Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
The development of methods in measuring the photosynthesis process is now increasingly widespread, especially to get a more efficient method and fast. Photosynthesis efficiency of micro-algae periphytic has been estimated under the influence of light intensity and temperature by using the fluorescence monitoring system. the measurement on a colonized substrate by the saturation pulse method has been conducted using a FMSI(Fluorescence Monitoring Systems,Hansatech). Measurement of the fluorescence parameters was conducted every week on algal periphyton which was cultivated on the articial substrate during for 5 weeks under light and temperature conditions. The results show that fluorecence maximal value (Fm) increase linearly with chlorophyll a concentrations. For 20 derajat C (experiment where the biomass reached higher values),up to 100 mg chlorophyll a.m min 2 the change in Fm is approximately linear. After,the response of Fm is hyperbolic, sugesstting a measure in vivo chlorophyll a flurescence of periphyton in laboratory conditions. The instrument is simple to use, with convenient software control, especially when used in PC mode.
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Solely Houghty
Abstrak :
Kebersihan tangan dapat mencegah Health Care Associated Infections (HAIs) dan meningkatkan keselamatan pasien. Penggunaan fluorescence lotion pada pelatihan kebersihan tangan merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan experiential learning yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh program pelatihan kebersihan tangan terhadap pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Rancangan penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy experiment dengan metode pretestposttest designs with comparison group. Sampel dalam penelitian adalah 32 perawat pelaksana untuk kelompok intervensi dan 38 perawat pelaksana untuk kelompok kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan kepatuhan kebersihan tangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pelatihan kebersihan tangan (p<0,001, CI pengetahuan = 2,061 ; 3,541, CI kepatuhan = 6,792 ; 10,929, α = 0.05). Pelatihan kebersihan tangan perlu dilakukan berkesinambungan. ......Hand hygiene prevents Health-Care-Associated Infections (HAIs) and improves patient safety. The use of fluorescence lotion in hand hygiene training is the implementation of a learning method which makes use of experiential learning aiming at improving the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research objective is to identify the influence of hand hygiene training program on the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research is a quantitative quasy experiment research using pretest-posttest design with comparison group. The research sample consists of 32 nurses in experiment group and 38 nurses in control group. The result shows a difference in the knowledge after hand hygiene training was conducted (p<0.001 , CI knowledge = 2,061 ; 3,541, CI compliance = 6,792 ; 10,929, α = 0.05α = 0.05) between those in the control group and those in the experiment group. It is recommended to sustainably conduct hand hygiene training program.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meriska Sukandar
Abstrak :
Natrium alendronat merupakan salah satu obat yang dapat digunakan untuk osteoporosis yang termasuk golongan bifosfonat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi yang optimal dari pembentukan senyawa derivat antara natrium alendronat dengan pereaksi fluorogenik dansil klorida. Reaksi pembentukan senyawa derivat menggunakan dapar natrium karbonat 0,1 M yang optimum pada pH 10,0 dengan penambahan dansil klorida sebanyak 270 μl kemudian dicampur dengan menggunakan termomixer pada temperatur 50 °C selama 50 menit, dan waktu selesai reaksi (kestabilan senyawa derivat) pada menit ke 30. Pembentukan senyawa derivat dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C18, fase gerak yang digunakan adalah asetonitril-metanol-dapar (25 mM KH2PO4 dan 25 mM asam sitrat) (20:15:65;v/v); kecepatan alir 1,0 mL/menit; dideteksi pada panjang gelombang eksitasi 320 nm dan emisi 495 nm dengan detektor fluoresensi. Waktu retensi natrium alendronat 19,758 menit, pada rentang konsentrasi 0,2-1 μg/ml dihasilkan kurva kalibrasi yang linier dengan koefisien korelasi (r) 0,9995 dan memberikan limit kuantitasi 0,114 μg/ml.
Sodium alendronate represent one of drugs that can be used for osteoporosis, this drug include in biphosphonate group. The aim of this research is to obtain optimum condition for forming derivative of compound sodium alendronate with fluorogenic reagent dansyl chloride. The reaction derivative of compound is use sodium carbonate 0,1 M as a buffer that optimum at pH 10,0 by added 270 μl dansyl chloride then mixing with termomixer at 50 °C for 50 minute and derivative of compound was stable in 30 minute. Derivative of compound was analysed by high performance liquid chromatography method using C18 column acetonitrile-methanol-buffer (25 mM KH2PO4 and 25 mM citric acid) (20:15:65;v/v) is using as a mobile phase; flow rate of 1,0 mL/minute; detection at wavelength of excitation 320 nm and emission 495 nm with fluorescence detector. Retention time of sodium alendronate was 19,758 minute, a curve of calibration linier at concentration 0,2-1 μg/ml with correlation coefficient ( r) 0,9995 and give limit of quantitation 0,114 μg/ml.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S33030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Multielement analysis in some commercial fertilizers using x-ray fluorescence spectrometer (XRFS) has been carried out.....
SIGMAAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
Abstrak :
Program Iodisasi garam dengan cara fortifikasi iodium ke dalam garam merupakan cara yang paling tepat guna dan ekonomis untuk menanggulangi masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Tetapi dalam perkembangannya ada beberapa isu yang menyatakan bahwa penggunaan garam beriodium tidak efektif karena kadar iodiumnya akan berkurang bahkan hilang bila dicampur dengan bumbu dapur. Untuk mengetahui lebih jauh duduk permasalahannya, maka perlu dilakukan analisis keberadaan iodat dalam bumbu dapur dengan metode Iodometri dan metode X-ray Fluorosence. Dari hasil pengujian metode Iodometri terjadi penurunan kandungan iodat untuk masingmasing bumbu dapur yaitu cabai sebesar 75,5 %, ketumbar 51,43 % dan merica 20,99 %. Sedangkan hasil pengujian dengan metode X-ray Fluorosence terjadi penurunan iodat untuk cabai sebesar 12,84 %, ketumbar 6,42 % dan merica 1,14 %. Perbedaan penurunan iodat dalam bumbu dapur dari kedua metode ini disebabkan karena perbedaan prinsip dan fungsi dari metode. Iodometri hanya dapat menganalisis iodium dalam bentuk iodat saja sedangkan dalam matrik bumbu dapur yang mengandung senyawa-senyawa kimia kemungkinan iodat berada dalam beberapa bentuk senyawa. X-ray Fluorescence dapat menganalisis iodat dalam beberapa bentuk senyawa iodium sehingga matrik bumbu dapur yang begitu kompleks tidak menjadi masalah.
Iodat Analysis Content in Cooking Ingredients Using Iodometry and X-ray Fluorescence Methods. Salt iodization program using iodine fortification into salt method is the best method that is effective and economical to overcome the problems caused by iodine deficiency. However in, its development there are some issues clamed that the use of iodized salt is ineffective since iodine content reduces, even disappear when the salt mix with other cooking ingredients. In order to investigated the existence of iodine in cooking ingredients, a research applying iodometry and X-ray fluorescence methods was carry out. The result obtained by iodometry method showed decreases in iodine content in each ingredient, as chili was 75,5 %, ketumbar was 51,43 %, and pepper was 20.99 %. On the other hand, the X-ray Fluorescence measurement showed the iodat deficiency in chili was 12.84 %, ketumbar was 6.42 %, and pepper was 1.14 %. The difference in the result of iodat deficiency can be caused by difference in principle and possessed by them. Iodometry only can analyze iodine in iodat form, while in cooking ingredients iodat may exist in various compound. X-ray Fluorescence can analyze iodat in some compounds so that the complicated matrix ingredient with not interfere the measurement.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
We present the emission behavior of an elastic fluorescent material based on silicone doped wirh rhodamine 6G at 1.2 x103 M..Fluoresence properties of the material are modified by deformation, suggesting possible use of the material as a strain sensor....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Solely
Abstrak :
ABSTRAK
Kebersihan tangan dapat mencegah Health Care Associated Infections (HAIs) dan meningkatkan keselamatan pasien. Penggunaan fluorescence lotion pada pelatihan kebersihan tangan merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan experiential learning yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh program pelatihan kebersihan tangan terhadap pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan quasy experiment dengan metode pre test-post test designs with comparison group. Sampel dalam penelitian adalah 32 perawat pelaksana untuk kelompok intervensi dan 38 perawat pelaksana untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan dan kepatuhan kebersihan tangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pelatihan kebersihan tangan (p< 0,001, CI pengetahuan= 2,061; 3,541, CI kepatuhan= 6,792; 10,929). Pelatihan kebersihan tangan perlu dilakukan berkesinambungan.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Kusrini
Abstrak :
The aim of this study was to synthesize high luminescence materials containing the optimal combination of ternary europiumpicrate complex and matrices. The ternary europium-picrate-triethylene glycol (Eu-EO3-Pic) complex was doped in poly(methyl methacrylate), PMMA. The composites were impregnated in several matrices to form thin filmsvia spin coating technique. The microparticles of Eu-EO3-Piccomplex were prepared by reprecipitation-evaporation, then they were compared to analogous complex or microcomposite prepared by in-situ method. The Eu-EO3-Pic/PMMA microcomposites were characterized by fluorescence spectroscopy in acetone solution. The particle sizes distribution of microcomposites synthesized by reprecipitation-evaporation method (110.3 to 426.8 nm) were smaller compared to the microcomposites by in-situ method (641.7 nm). The PMMA was able to significantly enhance the fluorescence intensity of Eu-EO3-Pic microparticles. The fluorescence intensity of microcomposite by in situ-preparation was lower than that found in the microcomposites by reprecipitation-evaporation method. We also investigated the effect of different matrices on the photophysical properties. The effective intermolecular energy transfer from PMMA to the Eu-EO3-Pic complex would produce high sensitization efficiency. These microcomposites are very potential used as the emission material for organic light emitting devices.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2014
UI-IJTECH 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hedi Surahman
Abstrak :
Program iodisasi garam dengan cara fortifikasi iodium ke dalam garam merupakan cara yang paling tepat guna dan ekonomis untuk menanggulangi masalah gangguan akibat kekurangan iodium. Tetapi dalam perkembangannya ada beberapa isu yang menyatakan bahwa penggunaan garam ber-iodium tidak efektif karena kadar iodiumnya akan berkurang bahkan hilang bila dicampur dengan bumbu dapur. Untuk mengetahui lebih jauh keberadaan iodium dalam bumbu dapur perlu diadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode analisis yang lebih sensitif dibanding metode yang pernah dilakukan (lodometri) karena banyaknya senyawa kimia dalam bumbu dapur yang berinteraksi dengan iodat. Metode X-ray Fluorescence digunakan untuk menganalisis secara total kandungan iodium dalam suatu sampel. Metode ini dapat digunakan dalam menganalisis iodium dalam berbagai spesies baik itu dalam bentuk iodida, iodat, iodium dan bentuk kompleks. Metode X-ray Fluorescence sangat sensitif dalam menganalisis suatu unsur yaitu sampai kisaran ppm. Dalam penelitian ini selain metode X-ray Fluorescence juga dilakukan pengujian menggunakan metode iodometri dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dengan metode ini. Metode X-ray Fluorescence dilakukan dengan cara mencampurkan sekitar 25 gram garam NaCl yang mengandung sekitar 480 ppm kalium iodat dengan masing-masing 25 gram bumbu dapur (cabe, ketumbar dan merica). Campuran ini kemudian dilarutkan dengan aquades menjadi 100 ml dan dianalisis dengan alat X-ray Fluorescence. Intensitas yang dihasilkan dari unsur iodium dalam campuran bumbu dapur dan garam iodat dibandingkan dengan intensitas unsur iodium larutan standar iodat yang diketahui konsentrasinya menggunakan perhitungan regresi linier. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah untuk bumbu cabe terjadi penurunan iodat sekitar 12,84 %, bumbu ketumbar sekitar 6,42 % dan merica sekitar 1,14 %. Metode iodometri dilakukan dengan cara melarutkan 62,5 gram masing-masing bumbu dapur (cabe, ketumbar dan merica) ke dalam 500 ml aquades. Larutan ini disaring dan hasil saringan diambil 10 ml kemudian ditambahkan 1 gram NaCl dengan variasi konsentrasi iodat. Campuran ini kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan sampel garam tanpa penambahan bumbu dapur. Dari hasil perbandingan ternyata pada konsentrasi iodat sekitar 470 ppm terjadi penurunan untuk masing-masing bumbu dapur yaitu cabe sekitar 75,5%, ketumbar 51,43% dan merica 20,99%. Perbedaan penurunan iodat dalam bumbu dapur dari kedua metode ini disebabkan karena perbedaan prinsip dan fungsi dari metode. lodometri hanya dapat menganalisis iodium dalam bentuk iodat saja sedangkan dalam matrik bumbu dapur yang mengandung senyawa-senyawa kimia kemungkinan iodat berada dalam beberapa bentuk senyawa . X-ray Fluorescence dapat menganalisis iodat dalam beberapa bentuk senyawa iodium sehingga matrik bumbu dapur yang begitu kompleks tidak menjadi masalah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>