Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
John Martono
Abstrak :
Dalam era globalisasi ini, di mana persaingan sangat ketat, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan proses bisnisnya dengan efisien dan efektif egar dapat tetap bertahan. Proses aliran material merupakan salah satu hal yang sangat pentiag bagi perusahwm manufuktur dahan menjalenkaa opemsional.aya. Oleh karena itu, untuk mendapatkaa proses aliran material yang efektif dan efisien. setiap risiko yang mungkin teljadi hams ditangani dengan cepat dan tepat. Dalam hal ini, anallsis risiko diperluksn untuk dopa! mengidentifikasi dan menangani risiko yang ada agar tidak merugikaa perusahwm. Failure Mode anti F/fect Analysis (FMEA) merupakan salah satu metode dahan meiakuksn analisis risiko yang seriog digunuksn. Dengan metode ini, risiko-risiko yang poteosial teljadi dapat diukur nilainya dahan hentuk Risk Priority Number sehingga pi.bak perusahwm dapat menentukan prioritas terlmdap tindakan yang uksn diambil berdasarkan nilai tersebut. PT Komatsu lodooesia yang bergerak dalam bidang manufuktur alat-alat bera1 dan komponen-komponennya, saat ini lebih dominan mengganuksn swnber daya manusia di dalam proses aliran material sepertl penerimaan, iospeksi, penyiropanan, dan pengeluaran material. Hal ini tentu saja uksn menimhnlksn risiko akibat human error pada perusahwm. Berdasauksn basil anallsis risiko, didapatkan sembilan risiko pada proses aliran material daJam Material Control and Supply PT Komatsu lodonesia SIIategi penanganan tiap risiko dibuat untuk meminimalkan kerugian atau babaya yang ditimbulkan risiko itu terlmdap perusahwm. Dengan adanya strategi-strategi itu, proses aliran material daJam perusahwm akan menjadi lebib efektif dan efisien sehlngga bal ini uksn meningksakan keuotungan dan daya saing bagi perusahwm. ......in this globalization era, where the competition is very tight, e&>b company was forced to run its business processes effectively and efficiently in order to continue to exist. Matetial flow process is one of the most important things for the manufucturlng companies in doing their operational. Thus, to achieve the effective and efficient material flow process, the potential risks that might occur must be managed irmnediately and properly. In this ease, risk analysis is required to identify and control the hazards that imperil the corporate. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is one of the risk analysis tools that often to be used. By way of FMEA, the potemial risk could be measured in Risk Priority Number (RPN) therefore the company could ptioritize tbe actions should be taken against tbe risk based on that value. Nowadays, PT Komatsu Indonesia as the heavy equipment manufucturing company, using more Innnan resource in marerial flow process such as receivins, verification, storage., and issuing. Cerminly, this will provoke tbe potential risk ceused by human error to organization. Derived from risk analysis, there are nine potential risks in marerial flow process at the Material Control and Supply PT Komatsu Indonesia. The strategies against them were mede to mitigate tbe effects that bad caused to tha company. Through those strategies, the effective and efficient marerial flow process will be achieved. These positively increase beoefits and competitive advantages for the company.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Mahardika
Abstrak :
Reliability Centered Maintenance comprises a set task of task generated on basis a systematic and logic evaluation that are used to develop a maintenance program. In this implementation study, RCM applied to guarantee zero evident and hidden failure condition on gas turbine and gas compressor. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) used to identify failure and risk analysis for safety, environment and cost on gas turbine and gas compressor. In this research, we collect data in site location such as : Process and instrument diagram in system and sub system on gas turbine and gas compressor. Interview to field operation is need to identify major failure in location. Risk Analysis was done with standard risk factor matrix. It?s created maintenance task lis consist 62 PM task (34,45 %), 16 Predictive Maintenance task list (8,88 %), 21 Check and Inspection task (11,67 %), 20 Engineering Inspection and Non Destructive test ((11,11 %), 7 Inspection and Cleaning Task (3,89 %), 36 Calibration task (20 %), 2 Replacement task (1,11 %) and 16 item run to failure. Economic analysis from this maintenance task list will spent implementation cost USD 17450 . Cost for maintenance activity for fisrt year and second year are USD 35073,505. In third year it will increase up to USD 37741,505, it caused by increasing maintenance activity for boroscope inspection and non destructive test.
Reliability Centered Maintenance terdiri dari kumpulan maintenance task yang dihasilkan dari evaluasi sistematik dengan pengambilan keputusan yang logis. Dalam studi penerapan ini RCM diterapkan untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan pada gas turbine dan gas compressor baik itu kegagalan nyata (evident failure ) ataupun kegagalan tersembuni (hidden Failure). Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan yang terjadi pada gas turbine dan gas compressor serta resikonya terhadap lingkungan, keselamatan persone dan biaya yang dikeluarkan. Metode penelitian yang dilakukan dengan pengambilan data dilapangan berupa Process dan Instrument Diagram setiap system dan sub system dalam gas turbine dan gas compressor. Wawancara kepada pihak lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi kega galan yang sering terjadi dilapangan . Analisa resiko dilakukan dengan menggunakan matriks faktor resiko yang sudah distandarisasi. Sehingga menghasilkan maintenance task list yang terdiri dari 62 PM Task (34,45%), Predictive maintenance terdiri dari 16 task (8,88%), Check and Daily Inspection terdiri 21 task (11,67%), Engineering Inspection dan Non Destructive Test terdiri dari 20 task (11,11 %), Inspection and Cleaning 7 Task (3,89 %), Calibration terdiri dari 36 task (20%), Replacement terdiri dari 2 task (1,11 %) dan Run to Failure 16 item (8,88%). Analisa ekonomi terhadap maintenance task list yang dihasilkan dari studi penerapan RCM dilakukan dengan total biaya implementasi sebesar USD 17450. Sedangkan biaya untuk untuk manhour aktifitas maintenance untuk tahun pertama dan tahun kedua besarnya sama yaitu USD 35073,505. Pada tahun ketiga biaya aktifitas maintenance naik menjadi USD 37741,505, hal ini disebabkan adanya penambahan aktifitas maintenance berupa boroscope inspection dan non destructive test untuk material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Suthep
Abstrak :
This article explains the application of the Reliability-Centered Maintenance (RCM) approach to developing maintenance planning in Hard Chrome Plating plants. The key to the RCM purpose is an effectual maintenance planning of plant components inherent in their reliability value. Also, this research aims to reduce machine downtime maintenance that stems from machine breakdown and to select preventive maintenance activities based on the engineering reliability for the machine parts. The first step of the research involves setting a priority for critical parts of the Hard Chrome Plating machine. After that, we analyze the damage and risk level data by using Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) for calculating a suitable reliability parameter. The final step is to select the preventive maintenance task. As a result of this research, the failure rate of the plant can be reduced 9.22% and the machine availability rate of the plant is increased to 80.34% accordingly. Following this theme, a maintenance plan for the plant is conducted with respect to this RCM concept. Application of the RCM approach revealed that the key time between plant equipment failures and the likelihood of abrupt equipment failures are reduced.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Naily Istianah
Abstrak :
Dunia industri menjadi salah satu hal yang terpenting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, perusahaan di bidang industri khususnya manufaktur tidak sedikit. Perusahaan-perusahaan di industri manufaktur di dalam maupun luar negeri saling bersaing agar dapat memenuhi permintaan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Akan tetapi setiap perusahaan dalam proses produksinya pasti mengalami produksi barang cacat yang tidak bisa dihindari. Adanya produk cacat akan sangat merugikan pihak perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan terhadap produk cacat diperusahaan. Penelitian ini menganalisis kecacatan potensial dan penyebab potensial terjadinya produk cacat menggunakan metode FMEA dan Diagram Fishbone. Setelah mendapatkan identifikasi penyebab kecacatan, lalu menentukan prioritas resiko dengan Diagram Pareto dan Matriks FMEA untuk dicari rekomendasi perbaikan dengan tool PICA. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kecacatan yang sering terjadi pada jaring nylon multifilament adalah jaring sobek dan jaring lerek. Penyebab potensial mayoritas terjadi pada jaring sobek adalah karena upper hook tajam/kasar bagian pengaitnya. Sedangkan pada jaring lerek, penyebab potensial mayoritas terjadi karena sekoci seret. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya jaring cacat adalah faktor mesin, manusia, dan material. Oleh karena itu, diperlukannya penanganan dalam mengatasi masalah pada proses produksi. ......The industrial world is one of the most important things in the economic development of the country. However, there are many companies in manufacturing sector. Domestic and foreign manufacturing companies compete each other to meet consumer demand from their products. However, each company process must experience the production of defective goods that cannot be avoided in its production. The existence of a defective product will be very detrimental to the company. Hence, resolving the defective products in the company is needed. This study analyze the potential defects and the potential cause of defect product could occur using the FMEA and Fishbone Diagram methods. Since obtaining the identification of the defect causes, then determining risk priorities using the Pareto Diagram and FMEA Matrix to find recommendations for improvement using the PICA tool. Based on the research results, the defects that can occur in the nylon multifilament net are torn net and lerek net. A potential cause of torn net is because of the sharp/rough upper hook. Whereas in lerek nets, the potential cause is sluggish bobbin case. Factors that affect the occurence of defect nets are machine, human, and material. Therefore, it is necessary to solve problems in the process production.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Setyardi Pradipto
Abstrak :
Manusia memiliki kecenderungan untuk menyalahkan dirinya sendiri sebagai ldquo;human error rdquo;. Terdapat satu pendekatan yang melibatkan penggunaan metode struktural untuk dapat mendeteksi kesalahan yang mungkin dilakukan oleh manusia dalam performa pekerjaannya, yaitu Human Error Identification HEI . Salah satu teknik dari metode HEI untuk memprediksi performa pengguna yang berinteraksi dengan mesin adalah Task Analysis for Error Identfication TAFEI . TAFEI mampu memberikan ldquo;suggested way rdquo; dalam pengendalian kesalahan tersebut namun gagal untuk memperkirakan seberapa sering risiko kesalahan tersebut terjadi, kemungkinan memprediksi risiko kesalahan dan seberapa serius dampak yang dihasilkan. Oleh karena itulah untuk mengatasi ketidakmampuan TAFEI, penulis menggunakan metode FMEA Failure Mode Effects Analysis. Penelitian ini akan menggunakan fuzzy FMEA sebagai perbaikan dari FMEA tradisional. Kelemahan dari FMEA tradisional dapat dieliminasi oleh fuzzy logic, dimana menggunakan linguistik variables. Dengan FMEA, maka akan didapatkan kesalahan mana yang akan diprioritaskan untuk kemudian dilakukan evaluasi. Pengambilan data dilakukan di Polman Astra pada proses casting,cutting, dan forming. Berdasarkan hasil TAFEI yang dilakukan, terdapat 22 kesalahan pada ketiga proses tersebut. 22 kesalahan tersebut diterjemahkan menjadi 13 mode kesalahan pada FMEA. Untuk penilaian FMEA, dilakukan pembobotan penilaian dan dilakukan 3 skenario pembobotan pada FMEA dengan 3 jenis responden. ......People tend to blame themselves for their errors. There exists an approach that use a structural method to detect errors done by humans in their work, i.e. Human Error Identification HEI. One of the techniques and methods of HEI predicting the performance of users who interact with the machine is Task Analysis for Error Identification TAFEI. TAFEI is able to provide a suggested way in controlling these errors but failed to estimate the probability of errors, to predict the occurance of the risk and to measure the severity generated. Therefore to overcome the inability of TAFEI, this study uses FMEA. This study will use fuzzy FMEA as an improvement over the traditional FMEA. The weakness of traditional FMEA can be eliminated by fuzzy logic, that using linguistic variables. FMEA will prioritize the errors for further evaluation. Data collection is done in Polman Astra on casting, cutting, and forming processes. Based on the results of TAFEI, there are 22 errors in the three processes. 22 errors are translated into 13 failure modes on FMEA. For FMEA assessment, weighing the scores and 3 weighted scenarios on FMEA with 3 respondents.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar Khalifatullah
Abstrak :
Kebutuhan energi listrik dari segi ketersediaan, kapasitas, dan energi meningkat sangat tinggi seiring dengan rencana perkembangan dari sebuah negara. Energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi bersih dan rendah karbon yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan menggunakan teknologi konversi energi (PLTP). Namun, penelitian yang membahas tentang PLTP sendiri masih belum banyak terkhusus yang membahas penilaiain keandalan (reliability assessment). Penilaian Keandalan menjadi hal sangat penting untuk menjamin operasi yang optimal dan pemeliharaan yang efektif. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil dari nilai keandalan aktual yang mengacu pada data kegagalan sebuah PLTP dengan menggunakan beberapa metodologi yang berguna untuk menjadi sebuah acuan dalam mengoptimalkan kinerja dari operasi dan pemeliharaan PLTP.Penelitian mengkombinasikan beberapa metodologi (Weibull Distribution, FMEA, FTA, dan RBD) dalam prosesnya. Dari setiap metodologi akan mempengaruhi metodologi selanjutnya sehingga dapat dijadikan menjadi satu kesatuan metodologi dalam mendapatkan nilai keandalan dari PLTP.Metode Weibull Distribution menghasilkan nilai reliabilitas sebesar 0,315 atau setara dengan 31,5%. Metode FMEA menunjukkan bahwa hasil perhitungan yang perlu dijadikan acuan pada proses operasi dan pemeliharaan terdapat pada sistem Turbin dan Perangkat Lainnya. Sedangkan pada metode FTA-RBD menghasilkan nilai keandalan sebesar 0,435 atau setara dengan 43,5%. Perbedaan hasil nilai dikarenakan pada metode Weibull berfokus pada keseluruhan PLTP sedangkan pada metode FTA-RBD memiliki fokus kepada sistem yang terdapat pada PLTP.Setiap metode memberikan hasil yang berbeda - beda menyesuaikan dengan data kegagalan yang telah didapatkan dan pengolahan data yang dilakukan. Sehingga, setiap metode dapat dikembangkan agar menjadi sebuah metodologi yang baru atau dapat mengkombinasikan setiap metode untuk mendapatkan nilai yang aktual. ......The need for electrical energy in terms of availability, capacity, and energy increases very high along with the development plan of a country. Geothermal energy is one of the clean and low-carbon energy sources that can be utilized for electricity using energy conversion technology (PLTP). However, there are still not many studies that discuss PLTP itself, especially those that discuss reliability assessment. Reliability assessment is very important to ensure optimal operation and effective maintenance. So, this research aims to get the results of the actual reliability value that refers to the failure data of a GPP by using several methodologies that are useful to be a reference in optimizing the performance of PLTP operations and maintenance. The research combines several methodologies (Weibull Distribution, FMEA, FTA, and RBD) in the process. Each methodology will affect the next methodology so that it can be used as a unified methodology in obtaining the reliability value of GPP. Weibull Distribution method produces a reliability value of 0.315 or equivalent to 31.5%. The FMEA method shows that the calculation results that need to be used as a reference in the operation and maintenance process are in the Turbine and Other Devices system. While the FTA-RBD method produces a reliability value of 0.435 or equivalent to 43.5%. The difference in value results is because the Weibull method focuses on the entire GPP while the FTA-RBD method focuses on the system contained in the PLTP. Each method provides different results according to the failure data that has been obtained and the data processing performed. So, each method can be developed into a new methodology or can combine each method to get the actual value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggika Yelzi Pratiwi
Abstrak :
Kejadian Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang terjadi di rumah sakit dapat menyebabkan kerugian kepada pasien dan rumah sakit. IKP merupakan beban kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Salah satu upaya rumah sakit untuk mengelola dan mengidentifikasi potensi risiko IKP yaitu melalui manajemen risiko proaktif dengan metode Failure Mode and Effect Analysis(FMEA). FMEA telah digunakan rumah sakit di berbagai dunia dalam mengidentifikasi risiko pada layanan baru rumah sakit. RSUD Pasar Minggu saat ini sedang mengembangkan layanan baru yaitu layanan CAPD, dimana layanan ini merupakan layanan berisiko yang tidak hanya melibatkan petugas kesehatan di rumah sakit namun pasien sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko IKP dengan metode FMEA pada layanan CAPD di RSUD Pasar Minggu dalam rangka mencegah risiko IKP terjadi. Penelitian secara kualitatif dengan pendekatan operational research. Data penelitian diperoleh dari data primer yaitu wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD) serta data sekunder yaitu telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses post-pemasangan akses peritoneal dan CAPD mandiri oleh pasien merupakan fokus proses penyusunan FMEA. Prioritas risiko yang ditemukan yaitu infeksi exit site/ tunnel, infeksi peritonitis, obstruksi kateter, dan leakage. Akar penyebab risiko terjadi yaitu regulasi layanan CAPD belum seluruhnya tersedia, rencana edukasi dan re-edukasi belum diterapkan, dan monitoring dan evaluasi perawatan CAPD belum ditentukan. Rekomendasi dalam pencegahan risiko tersebut yaitu melengkapi regulasi layanan CAPD pada panduan layanan CAPD, memaksimalkan rencana edukasi dan re-edukasi pasien dengan CAPD training plan matrix dan poster edukasi pasien, serta menetapkan prosedur monitoring dan evaluasi perawatan CAPD pasien. ......Patient safety incident occur in hospital can cause harm to both patients and hospital. Patient safety incident represent a significant burden of death and disability worldwide. One of the hospital’s effort to manage and identify potential risks of patient safety incident is through proactive risik management using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method. FMEA has been used by hospitals worldwide to identify risks in hospital new services. Pasar Minggu Regional General Hospital is currently developing CAPD as a new service, which is a high-risk service involving healthcare professionals and patients themselves. This research aim to identify the risk of patient safety incident using the FMEA method in CAPD at RSUD Pasar Minggu in order to prevent the incident risk. The research is qualitative research with an operational research approach. Data were obtained from primary sources through in-depth interview and focus group discussion (FGD) and secondary data through literature review. The result shows that the post insersion process of peritoneal access and patient self management in CAPD are the focus of the FMEA process. The identified priority risks found were exit site/ tunnel infection, peritonitis infection, catheter obstruction, and leakage. The root cause of the risks that occur are the incomplete of CAPD service regulatory, education and re-education plans have not been implemented, and monitoring and evaluation have not been determined. Recommendations for preventing these risks include completing CAPD regulations in the service guidelines, optimalizing patient education and re-education plans with CAPD training plan matrix and patient education poster, and establishing monitoring and evaluation procedures for CAPD patient care
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsy Karima Zahra
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan pemeliharaan menjadi semakin kompleks seiring dengan tren otomasi berbagai industry, salah satunya adalah transportasi kereta perkotaan. Selain kompleksitasnya, pemeliharaan juga merupakan kontributor utama dalam pengiriman biaya layanan, mencapai 15% dari total biaya operasi untuk layanan kereta perkotaan di Indonesia. Pemeliharaan sendiri merupakan proses bisnis berbasis risiko berkaitan dengan potensi kegagalan peralatan teknis yang mempengaruhi ketersediaan peralatan atau pendapatan layanan secara tidak langsung. Studi sebelumnya mengakui bahwa peningkatan ekspektasi kualitas layanan dan risiko kegiatan pemeliharaan masih linier dengan biaya pemeliharaan di mana sebagian besar perusahaan hanya mengikuti OEM (Original Equipment Manufacturer) daripada mengembangkan strategi yang lebih baik. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan strategi pemeliharaan tetapi belum mempertimbangkan kualitas dan risiko kegagalan secara komprehensif. Penelitian ini disusun untuk merancang model penentuan kebijakan pemeliharaan melalui pengaturan prioritas kegiatan pemeliharaan berdasarkan risiko kegagalan dan dampaknya terhadap kualitas layanan. Data diperoleh dari survei atribut kualitas layanan dan wawancara pemangku kepentingan perusahaan kereta perkotaan. Menggunakan House of Quality (HoQ), diidentifikasi tingkat kepentingan setiap kegiatan pemeliharaan. Prioritas disusun berdasarkan analisa risiko dan dihasilkan indeks prioritas pada setiap aktivitas pemeliharaan. Indeks ini dikorelasikan dengan jenis kebijakan pemeliharaan yang diperoleh dari beberapa studi sebelumnya ......In recent years, maintenance activities have become more complex along with the trends of automation in various industries. It implies maintenance being a dependent factor to service quality, one of which is urban rail transportation that already adhered to the grade of automation. In addition to its complexity, maintenance is also a major contributor in the cost-of-service delivery, reaching 15% of the total operating costs for urban rail services in Indonesia. Maintenance itself was a risk-based business process considering potential failures of technical equipment that affect equipment availability or service revenue indirectly. Previous studies recognized that the increased expectation of service quality and risk of maintenance activities are still linear to maintenance costs. Furthermore. most companies only follow OEM (Original Equipment Manufacturer) rather than develop their own strategy. Several studies have been conducted to determine maintenance strategies but have not considered the quality and risk of failure comprehensively. Therefore, this study aims to determine maintenance policies through priority arrangement of maintenance activities based on the risk of failure and its impact on service quality. Data are obtained from service quality attributes survey and stakeholder interview of urban rail company. Using House of Quality (HoQ) the importance of each maintenance activity is identified and prioritized subsequently based on potential failure and detection capabilities using FMEA (Failure Mode Effect Analysis). The result shows priority indexing on each maintenance activity. Afterwards those priority can be utilized as the main criteria for determining maintenance policy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Kurnia
Abstrak :
Lean System adalah system produksi yang berfokus pada identifikasi secara sistematis dan penghapusan waste (pemborosan) dari suatu proses dan melibatkan perubahan, meningkatkan proses, produktivitas dan memberikan produk bermutu kepada produsen dan konsumen dengan biaya terendah. Proses produksi yang tidak efektif dan efisien menghasilkan pemborosan yang dibebankan sebagai biaya produksi. Oleh karena itu melalui penelitian ini, aktual proses produksi dipetakan ke dalam sebuah peta "VSM" (Value Stream Mapping) sehingga terlihat semua aktivitas yang menambah nilai dan yang tidak menambah nilai pada produk setelah itu menetukan area mana yang akan kita analisa dengan menggunakan 7 tools dan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) untuk melakukan perbaikan dalam penelitian ini di area produksi stamping di line small press. Untuk memecahkan permasalahan di dalam tempat kerja memerlukan perhatian manajemen. baik untuk pemecahan masalah langsung dan untuk mendukung's peran manajer dalam berkomunikasi, pembinaan dan pengajaran pemecahan masalah untuk pekerja (member) produksi. Jishukens terus mengembangkan keterampilan interpersonal's manajemen sehingga mereka memahami cara yang tepat untuk melatih dan mendukung kaizen. fungsi organisasi Jishuken adalah untuk berkomunikasi, mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai perusahaan, keyakinan dan perilaku (dikenal sebagai Toyota Way).
Lean Production System is a system that focuses on systematic identification and elimination of waste from a process, involving a change; improve processes, productivity and providing quality products to the and consumers with the lowest cost. The production process that is not effectively and efficiently produces waste will be charged as cost of production. Therefore, through this research, the actual production process mapped into a map of "VSM" (Value Stream Mapping) so it looks all activities that add value and which do not add value to the product after it determines which areas we will analyze with 7 tools & Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) to make improvements in this research in the area of production in line small stamping presses. To solve the problems in the workplace require management attention. Good for solving immediate problems and to support the manager's role in communication, coaching and teaching problem solving to employee (member) production. Jishukens continue to develop interpersonal skills management so that they understand the proper way to train and support kaizen. Jishuken organization function is to communicate, maintain and strengthen the company's values, beliefs and behaviors (known as the Toyota Way).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29785
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nungky Awang Chandra
Abstrak :
Serangan siber yang meningkat dan bervariasi membutuhkan sebuah model yang mampu meningkatkan ketahanan dan kesadaran akan ancaman serangan bencana siber. Penelitian ini mengembangkan model cyberdisaster situation awareness yang mampu menggambarkan dua tahap proses yaitu penilaian tingkat risiko ancaman bencana siber dan kerangka pengujian kerentanan keamanan siber melalui metode audit, tabletop exercise dan penetration testing. Penelitian ini menggunakan metode risiko formal fuzzy FMEA dan temporal risk. Hasil penelitian pertama menunjukan bahwa model cyberdisaster situation awareness mampu meningkatkan ketahanan keamanan siber. Model ini menggambarkan bahwa dengan metode fuzzy FMEA didapatkan nilai tingkat risiko bencana tertinggi yaitu ancaman serangan ransomware dan gempa bumi. Dari dua nilai risiko yang tertinggi tersebut dilakukan validasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran dalam menghadapi ancaman ransomware dan gempa bumi melalui survey 152 responden. Hasil survey menunjukan bahwa keputusan respon bencana siber dipengaruhi oleh faktor kapabilitas sistem (p < 0,05), faktor pengetahuan (p < 0,05), dan faktor kesadaran akan situasi bencana (p < 0,05). Pada penelitian kedua menunjukan bahwa kerangka pengujian kerentanan keamanan siber dengan pendekatan temporal risk dapat membantu meningkatkan ketahanan dan keamanan siber. Metode pengujian audit, tabletop exercise dan penetration testing akan menghasilkan dua klasifikasi risiko yaitu risiko yang dapat diterima (tolerable risk) dan risiko yang tidak dapat diterima (intolerable risk). Penelitian ini juga menggunakan aplikasi untuk membantu mengukur tingkat risiko keamanan siber berdasarkan Annex ISO 27001:2013. Hasil pengujian penilaian risiko dengan metode audit berdasarkan annex ISO 27001:2013 ditemukan bahwa tingkat risiko yang dapat diterima adalah akuisisi, pengembangan dan pemeliharaan sistem, dengan nilai indeks kinerja pengamanan sebesar 38.29%. Untuk hasil pengujian metode tabletop exercise dihasilkan bahwa tidak ditemukan tingkat risiko tinggi atau yang tidak dapat diterima, dengan nilai indeks kinerja pengamanan sebesar 75%. Hasil pengujian dengan metode penetration testing menunjukan bahwa risiko yang tidak dapat diterima adalah pengendalian akses dan pengamanan komunikasi, dengan nilai indeks pengendalian pengamanan sebesar 16.66%. Dari temuan kerentanan ini dilakukan tindakan perbaikan melalui aplikasi untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan siber. Tindakan perbaikan ini menghasilkan kinerja pengamanan 100% memenuhi annex ISO 2700:2013. Kebaruan dari penelitian ini adalah konsep model kerangka cybersituation awareness yang mampu menilai risiko ancaman keamanan siber dan pengujian kerentanan pengendalian keamanan siber. ......Cyber attacks that are increasing and varied require a model that is able to increase resilience and awareness of the threat of cyber-disaster attacks. This study develops a cyberdisaster situation awareness model that is able to describe two stages of the process, namely the assessment of the level of cyber disaster threat risk and a cybersecurity vulnerability testing framework through audit methods, tabletop exercise and penetration testing. This study uses a formal risk method fuzzy FMEA and temporal risk. The results of the first study showed that the cyberdisaster situation awareness model was able to increase cyber security resilience. This model illustrates that with the fuzzy FMEA method, the highest level score of disaster risk is the threat of ransomware attacks and earthquakes. From the two highest risk values, validation of the factors that affect the level of awareness in dealing with the threat of ransomware and earthquakes was carried out through a survey of 152 respondents. The survey results show that cyber disaster response decisions are influenced by factors such as system capability (p < 0.05), knowledge factor (p < 0.05), and awareness of disaster situations (p < 0.05). The second research shows that a cybersecurity vulnerability testing framework with a temporal risk approach can help improve cyber resilience and security. The audit testing method, tabletop exercise and penetration testing will produce two risk classifications, namely tolerable risk and intolerable risk. This study also uses an application to help measure the level of cybersecurity risk based on Annex ISO 27001: 2013. The results of risk assessment with testing the audit method based on annex ISO 27001:2013 found that the acceptable level of risk is the acquisition, development and maintenance of the system, with a security performance index value of 38.29%. For the results of the tabletop exercise test method, it was found that there was no high or unacceptable risk level, with a security performance index value of 75%. And for the test results using the penetration testing method, it shows that the unacceptable risk is access control and communication security, with a security control index value of 16.66%. From the findings of these vulnerabilities, corrective actions are taken through applications to increase cyber resilience and security. These corrective actions result in 100% security performance meeting the annex ISO 27001:2013. The novelty of this research is the concept of a cybersituation awareness framework model that is able to assess cybersecurity threat risks and test cybersecurity control vulnerabilities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>