Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Retno Minarni
"Pantai merupakan salah satu kenampakan muka bumi yang bersifat dinarnis karena
dapat mengalami perubahan baik dalam waktu relatif cepat maupun lambat. Dinamika
perubahan garis pantai disebabkan oieh proses-proses yang berlangsung, baik yang
berasal dari daratan ataupun yang berasal dari lautan. Pantai Teluk Jakarta yang
terletak di bagian utara P. Jawa berbentuk landai dan sebagian besar wilayahnya
termasuk ke dalam wilayah DKI Jakarta. Pengaruh alarn dan pesatnya pembangunali
yang terdapat di sepanjang pantai Teluk Jakarta menyebabkan pantai mi mengalami
perubahan garis pantal.
Untuk mengetahui perubahan garis pantai Teluk Jakarta selama kurun waktu 53
tahun dilakukan perbandingan peta antara peta topografi tahun 1996 dengan peta
topografi tahun 1943, selisih perubahan garis pantai dihitung dengan menggunakan
planimeter sekala 1:50.000. Langkah selanjutnya yaitu menganalisis faktor-faktor
yang diduga mempengaruhi perubahan garis pantai dengan rnenggunakan data-data
yang diperoleh baik dari instansi terkait ataupun survei lapang. Faktor-faktor tersebut antara lain sedimentasi, arus taut, sungai dan muara sungai, mangrove, penggalian
pasir dan rekiamasi pantai.
Pada Teluk Jakarta terdapat dua jenis wilayah pantai yang mengalami perubahan
I garis pantai, yaitu wilayah pantai yang mengalami perubahan garis pantai maju (akresi)
dan perubahan garis pantai mundur (abrasi). Akresi terdapat di Pantai Kamal - Kapuk
Muara dan, Muara Jingkern - Muara Bungin dengan terbentuknya delta barn Ci
Herang (faktor alam) dan Pantai Mutiara, Pantai Pluit, Pantai Ancol (rekiamasi
pantai). Abrasi terdapat di Pantai Tanjung Pasir - Tanjung Glatik (faktor alam) dan
Pantai Kalibaru - Segara Makmur (faktor manusia).
Perubahan garis pantai karena faktor-faktor alam adalah sebagai berikut; pada -
pantai berbentuk lurus dan 'terbuka', tidak terdapat penglalang pantai, tidak terdapat
mangrove, sehingga arus lebih kuat, terdapat sedikit muara sungai, sedimen yang
diendapkan kecil, maka pantai tersebut akan mengalami abrasi seperti Pantai Tanjung
Pasir - Tanjung Glatik. Pada pantai berbentuk cekung dan 'tersembunyi', terdapat
penghalang pantai, terdapat mangrove, sehingga arus lebih lemah, terdapat banyak
muara sungai, sedimen yang diendapkan besar, maka pantai tersebut akan mengalami
akresi seperti yang terjadi pada Delta Ci Herang.
Perubahan garis pantai karena campur tangan manusia adalah rekiarnasi pantal,
yang terdapat di Pantai Mutiara, Pantai Pluit , Pantai Ancol dan penggalian pasir
pantai, yang terdapat di Pantai Kalibaru - Segara Makrnur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Youssef M. Choueiri
Yogyakarta: Qonun, 2003
297.272 YOU i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Aprianto Maturbongs
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, M. Solly
Bandung: Alumni, 1983
352 LUB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kay, David A.
Lincoln: Neb Cliffs Notes, 1994
516.242 KAY t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fiersa Besari
Jakarta: Mediakita, 2022
899.221 FIE g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Metode numerik eksplisit tahap tunggal pada umumnya hanya menyelesaikan persamaan diferensial biasa order pertama. Pada tugas akhir ini penulis mencoba menggabungkan beberapa cara substitusi, approksimasi dan diskritisasi, yang mana dengan penambahan fasilitas tersebut, metode Runge-Kutta dan metode Euler mampu menyelesaikan sistim persamaan diferensial dan persamaan diferensial parsil dengan batasan-batasan tertentu. Gabungan metode diskritisasi dan numerik ini disebut metode garis lurus Euler dan metode garis lurus Runge-Kutta."
Universitas Indonesia, 1985
S27208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : AICPA , 1987
657.61 AME n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I. Wibowo
"Garis massa adalah salah satu dari sekian banyak istilah ciptaan Mao Zedong yang terdapat dalam perbendaharaan istilah komunisme Cina. Sekalipun demikian, istilah ini termasuk istilah yang paling sering diucapkan oleh para pemim_pin Cina dan paling sering tertera dalam dokumen-dokumen penting. Hal ini berlaku terutama pada masa Mao Zedong ma_sih hidup, namun masih diteruskan sampai saat ini. Dalam bagian Program Umum dari Anggaran Dasar Partai Komunis Cina tahun 1982, secara eksplisit ditegaskan bahwa Partai tetap mendidik massa dalam gagasan komunis dan mengi_kuti garis massa dalam pekerjaannya. (Beijing Review, XXV (38): 10) Dalam usahanya mengadakan penilaian kembali terhadap kedudukan Mao dalam sejarah Cina dan sekaligus juga kedudukan pemikiran Mao dalam Partai Komunis Cina dewasa ini, Sidang Pleno VI Komite Sentral XI pada 1981 mengeluarkan sebuah dokumen yang berjudul Resolusi tentang Beberapa Masalah Sejarah Partai Sejak Berdirinya Negara atau Guanyu jianguo yilai dang de ruogan lishi wenti de jueyi ).Dalam resolusi ini diakui beberapa hal yang menjadi pokok-pokok penting dalam pemikiran Mao. Garis massa dalam hal_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Gita Narnina
"Garis pangkal merupakan garis yang ditarik dari fitur-fitur konfigurasi pantai yang sangat penting karena penarikannya tersebut memungkinkan suatu negara untuk mengklaim zona maritim miliknya yang diukur dari garis pangkaL tersebut. Akan tetapi, garis pangkal ini memiliki kendala dalam menghadapi fenomena kenaikan air laut yang disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim disebabkan karena menumpuknya gas emisi rumah kaca dan menyebabkan suhu permukaan bumi dan suhu permukaan air laut meningkat sehingga menyebabkan mencairnya es dan gletser di bumi. Dari kejadian tersebut lahirlah fenomena yang dinamakan kenaikan air laut.
Berdasarkan data yang dilakukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC dalam Fifth Assessment Report, dikatakan bahwa pada tahun 2100 kenaikan air laut dikatakan mencapai 0,52m hingga 0,98m. Disini kenaikan air laut membawa suatu implikasi hukum mengenai kemungkinan adanya pergeseran pada garis pangkal dikarenakan tergenangnya wilayah garis pantai yang digunakan sebagai tempat untuk menarik garis pangkal, sehingga besar kemungkinan terjadinya hilangnya klaim yuridis pada zona maritim. Negara-negara sekarang sudah harus mulai sadar pada dampak yang disebabkan oleh kenaikan air laut sehingga negara dapat mengantisipasi dampak dari kenaikan air laut.

Baseline is a line drawn from the coastal configuration features which are very important because the drawing of baseline allows a coastal state to claim its own maritime zone as measured from that line. However, baseline face phenomena called sea level rise caused by the climate change. Climate change is caused by the accumulation of greenhouse gas emissions in the atmosphere and causing the earth 39 s surface temperature and sea surface temperatures to increase causing the melting of ice and glaciers.
Based on survey data Fifth Assessment Report conducted by the Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC , it is said that in 2100 the rise of sea water reach 0.52m to 0.98m. Here the rise of seawater brings a legal implication of the possibility in a shift of the baseline due to the inundation of the coastline used as a place to draw the baseline itself, resulting in the possibility of losing the juridical claims in the maritime zone. Right now, coastal states now must begin to be aware of the impacts caused by rising sea level so that coastal states can anticipate and reduce the impact of rising sea level.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S70017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>