. Proses reduksi ini berlangsung baik dengan menggunakan reduktor oksida logam yang kekurangan oksigen. Oksida logam yang tepat akan memberikan hasil yang optimal terhadap proses reduksi ini. Penelitian tentang kemampuan reduktor oksida logam yang kekurangan oksigen akan memberikan informasi yang sangat berguna untuk pengembangan proses reduksi ini. Penelitian ini diawali dengan pembuatan oksida logam CeO2 dengan metode presipitasi menggunakan bahan baku Ce(SO4)2.4H20 sebagai sumber logam Ce. Oxygen Untuk mengetahui adanya jenis ikatan CeO2 dilakukan karakterisasi FTIR dan luas permukaan diukur dengan metode BET. Oksida logam yang dihasilkan kemudian diuji keaktifannya dengan cara mereduksinya terlebih dahulu dengan gas H2 (suhu 700°C, laju alir 100 ml/menit) dan kemudian mereaksikannya dengan reaktan CO2 dengan beberapa variasi kondisi operasi. Variasi suhu yang dilakukan pada penelitian ini berkisar antara 650°C sampai dengan 800°C dengan interval kenaikan 50°C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa laju pembentukan CO yang tertinggi terjadi pada suhu reaksi 800°C dan laju alir 80 ml/menit sebesar 0,000135 mol/menit. Pengujian tersebut juga menunjukkan kenaikan kapasitas adsopsi seiring dengan kenaikan suhu sampai 750°C dan kemudian kenaikan suhu menyebabkan penurunan kapasitas adsorpsi. Fenomena lain yang terjadi adalah bahwa tidak semua CO2 teradsorp oleh reduktor menjadi produk gas CO, sebagian menempel pada permukaan reduktor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nugrahanto Widagdo
Abstrak :
Upaya pemanfaatan batubara di Indonesia jenis lignit dan sub bituininus yang berkualitas rendah menjadi lebih berguna jika djkaitkan dengan semakin dibutuhkannya gas sintesis yang digunakan sebagai bahan baku dasar petrokimia. Pada studi ini pemanfaatan batubara ini lebih ditujukan untuk menghasilkan gas sintesis dengan menggunakan proses gasifikasi. Proses gasifikasi yang di sini adalah Proses Winkler yaitu dengan menggunakan reaktor Fluidized Bed. Pada simulasi ini diatur rasio umpan H20/0; antara 2-3 dan divariasikan tekanan operasi reaktor untuk mendapatkan rasio gas sintesis (COIHQ). Selanjumya dibahas analisis termodinamika kinerja reaksi gasifikasi pada kesetimbangan sehingga didapatkan rasio gas sintesia (CO/Hg) produk yang diinginkan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada rentang temperatur Proses Winkler yaitu 850-l100°C (1123-1373K), rasio gas sintesis yang sesuai untuk proses oxo-alkohol belum tercapai. Hasil yang mendekati rasio gas sintesis untuk proses oxo-alkohol adalah 1,58 pada rasio umpan H20f02 = 3. Tekanan yang sesuai untuk pembentukan oxo-alkohol adalah tekanan di bawah 1 atm Kenalkan tekanan op erasi berpengaruh pada meningkatnya rasio gas sintesis (CO/Hg) yang dihasilkan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>