Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Ayu Diani
Abstrak :
Upaya penurunan stunting di Indonesia salah satunya menetapkan wilayah prioritas lokus. Angka stunting di Indonesia ditargetkan turun dari 21,6% (2022) menjadi 14% (2024). Pada desa lokus dilakukan intervensi sensitif dan spesifik secara lebih intensif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan stunting pada balita di 15 desa lokus dan 15 desa non lokus di Kabupaten Garut, Indonesia. Desain studi cross-sectional dari data sekunder dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dengan jumlah sampel 2.359 balita usia 0-59 bulan. Analisis determinan stunting pada penelitian ini dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan uji Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada balita di desa lokus dan non lokus Kabupaten Garut sebesar 30,56% dengan perbandingan proporsi stunting lebih tinggi pada desa non lokus dibandingkan dengan desa lokus. Hasil analisis multivariat menunjukkan determinan stunting secara keseluruhan adalah infeksi anak, riwayat gangguan kehamilan, dan PMT anak sedangkan di desa lokus adalah infeksi anak, dan PMT anak adapun di desa non lokus adalah infeksi anak, riwayat gangguan kehamilan, dan PMT anak. Faktor kontekstual yang berhubungan dengan stunting keseluruhan adalah jenis desa dan merokokĀ  sedangkan di desa lokus maupun non lokus adalah merokok. Faktor yang paling memengaruhi stunting di desa lokus maupun non lokus intervensi penurunan dan pencegahan stunting Kabupaten Garut tahun 2022 adalah infeksi anak (PR 1,76; 95% CI 1,49-2,08). Hasil penelitian menyarankan pihak Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, dan masyarakat dapat mencegah stunting melalui pencegahan infeksi dengan pola hidup bersih, bekerja sama dalam program desa lokus, dan melakukan kampanye anti rokok dalam rangka pencegahan dan penurunan angka stunting. ......One of the efforts to reduce stunting in Indonesia is to determine locus priority areas. The stunting rate in Indonesia is targeted to decrease from 21.6% (2022) to 14% (2024). In locus villages, sensitive and specific interventions are carried out more intensively. The purpose of this study was to determine the determinants of stunting in toddlers in 15 locus villages and 15 non-locus villages in Garut District, Indonesia. The study design was cross-sectional using secondary data from the Garut District Health Office with a total sample of 2,359 toddlers aged 0-59 months. Analysis of the determinants of stunting in this study was carried out univariately, bivariately and multivariately using the Cox Regression test. The results showed that the prevalence of stunting in toddlers in locus and non-locus villages in Garut District was 30.56% with a higher proportion of stunting in non-locus villages compared to locus villages. The results of multivariate analysis showed that the overall determinants of stunting were child infection, history of pregnancy disorders, and child PMT, while in the locus village it was child infection, and child PMT while in non-locus village it was child infection, history of pregnancy disorders, and child PMT. Contextual factors related to overall stunting are the type of village and smoking, while in both locus and non-locus villages is smoking. The factor that most influences stunting in locus and non-locus intervention villages to reduce and prevent stunting in Garut District in 2022 is child infection (PR 1.76; 95% CI 1.49-2.08). The results of the study suggest that the Regional Government, the Health Service, and the community can prevent stunting by preventing infection with a clean lifestyle, working together in locus village programs, and conducting anti-smoking campaigns in the context of preventing and reducing stunting rates.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutaryana
Abstrak :
Campak adalah penyakit virus akut(paramyxavirus) sangat mudah menular melalui udara atau kontak langsung namun tergolong penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Di Indonesia penyakit campak telah masuk pada tahap reduksi dengan cakupan imunisasi (>90 %) namun Case fatality rate (CFR) eukup tinggi yaitu sekitar 1,7 - 2,4 oleh karena itu penelitian kearah mencari faktor penyebab penyakit campak pads balita dalam hal ini dibatasi pada faktor kesehatan lingkungan dan karakteristik anak balita yang berkaitan dengan kejadian penyakit campak pada balita menjadi sangat beralasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekwensi, hubungan dan mencari model faktor kesehatan lingkungan (16 variabel) dan karakteristik anak balita (5 variabel ) dengan kejadian penyakit campak pada balita. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Garut dengan metode kasus kontrol, jumlali sampel masing masing 150 kasus dan 150 kontrol total 300 sampel (1:1), rentang waktu antara Bolan Juli 2000 aid Bulan Desember 2001. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 21 Variabel yang dilakukan uji hubungan bevariat ada 15 variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan p 0.05 (hipotesis ditolak). Dan 5 variabel p > 0.05 (hipotesis gagal ditolak). Model akhir tanpa interaksi didapat lima variabel utama yang berhubungan dengan kejadian campak adalah Imunisasi nilai B (3.340), Jendela (1.468), Vit A ( 1.319), Kepadatan ( 0.885) dan Cahaya (0.846) dengan konstanta -5.218. Faktor paling dominan adalah imunisasi dengan OR 28.228 pada CI 95 % 11.789-67.588, sedangkan setelah melalui uji interaksi terdapat dua variabel tunggal dan 2 yang berinteraksi yaitu 1286 (Imunisasi), 1,393 (Cahaya by Jendela), 0.933 (Kepadatan), dan 0.947 (Cahaya by Vit A) dengan konstanta -3.951 faktor paling dominan yang dapat mempengaruhi kejadian campak adalah Imunisasi dengan nilai B = 3.951 dengan QR = 26.72 nilai C195 % = 11.301-63.201 Untuk aplikasi penanganan program ini tentu memerlukan strategi khusus, yang intinya perlu pelayanan kesehatan masyarakat yang komprehensif berupa pelayanan promosi dan pencegahan berupa pelayanan intensif pelaksanaan imunisasi dan pemberian vitamin A serta melaksanakan perbaikan kesehatan lingkungan fisik rumah terutama sistem pencahayaan, jendelanisasi, dan pengurangan kepadatan kamar. ...... Measles is an accute viruses deseases (paramyxovirus)_ It is very easy infected to other people direct contact, but can be prevented by immunization. In Indonesia measles deseases is in reduction phase with immunimtion trap >90 %, but the Case fatality rate (CFR) is high between 1.7 - 2.4. There efor the study to find the risk factor of measles on childhood in this case is limited on environtmenal health factor and the characteristic of childhood that is associated with measles incidence of childhood is very reasonable. The purpose of this study is to know the distribution anda freqkfency, the association and find the environment health factors model (16 variables) and characteristik of childhood (5 variable) with the measles incidence on Childhood at Garut District 2000-2001 year. This study was being done at Garut district using case control method_ The sample of this study is 300 ehilldhood (150 cases and 150 control) the study last from July 2000 --- Descember 2000. The result of this study showed that from 21 variable there is 16 variabels is significant because p < 0.05. The multivariate final model are : immunization B velue (3.340), Windows (1.468), Vit A ( 1.319), Crowding ( 0.885) and Lighting (0.846), constanta -5.218. The strenght of Factor is immunization with OR 28.228 at CI 95 % 11389-67.588. Interaksi test result is 3.286 (Imunisation), 1.393 (Light by windows), 0.933 (Croeding, and 0.947 (Lighting by Vit A), constanta -3.951 and strenght factor is Imunisation with B value = 3.951 , OR = 26.72 Cl 95 % = 11.301-63.201 Sugestion for program Aplication cocerning measles program in Garut District is a comprehensif action, covering Promotion, prevention, Curative dan Rehabilitation. The priority program are Immunization programe, Vitamin A, and Rehabilitation of Window, sistem of Lighting Room and reduction of Ovbercrowding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library