Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masintan Karo Sekali
Abstrak :
Pemahaman terhadap perjalanan sejarah Indonesia Kuna dapat dilakukan dengan menelaah beberapa sumber data. Sumber data yang mempunyai kualitas tinggi dan dapat dipercaya adalah prasasti. Berbagai macam data dapat ditemukan dalam prasasti. Boleh dikatakan hampir semua aspek kehidupan dewasa ini, dapat ditemukan di dalamnya. Dengan ilmu bantu dan kemampuan analisis yang memadai maka kita dapat berbicara banyak berdasarkan data yang terdapat dalam prasasti. Tetapi pada kenyataannya masih banyak prasasti yang belum diteliti secara intensif. Sebagian besar prasasti diterbitkan dalam bentuk alih aksaranya saja, itupun tidak seluruhnya lengkap. Prasasti Galungun merupakan salah satu prasasti yang belum diteliti. Keberadaan prasasti ini pertama kali dilaporkan secara tertulis oleh Brandes dalam NBG tahun 1888. Laporan tersebut juga hanya sebatas angka tahun dan nama raja yang disebutkan dalam prasasti. L. Ch. Damais dalarn EEl IV hanya menyajikan alih aksara dari 4 bans pertama. Padahal keterangan sejarah mengenai masa Kadiri, terutama Kadiri akhir masih sangat terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut maka dirasakan perlu melakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap prasasti ini, yaitu mencaba rnengetahui isi dan latar sejarah sebab-sebab dikeluarkannya prasasti Galungun. Dalam hal ini digunakan data-data penunjang berupa prasasti sejaman dan naskah sastra yang berhubungan dengan masa Kadiri akhir. Penelitian ini menyangkut isi prasasti, yaitu pertulisan yang memberi keterangan tentang berbagai peri kehidupan masyarakat masa lalu. Oleh karena itu metode yang digunakan adalah metode penelitian sebagaimana yang diberlakukan terhadap data sejarah. Adapun tahapan kerja yang dilakukan meliputi:tahap heuristik, kritik teks, interpretasi dan historiografi. Sebuah lambang yang terpahat timbul di sisi depan prasasti merupakan sesuatu yang penting, karena lambang tersebut merupakan lanchana raja Krtajaya yaitu berupa Srnga atau tanduk. Adapun tanduk adalah lambang kekuatan dan kesuburan. Prasasti Galungun berisi tentang peneguhan sima. Sebelumnya telah pemah diturunkan anugrah sima oleh seorang yang disebut haji Panjalu. Siapa tepatnya yang disebut haji Panjalu ini tidak diketahui, tetapi yang pasti dia adalah seorang penguasa atau raja yang pemah memerintah. Duwan di Galurngui kemudian datang bersembah kepada raja yang sedang memerintah untuk memindahkan anugrah tersebut yang sebelumnya ditulis di atas ripta ke tugu batu. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk lebih melegitimasikan anugrah tersebut, selain tentu saja supaya lebih tahun lama. Raja kemudian mengabulkan dan menambah anugrah itu dengan hak-hak istimewa. Berlakunya denda disamping kutukan bagi pelanggar ketentuan, menunjukkan adanya hukum yang makin jelas dan pengaturan serta pengawasan yang makin ketat dari pemerintahan pusat pada masa Kadiri. Berdasarkan kritik ekstern dan intern yang dilakukan terhadap prasasti ini, dapat dipastikan bahwa prasasti ini adalah sesuai dengan angka tahun yang tertera di dalamnya dan bukan prasasti tinulad.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library