Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rulyenzi Rasyid
Abstrak :
Perkembangan penyelenggaraan dan pembangunan gedung bertingkat dewasa ini semakin komplek baik dari segi intensitas, teknologi maupun kebutuhan saran dan prasarananya. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan adalah segala upaya yang menyangkut tumpuan dan persyaratan teknis yang diperlukan dalam mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan pembangunan gedung. Penelitian dilakukan di lantai basemen 1 gedung D, perkantoran Bank Indonesia, Jakarta. Tempat tersebut dipilih karena memiliki tingkat risiko penyalaan api yang paling tinggi dibandingkan dengan lantai lainnya. Pada lantai basemen 1 terletak generator berkapasitas sangat besar (7500 kilovolt) untuk mensuplai listerik keseluruh gedung dan terdapat pula pusat pengendalian dan monitoring sistem listrik, detektor kebakaran, air dan instalasi lainnya, sehingga perlu dianalisis berapa tingkat risiko terhadap bahaya kebakaran sebenamya di lantai ini. Penelitian ini termasuk penelitian risk assessment ( analisis dan evaiuasi risiko) yaitu dengan menganalisis risiko-risiko dan mengevaluasi serta membuat rangking untuk menentukan tingkat risiko. Variabel-variabel penelitian yang diobservasi meliputi faktorfaktor penyalaan api (bahan bakar, oksigen dan sumber panas) dan manajemen sistem proteksi dan evakuasinya (deteksi dini, pemadaman kebakaran dan evakuasi). Ketiga elemen penyalaan api dievaluasi secara semikuantitatif dengan menghitung nilai risiko penyalaan apinya (X) sesuai dengan derajat risiko yang telah ditetapkan dalam klasifikasi risiko penyalaan api. Klasifikasi risiko yang ditetapkan adalah berdasarkan kemampuan penanggulangan oleh "fire management system" yang tersedia. Tahap berikutnya adalah menganalisis dan menghitung nilai sistem proteksinya (Y) yang terdapat di basemen 1 yang meliputi sistem deteksi dini, sistem pemadaman api dan sistem evakuasinya. Dan kedua nilai tersebut akan didapatkan nilai risiko faktual yang ada (existing risk) dengan menjumlahkan nilai risiko penyalaan api (X) dan nilai sistem proteksinya (Y). Hasil penjumlahan nilai tersebut dibandingkan dengan justifikasi nilai risiko faktual untuk menyimpulkan risiko keseluruhan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai risiko penyalaan api keseluruhan sebesar 155. Tingginya nilai risiko penyalaan api di lantai basemen 1 diakibatkan oleh jumlah dan sifat sumber bahan bakar yang setiap saat dapat terbakar karena berada diatas titik flash pointnya. Sedangkan untuk nilai sitem proteksi keseluruhan didapatkan nilai sebesar 192. Berdasarkan nilai tersebut diatas maka didapatkan nilai risiko faktual sebesar 155 + 192 = 347. Nilai risiko faktual ini terdapat pada selang risiko sebagai substansial risk yang berarti aktifitas dapat diteruskan namun memerlukan perbaikan sistem (correction required) sampai risiko dapat diterima (nilai existing risk value > 480). Berdasarkan hasil-hasil yang didapat maka saran perbaikan yang diberikan meliputi kontrol secara enjiniring dan kontrol secara administratif. Secara enjiniring, manajemen Bank Indonesia harus melengkapi sarana proteksi yang belurn terpasang seperti fire extinguiser, sistem deteksi terutama di ruang generator dan sistem pemadaman kebakarannya. Demikian juga dengan memperbaiki layout ruang generator dan ruang parkir kendaraan sehingga bahan bakar berupa solar dan premium dapat diawasi dengan lebih baik. Secara administratif disarankan untuk membuat jadwal pemeliharaan sarana proteksi kebakaran dan standar operas; prosedur di ruang generator. Sistem yang terpasang harus terus menerus dipantau kemampuannya demikian juga operator yang bertanggung jawab harus dilatih dan ditingkatkan kemampuannya dalam menghadapi keadaan bahaya kebakaran.
Analysis of Fire Risk at First Basement Floor in D Building of Indonesian Bank Offices in JakartaThe development of multistoried building implementation and establishment at the present time become more complex from each aspect of intensity, technology and need of medium and infrastructure. Fire security of buildings and environment are entirely effort things related on technical pillar and conditions, which is needed to organize buildings establishment and to control them. The research was held on first basement floor in D building of Indonesian Bank offices in Jakarta. The place was chosen considering it had the highest risk of fire compared with the other floor in this building. There was a very high capacity of generator (7500 Kilovolt) at the first basement to supply electricity to whole building and there were also central controlling electric system and monitoring fire detector, water supply and more installation. These need an analysis of actual intensity level of fire risk at this building. Including this research is risk assessment research (analysis and evaluation of risk), which are analyzing and evaluating perils and setting the determination for their level. The observed research variables included fire causal factors (fuel, oxygen and source of heating), management protection system and avoidance (early detection, fire extinguishments and evacuation). Those of three fire elements will be evaluated in semi quantitative manner calculating the value of fire risk (X), compatible with risk level, which is carried out by fire risk classification. The determination of peril classification bases on the capability of prevention from fire management system that is available_ The next step is analyzing and summarizing values of their available protection system (Y) include early detection, fire extinguishments and evaluation system at first basement. Both of values will gain factual risk values from existing risk by summarizing values of fire risk (X) and values of protection system (Y). The result will be adjusted with factual risk values justification to gain a whole conclusion of risk. From the research outcome discovered a whole fire risk values in amount of 155. The height of fire risk values at first basement were caused by number of fuel and its characteristic, which might be burn over flash point level. Mean of while, there is amount of whole protection system values as big as 192. Based on the values above summarized that factual fire risk will be 155 + 192 = 347. This factual risk value existed in a risk range as substantial risk where the activities can go on although required correction system until the risk can be accepted (existing risk value > 480). According to the result that is concluded, the suggestions of improvement given are about control in both engineering and administrative manner. In engineering manner the Indonesian Bank management should provide uninstalled protection medium such as fire extinguisher, early detection system primly at generator room and the system of its fire extinguishments. Beside that, they should improve generator room and parking area layout, so that the fuel can be checked well. And in administrative manner suggested of setting schedule of fire protection medium and standard operation procedure in generator room. The installed system should be checked constantly and also a good responsible operator should be trained well and his capability should be improved to face immediate danger of fire.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
G Sony Hernantyo
Abstrak :
ABSTRAK
Gas Metering Station CNOOC SES Ltd di Cilegon adalah fasilitas untuk serah terima gas dari pihak CNOOC SES Ltd kepada PLTGU Cilegon dengan jumlah penyerahan gas sekitar 80 juta kaki kubik per hari yang berlokasi di Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Propinsi Banten. Bahaya yang timbul dari kegiatan operasi Gas Metering Station ini adalah bahaya kebakaran akibat kebocoran gas dari fasilitas yang ada antara Iain : slug receiver, closed drain dmm, pig receiver, filter coalescer & metering skid serta pipa penyalur serta kemungkinan terjadinya Iedakan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitis deskritif dengan melakukan analisa dan perhitungan terhadap faktor-fakior yang menyebabkan terjadinya bahaya kebakaran dan ledakan serta level keparahan (severity) yang mungkin terjadi. Metode yang dipergunakan adalah melakukan sectioning di Gas Metering Station, penghitungan frekuensi kebocoran berdasarkan data yang ada di dalam E&P Forum, menilai scenario kebakaran yang mungkin terjadi dengan metode ETA-Event Tree Analysis, menilai severity yang mungkin timbul dengan menggunakan acuan Health & Safey Executive Standard serta menentukan hazardous area dengan menggunakan tabel dari Canada Gas institute. Gas Metering dapat dibagi menjadi 5 section yakni : slug receiven closed drain drum, pig receiver; filter coalescer & metering skid dan pipa penyalur dengan scenario berdasarkan safety protection philosophy sebagai berikut : Kemungkinan Percikan - Alarm Sukses - Emergency Shutdown - Blowdown System - Fire Protection Sukses - Trend Teijadinya Kebakaran. Frekuensi kebakaran per tahun untuk masing-masing section adalah sebagai berikut : slug receiver (5.2x10?), closed drain drum (3.8 x10"), pig receiver (2.2 x 10"), rilter coalescer & metering skid (5 x10"?) dan pipa penyalur (7.5x10??). Event outcome sebagai hasil Event Tree Analysis beserta nilainya adalah sebagai berikut : Gas Bocor -> Percikan Langsung -> BDS Sukses -> Jet Fire (0.00E+OO), Gas Bocor -> Percikan Langsung -> BDS Gagal -> Jet Fire (3.07E-02), Gas Bocor -> Percikan Langsung ~> FPS Sukses -> Eksplosion (0.00E+0O), Gas Bocor -> Percikan Langsung -> FPS Gagal -> Eksplosion (1 .62E-03), Gas Bocor -> Percikan Menyusul -> BDS Sukses -> Flash Fire (0.00E+00), Gas Bocor -> Percikan Menyusul -> BDS Gagal -> Flash Fire (1 .62E~03), Gas Bocor -> Deteksi Gagal -> ESD Sukses -> BDS Sukses -> FPS Sukses (8.08E-05), Gas Bocor -> Deteksi Gagal -> ESD Gagal -> BDS Gagal (4.25E-06). Pada keadaan teriadi kebakaran maka severity mempunyai level significant dengan kecepatan gas terbakar 0.57 lgq/detik selama 125 detik, dan tangki bahan bakar solar PLTGU Cilegon dalam keadaan aman. Dengan program perawatan peralatan fire protection system di Gas Metering Station dan pelatihan tanggap darurat untuk personil di Iapangan, diharapkan severity level dapat ditekan menjadi minor bahkan tidak terjadi.
ABSTRACT
The risk of Gas Metering Station operation is the gas leakage of the following equipment such as: slug receiver, closed drain drum, pig receiver, filter coalescer & metering skid which potentially result a tire and followed by a explosion. The research- design is analytical descriptive by performing analysis and calculation of the related factors produces a tire and explosion and its level of severity. The sequences of research are as follow: Gas Metering Station sectioning, calculate frequency refering the E&P Forum database, assessment of the Ere scenario by using ETA-Event Tree Analysis, assessment of the Severity by using Health & Safety Executive Standard and determine the hazardous area by using Canada Gas Institute table. Gas Metering Station consists of 5 sections i.e. slug receiver, closed drain drum, pig receiver, filter coalescer 8. metering skid and pipeline. Refer to the safety protection philosophy of Gas Metering Station, the sequences of a fire as follow: Initial Ignition - Alarm Success - Emergency Shutdown success - Blowdown System Success - Fire Protection System Success and Escalation of fire occurrence. The fire frequencies per year for each seclioning are as follow: slug receiver (5.2x10"), closed drain drum (3.8 x10??), pig receiver (2.2 x 10??), filter coalescer & metering skid (5 x1 O"?) and pipeline (7.5x10?°).The event outcome of event tree analysis including the values are as follow: Gas Leaking ~> Immediate Ignition -> BDS Success -> Jet Fire (0.00E+00), Gas Leaking -> Immediate Ignition -> BDS Fail -> .let Fire (3.07E-02), Gas Leaking -> Immediate Ignition -> FPS Success -> Explosion (0.00E+O0), Gas Leaking -> Immediate Ignition -> FPS Fail -> Explosion (1.62E~03), Gas Leaking -> Lagging Ignition -> BDS Success -> Flash Fire (0.00E+0O), Gas Leaking -> Lagging ignition -> BDS Fail -> Flash Fire (1 .62E-03), Gas Leaking -> Detector Fail -> ESD Success -> BDS Success -> FPS Success (8.08E-05), Gas Leaking -> Detector Fail -> ESD Fail -> BDS Fail (4.25E-06) ln case of ire occurs, the severity will be signiticant level with gas leak flow rate is 0.57 kgs/second during 125 seconds and the PLTGU Cilegon fuel storage tank is in safe condition. By implementing the tire protection system maintenance program and regular personnel training for emergency response, the severity level of Gas Metering Station will be minor and expected to be zero.
2007
T34523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Widya Nazhrah
Abstrak :
Penggunaan biogas dalam mendukung aktivitas pembangunan memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena struktur komposisi penyusunnya. Tingkat kecelakaan karena biogas di Eropa tercatat cukup signifikan dalam rentang waktu tahun 2007 – 2014, yaitu sebanyak 144 kasus dimana 17 kasus di dalamnya mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko kebakaran dan ledakan pada biogas plant di PT X dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis tingkat kemungkinan, konsekuensi, serta mengestimasikan tingkat risiko kebakaran dan ledakan pada instalasi biogas PT X. Analisis kemungkinan risiko kebakaran dan ledakan menggunakan metode Event Tree Analysis (ETA) dan untuk analisis konsekuensi menggunakan perangkat lunak Areal Locations of Hazardous Atmosphere (ALOHA) v.5.4.7. Hasil penelitian ini adalah adanya skenario kebocoran gas dari pipa pada saat operasional biogas yang berdampak jet fire, flash fire dan ledakan dengan kemungkinan 1,08,E-06 untuk jet fire, 1,30,E-05 untuk flash fire, dan 8,64,E-06 untuk ledakan. Dampak kebakaran jet fire mencapai 20 meter, vapor cloud mencapai 63 meter, ledakan 26 meter, dan toxic threat zone kurang dari 10 meter. Risiko individu untuk pekerjaan dengan waktu kerja 10 jam seperti asisten operasional biogas adalah sebesar 6,935 x 10-9 dan untuk pekerjaan dengan waktu kerja 12 jam seperti operator biodigester, gas engine dan security adalah 8,322 x 10-9. Total Potential Loss of Life (PLL) adalah 1,304 x 10-7. Dengan demikian risiko individu dan sosial masih dalam level dapat terima. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah menerapkan pengendalian preventif berbasis risiko, evaluasi sistem proteksi kebakaran, mengembangkan program manajemen krisis dan tanggap darurat baik dari segi sumber daya manusia dan fasilitas. ......The use of biogas in supporting development activities has the risk of fire and explosion due to the structure of its constituent composition. The accident rate due to biogas in Europe was recorded quite significantly in the period 2007 – 2014, there are 144 cases of which 17 fatalities. This study aims to analyze the risk of fire and explosion at the biogas plant at PT X with a quantitative approach through analysis of the likelihood, consequence, and estimating the level of risk of fire and explosion at the biogas plant at PT X. Analysis of the possibility of fire and explosion risk using the Event Tree Analysis method (ETA) and for the analysis of consequences using the software Areal Locations of Hazardous Atmosphere (ALOHA) v.5.4.7. The result of this research is that there is a scenario of gas leakage from the pipeline during biogas operation which has an impact on jet fire, flash fire and explosion with a probability of 1.08, E-06 for jet fire, 1.30, E-05 for flash fire, and 8, 64,E-06 for explosion. The impact of the jet fire was 20 meters, the vapor cloud reached 63 meters, the explosion was 26 meters, and the toxic threat zone was less than 10 meters. The individual risk for a job with a working time of 10 hours such as a biogas operational assistant is 6.935 x 10-9 and for a job with a working time of 12 hours such as a biodigester, gas engine and security operator is 8.322 x 10-9. Total Potential Loss of Life (PLL) is 1,304 x 10-7. Thus, individual and social risks are still at an acceptable level. Recommendations that can be given are implementing risk-based preventive controls, evaluating fire protection systems, developing crisis management and emergency response programs both in terms of human resources and facilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Farah Dita Gunawan
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, menjamurnya SPBU mini, yang biasa dikenal dengan nama “Pertamini”, telah menjadi tren usaha kecil yang menonjol di seluruh Indonesia. Meskipun kehadiran dan popularitasnya tersebar luas, banyak dari pompa bensin mini ini tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran yang ditetapkan. Sebaliknya, SPBU yang terorganisir dengan baik atau SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), yang merupakan stasiun pengisian bahan bakar standar di Indonesia, mematuhi peraturan keselamatan kebakaran yang ketat. Analisis terfokus mengenai penilaian risiko kebakaran pada SPBU dan SPBU mini akan dibahas dalam tulisan ini dengan menggunakan metode FLAME, beserta simulasinya menggunakan software ALOHA. Metode Penilaian Risiko Kebakaran untuk Perusahaan (FLAME) adalah metode penilaian risiko kebakaran semi-kuantitatif yang dirancang sederhana, efisien, dan dapat disesuaikan untuk berbagai perusahaan. Metode FLAME menggunakan pendekatan penilaian untuk menetapkan tingkat risiko pada berbagai faktor, dan kemudian menggabungkan skor tersebut untuk menghitung skor risiko keseluruhan untuk area, bangunan, atau fasilitas yang menjadi fokus. ALOHA adalah program perangkat lunak pemodelan bahaya dari rangkaian perangkat lunak CAMEO yang biasa digunakan untuk merencanakan dan merespons keadaan darurat bahan kimia/bahan berbahaya. Rincian pelepasan bahan kimia/zat berbahaya yang aktual atau potensial dapat dimasukkan ke dalam ALOHA dan perkiraan zona ancaman akan dihasilkan untuk berbagai jenis bahaya. Pool fire adalah nyala api difusi yang dipicu oleh genangan cairan yang mudah terbakar secara horizontal, seperti tumpahan bahan bakar atau tangki penyimpanan. Api di kolam biasanya menyala secara turbulen, dengan nyala api yang membumbung ke atas permukaan kolam karena daya apung dan pelepasan panas. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pembakaran api kolam antara lain jenis bahan bakar, diameter kolam, suhu awal bahan bakar, tekanan, konsentrasi oksigen, dan radiasi. Faktor-faktor ini secara signifikan mempengaruhi parameter seperti geometri api (tinggi), laju pelepasan panas, dan denyut api. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi lingkungan juga dapat memberikan dampak yang besar terhadap perilaku kebakaran. ......In recent years, the proliferation of mini gas stations, commonly known as "Pertamini," has become a notable small business trend across Indonesia. Despite their widespread presence and popularity, many of these mini gas stations do not meet established fire safety standards. In stark contrast, well-organized gas stations or SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), which are the standard fuel stations in Indonesia, adhere to stringent fire safety regulations. The focused analysis about fire risk assessment in a gas station and mini gas stations will be discussed in this paper using the FLAME method, along with the simulation using ALOHA software. The Fire Risk Assessment Method for Enterprises (FLAME) method is a semi-quantitative fire risk assessment method that is designed to be simple, efficient, and adaptable to a wide range of enterprises. The FLAME method uses a scoring approach to assign risk levels to different factors, and it then combines these scores to calculate an overall risk score for the focused area, building, or facility. ALOHA is a hazard modeling software program from the CAMEO software suite that is commonly used to plan and respond to chemical/hazardous materials emergencies. Details of actual or potential releases of chemicals/hazardous substances can be entered into ALOHA and threat zone estimates will be generated for different types of hazards. Pool fire is a diffusion flame fueled by horizontal pools of flammable liquids, like fuel spills or storage tanks. Pool fire characteristically burns in a turbulent manner, with flames rising above the pool surface due to buoyancy and heat release. The factors that affect the burning characteristics of pool fire include fuel type, pool diameter, initial fuel temperature, pressure, oxygen concentration, and radiation. These factors significantly influence parameters like flame geometry (height), heat release rate, and pulsation of fire. Other than the mentioned factors before, environmental conditions can also heavily give impact to the fire behavior.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Tri Harto
Abstrak :
Pengendalian risiko tertentu pada tahap operasi bangunan tinggi dapat dilakukan dengan cara mengalihkan risiko melalui asuransi yaitu kepada pihak ketiga. Pengendalian risiko bahaya kebakaran sebagai salah satu risiko dimaksud dilakukan dengan mengalihkan risiko kepada pihak asuransi melalui suatu ikatan kontrak yang disebut polis sebagai bentuk ikatan legal. Dari hasil analisis risiko bahaya kebakaran pada tahap pengoperasian bangunan tinggi di Jabotabek, teridentifikasi empat belas dari dua puluh delapan variabel aspek hukum yang berkaitan dengan tingkat pengendalian risiko bahaya kebakaran. Kemudian berdasarkan hasil analisis faktor keempat belas variabel tersebut dikelompokkan ke dalam empat faktor aspek hukum yaitu faktor instrumen regulasi asuransi secara umum (general insurance regulation instrument), faktor prinsip-prinsip dasar asuransi kebakaran (fire insurance principles), faktor prinsip perikatan perjanjian antara para pihak dalam asuransi (agreement between parties) serta faktor regulasi operasional pada tingkat lokal (local operational practices). Analisis regresi menghasilkan suatu model yang menggambarkan korelasi positif non linier antara aspek hukum asuransi kebakaran dengan tingkat pengendalian risiko bahaya kebakaran pada bangunan tinggi di Jabotabek, dengan dua variabel penentu utama yaitu fire safety management (X6) dan Peraturan Daerah tentang IMB, IPB dan IPPB (X23). Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis bahwa peningkatan kualitas pengaruh aspek hukum asuransi kebakaran akan meningkatkan tingkat pengendalian resiko bahaya kebakaran pada bangunan tinggi di Jabotabek.
Modeling the Influence of Law Aspects of High-Rise Building Constructions Fire Insurance To The Level of Control of Fire Risk In JabotabekCertain risk control during operation phase of high-rise buildings could be treated by transferring the risk through insurance to a third party. Fire risk control during operation phase of a high-rise building is addressed by transferring the fire risk law aspects through insurance to a third party thus binding a contract work policy as a legal document. Analysis of fire risk during operation phase of high-rise building constructions in Jabotabek identified fourteen from twenty eight law aspect variables obtained from state of art research. Factor analysis successfully classed the variables into four significant factors namely general insurance regulation instrument, fire insurance principles, agreement between parties and local operational practices to be observed. Regression analysis produced a positive non-linear model relating the law aspect of construction fire insurance to the level of control found in high-rise building fire risk in Jabotabek. Two determinant variables that strongly influence the level of control of the fire risk were fire safety management (X6) and local government regulation related to building construction certification/IMB, building operation certification/IPB, and extending building operation certification/IPPB (X23). Finally, result of this thesis provided clear proof that increasing the influence of law aspect in high-rise building constructions through fire insurance will also increase the level of control of the fire risk.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T25911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
Abstrak :
Kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan di gedung sekolah yang memiliki tingkat risiko bahaya kebakaran yang ringan. Oleh karenanya, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran pada setiap ruangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan karakteristik ruangan, mengetahui tingkat risiko bahaya kebakaran, kebutuhan fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta evakuasi di sekolah PRIBADI. Analisis tingkat risiko bahaya kebakaran ini ditinjau dari fungsi dan karakteristik setiap ruangannya. Fungsi dari ruangan yang terdapat di sekolah PRIBADI dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: ruangan kelas umum dan laboratorium, ruangan bukan kelas untuk administrasi dan bukan. Adapun, karakteristik ruangannya ditinjau dari aktivitas ruangan, fasilitas pendukung dan bahan dasarnya, pembatas ruangan dan bahan dasarnya, kapasitas ruangan, prakiraan kerugian material, dan jenis dokumen yang disimpan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang membandingkan kondisi di lapangan berdasarkan abservasi dengan peraturan, standar yang berlaku, seperti lampiran no. 31 dan 32 dari keputusan menteri pekerjaan umum no.378/KPTS/1987. Analisis terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran dari setiap ruangan di sekolah PRIBADI adalah 33 ruangan kategori ringan, 13 ruangan kategori sedang dan 9 ruangan kategori berat. Berdasarkan tingkat risiko bahaya kebakaran tersebut, maka fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dibutuhkan adalah detektor kebakaran dan alat pemadam api ringan. Detektor rate of rise temperature dengan jenis pneumatic dapat dipasang pada lantai 1, 2, 3, 4 gedung A, dan lantai 3 gedung B yang befungsi mendeteksi kenaikkan temperature. Sedangkan, detektor nyala api jenis ultraungu dapat dipasang pada lantai 1, 2 gedung A dan lantai 1, 3 gedung B yang berfungsi mendeteksi nyala api. Alat pemadam api ringan yang dibutuhkan adalah jenis CO2 dengan volume maksimal 5 kg yang terdapat pada setiap lantai gedung A dan B. Gedung sekolah PRIBADI membutuhkan prosedur dan fasilitas evakuasi untuk dapat menyelamatkan penghuni gedung. Prosedur evakuasi yang dibutuhkan adalah prosedur umum dan jalur evakuasi. Sedangkan, fasilitas minimum evakuasi yang dibutuhkan adalah sumber daya listrik darurat, lampu darurat, bukaan penyelamatan dan penunjuk jalan keluar.
Fire can be happen anywhere, even at school which have a low risk } of fire risk rating. Therefore, a fire risk analysis is important to determine fire risk rate at school. Analysis about fire risk rating will be observed based on room characteristic and utilities. The objective of this research are to identify room characteristic and utilities, to determine based on room utility, risk fire rank every rooms, need analysis requirement of fire protection and prevention facility, also evacuation procedure for PRIBADI boarding school. PRIBADI boarding school has four different type room functions, there are: general class, laboratory class, administration and addition room. The room characteristic was observed based on room activity, equipments and base material, divider and base material, room capacity, loss property calculation and type of document at room. This research is qualitative study, based on comparative analysis between the existing conditions with a current Indonesia regulation. The Indonesia regulation was based on appendices number 31St and 32nd attached to Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no.378/KPTS/1987. Results from fire risk analysis suggested that every room at PRIBADI boarding school are 33 room have high risk, 13 room medium risk and 9 room low risk_ Based on this fire risk analysis, the fire protection and prevention required in this facility are fire detector and fire extinguisher. Fire detector rate of rise temperature type with pneumatic system can be use on 1st, 2"d, 3rd, and 4th floor in building A, also on 3rd floor in building B with the function to detect rise temperature. Flame detector of ultraviolet can be use on 1St, and 2"d floor in building A, also on 15t, and 3"d in building B with the function to detect ignition. Type of fire extinguisher that PRIBADI boarding school needed is carbon dioxide with 5 kg volume in every floor. Indeed, PRIBADI boarding school needs a procedure and facility of evacuation; this would include the evacuation procedure and evacuation route. Other requirements of minimum facility are emergency power, emergency lamp, emergency exits and exits sign.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogi Rosandy
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai fungsi hunian satu unit bangunan maupun sekelompok bangunan di atas lahan terbangun, perumahan dan permukiman memiliki kondisi untuk dapat melangsungkan fungsinya secara baik, serta secara khusus diharapkan mampu pula menyelamatkan dari bencana kebakaran. Permasalahan inilah yang menjadi fokus diskusi dalam penulisan ini, dengan mengamati beberapa karakteristik bangunan gedung apartemen di Jakarta Pusat. Analisis penelitian ini menggunakan metode AHP untuk mendapatkan faktor risiko yang dominan. Dengan implikasi dari analisis risiko kebakaran pada bangunan tinggi apartemen di Jakarta Pusat, diharapkan permasalahan risiko kebakaran baik dari segi bangunan, penghuni, serta sistem lingkungan, akan mampu mencegah dan bisa menanggulangi risiko kebakaran yang dapat terjadi setiap waktu.
ABSTRACT
As a function of housing, one or more building units on a constructed land have the condition to do its function correctly, and it also hopefully can save people from fire disaster. That is the focus of discussion in this writing, through observing some apartment building characteristic in Central Jakarta. This research analysis is using AHP method to overcome a dominant risk factor. With the implication from the analysis of fire accident risk at high apartment in Central Jakarta, it is expected that the risk of fire accident problem; whether its construction risk, human system, or environment system will be preventable, and able to cope with the fire disaster risk that can occur any time.
2008
T40720
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Pahala
Abstrak :
Industri minyak bumi dan gas dihadapkan pada risiko besar (high risk) terkait dengan kecelakaan yang berhubungan dengan kebakaran dan ledakan pada fasilitas produksi, salah satunya pada tangki timbunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pre-fire planning dengan menilai risiko kebakaran yang mungkin terjadi pada tangki timbun T-15 PT Pertamina Plumpang, Jakarta Utara menggunakan simulasi PyroSim Fire Modelling. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tangki berisiko mengalami kebakaran dengan skenario unobstructed full liquid surface fire dengan bentuk pool fire. Laju pelepasan kalor yang dihasilkan sebesar 4.009.592,47 kW dengan durasi kebakaran dari volume terbakar 100% 48,89 jam dan ketinggian api 53,12 m. Suhu yang diterima Tangki terdekat berjarak 30,5 meter dari Tangki terbakar adalah 1075 0C. Hasil penelitian merekomendasikan pentingnya dilakukan perencanaan dalam menghadapi kemungkinan kebakaran yang terjadi karena bisa menimbulkan efek domino bagi tangki sekitar dan memastikan kebutuhan air dan foam tercukupi. ......Oil and gas industry faced high risk related to fires accident and explosions in production facilities, one of which is on the storage tank. This study aims to assess the pre-fire planning by assessing the risk of fires that may occur on the storage tank in T-15, PT Pertamina Plumpang, North Jakarta by using simulation PyroSim Fire Modelling. Data processing techniques used in this study is descriptive analytical. The results showed storage tank has high risk fire based on scenarios full unobstructed surface liquid pool fire. Heat Release Rate is 4.009.592,47 kW, burning duration of 100% tank volume is 48,89 hours with flame height 53,12 m. Temperature received by the closest tank at 10750C. Results of research conducted recommend the importance of planning for a potential fires because it can cause a domino effect around the tank and ensure the water and foam needs fulfilled.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Putrawijaya
Abstrak :
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) melaporkan 5.336 kecelakaan kebakaran yang terjadi antara Mei 2018 hingga Juli 2023. Tren ini terus meningkat, dan tercatat 255 kecelakaan kebakaran terjadi pada Juni 2023. Oleh karena itu, diperlukan penilaian risiko kebakaran untuk menilai apakah sebuah rumah atau apartemen aman ketika terjadi kebakaran. Metode FLAME merupakan salah satu metode parametrik semikuantitatif untuk mengukur risiko kebakaran pada suatu gedung, dengan tujuan untuk mendapatkan metode penilaian risiko yang mudah digunakan dan dapat menjadi strategi awal untuk menilai suatu risiko kebakaran karena penilaian risiko denga sepenuhnya kuantitatif lebih rumit dan memerlukan biaya lebih besar. Pada penelitian ini metode FLAME dipadukan dengan pemodelan dalam Fire Dynamic Simulator (FDS) untuk menganalisis waktu untuk laju pelepasan panas mencapai 1 MW. Tiga variasi dibuat dengan perbedaan kepadatan properti. Pada variasi 1 dengan properti paling padat, laju pelepasan panas mencapai 1 MW hanya dalam waktu 48 detik. Sedangkan pada variasi 2, laju pelepasan panas mencapai 1 MW dalam waktu 109 detik saat tidak ada sprinkler dan 332 detik saat ada sprinkler. Pada variasi 3, laju pelepasan panas mencapai 1 MW dalam waktu 204 detik ketika tidak ada sprinkler, dan ketika ada sprinkler laju pelepasan panas tetap berada di bawah 1 MW. FLAME memiliki acceptability criteria bagi penghuni dan properti, dimana risiko penghuni dapat diterima untuk semua variasi baik dengan sprinkler atau tanpa sprinkler, dan perbaikan lebih lanjut tidak diperlukan. Acceptabilityrisiko properti berbeda-beda untuk setiap variasi, dengan skor terburuk ada pada variasi 1. Risiko properti pada variasi 1 tidak dapat diterima, dimana tindakan perlindungan mungkin tidak mampu mengatasi parahnya kebakaran. Perbaikan diperlukan agar properti tetap aman ketika terjadi kebakaran. ......The Indonesian National Police (POLRI) reported 5.336 fire accidents that happened between May 2018 and July 2023. This trend is rising, and a record of 255 fire accidents was hit in June 2023. Therefore, a fire risk assessment is needed to assess whether a house or an apartment is safe when a fire accident happens. The FLAME method is a semi-quantitative parametric method to measure the risk of fire in a building, with the goal of having a risk assessment method that is easy to use and that can be the preliminary strategy to asses a fire risk since a fully quantitative risk assessment is more complicated and costs more. In this study, the FLAME method is combined with modeling in a Fire Dynamic Simulator (FDS) to analyze the time for the heat release rate to reach 1MW. Three variations are made with the differences in the density of the property. In variation 1, with the most dense property, the heat release rate reaches 1 MW in only 48 seconds. While in variation 2, the heat release rate reaches 1 MW in 109 seconds when there are no sprinklers and in 332 seconds when there are sprinklers. In variation 3, the heat release rate reaches 1 MW in 204 seconds when there are no sprinklers, and when there are sprinklers the heat release rates are maintained below 1 MW. The FLAME has acceptability criteria for occupants and properties, where the occupant's risk is acceptable for all variations either with a sprinkler or without sprinklers, and further improvements are not required. The property’s risk acceptability varies for each variation, with the worst score is in variation 1. The property’s risk on variation 1 is nonacceptable where the protection measures may not be able to deal with the severity of the fire. The improvements are needed to so the properties will be safe when there is a fire accident.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library