Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shitami Ambarsari
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara Keterlibatan Ayah dan Kompetensi Sosial pada remaja madya (15-17 tahun). Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan Nurturant Fathering Scale (NFS) dan Father Involvement Scale (FIS) (Finley & Schwartz, 2004), sedangkan kompetensi sosial menggunakan Interpersonal Competence Questionnaire (ICQ, Buhrmester, 2002). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 121 orang dengan karakteristik berasal dari keluarga utuh dan status sosial-ekonomi menengah ke atas. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kompetensi sosial (r = 0,143, p>0,05; r = 0,109, p>0,05; r = -0,07, p>0,05; r = 0,03, p>0,05). Namun keterlibatan ayah ditemukan berhubungan secara signifikan dengan salah satu dimensi dari kompetensi sosial, yaitu kemampuan membangun hubungan baru. Berdasarkan domain keterlibatan, domain afektif memiliki nilai korelasi yang paling besar dengan kompetensi sosial (r = 0,143).
This research was conducted to examine the relationship between father involvement and social competence in middle adolescence (15-17 years old). Researcher used Nurturant Fathering Scale (NFS) and Father Involvement Scale developed by Finley and Schwartz (2004) to measure father involvement. Whereas social competence was measured by Interpersonal Competence Questionnaire-Revised developed by Buhrmester (2002). The participants of this research are 121 high school students from intact families and middle to high social class (SES). The results showed no significant relationship between father involvement and social competence (r = 0,143, p>0,05; r = 0,109, p>0,05; r = -0,07, p>0,05; r = 0,03, p>0,05). However, father involvement was found to have a significant correlation with one dimension of social competence, that is initiating relationship. Based on domain of father involvement, affective domain has the biggest coefficient of correlation with social competence (r=0,143).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisia Kumala Masyhadi
Abstrak :
Keluarga merupakan kelompok individu yang suatu kesatuan. Hal ini berarti bahwa permasalahan yang dihadapi oleh suami istri (orang tua) juga akan berpengaruh kepada perkembangan dan dinamika anak-anak. Salah satu permasalahan dalam perkawinan yang kemudian men]adi masalah keluarga adalah poligini, dimana seorang suami memiliki lebih dari satu orang istri dalam waktu yang bersamaan. Dalam beberapa penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa keluarga poligini akan cenderung memunculkan dampak pada anak, antara lain permasalahan tingkah laku dan rendahnya prestasi anak (Krenawi, 1997). Dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana dinamika konflik antara ayah dan anak dalam keluarga poligini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana data dari subek penelitian di dapat dengan cara wawancara dan observasi (Poerwandari, 2001). Diharapkan dengan menggunakan metode ini, data yang di dapat bisa lebih mendalam. Dalam penelitian ini diambil empat subyek secara acak, dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda satu lama lain. Data dari empat subyek ini diambil dengan cara wawancara dan observasi. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data subyek yang telah dilakukan menggambarkan bahwa anak dalam keluarga poligini cenderung memiliki perasaan marah kepada ayahnya. Anak juga akan mengalami konflik berkaitan dengan pola hubungannya dengan ayah. Di satu sisi anak merasa marah dan ingin menghindar dari sosok ayah, di sisi lain ia masih merasa membutuhkan ayah dan atau menyayanginya sehingga harus menerima ayahnya dengan kondisi yang ada.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florence Japardi
Abstrak :
Tidak semua anak lahir sebagai akibat dari perkawinan yang sah orang tuanya sehingga Undang-undang mengatur bahwa anak tersebut hanyalah memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah disebut sebagai anak luar kawin. Pengaturan mengenai anak luar kawin di Indonesia dapat ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melahirkan hubungan keperdataan seorang laki-laki dengan anak luar kawin adalah melalui pengakuan anak. Namun pengakuan terhadap anak luar kawin tidak selalu dapat terjadi dengan mudah,  terutama jika si anak lahir tanpa pernah terjadinya perkawinan yang sah antara orang tuanya sehingga membutuhkan usaha lebih dalam hal membuktikan siapa ayah biologis dari anak tersebut. Hal ini seperti yang terjadi dalam Putusan Nomor 746/Pdt.G/2021/Pn.Tng dan Putusan Banding 109/Pdt/2022/PT.BTN. Metode Penelitian yang digunakan Penulis dalam menulis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang dilakukan menggunakan data sekunder. Penulis akan menganalisis menggunakan peraturan perundang-undangan buku, jurnal, artikel, serta tulisan-tulisan yang berkaitan dengan Penelitian ini dan mengaitkannya dengan Putusan Nomor 746/Pdt.G/2021/Pn.Tng dan Putusan Banding 109/Pdt/2022/PT.BTN. Berdasarkan analisis yang dilakukan Penulis, belum adanya tes DNA ataupun alat bukti lain yang mampu membuktikan kedudukan si anak sebagai anak biologis ayahnya, juga tidak dilakukannya perkawinan antara ibu dan ayah dari anak tersebut sehingga pengakuan anak tidak sesuai dengan yang diatur dalam UU Administrasi Kependudukan. Selain itu, masih terdapat disharmonisasi akan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengakuan anak di Indonesia sehingga keberlakuannya masing-masing masih menimbulkan kebingungan dan ketidakselarasan antara satu peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan yang lainnya. ......Not all children are born as a result of their parents' legal marriage, so the law stipulates that the child only has a civil relationship with his mother. A children who born outside of legal wedlock are referred to as child out of wedlock. Regulations regarding children out of wedlock in Indonesia can be found in the Civil Code, the Marriage Law, and the Compilation of Islamic Law. One of the efforts that can be made to establish a civil relationship between a man and a child out of wedlock is through child recognition. However, the recognition of a child out of wedlock is not always easy, especially if the child is born without a legal marriage between the parents, so that more effort is needed in terms of proving who the biological father of the child is. This is similar to what happened in Verdict Number 746/Pdt.G/2021/Pn.Tng and Appeal Verdict Decision 109/Pdt/2022/PT.BTN. The research method used by the author in writing this research is normative legal research, the research conducted using secondary data. The author will analyze using laws and regulations, books, journals, articles, and writings related to this research and relate them to Verdict Number 746/Pdt.G/2021/Pn.Tng and Appeal Verdict 109/Pdt/2022/PT. BTN. Based on the analysis conducted by the author, there is no DNA test or other evidence capable of proving the child's position as the father's biological child, nor has a marriage been carried out between the mother and father of the child so that the recognition of the child is not in accordance with what is regulated in the Population Administration Law. Apart from that, there is still disharmony of laws and regulations governing the recognition of children in Indonesia so that their respective implementation still creates confusion and inconsistency between one law and another.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samperuru, Maria A.
Abstrak :
Dalam rangka menyadari dan memahami pentingnya keberadaan suatu keluarga sebagai pemberi pengaruh yang mendalam bagi kepribadian seseorang dan sebagai pendidik utama, perlu disadari bahwa kesatuan dan peranan dari kedua orang tua akan memberikan perasaan aman dan terlindung bagi anak. Perasaan aman dan terlindung ini sangai diperlukan anak dalam bertumbuh dan berkembang. Dengan demikian baik ayah maupun ibu sangat berperan dalam mewujudkan perasaan dan suasana aman bagi anak, atau dengan perkataan lain ayah dan ibu sama-sama mempunyai peranan yang besar bagi perkembangan anak. Namun sejauh ini yang lebih banyak menjadi topik penelitian adalah keteriibatan dan peranan ibu bagi perkembangan anak. Keterlibatan dan peranan ayah sangat sedikit sekali disinggung walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa peranan ayah sangat penting. Karena itu peneliti tertarik untuk menelitinya khususnya mengenai konsep ayah yang diinginkan anak. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang konsep orang tua, khususnya dari sudut pandang anak. Disamping melihat konsep ayah yang diinginkan anak, peneliti juga tertarik untuk meiihat apakah ada perbedaan konsep ayah yang diinginkan antara anak laki-laki dengan anak perempuan, karena Fitzgeratd dalam teorinya mengatakan bahwa ayah mempunyai harapan dan perlakuan yang berbeda terhadap anak laki-laki dan anak perempuan mereka. Penelitian ini dilakukan pada 81 subyek dengan menggunakan incidental sampling. Instrumen yang digunakan berupa hasil mengarang dan hasil menggambar anak usia 8-9 tahun tentang konsep ayah yang mereka inginkan. Kegiatan menggambar itu sendini hanya merupakan media untuk mempermudah anak dalam mengungkapkan pemikiran melalui mengarang. Hasil utama penelitian ini memberikan ciri-ciri yang dikelompokkan berdasarkan aspek kepribadian dan aspek peran. Juga ditemukan bahwa tidak ada perbedaan konsep ayah yang dinginkan anak Iaki-laki dengan anak perempuan. Hasil yang tidak sesuai dengan tinjauan teoritis ini menurut peneliti disebabkan oleh adanya penerapan konsep androgini oleh ayah terhadap anak. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan untuk melihat perbedaan konsep ayah yang dinginkan dengan konsep ibu yang diinginkan anak. Penelitian ini juga dapat diterapkan pada sampel dengan usia lebih muda, dapat juga membah metodenya yaitu dengan menggunakan teknik Q-sort dengan memakai hasil gambar-gambar anak tentang ayah yang diinginkan. Selain itu, peneliti juga menyarankan melakukan penelitian yang melihat konsep-konsep anggoia keluarga lainnya, misalnya adik atau kakak, sehingga benar-benar diperoleh gambaran yang utuh tentang hubungan dalam keluarga.
1998
S2640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nur Hakiki
Abstrak :
Jika membandingkan kondisi gizi anak Indonesia saat ini dengan negara lain yang memiliki karakteristik yang mirip, Indonesia masih berada dalam kondisi yang belum baik. Namun, bagi keluarga yang memiliki modal manusia dan finansial yang terbatas, perbaikan gizi sulit dilakukan. Karena itu skripsi ini membahas bagaimana partisipasi sosial ayah dapat memengaruhi kondisi gizi anak. Dengan memanfaatkan data IFLS 4 dan 5 sebagai sumber data, dua variabel ini dihitung dengan menggunakkan metode fixed effect dan instrumental variable. Hasil menunjukkan bahwa partisipasi sosial ayah secara signifikan berkorelasi positif dengan kondisi gizi anak. ......If the nutritional status of Indonesian children is compared to other countries’ with similar characteristics, Indonesia is still inferior to them. However, for families who are lacking human capital and financial capital, improving the nutritional status is not an easy matter. Thus, this thesis will discuss how father’s social participation may influence in child’s nutritional condition. Using IFLS 4 and 5 as sources of data, these two variables are examined using fixed effect and instrumental variables. The result shows that father’s social participation has a positive and significant impact on cilhd’s nutritional status.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library