Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulaicha Mardjuki
Abstrak :
Mikroorganisme memerlukan nutrien untuk pertvunbuhannya. Karbon merupakan salah satu makronutrien yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsentrasi glukosa yang ditambahkan pada medium Karow modifikasi, terhadap aktivitas protease Rhizopus oligosporus UICC 116, serta mengetahui konsentrasi glukosa yang terbaik untuk menghasilkan enzim protease yang optimal. Pengujian aktivitas protease dilakukan dengan metode Nishikawa dkk. dan Pourrat dkk. Aktivitas enzim dinyatakan dengan kemampuan enzim untuk menaikkan 1 skala absorbansi pada kondisi pengujian. Rata-^rata aktivitas protease R. oligosporus UICC 116 tertinggi pada medium dengan konsentrasi glukosa 3,0% (0,6072 unit/ml) dan yang terendah pada medium dengan konsentrasi glukosa 0,0% (0,3824 unit/ml). Hasil uji analisis variansi pada a = 0,005 secara statistik menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi glukosa terhadap aktivitas protease R, oligosporus UICC 116. Perbedaan rata-rata aktivitas protease terjadi antara konsentrasi glukosa 0,0% dengan 2,0%, 2,5%, dan 3,0%; 0,5% dengan 2,0%, 2,5%, dan 3,0%; 1,0% dengan 2,5% dan 3,0%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mathias Elsson
Abstrak :
Saat ini penggunaan enzim semakin meningkat baik untuk penelitian maupun untuk industri Hal ini terjadi akibat kemajuan dalam berbagai bidang seperti teknologi fermentasi rekayasa genetika dan teknologi aplikasi enzim Salah satu jenis enzim yang sangat banyak digunakan dan berperan penting dalam aplikasi bioteknologi dan industri adalah enzim protease yang mana yang banyak digunakan adalah enzim papain Enzim papain merupakan enzim proteolitik hasil isolasi dari getah penyadapan buah papaya atau bisa juga berasal dari daun pohon pepaya Carica papaya L Di pasar sudah dijual enzim komersial merk ldquo Paya rdquo yang berfungsi sebagai pengempuk daging dengan harga yang murah akan tetapi enzim papain ini tidak murni dan tidak diketahui aktivitasnya Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji konsentrasi enzim papain dan kasein yang terlarut dengan menggunakan metode uji kadar protein Lowry Hasil dari percobaan pertama digunakan untuk percobaan kedua yaitu untuk mengukur dan mengetahui parameter parameter kinetika enzim yaitu Km dan Vmaks dari enzim papain ini Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk Didapatkan nilai Km dan Vmaks sebesar masing masing 248 68 ppm dan 1 514 ppm kasein menit.
The use of enzymes is increasing nowadays both for research and for industry This happens due to the advances in various fields such as fermentation technology genetic engineering and enzyme applications technology One kind of enzymes that is very widely used and plays an important role in biotechnology and industrial applications is a protease enzyme especially papain enzyme Papain enzyme is a proteolytic enzyme which is isolated from papaya fruit sap tapping or it could be derived from the leaves of papaya Carica papaya L Actually in the market there is already a commercial papain enzyme called Paya which serves as a meat tenderizer with a relatively cheap price but the enzyme papain was not pure and has unknown activity Therefore this study aims to examine the levels of dissolved papain enzyme and casein as the substrate by using the Lowry protein assay method The results from the first experiment are used for the second experiment which is to measure and determine the enzyme kinetics parameters Km and Vmax of that commercial papain enzyme with casein as the substrate From this research we found that the Km and Vmax of this commercial papain enzyme respectively 248 68 ppm dan 1 514 ppm casein minute.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Alberto Christian
Abstrak :
Kitinase adalah enzim yang menghidrolisis senyawa polimer kitin pada ikatan β-1,4 glikosidik menghasilkan monomer N-Asetil-D-Glukosamin yang terdistribusi di alam. Enzim kitinase dihasilkan oleh mikroorganisme kitinolitik, salah satunya adalah bakteri Bacillus sp. BPPTCC-2. Kebutuhan akan N-Asetil-D-Glukosamin yang memiliki berbagai fungsi dalam bidang kesehatan, mendorong permintaan akan enzim kitinase dengan kemurnian yang tinggi sebagai salah satu cara memproduksi N-Asetil-D-Glukosamin secara enzimatis yang efektif dan ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan enzim kitinase dengan kemurnian dan aktivitas yang baik. Purifikasi dilakukan dengan metode presipitasi dengan menggunakan garam ammonium sulfat dan enzim hasil pemurnian dikarakterisasi dengan menggunakan SDS-PAGE dan zimografi untuk melihat kemurniannya dan menentukan berat molekul kitinase serta dilakukan perhitungan aktivitas spesifik untuk melihat peningkatan aktivitasnya. Hasil karakterisasi dari enzim kitinase hasil pemurnian menunjukkan kitinase dari bakteri Bacillus sp. BPPTCC-2 memiliki berat molekul sekitar 57,6 ; 49,5 ; 42,9 dan 35,6 kDa sementara purifikasi ammonium sulfat belum berhasil memberikan peningkatan aktivitas spesifik. Aktivitas spesifik terbaik diperoleh dari ekstrak enzim kasar sebesar 93,48 mU/mg.
Chitinase is an enzyme that hydrolyze chitin at its β-1,4-glycosidic bond into its monomer, N-acetyl-D-glucosamine, which widely occurs in nature. Chitinase is produced by chitinolytic microorganism, including bacteria Bacillus sp. BPPTCC-2. Due to the increased demand of N-Acetyl-D-Glucosamine for its function as medicine, chitinase with high purity was needed as an enzymatic method to produce N-Acetyl-D-glucosamine effectively and also environtmental friendly. This study was done to obtain chitinase with high purity and also high activity. Purification was done with precipitation by ammonium sulphate salts and had been characterized by SDS-PAGE and zymography to determine its molecular mass and also measurement of its spesific activity to see the increased activity of its chitinolytic activity. The result showed that the molecular mass of chitinase from Bacillus sp. BPPTCC-2 was vary approximately about 57,6 ; 49,5 ; 42,9 and 35,6 kDa while the purification itself has not yet succeded to produce higher specific activity. The best specific activity was obtained from crude extract enzyme about 93,48 mU/mg.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: springer, 2019
572.7 ENZ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ihda Alhusnayain
Abstrak :
Enzim dari jamur merupakan enzim yang sangat potensial untuk mengatasi kendala teknis industri yang berhubungan dengan proses produksi. Salah satu sumber enzim adalah mikroorganisme termofilik yang banyak terdapat pada sumber air panas, salah satunya sumber air panas di Kabupaten Lombok, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi, memurnikan, dan mengkarakterisasi lakase dari isolat jamur yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Jamur yang diperoleh, diremajakan kembali dalam medium potato dextrose agar (PDA). Isolate jamur kemudian dioptimasi pada 4 medium yang berbeda, selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm pada suhu 4°C untuk memperoleh pellet. Pellet dimurnikan seacara parsial dengan ammonium sulfat dan dialisis menggunakan membran dialisis dengan ukuran MW cut-off 8000-14000 Da. Aktivitas enzim diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis dengan 2.2'-azino-bis (3-etilbenzthiazolin-6-asam sulfonat) (ABTS) sebagai substrat pada panjang gelombang 420 nm. Pellet dengan aktivitas tertinggi selanjutnya di evaluasi karakternya yang meliputi pH, suhu, dan kinetika reaksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peremajaan jamur yang optimal tumbuh pada suhu 35ºC, selanjutnya aktivitas tertinggi dengan nilai 8,8148 U/mL berasal dari medium 2 dengan pH optimum 5,0, suhu inkubasi optimal 30ºC, dan laju reaksi maksimum enzim (Vmaks) Lakase adalah 7,5851 μmol/mLmenit serta nilai konstanta Michaelis-Mentennya (Km) adalah 0,3816 μmol/mL. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jamur yang tumbuh pada penelitian ini bukan jamur termofilik. ......Enzymes from fungi are enzymes that are highly potential to overcome industrial technical barriers related to the production process. One of the sources of enzymes is thermophilic microorganisms that are many found in hot water sources, one of which is hot water in Lombok,Indonesia. The study aims to produce, purify, and characterize lacase from fungal isolates obtained from previous studies. The resulting mushrooms are re-maintained in a medium of potato dextrose. (PDA). The fungus isolate was then optimized on 4 different media, then centrifugated at a speed of 3000 rpm at a temperature of 4°C to obtain pellets. The pellet is partially purified with ammonium sulfate and dialysed using a dialytic membrane with a MWcut-off size of 8000-14000 Da. Enzyme activity was measured using UV-Vis spectroscopic instrument with 2.2'- azino-bis (3-ethylbenzthiazolin-6-acid sulfonate) (ABTS) as a substrate ata wavelength of 420 nm. Pellets with the next highest activity in their character evaluation that includes pH, temperature, and reaction kinetics. Based on the results obtained, optimal fungalrejuvenation grows at a temperature of 35ºC, then the highest activity with a value of 8.8148 U/mL comes from the medium 2 with an optimal pH of 5.0, the optimal incubation temperature of 30ºC, and the maximum enzyme reaction rate (Vmax) of Lakase is 7.5851 μmol/mlminute and the Michaelis-Menten constant value (Km) is 0.3816 μmol/mL. Therefore, it can be concluded that the mushrooms that grew in this study were not thermophilic fungi.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeiny Agustin Mantow
Abstrak :
ABSTRAK Minyak kelapa adalah minyak yang besar manfaatnya untuk kesehatan karena kandungan asam lauratnya yang besar, dimana asam laurat termasuk dalam golongan asam lemak rantai menengah yang lebih mudah dicerna, diserap dan diangkut. Dalam percobaan ini akan diekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim bromelain dari buah nenas dan ekstrak enzim ragi tempe. Enzim yang telah diisolasi dicampur dengan santan, diaduk perlahan selama 15 menit dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu kamar dan suhu optimal enzim. Minyak yang dihasilkan adalah minyak yang jernih dengan rendemen 80-85%. Minyak yang diperoleh kemudian diuji sifat fisiko-kimianya (bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iodium, dan bilangan peroksida). Dari hasil uji fisiko-kimia terlihat bahwa minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Kata kunci: Bromelain, ekstraksi, enzim, minyak kelapa, Virgin Coconut Oil
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;;;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Putra Pratama
Abstrak :
Enzim merupakan protein yang digunakan sebagai katalis biokimia. Sifatnya yang spesifik membuat proses penggunaannya sebagai katalis menjadi optimal. Produksi enzim secara besar sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar akan enzim. Salah satu pasar terbesar dalam industri enzim adalah enzim α-Amilase. Enzim α-Amilase memiliki aplikasi yang luas pada industri seperti pangan, tekstil, dan kertas. Proses produksi yang dilakukan adalah dengan sistem kontinyu menggunakan cell recycle untuk meningkatkan jumlah enzim yang dihasilkan selama produksi. Proses produksi dilakukan dengan sistem batch selama 24 jam terlebih dahulu kemudian mulai dialirkan media steril pada laju alir 1ml/menit dan dilakukan separasi sel untuk dikembalikan kedalam fermenter terhadap supernatant dengan membran jenis TFF dengan ukuran pori 0.1μm dan MWCO 1000 kD. Ukuran sel yang lebih besar dari ukuran membuat sel terpisah dari supernatan dan berat molekul α-amilase sebesar 10 kD-200kD menyebabkan enzim tidak tersaring. Pada media umpan dilakukan perubahan konsentrasi tapioka menjadi 0,1%, 0,5%, dan 1%. Setelah memasuki proses kontinyu recycle jumlah sel tidak mengalami kenaikan yang signifikan dan pada konsentrasi pati 1% sel mengalami penurunan hingga proses fermentasi dihentikan. Media umpan yang menghasilkan aktivitas tertinggi adalah media umpan dengan konsentrasi tapioka sebanyak 0,5%. ......Enzymes are proteins that are used as biochemical catalysts. Specific nature makes the process of its use as a catalyst to be optimal. Production of the enzymes needed to meet market demand for enzymes. One of the biggest markets in the industrial enzymes are enzymes α-amylase. α-amylase enzyme has wide applications in industries such as food, textiles, and paper. The production process is carried out by using a continuous cell recycle system to increase the amount of enzymes produced during production. The production process is carried out with a batch system for 24 hours first and then start flow of sterile medium at a flow rate 1ml/minute and performed cell separation to be returned into the fermenter supernatant with membrane type TFF with poresize 0.1μm. Size of bacteria is more large than poresize, made the bacteri can separate form supernatant and molecule weight of enzyme is 20kD-200kD made enzyme can not be filtrate. In the media feed starch concentration changes made to 0.1%, 0.5%, and 1%. Upon entering the continuous process recycle cell number did not increase significantly and at a concentration of 1% starch cells decreased until the fermentation process is stopped. Media who produced the highest feed is the feed media with starch concentration of 0.5%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florentinus Gregorius Winarno
Jakarta: Gramedia, 1995
664 WIN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Friedrich W. Dittmar
New York: Sterling Publishing Co.Inc, 1999
572.7DIT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>