Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitanggang, Sihar
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasir Latief
Abstrak :
Dalam bahasa Rusia pemunculan frasa nominal sangat sering. Frasa dan kalimat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan meskipun keduanya merupakan satuan - satuan sintaksis yang berdiri sendiri. Kedua satuan tersebut meskipun berbeda arti dan strukturnya, tidak dapat diteliti sebagai suatu kesatuan yang otonom tanpa melihat kaitannya satu dengan yang lain (Popov 1978: 72). misalnya dalam rangkaian kata nocemehne ToBapnma (posescenie tovarisca) kunjungan teman. Bila ditinjau sepintas lalu tanpa melihat kedudukannya dalam kalimat, rangkaian tersebut merupakan sebuah Frasa Nominal selanjutnya disingkat FN) dengan Unsur Pokok (selanjutnya disingkat UP) posescenie 'kunjungan' dan Unsur Bawah (selanjutnya disingkat UB) tovarisca teman. Kalau rangkaian tersebut dimasukkan ke dalam kalimat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S15059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996
499.221 5 FRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Marida G.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2000
499.252 SIR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jo, Hyeon Yong (조현용)
Abstrak :
Buku ini ditulis oleh Jo Hyeon Yong. Buku ini berisi kumpulan frasa bahasa Korea yang menyayat hati dan disusun dalam bentuk teks.
Seoul: Hau, [s.a.]
KOR 495.78 JOH u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini merupakan sebuah pengkajian tentang hubungan atau relasi antarkonstituen frasa bahasa Indonesia, Tujuannya adalah mendeskripsikan sistem relasi yang terjadi antarkonstituen, khususnya pada frasa yang terdiri atas gabungan dua kata raja. Frasa adalah gabungan kata nonpredikatif yang menghasilkan suatu relasi tertentu. Unsur pembentuk frasa adalah kata. Berdasarkan pendapat Keraf yang menyatakan terdapat empat kelas kata, maka didapati enam belas kemungkinan hubungan atau relasi yang terjadi antarkonstituen frasa. Pola gabungan nomina + nomina (NN) ditemukan pada semua konstruksi frasa. Beberapa konstruksi ternyata tidak dapat terdeskripsikan relasi antarkonstituennya.
1996
S10909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilia Irawan
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini merupakan sebuah penelitian tentang elipsis frasa-frasa bahasa Arab dalam Alma'tsurat sughra. Frasa yang diteliti berupa frasa nominal, frasa ajektival, frasa adverbial, frasa pronominal dan frasa preposisional. Penelitian terhadap frasa didasarkan pada inti pembentuknya yang kemudian dikelompokkan berdasarkan dua jenis frasa bahasa Arab yakni: الترآيب الاضاف /at-tarkīb al-idhāfī/ dan الترآيب الوصفي /at-tarkīb al-washfī/. Elipsis pada frasa diungkapkan melalui analisis sintaksis dan semantik. Fokus analisis sintaksis terletak pada pemarkah dan urutan kata sedangkan fokus analisis semantik yakni dengan mempertimbangkan makna leksikal maupun gramatikal yang terkandung di dalam konstruksi frasa.
ABSTRACT
The research is a research about deletion of the phrases in Al ma'tsurat Sughra. The phrases which are analyzed: nominal phrase, adjectival phrase, adverbial phrase, pronominal phrase and preposisional phrase. The research of phrase is based on core in two kinds the Arabic phrases, they are: الترآيب الاضافي /at-tarkīb al-idhāfī/ and الترآيب الوصفي /attarkīb al-washfī/. Deletion of phrases is explained by syntax and semantic analysis. Syntax analysis focus on the case and the structure of phrase whereas semantic analysis, considers the meaning of words in construction of the phrase.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suenobu, Toshio
Abstrak :
Ini adalah studi frasa preposisional temporal (FPrT) bahasa Indonesia. Sampai saat ini, frasa preposisional dianggap sebagai struktur yang sangat sederhana, yaitu preposisi dan nomina atau frasa nominal. Akan tetapi, sejak tahun 1970-an anggapan itu ditepis banyak pakar sehingga mulailah banyak dilakukan penelitian tentang frasa preposisional, baik dari aspek sintaktis maupun semantis. Penelitian ini berkaitan dengan aspek sintaktis dan semantis FPrT. Aspek sintaktis yang dibahas adalah preposisi dan kategori pelengkap preposisi, pola FPrT, pelesapan preposisi, distribusi FPrT, dan fungsi sintaktis FPrT. Sementara itu, aspek semantis yang diteliti berkaitan dengan peran semantis FPrT dan perbedaan makna antara satu preposisi dengan preposisi lain dalam konstruksi FPrT. Sumber data penelitian ini adalah buku kumpulan cerpen Derabat, buku sejarah Zaman Peralihan dan Penakluk Rezim Orde Baru, majalah Tempo, dan surat kabar Kompas. Pemilihan itu didasari oleh pemikiran perlunya keterwakilan dari berbagai ragam pemakaian bahasa untuk mendapatkan data yang variatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada 31 preposisi yang dapat menjadi unsur FPrT. Kategori pelengkap preposisi pada FPrT bahasa Indonesia ternyata tidak hanya berupa nomina atau frasa nominal, tetapi juga dapat berupa adjektiva, demonstrativa, numeralia, dan frasa preposisional. Berkaitan dengan analisis pelesapan, preposisi yang dapat dilesapkan adalah preposisi pada, di, dan selama. Pelesapan itu bersifat kecenderungan saja dan opsional. FPrT bahasa Indonesia dalam konstruksi sintaktis dapat berada pada posisi awal, tengah, dan akhir jika FPrT berfungsi sebagai keterangan. Jika FPrT tersebut menjadi pewatas belakang pada frasa nominal, tentu posisi FPrT selalu di belakang nomina. FPrT dapat menduduki fungsi predikat dan keterangan dalam kalimat. Jika dianalisis dari sudut struktur topik-komen, FPrT dapat menjadi topik. FPrT bahasa Indonesia memiliki peran semantis titik waktu, jangka waktu, arah kewaktuan, frekuensi, dan kebersamaan waktu. Hal itu masih dapat dibagi lagi ke dalam subperan semantis lainnya.
This is a study of temporal prepositional phrases (TPPs) in the Indonesian language. Until recently, temporal prepositional phrases have been considered as simple structures consisting of a preposition and a noun or noun phrase. Since the 1970s, however, this view has been criticized by many linguists. Since then, prepositional phrases have been analysed from both syntactic and semantic points of view. The research reported here deals with both syntactic and semantic aspects of TPPs. The syntactic aspect discussed covers the category of preposition complements, the distribution of TPPs, their syntactic function, and the deletion of prepositions in the use of TPPs. The semantic aspect studies the semantic role of TPPs and the differences in meaning among prepositions in TPPs constructions. Data are taken from a short story collection entitled Derabat, from the history books 2aman Peralihan and Penakluk Rezim Orde Baru, from Tempo magazine; and from the daily newspaper Kompas. These sources were chosen as representative of the wide variety of current language forms and uses in order to collect as many diverse data items as possible. The analysis found that there are 31 prepositions that can be associated with TPPs. The results also showed that the category of preposition complement does not only consist of a noun or noun phrase, but also adjectives, demonstratives, and prepositional phrases. Using deletion analysis, it has been thought that only pada, .di, and selama could be deleted without affecting meaning. However, it was discovered that this type of deletion is only one of the options in TPPs. TPPs as adverbials in syntactic constructions can be in either the initial, middle, or final positions. As back modifiers of noun phrases, TPPs always follow nouns. They also function as predicates and adverbials. In topic-comment structures, TPPs can function as topic sentences. TPPs have semantics roles as points of time, spans of time, time directions, time frequencies, and time simultaneity, which can be divided into other semantic sub-roles.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T8097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apipudin
Abstrak :
ABSTRAK
Relative clause (KR) in Arabic Language is an additional constituent describing a nominal head (FN hulu) in sentences. Its location in sentences is always behind the nominal head. Between the nominal head and the relative clause, there is a relative pronoun (PR), which relates both of them. The arrangement is like this: nominal head + relative pronoun + relative clause (FN hulu + PR + KR).

In Arabic, relative clause acts like an adjective. There are two reasons that show that relative clause function like an adjective. First, relative pronoun must concord with the nominal head in number, case, and gender. Second, a pronoun that is co-referential with nominal head must appear in the relative clause.

In the Arabic language, there are three things have to be concerned. First, the location of the nominal head is always before the relative pronoun and the relative clause. Second, relative pronoun always appears if the nominal head is a definite noun, and disappears after an indefinite nominal head. Third, the relative pronoun man will appear if the nominal head syahsurr `someone' is deleted, and the relative pronoun ma will appear if the nominal head syai'un `something' is deleted.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai padanan konjungsi koordinatif el BP dalam BI.

Masalah-masalah yang diteliti adalah padanan konjungsi koordinatif el BP dalam BI ditinjau dari konteks dan makna, pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanannya.

Teori-teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, meliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pengertian padanan nil dan zero, pergeseran, dan probabilitas perpadanan; konsep mengenai satuan-satuan gramatikal, makna dan konjungsi koordinatif baik dalam BP maupun BI.

Konjungsi koordinatif el BP yang diperoleh sejumlah 731 buah, terdiri atas konjungsi koordinatif yang bernuansa makna 'penambahan/penjumlahan sebanyak 449 buah, yang bernuansa makna 'akibat' sebanyak 30 buah, yang bernuansa makna 'pertentangan' sebanyak 18 buah, yang bernuansa makna 'rasa heran' sebanyak 1 buah, yang bernuansa makna 'rasa marah' sebanyak 2 buah, yang bernuansa makna 'gradasi/peningkatan' sebanyak 80 buah, yang bernuansa makna 'peralihan, lanjutan dalam narasi' sebanyak 69 buah, yang bernuansa makna 'penekanan, dalam suatu perincian' sebanyak 9 buah, yang bernuansa makna'urutan' sebanyak 73 buah.

Jenis-jenis pergeseran yang ditemui adalah pergeseran tataran sebanyak 3 buah, pergeseran satuan sebanyak 2 buah, dan pergeseran kelas sebanyak 3 buah. Dari jumlah pergeseran tersebut, terlihat bahwa dalam penerjemahan KK el BP ke dalam BI ini tidak banyak terjadi penyimpangan kesejajaran bentuk.

Padanan yang dominan untuk nuansa makna 'penambahan/penjumlahan' adalah konjungsi dan (70,601%) dan padanan zero (15,813%), untuk nuansa makna `akibat' adalah konjungsi dan (50,000%) dan padanan zero (20,000%), untuk nuansa makna `pertentangan' adalah konjungsi dan (27,778%), tetapi dan namun (22,222%), untuk nuansa makna `rasa heran' adalah konjungsi dan (100,000%), untuk nuansa makna `rasa marah' adalah konjungsi apalagi (50,000%) dan padanan zero (50,000%), untuk nuansa makna 'gradasi/peningkatan' adalah konjungsi dan (81,250%), untuk nuansa makna `peralihan, lanjutan untuk narasi' adalah konjungsi dan (68,116%) dan padanan zero (27,536%), untuk nuansa makna `penekanan, untuk suatu perincian' adalah konjungsi dan (44,444%) dan tanda Baca koma (33,333%), dan untuk nuansa makna `urutan' adalah konjungsi dan (71,233%) dan padanan zero (15,068%).
1995
S14556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>