Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
I Made Darmajaya
"Utilisasi pelayanan kamar operasi Instalasi Wing Amerta di Rumah Sakit Sanglah jauh lebih tinggi dari kamar operasi Intalasi Bedah Sentral. Belum pernah ada evaluasi faktor-faktor yang menjadi penyebab dokter spesialis lebih memilih Instalasi Wing Amerta dibandingkan kamar operasi Instalasi Bedah Sentral. Penelitian ini bertujuan mencari faktor-faktor penyebab dokter spesialis memilih kamar operasi Instalasi Wing Amerta sebagai pilihan untuk melakukan pembedahan di Rumah Sakit Sanglah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat, bivariat dan multivariate. Hasil penelitian mendapatkan ada hubungan antara kepuasan dokter spesialis, keamanan kamar operasi, ketersediaan tempat parkir dan permintaan pasien terhadap pemilihan dokter spesialis untuk melakukan operasi di Instalasi Wing Amerta. Penelitian ini mendapatkan bahwa faktor yang hubungannya paling kuat adalah kepuasan dokter spesialis.
Amerta Wing Central Operating Theatre had a higher utilization rate compared to the regular central operating theatre in Sanglah General Hospital. Factors which contribute to specialists preference in choosing Amerta Wing Central Operating Theatre have not been identified. The purpose of this study was to identify factors contributing for specialist preference in choosing Amerta Wing Central Operating Theatre in Sanglah General Hospital. This was an analytical quantitative study using questionnaire for data quantification. Data analysis was performed using univariate, bivariate, and multivariate analysis. Results showed that there were significant correlation between specialist's satisfaction, operating theatre security, parking space availability, and patient's demand with Amerta Wing Central Operating Theatre preference. Multivariate analysis showed that specialist's satisfaction had the most significant correlation in Amerta Wing Central Operating Theatre preference."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39273
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Zulkarnaen
"Stunting merupakan suatu keadaan pendek badan (kerdil) yang terjadi pada anak jika dibandingkan dengan kelompok umur. Anak mengalami stunting jika tinggi badan yang dimiliki minus dua (pendek) atau minus tiga (sangat pendek) dari standar deviasi yang ditentukan WHO. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa stunting tidak hanya terjadi semata karena hanya faktor kesehatan, namun lebih dari itu, stunting terjadi karena berbagai penyebab yang saling berkaitan yang berasal dari berbagai sektor multidimensional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh DAK bidang kesehatan terhadap penurunan stunting di Indonesia dengan membangun model stunting berdasarkan pendekatan literature yang dilakukan. Jika dapat dibuktikan bahwa DAK bidang kesehatan berpengaruh terhadap banyaknya ibu hamil yang mengkonsumsi TTD, dan banyaknya ibu hamil yang mengkonsumsi TTD berpengaruh menurunkan stunting, maka dapat disimpulkan bahwa DAK bidang kesehatan berpengaruh terhadap penurunan stunting di Indonesia. Model recursive digunakan untuk menguji model tersebut. Estimasi modelnya mengunakan metode Two-Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAK bidang kesehatan tidak berdampak terhadap peningkatan banyaknya ibu hamil yang mengonsumsi TTD. Sementara, banyaknya ibu hamil yang mengonsumsi TTD berdampak terhadap penurunan stunting secara signifikan. Dengan demikian, DAK bidang Kesehatan tidak berdampak terhadap penurunan kasus stunting di Indonesia. Lebih lanjut, beberapa variabel kontrol seperti ibu melahirkan di bidan, ibu berpendidikan SD, ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif, dan rumah tangga yang mengonsumsi air minum yang terlindungi berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan/penurunan stunting. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut: (i) Faktor-faktor penyebab stunting dari aspek immediate Causes dan underlying causes seperti bayi lahir premature, berat badan lahir rendah, penyakit infeksi, durasi ASI, usia ibu, interval kehamilan, vaksinisasi bayi dan aspek layanan kesehatan tidak dikaji sepenuhnya karena keterbatasan data dan fokus studi utamanya pada aspek sosioekonomi. (ii) Faktor-faktor yang dapat mengintervensi stunting dari sisi lain kebijakan DAK bidang Kesehatan belum sepenuhnya diteliti seperti aspek JAMPERSAL, perbaikan infrastruktur puskesmas dan posyandu, dan (iii) Data-data yang mewakili variabel seperti pendapatan masih sangat makro dan tidak mengestimasi pendapatan individu secara menyeluruh.
Stunting is a condition of stunting that occurs in children when compared to the age group. Children are stunted if their height is minus two (short) or minus three (very short) from the standard deviation determined by WHO. Based on previous research, it is known that stunting does not only occur due to health factors, but more than that, stunting occurs due to various interrelated causes from various multidimensional sectors. This study aims to examine the effect of DAK in the health sector on stunting reduction in Indonesia by building a stunting model based on the literature approach taken. If it can be proven that DAK in the health sector affects the number of pregnant women who consume iron tablets, and the number of pregnant women who consume iron tablets has an effect on reducing stunting, it can be concluded that DAK in the health sector has an effect on reducing stunting in Indonesia. The recursive model is used to test the model. Estimation of the model using the Two Stage Least Square (2SLS) method. The results showed that DAK in the health sector had no impact on the increase in the number of pregnant women who consumed iron tablets. Meanwhile, the number of pregnant women who consumed iron tablets had a significant impact on reducing stunting. Thus, DAK in the Health sector has no impact on reducing stunting cases in Indonesia. Furthermore, several control variables, such as mothers birth at midwives, mothers with low educated, mothers who do not exclusively breastfeed, and households consuming protected drinking water have a significant effect on the increase/decrease in stunting. The limitations of this study are as follows: (i) The factors that cause stunting from the immediate causes and underlying causes such as premature birth, low birth weight, infectious diseases, duration of breastfeeding, maternal age, pregnancy interval, infant vaccination and service aspects health was not fully studied because of limited data and the focus of the study was mainly on socioeconomic aspects. (ii) The factors that can intervene in stunting from the other side of the DAK policy in the health sector have not been fully researched, such as the JAMPERSAL aspect, improvements to the infrastructure of puskesmas and posyandu, and (iii) Data representing variables such as income is still very macro and does not estimate individual income overall."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library