Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yana Sutisna
Abstrak :
Stabilitas tanah dasar memerlukan perhatian yang lebih baik, dimana hal ini panting didalam kondisinya sebagai dasar kontruksi suatu bangunan. Stabilitas tanah dasar dapat ditentukan dari kepadatan dan kekuatannya, dimana sejumlah kriteria dan persyaratannya diterapkan. Salah satu solusi dan alternatif yang dicoba adalah pengujian tanah dasar dengan semen abu terbang (Fly Ash Cement) dan tanah dasar dengan pasir serta rangkaian percobaan di laboratorium. Hasil penelitian di laboratorium ini menunjukkan bahwa penambahan sejumlah kecil semen abu terbang, pasir dapat menurunkan Indeks Plastisitas, sehingga tanah tersebut lebih baik mutunya, juga diperoleh kekuatan yang makin meningkat dilihat dari pengujian CBR. Kesimpulan yang didapat bahwa semen abu terbang dan pasir dapat digunakan sebagai bahan campuran stabilitas tanah. Walaupun metode perbaikan tanah ini bukan merupakan konsep baru, namun penggunaannya masih belum lazim digunakan di negara berkembang, khususnya penggunaan semen abu terbang (Fly Ash Cement), tetapi tidak ada salahnya metode ini digunakan sebagai uji coba pemanfaatan semen abu terbang (Fly Ash Cement).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyu S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fitryan Anggrasari
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai model rheologi yang terjadi pada umur awal beton yang diakibatkan oleh regangan susut yang terjadi, serta bagaimana pengaruh penambahan fly ash terhadap model rheologi pada umur awal beton. Model rheologi merupakan suatu konsep abstrak yang telah diformulasikan untuk mendeksripsikan perilaku material. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan prisma beton 60 MPa berukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm berdasakan ASTM C78-94 pada posisi vertikal dan diamati regangan susutnya dengan menggunakan Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) sesaat setelah beton dicor hingga beton berumur 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton berkinerja tinggi dengan menggunakan fly ash pada umur awal (0 - 24 jam) dapat dimodelkan dengan model rheologi yang terdiri dari lima model yaitu Solidifying Liquid (0 - 1,1 jam), Solidifying Liquid (1,1 - 1,6 jam), Kelvin-Voigt (1,6 - 6,3 jam), Kelvin-Voigt (6,3 - 10,3 jam), dan Kelvin-Voigt (10,3 - 24 jam). ......This research discusses rheological models in early age concrete caused by shrinkage strain and the influence of fly ash on the rheological model of early age concrete. Rheological model is an abstract concept that has been formulated to describe material behavior. Three shrinkage specimens made of 60 MPa concrete prism type specimens size of 15 cm x 15 cm x 60 cm and observed by Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) right after the fresh concrete is placed to the mold until the specimens age is 24 hours. The result of this research shows that high-performance concrete using fly ash at early ages (0-24 hours) can be modeled by five rheological models which are Solidifying Liquid (0 - 1,1 hours), Solidifying Liquid (1,1 - 1,6 hours), Kelvin-Voigt (1,6 - 6,3 hours), Kelvin-Voigt (6,3 - 10,3 hours), dan Kelvin-Voigt (10,3 - 24 hours).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T42911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Rizky Mario Putra
Abstrak :
Peningkatan jumlah pemakaian kendaran bermotor menyebabkan peningkatan jumlah accu bekas. Peningkatan jumlah ini akan meningkatkan jumlah limbah dalam pengolahan accu bekas, salah satunya adalah fly ash. Dalam upaya mengurangi limbah beracun yang dibuang ke lingkungan dan menyebabkan kerusakan bagi manusia, maka fly ash akan di proses untuk dijadikan lead bullion. Pengolahan fly ash meliputi granulasi, pengeringan dan peleburan dengan penambahan bahan aditif Fe, Cokes, CaCO3 dan Na­2CO3. Proses penerapan peleburan menggunakan rotary furnace bersuhu tinggi (960°C - 1121°C). Berdasarkan uji AAS untuk hasil peleburan fly ash diperoleh hasil bahwa komposisi kimia lead bullion yang dihasilkan pada proses peleburan ini terdapat perbedaan dengan lead bullion hasil peleburan paste. Perbedaan yang signifikan terdapat pada unsur Cu, As, Sn dan Sb. Keempat unsur tersebut akan diturunkan dengan treatment removing Cu, softening process dan proses harris untuk mencapai standart yang sudah ditetapkan. Pada perhitungan percent recovery proses fly ash mengalami penurunan dibandingkan dengan proses paste. Rata- rata percent recovery pada proses fly ash adalah 54% dan rata- rata percent recovery pada proses paste adalah 66%. Penurunan nilai percent recovery berdampak pada meningkatnya cost production di proses rotary furnace sebanyak 36.42% tetapi menurunkan harga pokok produksi sebanyak 86.63%. Dalam proses recovery timbal/ timah hitam dengan bahan baku fly ash dapat diaplikasikan untuk menghasilkan lead bullion yang berdampak baik dalam pengolahan limbah beracun. ......The increasing number of vehicle maintenance the increasing number of used accu. The increasing used accu is directly proportional to the increasing number will increase the amount of waste in the processing of used accu, one of which is fly ash. In the management of waste that is disposed of into the environment and it causes damage to humans. Fly ash processing includes granulation, drying and smelting with the addition of additives Fe, cokes, CaCO3 and Na2CO3. The process of applies high- temperature rotary furnace (960°C - 1121°C). Based on the AAS test, the result shows that the chemical compositon of lead produced in the smelting process meets the difference from paste produced. There are significant differences in the elements Cu, As, Sn and Sb. The four elements will be procees by removing Cu, softening process and harris process to achieve the standart. The average percent recovery of lead produced from the fly ash smelting process is 54% lower than the average percent recovery of lead produced from pure paste smelting is 66%. The decrease of percent recovery is directly proportional to the increasing production cost in the rotary furnace by 36.42%, although the cost of lead/ kilogram is reducing by 86.63%. In the process of recovering meets the lead by putting fly ash as raw material can be applied in order to produce lead bullion which has a good impact in treating toxic waste.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Budiman
Abstrak :
ABSTRAK


Limbah industri yang setiap tahun selalu bertambah jumlahnya dapat menimbulkan masalah bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Salah satu Iimbah yang jumlahnya banyak dan belum termanfaatkan adalah Iimbah PLTU yang berupa abu terbang.

Dalam penelitian mi abu terbang dimanfaatkan untuk pembuatan semen Portland. Pemanfaatan abu terbang sebagai bahan alternatif pembuatan semen Portland dikarenakan kebutuhan semen terus meningkat setiap tahunnya dan keterbatasan bahan baku ( lempurig sebagal sumber Al 203 , pasir sHika sebagai sumber Si02 dan kapur sebagai sumber CaO ) yang biasa dipakai dalam pembuatan semen Portland.

Penelitian dilakukan dengan cara mencampurkan kapur tohor Padalarang dengan abu terbang Suralaya sehingga memiliki komposisi 50%, 60%, 65% clan 72% CaO, kemudian dibakar dalam tanur listrik pada suhu 1300°C ( pembakaran 1 ) clan suhu 1400°C ( pembakaran 2 ) serta diakhin dengan pendiriginan dalam udara terbuka.

HasH pembakaran berupa klinker ( terak ), lalu dianalisa dengan mikroskop refleksi clan XRD untuk mengidentifikasi terbentuknya senyawa utama semen Portland kemudian dianalisa dengan XRF, uji kapur bebas serta uji kuat tekan untuk menganalisa kualitas dari semen yang dihasilkan. Hasil yang didapat untuk pembakaran 1300°C kurang memuaskan, tetapi untuk pembakaran 1400°C hasflnya cukup baik, uji kapur bebasnya untuk sampel 65 % sebesar 0,437 %, sampel 72 % sebesar 10,408 %. Kernudian uji kuat tekannya sampel 65% sebesar70,77. 104 Kg /M2 clan sampel 72% sebesar72,20. 10 4 Kg /M2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mu’izzah Irsyadi Putri
Abstrak :
Penelitian ini telah dilakukan pembuatan zeolit dari abu terbang (fly ash) limbah hasil pembakaran batubara, dan produk zeolit yang dimodifikasi dengan zirkonium (Zr) untuk penyerapan fosfat pada sistem akuatik. Adsorben zeolit termodifikasi zirkonium (ZrMZ) merupakan adsorben paling efektif untuk adsorpsi fosfat dengan kapasitas adsorpsi mencapai 3.015 mg-P/g pada jumlah adsorben 0.075 gram, pH 7 dan konsentrasi fosfat 10 mg/L. Kinetika adsorpsi untuk adsorben ZrMZ mengikuti kinetika orde semu kedua, dan pola adsorpsi mengikuti isoterm Freundlich. Kajian termodinamika adsorpsi menghasilkan nilai ∆G negatif yang menandakan proses adsorpsi fosfat berlangsung secara spontan. Nilai ∆H sebesar 13.01 kJ mol-1 dan nilai ∆S sebesar 54,8973 J K-1 mol-1 menunjukkan bahwa adsorpsi fosfat bersifat spontan dan endotermik ......In this research, the manufacture of zeolite from waste fly ash has been carried out, and zeolite modified with zirconium (Zr) for phosphate absorption in aquatic systems have been carried out. Zirconium-modified zeolite (ZrMZ) adsorbent was the most effective adsorbent for phosphate adsorption with adsorption capacity of 3,015 mg-P/g at 0.075 gram adsorbent dosage, pH 7 and phosphate concentration 10 mg/L. The adsorption kinetics for the ZrMZ adsorbent followed pseudo-second-order kinetics, and the adsorption pattern followed the Freundlich isotherm. The study of adsorption thermodynamics resulted in a negative ∆G which indicated that the phosphate adsorption process took place spontaneously. The ∆H value of 13.01 kJ mol-1 and the ∆S value of 54.8973 J K-1 mol-1 indicated that the phosphate adsorption was spontaneous and endothermic.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefry Suwanda
Abstrak :
Dewasa ini, pembangunan bendungan semakin gencar dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Hal tersebut dilakukan baik untuk mengendalikan banjir maupun sebagai infrastuktur pembangkit tenaga listrik. Jenis bendungan yang lazim dikembangkan adalah tipe urugan dengan kriteria khusus yaitu memiliki zona inti kedap untuk mencegah rembesan air dan kegagalan struktur. Zona ini merupakan timbunan material lanau atau lempung dengan permeabilitas rendah yaitu ≤10-5 cm/s, memiliki nilai kuat geser yang baik, dan nilai indeks plastisitas sedang. Eksploitasi material timbunan merupakan isu utama yang terjadi di lapangan karena bedampak signifikan pada biaya dan perizinan lingkungan. Di sisi lain, terdapat fenomena banyaknya limbah fly ash maupun limbah plastik polystrene dengan penanganan yang belum optimal sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Hal tersebut tentunya menjadi faktor yang mendasari penelitian dalam rangka pelestarian lingkungan serta pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan fly ash (FA) dan polystrene berupa EPS Beads sebagai bahan campuran substitusi zona inti kedap pada variasi komposisi yaitu 5%FA, 10%FA, 15%FA, 20%FA dan 25%FA (0,5% EPS berlaku konstan). Hasil pengujian menunjukkan pemanfaatan limbah tersebut dapat memenuhi kriteria zona inti dengan nilai komposisi paling efektif yaitu campuran 20%FA:0,5%EPS. ......Nowadays, the Government of Indonesia is aggressively establishing dams to control floods and as power generation infrastructure. The embankment dam type is commonly developed with special criteria of impermeable core zone to prevent seepage and structural failure. This zone has to be an embankment of silt or clay material with low permeability 10-5 cm/s, has a good shear strength value, and a medium plasticity index value. Material exploitation is the main issue due to its significant impact on costs and environmental permits regarding embankment. On the other hand, the abundance of waste such as fly ash and plastic have environmental impacts with suboptimal handling systems. These issues have become research considerations for environmental conservation and sustainable development. This research was conducted by utilizing fly ash (FA) and polystyrene in the form of EPS Beads as a mixture of substituting impermeable core zones at various compositions, which are 5%FA, 10%FA, 15%FA, 20%FA and 25%FA (0.5% EPS constantly applied). The test results show that the utilization of these waste can meet the core zone criteria with the most effective composition value, which is a mixture of 20%FA:0.5%EPS
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Fahmi
Abstrak :
Limbah industri adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang berpotensi menimbulkan masalah terutama menyangkut dampak kandungan B3 pada lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu penelitian mengenai konsep pencegahan pencemaran untuk mengurangi volume limbah serta kemungkinan pemanfaatan limbah tersebut dalam bidang lain seperti halnya dalam bidang jasa konstruksi, dimana limbah padat tersebut dikomposisikan sebagai filler pada campuran aspal. Analisis yang dilakukan adalah mempelajari sejauh mana pengaruh pencampuran material limbah padat terhadap properti aspal, Pada bagian ini dilakukan penelitian mengenai komposisi material penyusunnya untuk mengetahui cara mengkomposisikan material tersebut sehingga diperoleh komposisi campuran terbaik. Adapun pengaruh pencampuran tersebut dapat diketahui melalui pemeriksaan stabilitas terhadap kelelehan plastis ( Marshall Test ), Hal ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan terhadap kelelehan plastis dari campuran aspal. Selain itu, dianalisis pula kelarutan senyawa B3 yang kemungkinan terkandung dalam material limbah padat dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Analisa dengan tes Marshall menunjukkan bahwa limbah padat yang dikomposisikan pada campuran aspal tersebut memenuhi standar untuk kadar aspal 6,5 % dengan komposisi filler antara 0 % - 75 % limbah, sedangkan tes AAS menunjukkan bahwa kandungan B3 pada limbah padat berupa unsur Cr tidak larut dalam air. ......Industrial disposal is discard yielded from an production process which have the potency to generate problem especially concerning obstetrical impact of B3 at environment. To overcome the problem, a research hit concept of prevention of contamination is needed to lessen volume of waste and also the possibility of exploiting of waste of mentioned in other area just as in area of construction service, where the solid waste is composited as filler at mixture pave. Analyse taken is learning how far influence of mixing material of solid waste to the properti of pave, At this shares is conducted by a research hit composition material of its compiler to know the way of composition of the material so that obtained by composition of best mixture. As for influence of the mixing knowable through inspection of stability to discharge ( Marshall Test ), This Matter is intended to determine resilience to discharge from mixture pave. Others, analysed also condensation of compound of B3 which is the possibility of implied ining material of solid waste with Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method. Marshall test indicate that solid waste which composited at mixture of the asphalt fulfill the standard with pave rate at 6,5 % with composition of filler around 0 % - 75 % waste, while AAS test indicate that the content of B3 at solid waste in the form of Cr element is insoluble in water.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyala Dwis Merthania
Abstrak :
ABSTRAK
Penggilingan clinker pada industri semen tidak selalu bekerja optimum karena mesin penggilingan akhir yang dilengkapi ball mill selalu di ?on-off? untuk menghindari suhu tinggi pada mesin penggiling. Akibat utamanya adalah pemborosan bahan bakar listrik dan waktu produksi.

Mengingat bahwa pelaksanaan tidak dapat dilakukan di lapangan, maka penelitian dilakukan secara skala laboraturium. Dengan ditambahkannya fly ash sebagai aditif pada penggilingan clinker (1-10% per kilogram clinker), maka proses penggilingan semen diharapkan akan semakin lancar karena sifat aditif tersebut akan memecah ikatan elektrostatif antara ball mill dengan semen sehingga semen yang keluar dari proses penggilingan akhir menjadi lebih lancar yang berarti pemborosan listrik dan waktu produksi dapat diatasi.

Penambahan fly ash I-5% pada penggilingan akhir semen berdasarkan pada keoptimuman fly ash bekerja tampa merubah sifat semen Portland tipe 1(blaine 2800-330Ocm2/g, distribusi partikel dengan mesh<325 sekitar 70-75%, komposisi kimia terpenuhi). Hasil penelitian diperoleh bahwa dengan penambahan I-5% fly ash /kg clinker, komposisi kimia yang disyaratkan untuk semen Portland tipe I tetap terpenuhi. Kenaikan blaine bertambah, yaitu sekjtar 5-15% dari standart yang dibuat saat penelitian yaitu 2979 cm2/g dan kenakan distribusi partikel yang dilihat dari naiknya persentase mesh semen diatas 325 sekitar 2-11% dari standart penelitian dengan lamanya penggilingan 60 menit untuk tiap sampel.

Sehingga penghematan penggunaan energi listrik pada proses penggilingan akhir semen dicapai sampai dengan 20%.
2001
S49128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>