Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laue, Kurt
Ohio: American Society of Metals, 1981
671.34 LAU e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alfredo Fernando
Abstrak :
Berbagai aplikasi pengecilan ukuran partikel liposom telah dilakukan untuk memperoleh liposom SUV dengan pertimbangan distribusi sistemik yang lebih baik dan pemenuhan kriteria filtrasi steril. Ekstrusi dan sonikasi merupakan metode reduksi ukuran partikel yang umum digunakan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh metode ekstrusi dan sonikasi terhadap karakteristik liposom bila ditinjau dari morfologi, ukuran partikel, efisiensi penjerapan, dan sterilitas. Pembuatan liposom dilakukan dengan metode hidrasi lapis tipis. Liposom hasil hidrasi diberikan dua perlakuan berbeda: ekstrusi 5 siklus dengan membran polikarbonat 0,45 μm dan sonikasi 2 kali selama masing-masing 5 menit. Liposom terekstrusi dan tersonikasi disterilisasi filtrasi dengan teknik ekstrusi 1 siklus menggunakan membran polikarbonat 0,22 μm secara aseptik. Citra TEM menunjukkan bentuk sferis unilamelar dari globul liposom tersonikasi dan variasi bentuk globul pada liposom terekstrusi. Ekstrusi 5 siklus dan sonikasi menghasilkan liposom dengan rata-rata ukuran partikel berturut-turut 445,3 (PDI=0,49) dan 75,5 nm (PDI=0,323). Sterilisasi filtrasi 1 siklus cenderung meningkatkan rata-rata ukuran partikel dan keseragaman liposom terekstrusi, tetapi tidak berpengaruh terhadap liposom tersonikasi. Jumlah meropenem terjerap dalam liposom terhidrasi, terekstrusi, dan tersonikasi berturut-turut sebesar 67,99%, 32,93%, dan 72,76%. Proses ekstrusi steril menurunkan efisiensi penjerapan liposom terekstrusi (25,94%) dan tersonikasi (35,02%). Pengujian sterilitas dengan medium tioglikolat dan agar darah mengindikasikan adanya pertumbuhan bakteri. ......Various applications of liposome particle size reduction have been made to obtain SUV liposome with consideration of better systemic distribution and sterile filtration criteria fulfillment. Extrusion and sonication are two common methods of particle size reduction. This study aims to observe the effect of extrusion and sonication methods on the characterizatic of liposomes in terms of morphology, particle size, entrapment efficiency, and sterility. Liposome was produced by thin film hydration method. Hydrated liposome was given two different treatments: 5 cycles extrusion with 0.45 μm polycarbonate membrane and 2 sonication cycles for 5 minutes each. Furthermore, extruded and sonicated liposome were sterilized by filtration using 1 cycle extrusion techniques with 0.22 μm polycarbonate membrane aseptically. TEM image shows the unilamellar spherical globule of sonicated liposome and various globule forms of extruded liposome. 5 cycles extrusion and sonication produce liposome’s globule with mean particle size of 445.3 nm (PDI = 0.49) and 75.5 nm (PDI = 0.323) respectively. Sterile filtration increased mean particle size and uniformity of the extruded liposomes, but it didn’t influence the sonicated liposome. Meropenem entrapped in hydrated, extruded, and sonicated liposomes were respectively 67.99%, 32.93%, and 72.76%. Sterile extrusion process decreased the entrapment efficiency of extruded (25.94%) and sonicated (35.02%) liposome. Sterility testing with thioglikolat medium and blood agar indicate the presence of bacterial growth.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriati
Abstrak :
Latar Belakang: Kasus kehilangan gigi banyak terjadi di Indonesia dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengganti dengan segera masih kurang. Kondisi kehilangan gigi tersebut juga dipengaruhi oleh hormon seksual. Hormon esterogen berfungsi untuk menjaga osteointegrasi, sedangkan hormon testosteron berfungsi untuk menjaga densitas tulang. Di samping itu kurva oklusal, terutama dari bidang sagital seringkali digunakan sebagai acuan untuk perawatan di bidang prostodonsia dan ortodonsia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi jenis kelamin dengan perubahan lengkung oklusal berdasarkan ekstrusi gigi antagonis pada kasus kehilangan satu gigi posterior. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik potong lintang. Sampel penelitian ini berupa model studi yang diambil dari pasien RSGMP FKG UI, dimana kondisi pasien saat dicetak berumur 20-40 tahun dengan kehilangan satu gigi posterior yang memiliki gigi antagonis. Sampel penelitian ini adalah 40 buah dengan 20 buah kasus perempuan dan 20 buah kasus laki-laki. Kemudian, studi model di fotokopi dan dilakukan pengukuran dengan acuan berupa bidang oklusal pada rahang atas dan curve of Spee pada rahang bawah. Hasil: Usia rata-rata dari sampel adalah 28,45 tahun (laki-laki 31,15 tahun; perempuan 25,75 tahun) dan lama kehilangan ratarata adalah 4,35 tahun (laki-laki 3,825 tahun; perempuan 4,875 tahun). Rata-rata ekstrusi gigi antagonis pada 20 kasus laki-laki adalah 2,707 mm dan pada 20 kasus perempuan adalah 2,444 mm. Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan chi-square didapat nilai p adalah 0,185 (p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi antara jenis kelamin dengan perubahan lengkung oklusal berdasarkan ekstrusi gigi antagonis pada kasus kehlangan satu gigi posterior.
Background: Many cases of loss teeth in Indonesia and Indonesian people awareness to immediately change it are low. The condition of loss teeth is depending on sexual hormone. Estrogen is useful to keep the osteointegration, while testosterone is useful to keep the bone density. Occlusal curve, especially from sagital plane often use as a reference in a both prosthodontics and orthodontics treatment. Objective: The purpose of this research is to see the correlation between gender and the change of occlusal curve based on the value of extrusion antagonist tooth in loss a posterior tooth. Method: This research is a cross sectional analytic research. Sample, in this research is a study model of the patient from RSGMP FKG UI. When the dentist made the duplication of the patient?s mouth, the patient age is 20-40 years old and the patient loss one of their teeth that has antagonist teeth. The number of sample in this research is 40 cases those 20 cases from women?s patients and 20 cases from men?s patients. Than, copy the study models with the photocopy machine and measuring the extrusion of the antagonists teeth. These measurements use an occlusal plane (maxilla) and curve of Spee (mandible) as a reference. Result: Mean of the age is 28,45 years old ( men are 31,15 years old and women are 25,75 years old). Mean of duration of loss teeth is 4,35 years (men is 3.825 years and women is 4.875 years). Mean of extrusion of antagonist teeth in 20 men?s cases is 2,707 mm and in 20 women?s cases is 2,444 mm. The result of bivariat analysis (chi square) is p=0,185. Conclusion: Gender has no correlation with changing of occlusion curve in loss of posterior tooth.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Defriandi
Abstrak :
ABSTRAK
Saat masalah pengemas menjadi masalah yang mmit, sering plastik adalah jawabannya yang dapat melakukan fimgsi produk dan service. Dengan penambahan aditif - aditif tertentu plastik dapat menjadi transparan serta tahan lama dalam pemakaian. Antioksidan yang mempakan aditif yang hampir selalu ada dalam setiap produk plastik memainkan peranan cukup penting dalam menjaga plastik dari kerusakan saat pemprosesan maupun penggunaan akhir. Untuk itulah Pertamina sebagai salah satu pr^usen bahan plastik jenis polipropilen berkeinginan meneliti antioksidan baru IRGANOJ^ HP 2225 produksi Ciba Specialty Chemicals, Inc, guna memenuhi kebutuhan kilang untuk menurunkan biaya produksi dengan mengganti antioksidan primer dan sekunder yang telah dipakai. Penelitian dilakukan dengan melakukan variasi konsentrasi terhadap antioksidan Irganox HP 2225 serta variasi pada antioksidan sekunder yang telah dipakai dan antioksidan primer tetap. Formulasi terdiri atas FO sebagai standar, F1-F3 sebagai formulasi dengan variasi pada antioksidan sekunder dan antioksidan primer tetap, dan F4-F9 merupakan formulasi dengan variasi pada Irganox.HP 2225. Proses terdiri dua tahap, tahap awal merupakan proses skala lab untuk menentukan formulasi yang akan dipakai imtuk tahap selanjutnya yaitu skala besar. Pada tahapan awal ini menggunakan proses berulang {multiple extrusion) serta untuk setiap tahapannya dilakukan uji MFR serta wama. Dari tahapan ini diambil formulasi F9 untuk skala besar dan FO sebagai standar.Proses skala besar meliputi pembuatan pellet serta pembuatan film FO dan F9 dengan basil pengujian yang diperoleh untuk aging FO bertahan hingga 72 jam, F9 120 jam; pengujian keburaman {Haze) untuk FO 1,40 % dan F9 0,70 %; pengujian kekilapan (Gloss) untuk FO 136,2 % dan F9 148,0 %; pengujian kuat sobek (Tearing) arah MD untuk FO 30,56 g/mil dan F9 29,12 ^mil sedang arah TD untuk FO 30,06 g/mil dan F9 30,28 g/mil; pengujian kuat pecah (Falling Dart Impact) untuk FO 31,5003 g dan F9 46,5003 g. Dari pengujian tersebut terlihat bahwa penambahan antioksidan Irganox HP 2225 pada konsentrasi terendah yang direkomendasikan sebesar 0,05 % masih f menunjukkan beberapa sifat - sifat yang lebih baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vani Natasha
Abstrak :
Latar Belakang: Kesadaran masyarakat dalam mengganti kehilangan gigi posterior masih berada dalam angka yang rendah. Padahal, banyak studi menyatakan kehilangan gigi yang tidak diganti akan menyebabkan perubahan lengkung oklusal karena pergerakan patologis geligi sisa terutama dalam bidang vertikal. Pergerakan vertikal tersebut dipengaruhi berbagai hal, antara lain usia pasien. Akibat perubahan lengkung oklusal antara lain mastikasi menjadi tidak efisien serta akan mempersulit rencana perawatan dan prognosis pembuatan protesa. Tujuan: Mengetahui korelasi usia dengan perubahan lengkung oklusal berdasarkan ekstrusi gigi pada kehilangan gigi posterior yang tidak diganti. Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang pada studi model dan kartu status pasien RSGMP FKG UI tahun 2006-2008. Metode pemilihan sampel penelitian adalah purposive sampling dan didapatkan sebanyak 64 sampel penelitian. Analisis statistik secara univariat berupa distribusi frekuensi dari variabel usia, nilai ekstrusi gigi, serta uji bivariat menggunakan korelasi Pearson. Hasil: Didapatkan 64 sampel penelitian yang melengkapi kiteria inklusi. Usia sampel penelitian berkisar 20-58 tahun (usia rata-rata 38.53, SD ± 11.952). Hasil uji statistik korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna (p<0,01) dengan nilai korelasi Pearson (-0.402) dimana kekuatan korelasi adalah sedang dan berbanding terbalik antara usia pasien dengan perubahan lengkung oklusal berdasarkan ekstrusi gigi antagonis. Kesimpulan: Usia memilki hubungan bermakna dengan kedalaman lengkung oklusal dari bidang sagital berdasarkan besar ekstrusi pada kasus kehilangan gigi posterior yang tidak segera diganti.
Background: The awareness of replacing missing posterior teeth is still very low within the public even though research have shown that unreplaced missing tooth will likely alter the occlusal curve caused by pathological movement of antagonist totth, mainly on the vertical plane. The vertical movement is influenced by many factors, including patient?s age. Altered occlusal curve will reduce the efficienct of masticatory process as well as increasing the complexities of prognosis of protheses production and treatment planning. Aim: to study the correlation between aging on occlusal curve alteration as a result of unreplaced missing posterior tooth. Method: Descriptive studies using cross-sectional study method based on 2006-2008 data of dental cast and dental record of RSGMP FKG UI patients. Purposive sampling will be the method used and 64 samples will be used. Statistical analusis approach used was univariate statistics using frequency distribution of age, and dental extrusion measurement. Bivariate statistic test based on pearson correlation was also used to test the correlation between the two variables. Conclussion: All sixty four samples used met both inclusive and exclusive criteria. The samples age ranged from 20-58 years old, with a mean of 38.53 and standart deviation of 11.952. The Pearson correlation statistical test indicated a medium correlation and a inversed proportion relationship between age and occlusal curve alteration caused by antagonist tooth extrusion.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Wendy M.
Abstrak :
Obat yang digunakan pada pemberian sistemik dengan dosis tinggi untuk jangka panjang umumnya sangat toksik. salah satu upaya untuk menekan efek samping obat adalah dengan menginkorporasikan obat tersebut kedalam pembawa obat (drug carries) sehingga obat dapat langsung mencapai organ sasaran. Salah satu pembawa obat yang belum banyak diteliti karena merupakan formula liposom yang baru yaitu liposom EPC-TEL 2,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 dengan perlakuan ekstruksi pada dua suhu penyimpanan yang berbeda (4 derajat dan 37 derajat celcius) selama tiga bulan. Kestabilan liposom ditentukan dengan membandingkan jumlah dan diameter liposom.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09123fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Handle, Frank
Abstrak :
This book is ideal for practitioners and managers with low experience in the field. It introduces the theme of extrusion in ceramics and provides checklists, questionnaires, as well as the related literature and websites covering the topic. This Brief is written in a simple language and covers topics such as honeycombs, ceramic filters, auger geometry, wear and tear.
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509627
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Anom Anjasmara
Abstrak :
Lactobacillus plantarum FNCC-0461 merupakan bakteri asam laktat yang diisolasi dari dadih, yang berpotensi sebagai probiotik. Probiotik menunjukkan manfaat jika memiliki viabilitas minimal 1 x 107 CFU di ileum distal atau kolon. Namun, sebagian besar probiotik tidak tahan terhadap kondisi ekstrim selama melalui saluran cerna. Enkapsulasi probiotik menjadi sediaan pelet tertarget kolon menjadi solusi yang baik untuk menjaga viabilitas dan memberikan pelepasan probiotik ke lokasi spesifik di kolon. Pelet diformulasikan menggunakan metode ekstrusi-sferonisasi dengan eksipien berupa Microcrytalline Cellulose (MCC), laktosa, pektin, Cellulose Acetate Phthalate (CAP) dan shellac. Sediaan pelet yang telah dibuat dievaluasi karakteristik fisik, viabilitasnya hingga dilakukan uji disolusi selama 24 jam pada pH 1,2; 6,8 dan 7,4. Pelet yang dilapisi CAP menunjukan hasil yang paling optimum dengan karakteristik pelet yang berbentuk bulat dengan distribusi ukuran partikel 913,57 ± 8,28 μm dan persen perolehan kembali 88,71 ± 1,04 % yang memiliki sifat alir yang sangat baik, kekuatan mekanik yang baik, viabilitas 4,76 x107 CFU/g dan hasil uji disolusinya menunjukan pelepasan sel tertinggi pada cairan simulasi kolon sebesar 1,38 x 107 CFU/g setelah 24 jam. ......Lactobacillus plantarum FNCC-0461 is a lactic acid bacteria isolated from dadih which has potential as a probiotic. Probiotics show health benefits if they have viability at least 1 x 107 CFU in the distal ileum or colon. However, most probiotics are not resistant to extreme conditions while passing through the digestive tract. Encapsulation of probiotics into colon-targeted pellets was a good solution to maintain the viability and provide release of probiotics to specific site in the colon. Pellets were formulated using extrusion-spheronization method with excipient such as Microcrystalline Cellulose (MCC), lactose, pectin, Cellulose Acetate Phthalate (CAP) and shellac. The obtained pellets were evaluated for their physical properties, viability and dissolution study was carried out at pH 1.2; 6.8 and 7.4 for 24 hours. CAP-coated pelet provide the optimum formulation were spherical with particle size distribution was 913.57 ± 8.28 μm and yield was 88.71 ± 1.04 %, it’s have very good flow properties, good mechanical properties, viability was 4.76 x107 CFU/g and it’s dissolution study showed the highest cell release in simulated colonic fluid of 1.38 x 107 CFU/g for 24 hours.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Octavianus Jonathan
Abstrak :
ABSTRAK Paduan biner Mg-Gd memiliki potensi sebagai material implan yang mudah larut dalam tubuh. Penambahan sedikit gadolinium dapat memperbaiki sifat mekanik dan laju korosi sehingga memenuhi syarat sebagai material implan yang sesuai kondisi tubuh. Pada penelitian ini paduan Mg-Gd diberikan perlakuan ekstrusi panas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi temperatur ekstrusi terhadap karakteristik dan mekanisme laju degradasi material Mg-1,6Gd. Karakterisasi dan mekanisme degradasi dari sampel Mg-1.6Gd didapatkan dengan dilakukan pengujian dengan beberapa metode. Karakterisasi material dianalisa menggunakan Optical Microscope , SEM, dan EDAX. Mekanisme degradasi diukur dalam larutan Kokubo Simulated Body Fluid (SBF) dengan metode EIS dan polarisasi. Sedangkan laju degradasi diuji menggunakan metode imersi dan evolusi hidrogen. Paduan Mg-1,6Gd membentuk senyawa intermetalik (Mg5Gd) menyebar di dalam dan dibatas butir untuk semua variasi temperatur ekstrusi. Penambahan temperatur ekstrusi menghasilkan ukuran butir yang lebih besar yaitu mencapai 20 untuk ekstrusi 550. Pada pengukuran laju degradasi didapatkan hasil laju degradasi terendah dimiliki sampel dengan temperatur ekstrusi 550 dengan laju degradasi mencapai 2,4 mm/year menggunakan metode imersi. Dari pengujian polarisasi dan evolusi hidrogen didapatkan seiring bertambahnya waktu perendaman laju korosi cenderung menurun dikarenakan telah terbentuk lapisan pasif. Hal ini dapat dilihat dengan adanya gerak garis anodik pada pengujian polarisasi. Penyataan ini juga didukung dengan besarnya nilai tahanan pada Rangkaian Ekuivalen berdasarkan hasil pengujian EIS.
ABSTRACT Mg-Gd alloy has the potential as an implant material that dissolves easily in the body. The addition of a gadolinium can improve mechanical properties and reduce corrosion rate time so that it qualifies as an implant material that matches the body's condition. In this study the Mg-Gd alloy was given hot extrusion treatment. This study aims to examine the effect of extrusion temperature variations on the characteristics and mechanism of the degradation rate of Mg-1.6Gd material. The characterization and degradation mechanism of the Mg-1.6Gd sample was obtained by testing with several methods. Material characterization was analyzed using Optical Microscope, SEM, and EDAX. The degradation mechanism was measured in a Kokubo Simulated Body Fluid (SBF) solution by EIS and polarization methods. Whereas the degradation rate was tested using the immersion method and hydrogen evolution. Mg-1,6Gd alloys form intermetallic compounds (Mg5Gd) spread inside and on the grain boundaries for all variations of extrusion temperature. The higher extrusion temperature results in a larger grain size which reaches 20μm for extrusion of 550℃. In the degradation rate measurement, the lowest degradation rate is obtained by the sample with an extrusion temperature of 550 ℃ with a degradation rate of 2.4 mm/year using the immersion method. From the polarization testing and hydrogen evolution, it was found that with increasing immersion time the corrosion rate tended to decrease, because a passive layer had formed. This can be seen by the presence of anodic passive line in polarization testing. This statement is also supported by the value of the resistance in the Equivalent Circuit on the EIS test result.
[Depok;;;, ]: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Aditya Toga Sumondang
Abstrak :
Secara umum, obat yang digunakan pada pemberian sistemik dengan dosis tinggi untuk jangka panjang umumnya menyebabkan efek toksik. Salah satu upaya untuk menekan efek samping obat adalah dengan menginkorporasikan obat tersebut ke dalam pembawa obat (drug carriers) sehingga obat dapat langsung mencapai organ sasaran dengan dosis rendah. Salah satunya obat yang diteliti dan terbukti dapat menurunkan efek samping obat adalah liposom, yaitu liposom EPC-TEL2,5 yang belum teruji stabilitasnya secara fisik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan stabilitas liposom EPC-TEL2,5 dengan perlakuan ekstrusi dan sonikasi yang disimpan pada suhu kamar. Kestabilan liposom ditentukan dengan melihat perbandingan jumlah dan diameter liposom hari pertama sampai dengan akhir bulan ketiga. Dengan menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis didapatkan liposom yang berdiameter ≤ 100 nm dan > 100 nm masing-masing p = 0,001dan p = 0,031 yaitu terdapat perbedaan bermakna jumlah liposom. Hasil dilanjutkan dengan analisis post hoc dengan Mann-Whitney didapatkan liposom ekstrusi diameter < 100nm tidak stabil pada hari ke-1 (p = 0,016) dan ekstrusi diameter > 100 nm sampai hari ke-7 ( p=0,008). Hasil sonikasi berdiameter < 100 nm dan > 100 nm didapatkan p = 0,917 dan p = 0, 738 menunjukkan stabil hingga hari ke- 84. ......In general, drugs that are used systemically in high dose and for a long time are very toxic. Incorporating the drugs to drug carriers so that it can directly reach its target organ is an effort to prevent the drug?s side effects. One of the drug carriers, which has been studied many times and proved to reduce drugs? side effects is liposome, especially EPC-TEL2,5 liposome. The purpose of this study is to compare the stability of EPC-TEL2,5 liposome after being extruded, sonicated and stored in room temperature in three month. Liposome stability is determined by comparing liposome level and diameter since the first day until the end of third months. Using Kruskal-Wallis nonparametric test, we found that liposome < 100 nm (p = 0,001) and liposome > 100 nm (p = 0,031). With post-hoc analysis Mann-Whitney, we found that liposome with extrusion < 100 nm was stable until day-1. Liposome with extrusion > 100 nm was stable until day-7. Liposom with sonication < 100 nm dan > 100 nm stable until day-84 (p = 0,917 and p = 0,738).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>