Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dereu, Brian, 1963-
New York: Momentum Press, 2012
355.24 DER r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hakim Firdaus
"PT Asta Kriya adalah salah satu UMKM yang bergerak di bidang suvenir kerajinan tradisional Indonesia dan berdiri dibawah naungan Yayasan Darma Bhakti Astra (YDBA). Penelitian ini dilakukan pada UMKM PT Asta Kriya menggunakan metode business coaching, dimana Penulis akan berdiskusi dan mengamati proses produksi secara langsung di PT Asta Kriya. Permasalahan yang terjadi pada PT Asta Kriya berdasarkan hasil diskusi dengan pemilik dan pengamatan langsung, adalah tidak tertatanya area kerja dengan baik dan terjadinya penumpukan produk semi-finished di area kerja. Jika hal ini terus dibiarkan, maka potensi terjadinya pemborosan di area kerja PT Asta Kriya akan meningkat. Permasalahan tersebut muncul karena tidak adanya sistem yang mengatur tata letak area kerja dan pengawasan persediaan produk semi-finished. Pelaksanaan penerapan konsep 5S di area kerja PT Asta Kriya bersifat kualitatif dengan melihat perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan. Dari hasil pelaksanaan 5S di dalam business coaching ini, area kerja PT Asta Kriya terlihat lebih tertata dengan adanya pemilahan barang-barang yang tidak terpakai, pengelompokan produk semi-finished, dan pemberian floor marking di area kerja. Pengawasan produk semi-finished dilakukan dengan membuat kartu stok untuk produk semi-finished untuk mengawasi aktivitas keluar-masuk produk.

PT Asta Kriya is one of the SMEs engaged in the souvenir of Indonesian traditional handicrafts and stand under the auspices of the Foundation Darma Bhakti Astra (YDBA). This research was conducted at SME PT Asta Kriya using business coaching method, where the author will discuss and observe the production process in PT Asta Kriya. Problems that occur at PT Asta Kriya based on the results of discussions with the owner and direct observation, is not well-organized work area and the occurrence of the buildup of semi-finished products in the work area. If this continues to be allowed, then the potential waste in the work area PT Asta Kriya will increase. The problem arises because of the absence of a system that regulates the layout of the work area and the supervision of the inventory of semi-finished products. Implementation of the 5S concept in PT Asta Kriya work area is qualitative by comparing at differences before and after implementation. From the results of the 5S implementation in this business coaching, PT Asta Kriya's work area looks more organized with the sorting of unused items, the classification of semi-finished products, and the provision of floor marking in the work area. Supervision of semi-finished products is done by making a stock card for semi-finished products to supervise inbound and outbound activities of the product.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Nisya Zulkarnain
"Calon Apoteker yang ingin berkecimpung di bidang industri farmasi tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan mengenai Cara Pembuatan Obat yang Baik, tetapi juga memerlukan keterampilan yang dapat diimplementasikan pada saat terjun langsung di ruang lingkup industri farmasi. Salah satu cara untuk memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada calon Apoteker tentang ruang lingkup industri farmasi yaitu melalui kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Pelaksanaan praktik kerja profesi ini berlangsung selama dua bulan dengan tugas khusus, yakni Penyusunan Format Laporan Hasil Audit Proses, Line Clearance, dan Produk Jadi Periode 2022. Data hasil temuan audit proses, line clearance, produk jadi selama satu tahun diperoleh melalui pemeriksaan dokumen dan rekaman, wawancara, serta observasi oleh tim auditor. Kemudian, data hasil temuan dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan tingkat risiko yang berdampak pada mutu, dan berdasarkan sumber temuannya. Selain itu, CAPA (Corrective Action and Preventive Action) diklasifikasikan berdasarkan statusnya. Penyusunan format laporan audit laporan hasil audit proses, line clearance, dan produk jadi dapat berguna sebagai standar acuan dalam penyusunan laporan hasil audit selama satu tahun. Laporan hasil audit proses, line clearance, dan produk jadi sekurang-kurangnya mencakup tujuan, ruang lingkup, latar belakang, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar rujukan.

Pharmacists who want to work in the pharmaceutical industry are not only required to have knowledge of good manufacturing practice drugs, but also need skills that can be implemented when directly involved in the pharmaceutical industry. One way to provide potential pharmacists with knowledge and experience regarding the scope of the pharmaceutical industry is through internship. The internship is for two months with a specific task, namely Formatting Audit Report Process, Line Clearance, and Finished Products for 2022 Period. The data of process audit findings, line clearance, finished products for one year were obtained through document and records inspection, interviews, and observations by the auditor team. Then, the findings data are analyzed and classified based on the level of risk that has an impact on quality, and based on the source of the findings. In addition, CAPA (Corrective Action and Preventive Action) is classified based on its status. The preparation of audit report formats for process audit results, line clearance, and finished products can be used as a reference standard in the preparation of audit reports for one year. Reports on process audit results, line clearance and finished products encompass objectives, scope, background, methodology, results and discussion, conclusions, and a list of references.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Anggita Triandini
"ABSTRAK
Laporan magang ini membahas tentang prosedur audit siklus penjualan barang jadi pada PT X yang bertujuan untuk mendapatkan keyakinan bahwa siklus tersebut disajikan secara wajar. Siklus penjualan barang jadi dimulai dari pemrosesan pesanan penjualan, pengiriman, penagihan, dan penerimaan kas. Auditor mendesain prosedur audit yang sesuai dengan standar audit yang berlaku di Indonesia. Hasil laporan magang ini menyimpulkan bahwa siklus penjualan barang jadi pada PT X disajikan secara wajar.

ABSTRACT
This internship report discusses the audit procedures over finished goods sales cycle of PT X whose purpose is to assure that the cycle is fairly stated. Finished goods sales cycle starts from sales order processing, shipping, billing, and cash receipts. The auditor designs audit procedures in accordance with auditing standards applicable in Indonesia. The result of this internship report concludes that finished goods sales cycle of PT X is fairly stated."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firani Maussandy Hidayat Abbas
"Tren peningkatan market pada industri FMCG menyebabkan meningkatnya volume barang yang harus dikirim ke pelanggan. Seiring meningkatnya volume pengiriman barang, maka dibutuhkan pula aktivitas logistik yang besar. Namun dengan biaya logistik yang tinggi, membuat perusahaan harus meningkatkan efisiensi untuk dapat terus bersaing dalam industri nasional. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan aktivitas outbound logistik yang mengatur pergerakan finished goods dari pabrik hingga sampai ke pelanggan.
Penelitian ini mengembangkan model matematis untuk meminimalkan biaya outbound logistik dengan metode mixed integer linear programming dan diterjemahkan ke dalam bentuk model komputer dengan bahasa pemrograman Lingo 17.0. Biaya outbound logistik mencakup biaya penyimpanan, biaya bongkar muat, biaya truk, dan biaya shuttle.
Hasil dari penelitian 12 periode ini yaitu didapatkan total biaya outbound logistik yang menurun jika dibandingkan dengan total biaya outbound logistik sebelumnya dengan rata-rata penurunan mencapai 39,76% untuk setiap periodenya. Selain itu, model ini juga menunjukkan peningkatan penggunaan tipe truk dengan kapasitas besar sehingga jumlah truk menurun dengan rata-rata penurunan mencapai 39,10% untuk setiap periodenya dan utilisasi truk meningkat dengan rata-rata peningkatan mencapai 15,21% untuk setiap periodenya.

The increasing market trend in the FMCG industry causes an increase in the volume of goods that must be sent to customers. Along with the increase in the volume of shipping goods, it is also required a greater logistics activities. However, with high logistics costs, companies must increase efficiency to be able compete in the global market. Therefore, it is necessary to plan outbound logistics activities that regulate the movement of finished goods from the factory to the customers.
This study developed a mathematical model to minimize outbound logistics costs based on mixed integer linear programming approach and translated into computer model using Lingo 17.0 programming language. Outbound logistics costs include storage costs, loading and unloading costs, truck costs, and shuttle costs.
The results of this 12-period study showed that the total outbound logistics costs decreased when compared to the previous total outbound logistics costs with an average of 39.76% for each period. In addition, this model also shows an increase usage of large capacity trucks so that the number of trucks decreases by an average of 39.10% for each period and truck utilization increases with an average of 15.21% for each period.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Aziza Putri
"Pada tahun 2020 s/d 2022, industri jasa boga dapat dikatakan sebaga industri yang paling cepat pulih berdasarkan nilai PDB konsumsi dan PDB produksi (BPS, 2022). Hal ini sendiri disebabkan karena kemunculan dapur awan yang hanya berfokus pada pelayanan pesan antar makanan. Hal ini dibuktikan dari keberadaan PT KDS yang mampu mengembangkan dapur awan mereka selama pandemi Covid-19. Dalam menjalankan proses operasional outlet dapur awan maupun food service, terdapat bahan baku yang diproduksi pada fasilitas dapur sentral perusahaan yang digolongkan sebagai semi- finished goods. Produk ini sendiri diproduksi secara reguler berdasarkan permintaan dari outlet yang berjarak minimal 2 hari dan dibentuk perencanaan menggunakan MPS. Namun, perencanaan ini sering kali tidak sesuai karena permintaan dari outlet seringkali tidak sesuai dengan kriteria pemesanan, yang kemudian menyebabkan terjadinya out-of- stock untuk produk SFG. Oleh karena itu, diperlukan yang namanya material requirement planning yang bertujuan untuk mempersiapkan persediaan bahan baku produk SFG.. Pada penelitian ini, metode MRP diaplikasikan berdasarkan data MPS PT KDS, bill of materials produk SFG yang dipilih, dan informasi lead time bahan baku, yang kemudian diolah dengan menggunakan 3 jenis metode lot sizing, yaitu lot-for-lot, economic order quantity, dan periodic order quantity. Berdasarkan aplikasi metode berikut, ditemukan bahwa untuk masing-masing metode MRP mampu menurunkan biaya persediaan gudang bahan baku untuk kebutuhan produksi semi-finished goods PT KDS. Berdasarkan masing-masing metode lot sizing, biaya persediaan yang timbul dari pembelian bahan baku produksi semi-finished goods dapat diturunkan secara signifikan. Jika dibandingkan kembali antara masing-masing metode lot sizing yang diuji, metode POQ memiliki hasil yang paling signifikan karena mampu mengurangi biaya persediaan selama bulan Januari s/d Februari 2023 sebanyak 79,5% dari total biaya persediaan aktual.

From 2020 to 2022, the food service industry can be said to be the fastest growing industry based on the value of GDP consumption and GDP production (BPS, 2022). This is due to the emergence of cloud kitchens which only focus on food delivery services. This is proven by the existence of PT KDS which was able to develop their cloud kitchen during the Covid-19 pandemic. In carrying out the operational processes of cloud kitchen outlets and food service, there are raw materials produced in the company's central kitchen facilities which are classified as semi-finished goods. This product itself is produced regularly based on requests from outlets that are at least 2 days apart and plans are formed using MPS. However, this planning is often inappropriate because requests from outlets often do not match the order criteria, which then causes out-of-stock for SFG products. Therefore, there is a need for something called material requirement planning which aims to prepare the supply of raw material for SFG products. then processed using 3 types of lot sizing methods, namely lot-for-lot, economic order quantity, and periodic order quantity. Based on the application of the following methods, it was found that each of the MRP methods was able to reduce the cost of raw material warehouse inventory for PT KDS' semi-finished goods production needs. Based on each of the lot sizing methods, inventory costs arising from the purchase of raw materials for the production of semi-finished goods can be significantly reduced. When compared again between each of the lot sizing methods tested, the POQ method has the most significant results because it is able to reduce inventory costs during January to February 2023 by 79.5% of the total actual inventory costs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Indah Pratiwi
"Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Waktu pelayanan yang baik berhubungan dengan kepuasan pelanggan, sehingga rumah sakit harus dapat mengontrol waktu pelayanan untuk mencapai kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis alur pelayanan resep rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sehingga pelayanan dapat memenuhi standar waktu tunggu obat. Waktu tunggu pelayanan resep di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUI untuk obat jadi pada bulan Maret dan April berturut-turut sebesar 41,52% dan 45,67%, sementara untuk obat racik sebesar 54,22% dan 61,67%. Dimana hasil tersebut masih belum memenuhi standar waktu tunggu obat jadi yaitu ≤ 30 menit dan obat racik yaitu ≤ 60 menit. Oleh karena itu, alternatif solusi untuk menurunkan waktu tunggu pelayanan obat dapat dilakukan dengan memperbaiki alur pelayanan resep yaitu pada tahap pembayaran pasien umum, penyerahan berkas BPJS/Asuransi lain, konfirmasi resep, pengkajian dan verifikasi resep, pemisahan resep, dan verifikasi obat.

A hospital is a health service institution that provides plenary individual health services that include inpatient, outpatient, and emergency services. Good service time is related to customer satisfaction, so hospitals must be able to control service time to achieve patient satisfaction. The purpose of this study is to analyze the flow of outpatient prescription services at the University of Indonesia Hospital (RSUI) so that services can meet drug waiting time standards. The waiting time for prescription services at the RSUI Outpatient Pharmacy Depot for finished drugs in March and April was 41.52% and 45.67%, respectively, while for mixed drugs it was 54.22% and 61.67%. These results still do not meet the standard waiting time for finished drugs, which is ≤ 30 minutes, or mixed drugs, which is ≤ 60 minutes. Therefore, alternative solutions to reduce waiting times for drug services can be found by improving the flow of prescription services, namely at the stages of general patient payment, submission of BPJS or other insurance files, prescription confirmation, prescription assessment and verification, prescription separation, and drug verification."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library