Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Sulistiyono
Abstrak :
Pengembangan teknologi pengecoran semakin dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan suku cadang, peralatan, penggantian komponen dan pembuatan komponen baru. Namun krisis moneter mengakibatkan naiknya harga produk cor, sehingga harganya tidak terjangkau lagi dari segi ekonomis. Untuk itu dicari berbagai terobosan dengan maksud mengurangi ongkos produk; antara lain penggunakan epoxy resin sebagai bahan baku pengganti pola logam (duralumin) dan berhasil mereduksi harga pembuatan pola sampai 114 - 115 dari harga pembuatan pola logam. Disamping itu waktu pembuatan pun dapat dipersingkat, serta adanya alih teknologi tinggi kepada teknologi yang bermasyarakat dan dapat dilakukan pada industri kecil dan menengah. Selama ini bila kita mendengar proses Investment Casting, maka pasti terbayang suatu proses yang mahal dan teknologi yang tidak terjangkau oleh industri kecil dan menengah. Dari penelitian yang dilakukan terhadap epoxy resin, ternyata mampu digunakan sebagai bahan pengganti pola logam, disamping itu harganya lebih murah dan teknologinya sederhana, keuntungan lain mampu menghidupkan kembali industri kecil dan menengah. Apa lagi bites dikembangkan injection wax dengan mesin hidrolik yang sederhana (manual hydrolic), maka lengkaplah unsur penyederhanaan teknologi tersebut untuk dimasyarakatkan sungguh pun tingkat kepresisiannya tinggi. Cetakan lilin yang dihasilkan juga mampu menyaingi hasil cetakan logam, pada temperatur 55 °C-70 °C, waktu injeksi 7,5 detik 22,5 detik, nilai keberhasilan membuat cetakan lilin mencapai 80%-90%. Namun ada beberapa produk yang tidak dapat dilaksanakan pada industri kecil dan menengah, antara lain pembuatan sudu turbin uap yang memerlukan beberapa pengujian dan tingkat kepresisian yang tinggi. Tentunya tidak lupa pula unsur-unsur persyaratan mutu dan kualitas produk juga harus tetap dipertahankan agar mempunyai kemampuan bersaing dalam pasar global sekarang ini. Demikian tujuan penelitian ini agar dapat memeerkan informasi dan gambaran yang jelas penggunaan epoxy resin sebagai bahan baku yang dapat diandalkan.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Clay-epoxy nanocomposites were synthesized from DGEBA resin and montmorillonite clay with an in-situ polymerization. One type of untreated clay and two types of organo clay were used to produce the nanocompsoites. The aims of this study were to examine the nanocomposite structure using different tools and to compare the results between the unmodified clay and modified clays as nanofillers. Although diffractogram in reflection mode did not show any apparent peak of both types of materials, the transmitted XRD (X-Ray Difraction) graphs, DSC (Differential Scanning Calorimeter) analysis and TEM (Transmission Electron Microscope) images revealed that the modified clay-epoxy and unmodified clay-epoxy provides different results. Interestingly, the micrographs showed that some of the modified clay layers possessed non-exfoliated layers in the modified clay-epoxy nanocomposites. Clay aggregates and a hackle pattern were found from E-SEM images for both types of nanocomposite materials. It is shown that different tools should be used to determine the nanocomposite structure.
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahersa Rakhmat Ali
Abstrak :
Pengujian penerapan tegangan impuls pada isolator epoxy resin yang berpolutan dan diterpa embun ini bertujuan untuk menentukan ketahanan dan pengaruh embun serta polutan tersebut. Pada kondisi sebenarnya, kinerja isolator epoxy resin ini sangat dinengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana isolator tersebut dipasang. Kondisi tersebut antara lain adalah polusi dan kondisi basah, baik oleh air hujan maupun embun- Selain iru, dalam menjalankan fungsinya, isolator ini juga harus dapat menahan tegangan impuls yang berasal dari tegangan induksi petir ataupun surja hubung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jenis dan bobot polutan akan mempengaruhi besarnya tegangan flashover impuls pada permukaan isolator epoxy resin, sedangkan variasi debit embun tidak menunjukkan pengaruh secara langsung. Pengujiam ini juga menemukan bahwa sifat tegangan impuls yang hanya sesaat berpengaruh dalam menentukan besarnya tegangan impuls pada saat flashover.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Setiawan
Abstrak :
Partial discharge telah menjadi salah satu masalah yang sering terjadi pada peralatan dan peralatan listrik belakangan ini. Epoxy Resin sebagai sistem isolasi telah digunakan dalam penelitian ini karena keserbagunaannya. Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu menemukan pengaruh variasi frekuensi harmonik dan tingkat distorsi harmonik terhadap partial discharge sebagai tujuan yang pertama, sedangkan yang kedua adalah kita mencoba untuk menemukan efek rongga udara pada insulasi epoxy resin terhadap partial discharge. Penelitian ini menggunakan dua jenis epoxy resin tanpa rongga udara dan dengan adanya rongga udara sebagai objek uji. Ada dua faktor yang divariasikan selama penelitian ini, yaitu distorsi frekuensi dan tingkat total distorsi harmonik. Pekerjaan ini memanfaatkan MATLAB sebagai alat untuk menghasilkan sinyal dan pemrosesan data. Terdapat empat parameter yang dianalisis untuk penelitian ini, meliputi Partial Discharge Inception Voltage, luas area partial discharge, tingkat pengulangan partial discharge dan distribusi fase partial discharge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan distorsi frekuensi mengarah pada peningkatan luas area partial discharge dan tingkat pengulangan selama 1 siklus, sementara itu mengurangi Partial Discharge Inception Voltage. Adapun untuk distorsi harmonik total, tingkat THD yang lebih tinggi berkontribusi terhadap penurunan Partial Discharge Inception Voltage, tetapi meningkatkan luas area partial discharge. Dalam hal tingkat pengulangan, partial discharge lebih banyak terjadi pada kisaran 61° -120° untuk wilayah positif dan pada 241° -300° untukwilayah negatif. Selain itu, keberadaan rongga udara meningkatkan luas areapartial discharge dan tingkat pengulangan selama 1 siklus. Namun, menurunkan PDIV. ......Partial discharge has been one of the problems that frequently occurs on electrical devices and equipment lately. Epoxy resins as an insulation system has been utilized in this research due to its versatility. This research has two objectives as finding the influence of variation of harmonic frequency and harmonic distortionlevel to partial discharge being the first one, while the second is we try to find the effects of air cavities in epoxy resin insulation to partial discharge. It used twotypes of epoxy resins without void cavity and with the presence of void cavity asthe test object. There were two factors that were varied during this research, which were frequency distortions and total harmonic distortion levels. This workmade use of MATLAB as a tool to generate signals and data processing. Four parameters were analyzed for this research, those include Partial Discharge Inception Voltage, apparent charge area, partial discharge repetition rate andpartial discharge phase distribution. The results showed that the increase offrequency distortion leads to the increase of apparent charge area and repetition rate for 1 cycle, while it decreases the Partial Discharge Inception Voltage. As forthe total harmonic distortion, higher levels contributes to the decrease of Partial Discharge Inception Voltage, but increases the apparent charge. In terms of charge numbers, the charges occurred more at the range of 61° 120° for the positivesequence and at 241° 300° for the negative sequence. In addition, the presence ofvoid cavity increases the apparent charges and repetition rate for 1 cycle. However, it decreases the PDIV.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swesty Mahardhini
Abstrak :
Latar Belakang: Penggunaan bahan semen (siler) saluran akar dengan kandungan dan karakteristik berbeda diduga dapat memengaruhi retensi pasak fiber terhadap dinding saluran akar pasca perawatan endodontik. Tujuan : Mengetahui perbedaan kekuatan adhesi pasak fiber pada perawatan saluran akar yang menggunakan siler berbasis resin epoksi dan kalsium silikat. Metode: 30 gigi premolar bawah akar tunggal didekoronasi, dilakukan preparasi saluran akar, lalu dibagi menjadi 3 kelompok; Kelompok 1 (kontrol): gigi tanpa pengisian saluran akar, Kelompok 2: gigi yang menggunakan siler resin epoksi (AH-Plus), dan Kelompok 3: gigi yang menggunakan siler berbasis kalsium silikat (Ceraseal). Setelah pengisian saluran akar, preparasi, dan pemasangan pasak fiber. Selanjutnya gigi dipotong pada area sepertiga tengah akar setebal 2 mm kemudian dilakukan uji push-out bond strength menggunakan Universal Testing Machine. Data dianalisis dengan tes One-way Anova dan post hoc Bonferroni. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna nilai push-out bond strength antar kelompok semen resin resin epoksi dan kalsium silikat. Kesimpulan: Gigi yang melalui perawatan saluran akar menggunakan siler resin epoksi memberikan kekuatan adhesi pasak fiber yang lebih baik dibandingkan gigi yang menggunakan siler kalsium silikat. ......Background: The use of root canal sealers with different composition and characteristics is thought to effect the retention of fiber post in root canal walls after endodontic treatment. Objective: To evaluate the difference of the fiber post adhesion strength after endodontic treatment using epoxy resin and calcium silicate based root canal sealer. Methods: 30 samples of single-rooted lower premolar were decoronated, got the root canal prepared, then divided into 3 groups; Group 1 (the controls): samples without root canal filling, Group 2 and 3, the canals were filled with gutta percha using epoxy resin (AH-Plus), and calcium silicate (Ceraseal)-based root canal sealer. After root canal obturation, the gutta percha were partly removed, prepared for post space, and then cemented with the fiber posts. Then 2 mm thick disk were cut from the middle root section and subjected to a push-out bond strength test. Data were analysed using the one-way ANOVA and post hoc Bonferroni test. Result: There was a significant difference in the push-out bond strength value between the epoxy resin and calcium silicate-based root canal sealer groups. Conclusion: The endodontic treated tooth previously using epoxy resin root canal sealer gave better fiber post adhesion strength compared to tooth that used calcium silicate based root canal sealer.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaya Muhayar
Abstrak :
Splash zone merupakan salah satu zona paling korosif suatu struktur di lingkungan laut, dimana struktur di lingkungan splash zone mempunyai paparan radiasi ultraviolet yang lebih tinggi, mengalami pasang-surut, kelembapan tinggi dan lingkungan yang banyak mengandung klorida. Selain itu splash zone banyak mengalami abrasi dan keausan yang parah yang disebabkan oleh benturan pasir, air laut, limbah terapung dan kontaminasi lainnya sehingga proteksi korosi di lingkungan splash zone menjadi topik penting untuk dikembangkan. Salah satu proteksi korosi yang umum digunakan di area splash zone adalah penggunaan Epoksi glass flake yang mempunyai kemampuan penghalang (barrier) yang sangat efektif bagi penetrasi air. Glass flake juga dapat meningkatkan ketahan impak dan abrasi. Melalui penelitian ini, penulis tertarik untuk menganalisa penggunaan serbuk polikarbonat dari gallon bekas yang dicampurkan kedalam resin epoksi sebagai alternatif dari glass flake sehingga diharapkan mempunyai kemampuan penghalang (barrier) korosi saat diaplikasikan di struktur lingkungan splash zone. Sistem pelapisan ini diteliti dengan sampel yang mempunyai ketebalan 350 mikron dengan variabel komposisi serbuk polikarbonat masing masing 0 wt% (CT1), 5wt% (CT2), 15wt%(CT3) dan 33wt%(CT4). Berdasarkan variabel-variabel tersebut kemudian dilakukan uji proteksi korosi dengan pengujian sembur garam dan EIS (Impedansi Spektroskopi Impedansi) serta pengujian mekanis melalui pengujian daya lekat, pengujian impak. Hasil percobaan karakterisasi menggunakan EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy), uji semprot garam, serta uji mekanik. Komposisi optimal penggunaan serbuk polikarbonat pada lapisan epoksi adalah 5wt%(CT2) sehingga dapat digunakan untuk struktur baja pelindung korosi di lingkungan splash zone ...... Splash zone is the most corrosive structure in the marine environment, where structure in splash zone have higher exposure to UV radiation, high humidity, high chloride. in Addition, the splash zone has experienced severe abrasion and wear. One of corrosion protection in splash zone is glass flake epoxy which has barrier capability for water penetration, impact, and abrasion resistance. Authors interested in analysing the use of polycarbonate powder from gallon waste as reinforce to epoxy resin that is expected to have a corrosion barrier ability when applied to the splash zone. Coating system was investigated with dry thickness of 350 microns with variable composition of 5 wt.%, 10 wt.% and 33 wt.% polycarbonate powder. The experimental result were characterized using EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy), salt spray test, as well as mechanical testing.The optimum composition polycarbonate reinforcement in the epoxy coating is 5wt%, It can be used for corrosion protection steel structures in the marine splash zone environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Suhandi
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian komposit pelat bipolar berbasis grafit untuk aplikasi Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC). PEMFC merupakan sumber energi alternatif dengan bahan bakar H2 dan O2 tanpa menghasilkan emisi gas berbahaya (zero emission). Komposit terdiri dari grafit sebagai pengisi dan epoxy resin sebagai pengikatnya. Ada tiga tahap yang dilakukan pada penelitian ini: 1) optimasi komposisi, 2) penambahan karbon black, dan 3) penambahan Alumunium sebagai aditif. Pada optimasi komposisi digunakan, 60-90 wt% grafit dan 40-10 wt% epoxy resin. 5-20 wt% karbon black ditambahkan pada kompoisi optimum menggantikan grafit. Alumunium ditambahkan terhadap hasil terbaik hasil penambahan karbon black dengan variasi 2-10 wt% terhadap massa total pengisi. Komposit dibuat dengan metode pencetakan hot press dengan tekanan 300 kg/cm2, dipanaskan pada suhu 70 ºC selama 4 jam. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui densitas, porositas dan serapan air, konduktivitas listrik, kuat lentur, sifat panas dan morfologi permukaan komposit. Proses optimasi menghasilkan 80 wt% grafit dan 20 wt% epoxy resin sebagai komposisi optimum. Konduktivitas listriknya 0,28 S/cm dan kuat lenturnya 19,97 MPa Penambahan karbon black menurunan konduktivitas listrik dan kekuatan lentur dan tetapi juga menurunkan porositasnya. Penambahan 2 wt% Alumunium menghasilkan komposit terbaik dengan densitas 1,833 gr/cm3, porositas dan serapan air < 0,5 %, konduktivitas listrik 0,29 S/cm, kuat lentur 22,75 MPa, dan stabil hingga suhu 180 ºC. ......Bipolar plate composites based on graphite for Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) applications were investigated. PEMFC is alternative energy source fueled with H2 and O2 without emitting dangerous gases (zero emission). The composites consist of graphite as filler and epoxy resin as binder. There are three stages used for the investigation: 1) composition optimation, 2) carbon black addition, and 3) Aluminum addition as additive. For composition optimation, 60-90 wt% of graphite and 40-10 wt% epoxy resin were used. 5-20 wt% carbon black added to optimum composition to replaced graphite. Aluminum added to the best result from carbon black addition with variations 2-10 wt% to filler total mass. Composites were made using hot press casting with 300 kg/cm2 of pressure, heating in 70 ºC for 4 hours. Characterizations were carried out to know the density, porosity and water absorption, electrical conductivity, flexural strength, thermal property, and the surface morphology of composite. Optimation process resulting 80 wt% graphite and 20 wt% epoxy as optimum composition. It's electrical conductivity 0,28 S/cm and flexural strength 19,97 MPa. Addition of carbon black decreased the electrical conductivity and flexural strength but also decreasing the porosity. 2 wt% of Aluminum addition giving the best composite with density 1,833 gr/cm3, porosity and water absorption < 0,5 %, electrical conductivity 0,29 S/cm, flexural strength 22,75 MPa, and thermally stable to 180ºC.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21626
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Abram
Abstrak :
Kebutuhan akan peralatan-peralatan kepolisian selalu dibutuhkan dalam jumlah anggaran yang besar. Kebutuhan tersebut meliputi berbagai macam peralatan seperti peralatan defensif yaitu helm anti peluru. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan helm anti peluru dalam negeri yang memiliki kekuatan serupa dengan produk impor tetapi tetap ringan dan baik untuk mobilitas pemakainya. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunakan komposit yang terdiri dari multi reinforcement. Multi reinforcement yang digunakan pada penelitian ini adalah serat kenaf sebagai serat alam dan serat karbon sebagai serat sintetis. Penggunaan serat kenaf dilakukan karena serat kenaf selain mudah ditemukan dan murah, ternyata juga memiliki sifat mekanik yang baik. Metode pembuatan dilakukan dengan metode cetakan terbuka yaitu metode hand layup. Jumlah lembaran kenaf sudah ditentukan sementara jumlah lembaran serat karbon akan divariasikan. Serat kenaf akan digunakan 4 lembar pada setiap produknya. Variasi lembaran serat karbon dibagi menjadi tiga variasi yaitu, 3 lembar serat karbon, 6 lembar serat karbon, dan 9 lembar serat karbon. Pengujian yang dilakukan adalah uji balistik tipe I sesuai standar National Institute of Justice 0101.3. Pengujian kekerasan dan flexural strength akan dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik produk komposit serta efek penambahan serat karbon. Pengujian menggunakan SEM digunakan untuk mengetahui morfologi patahan dan mekanisme yang terjadi pada produk komposit. Produk komposit yang terdiri dari 9 lembar serat karbon dan 4 lembar serat kenaf mampu menahan laju peluru. Terjadi kerusakan serat tetapi hanya berada di bagian luar produk komposit. ......The needs of police gears are always needed in large scale budget. That needs cover many gears start from the offensive ones until the defensive ones like ballistic helmet. Hence Indonesia need the development of ballistic helmet that has the mechanical properties as good as the imported ones but also lightweight and comfort to use. This research uses multi reinforcement composite. Kenaf fiber used as a natural fiber based reinforcement, meanwhile carbon fiber used as a synthetic fiber based reinforcement. Those two reinforcements will be combined to create a composite. Kenaf fiber will be used because of its availability in Indonesia, and surprisingly has good mechanical properties. The method of fabrication used in this research is by using open mold and hand layup technique. The number of kenaf fiber ply will be fixed by 4 plies. The number of carbon fiber will be varied as is 3 plies, 6 plies, and 9 plies. Test used in this research is Level I ballistic testing National Institute of Justice 0101.3. Hardness and flexural strength will be conducted to find out the mechanical properties and also effect of addition of carbon fiber plies. Another test using SEM also done in this research to examine the morphology of the area of impact. In the end the product constructed by 9 plies of carbon fiber and 4 plies of kenaf fiber is capable to hold the bullet. That product is still damaged but only at the outside and the bullet does not penetrate through the product.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Ardelia Ahimsa
Abstrak :

Latar Belakang: Siler kalsium silikat bersifat hidrofilik, berikatan secara kimia ke dentin,  membentuk hidroksiapatit, memiliki waktu kerja dan settingideal, dan tidak terjadi penyusutan. Siler resin epoksi yang banyak digunakan saat ini memiliki kekurangan berupa adanya penyusutan saat mengeras. Evaluasi adaptasi siler dapat menentukan kemampuan kerapatan suatu siler. Salah satu metode untuk mengevaluasi kemampuan kerapatan siler adalah dengan Scanning Electron Microscopy (SEM). Tujuan: Menganalisis perbedaan adaptasi siler pada sepertiga tengah dinding saluran akar antara siler berbahan dasar kalsium silikat dengan resin epoksi.Metode: Tiga puluh dua sampel gigi premolar mandibula dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok 1: siler resin epoksi dan kelompok 2: siler kalsium silikat. Sampel dipreparasi dan diobturasi dengan siler berbahan dasar kalsium silikat dan resin epoksi. Selanjutnya, gigi dipotong vertikal dan disiapkan untuk analisis adaptasi siler menggunakan SEM. Data tersebut dianalisis secara statistik dengan uji Chi-squareHasil Penelitian: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara adaptasi siler kalsium silikat dan resin epoksi secara statistik (p>0.05). Partikel resin epoksi secara keseluruhan tampak berukuran lebih besar dibandingkan dengan kalsium silikat. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan adaptasi siler secara statistik antara siler berbahan dasar kalsium silikat dengan resin epoksi pada sepertiga tengah dinding saluran akar, namun secara klinis sampel siler kalsium silikat lebih sedikit menunjukkan gap/ celah dan lebih banyak yang berpenetrasi ke dalam tubuli dentin dinding saluran akar.


Background: Calcium silicate sealer is hydrophilic, chemically bonded to dentin, forms hydroxyapatite, has an ideal working and setting time, and does not shrink. The epoxy resin sealer that is widely used today has the disadvantage of shrinkage when hardening. Evaluation of the adaptation of the sealer can determine the sealing ability of a sealer. One of the method for evaluating the sealing ability of a sealer is Scanning Electron Microscopy (SEM). Objective: To analyze differences in the adaptation of sealers in middle third of root canal wall between the calcium silicate and epoxy resin based sealer. Methods: Thirty-two mandibular premolar teeth samples were divided into two groups, that are group 1: epoxy resin sealer and group 2: calcium silicate sealer. Samples were prepared and obturated with calcium silicate and epoxy resin based sealer. Next, the teeth were cut vertically and prepared for analysis of the sealer adaptation using SEM. The data was analyzed statistically by Chi-square test. Results: There was no significant difference between the adaptation of calcium silicate and epoxy resin sealer statistically (p> 0.05). Overall epoxy resin’s particles appear larger than calcium silicate. Conclusion: There was no statistical difference in the adaptation of sealers between calcium silicate and epoxy resin based sealer in middle third of root canal wall, but clinically fewer calcium silicate sealer samples showed gaps and more penetrated into dentinal tubules of root canal wall.

 

Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beringin Saputra
Abstrak :
Polymer Electrolyt Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan salah satu teknologi ramah lingkungan yang cukup menjanjikan bila digunakan pada bidang transportasi dan aplikasi lainnya karena memiliki effisiensi yang tinggi dan temperatur operasi yang rendah. Pelat bipolar merupakan komponen penting dari PEMFC yang berperan terhadap lebih dari 60 % berat dan 30 % total biaya dari keseluran fuel cell. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pelat bipolar yang ringan, mudah diproses dan murah dengan konduktivitas dan kekuatan yang baik. Pelat bipolar terbuat dari material komposit dengan pencampuran antara grafit sintesis, carbon black dan epoxy resin sebagai matriks dan penambahan polyaniline sebanyak 50 mg, 100 mg, 150 mg dan 200 mg pada mesin hot press dengan temperatur 700°C selama 4 jam. Nilai konduktivitas semakin meningkat dari 0,231 S/cm menjadi 0,293 S/cm pada penambahan polyaniline dari 50 mg menjadi 200 mg dan kekuatan fleksural yang dihasilkan mendekati 20 Mpa.
The Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) is a promising candidate as zero-emission power source for transport and other applications due to its high efficiency and low-temperature operation. Bipolar plate is a vital component of PEM fuel cells, which constitute more than 60% of the weight and 30% of the total cost in a fuel cell stack. The objective of this research is to develop lightweight, easy-to-process, and cheap bipolar plate with high conductivity and good mechanical strength. The bipolar plate was made by composit material with mixing graphite synthetic, carbon black, and epoxy resin as a matrix and 50 mg, 100 mg, 150 mg, and 200 mg polyaniline addition by hot press molding process at temperature 700°C for 4 hours. The conductivity increase from 0,231 S/cm to 0,293 S/cm with the addition of polyaniline from 50 mg to 200 mg and the flexural strength reach allmost 20 Mpa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51147
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>