Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prihatin Ningrum
Abstrak :
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, tingkah laku non verbal mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada tingkah laku verbal. Salah satu bentuk tingkah laku non verbal adalah ruang pribadi (personal space) yang fungsinya dalam berinteraksi dengan orang lain adalah sebagai fungsi komunikatif dan fungsi protektif. Ruang pribadi merupakan jarak fisik yang terjadi ketika orang berinteraksi antara satu dengan yang Iainnya. Ruang pribadi seperti juga tingkah laku non verbal lainnya dipengaruhi oleh budaya. Adanya perbedaan kultur ini disebabkan adanya perbedaan norma sehingga lingkungan budaya yang berbeda akan memiliki jarak interaksi yang berbeda puIa. Sebagai akibat perbedaan norma turut mempengaruhi juga adanya perbedaan jenis kelamin individu dalam pengaturan jarak interaksinya. Adanya asumsi bahwa norma masyarakat Amerika Utara (tempat penelitian jarak interaksi dilakukan sebelumnya oleh Edward T. Hall) tentunya akan berbeda dengan norma masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini tentang jarak interaksi antar invidu yang yang menitik beratkan pada adanya hubungan antara norma dan jenis kelamin terhadap pengambilan jarak interaksi. Sedangkan menurut Hall jarak interaksi terbagi atas 4 zona, yaitu; jarak intim personal, sosial dan publik. Pada penelitian ini hanya dibatasi pada jarak intim, personal dan sosial karena ketiga jarak tersebut merupakan jarak interaksi yang paling banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari & berada di situasi yang informal sementara jarak publik tidak disertakan dalam penelitian ini karena merupakan jarak yang bersituasi formal sehingga membutuhkan suatu penelitian yang tersendiri. Besar kecilnya jarak interaksi yang terbentuk tergantung dari kepribadian, situasi, dan tipe hubungan yang terjadi saat interaksi. Lebih jauh penelitian ini juga ingin melihat ada atau tidaknya hubungan antara jenis kelamin, hubungan, topik dan agama terhadap pengambilan jarak interaksi. Penelitian ini bersifat eksploratif yang tujuannya untuk mendapatkan gambaran mengenai berapa besar jarak intim, personal dan sosial . Untuk mengetahui besarnya jarak interaksi dilakukan dengan observasi unobtrusive yang berarti ketika subyek diukur jarak interaksinya tidak menyadari adanya pengukuran yang berlangsung. Selanjutnya setelah diperoleh jarak interaksi dari observasi maka dilanjutkan dengan wawancara untuk mengetahui berapa jarak interaksi yang diinginkan subyek, data kontrol dan alasan tentang jarak yang dibuatnya. Subyek penelitian yang diperoleh adalah 60 orang mahasiswa yang berada di kantin sastra UI Depok. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa teori Personal Space khususnya mengenai besar jarak interaksi intim, personal, dan sosial dari Edward T. Hall tidak sepenuhnya berlaku di Indonesia. Pada jarak intim subyek ditemukan jarak yang lebih jauh dibandingkan yang diutarakan Hall (lebih dari 45,7cm). Sedangkan jarak sosial subyek lebih kecil daripada jarak yang dikemukakan Hall (jaraknya kurang dari 1,2 m - 3,7 m). Ada kemungkinan pengambilan jarak saat berinteraksi dengan orang lain dipengaruhi juga oleh jenis kelamin, agama, jenis hubungan dengan lawan bicara dan topik yang dibicarakan. Untuk meningkatkan penelitian lanjutan yang lebih baik lagi, maka sebaiknya dilakukan pengambilan sampel yang lebih besar agar dapat dilakukan uji signifikansi terhadap jarak interaksi. Sclain itu juga dilakukan inter rater reliability agar dapat meningkatkan reabilitas alat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pengaturan ruangan atau para pekerja yang tugasnya berhubungan dengan orang lain.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukmin Suprayogi
Abstrak :
A well-designed records management policy for any modern organization is deemed as a key factor in the success of administration program on effectiveness and efficiency, which in turn can help its host organization to materialize its goals. The policy should include records creation standards, records usage, preservation, and retention, forms design, correspondence management, mail handling, and filing system. It also could be found in the policy the management of records center, the assessment of vital records, inactive records transfer procedures to records center and National Archives of Republic of Indonesia, and disposal program. Considering the importance of records management in an organization, a research has been conducted on this issue. There are two objectives to reach in this research. The first objectives is to find out the availability of records management policy in its relation to the principle of records life cycle, in supporting the administration function of FSUI. The second one is to forward a strategic planning on how to implement a standard records management policy which will cover mail handling, disposal, document classification, and retention schedule. The research which was conducted from July 2000 until July 2001 in the academic department of Faculty of Letters, University of Indonesia or FSUI for short, applied qualitative approach. Questionnaire based interviews and participants observation technique were used as data collecting method. The result shows that FSUI has not had a written policy on records management while its department has one. The absence of records management policy makes the education institution has no direction of keeping its records in professional manner whereas its department applied their self-style records management policy in a very limited understanding and capability due to the lack of traned staff.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T39136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Dwirika
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai alih kode telah dilakukan di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI dengan tujuan untuk memperkenalkan teori-teori yang berkaitan dengan alih kode, kemudian menerapkan teori-teori tersebut untuk menganalisa alih kode yang terjadi di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris yang berbentuk studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan perekaman secara langsung percakapan-percakapan mahasiswa.

Hasilnya menunjukkan bahwa alih kode di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI terjadi baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi untuk dan karena alasan yang berbeda. Kemampuan berbahasa Jerman mereka berpengaruh terhadap terjadinya alih kode terutama jika mereka sedang bercakap-cakap dalam bahasa Jerman. Adanya kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan dari kaidah-kaidah bahasa Jerman disebabkan karena bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu masih berpengaruh pada diri mereka. Beralih kode tidak untuk tujuan merusak bahasa, dalam hal inl mencampurbaurkan kedua bahasa, tetapi hanya untuk alasan seperti karena tidak ada padanan kata atau ungkapan yang tepat atau agar pembicaraan kita tidak dimengerti oleh orang lain.
1989
S14796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Sri Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Pajajaran adalah sebuah nama. Nama ini tidak akan menarik perhabian Jika tidak ada kaitannya dengan sesuatu. Kebetulan sekali nama Pajajaran ini berkaitan dengan namasebuah kerajaan besar di masa lalu yang secara geografis terletak di bagian barat pulau Jawa. Keberadaan kerajaan ini memang penuh teka-teki siapa rajanya, dimana puaat kerajaannya?, bagaimana kegiatannya pada zaman itu dan segudang pertanyaan yang membuat para peneliti bertanya-tanya tentang Pajajaran ini.

Masih ada kaitannya dengan ini adalah koleksi naskah Fakultas Saatra UI. Di dalam kolekai naakah Fakultaa Sastra UI tersimpan dua buah naskah yang berjudul babad Pajajaran. Apakah naskah babad Pajajaran koleksi FSUI ini ada kaitannya dengan kerajaan Pajajaran yang pernah ada, tentunya memerlukan suatu penelitian yang lebih panjang lagi. Tetapi yang jelas tidak hanya para peneliti aaja yang dibuat penasaran oleh nama Pajajaran ini tetapi Juga para penyair. Sebab belum tentu karya sastra babad Pajajaran yang ditulia pada awal abad 19 ini benar-benar ada sangkut pautnya dengan kerajaan Pajajaran yang dahulu (konon) pernah ada di Jawa barat.

Teks naratif Pajajaran yang terdapat dalam dua buah naskah babad Pajajaran ini kadarnya tidak sama. Teks naratif Pajajaran yang terdapat dalam naskah Babad Pajajaran dengan kode SJ.117 NR 13 ini lebih tajam dibandingkan dengan teks naratif Pajajaran yang terdapat dalam naskah Babad Pajajaran yang berkode SJ.119 NR 1.

Secara keseluruhan babad Pajajaran beriai kronik sejarah bercampur mitos, mulai dari kerajaan Pajajaran aampai Demak. Teks naratif Pajajaran aendiri berawal dari pengislaman kerajaan Pajajaran yang penuh dengan kecegangan; kemudian dilandutkan dengan raja Siyung wanara yang sudah memeluk agama Islam. Sang raja mengutus patih Mangkupraja pergi Madinah dan Mekah untuk mencari bantuan. Alasannya raja Siyung Wanara di Pajajaran mendapat serangan dari Raden Jaka Sesuruh yang dibantu oleh Arya Bangah. Mereka berdua berasal dari kerajaan Majapahit. Teks kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang Majapahit.

Nah, yang menarik di sini adalah. Pertama, cerita teks pajajaran ini berkaitan erat dengan Legenda Sangkuriang yang amat populer. Kedua, rupanya penyair Jawa juga tertarik pada legenda Sangkuriang dan nama Pajajaran yang dianggap sebagai nama besar. Hanya sayang sang Penyair tidak tahu persisnya dimana letak perbedaan legenda Sangkuriang dengan nama besar Pajajaran. Sang penyair hanya terobsesi oleh kebesaran nama Pajajaran sebagai sebuah nama kerajaan di wilayah Jawa bagian barat.

Keadaan seperti ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti sebab hal ini menimbulkan pertanyaan bagi kebesaran Kerajaan Pajajaran yang berada di luar wilayah bahasa Jawa, pasti ada sesuatu dibalik kesemuanya itu. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi jika peneliti sudah membahas fungsi teks naratif Pajajaran sebagai satu kesatuan naskah Babad Pajajaran. Sebab teks naratif Pajajaran ini, seperti halnya dengan teks naratif Majapahit, ternyata berfungsi untuk mendukung atau memberikan suatu legitimasi bagi kebesaran kekuasaan raja Jawa yang dianggap mampu menguasai alam natural dan supernatural.

Ini memang hanya sebuah konsep dan konsep ini dapat membuat orang mengerutkan dahi. Tetapi konsep ini justru menjadi sebuah kenyataan karena konsep ini menunjukkan cara berfikir orang Jawa menjalankan misi konsep orang Jawa yang mampu menguasai alam natural dan super natural.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library