Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gebyar Januanto
Abstrak :
"Modifikasi merupakan salah satu cara alternatief yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Diantaranya adalah untuk memperoleh performa mesin yang lebih baik, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Perkembangan modifikasi didunia otomotif sangat pesat seiring dengan semakin tingginya laju pertumbuhan kendaraan bermotor khususnya speda motor. Tidak sedikit pemilik kendaraan bermotor khususnya dalam hal ini sepeda motor, yang memodifikasi mesin motornya guna mendapatkan performa yang lebih dari pada performa standarnya, seperti meningkatkan kompersi mesin, mengganti camshaft racing, mengganti karburator, menaikkan kapasitas silinder dan sebagainya. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah penambahan LPG [Liquified Petroleum Gas], pada speda motor 4 tak berbahan bakar premium sebagai alternatif pengganti sistem Nitrous Oxide System atau NOS yang sangat mahal pemasangannya. Dalam pengujian penambahan LPG pada speda motor yang telah dilakukansebelimnya masih terdapat beberapa kekurangan antara lain mekanisme pemasukan LPG ke ruang bakar yang terintegrasi dengan sistem tarikan gas speda motor. Mekanisme tersebut memungkinkan pemasukan LPG yang berkesesuaian dengan puteran mesin, sehingga pada puteran mesin rendah tidak terjadi campuran bahan bakar yang terlalu ""gemuk"". Hal tersebut dapat terlihat dari hasil yang dicapai dimana performa motor dengan penambahan LPG mengalami perbaikan pencapaian daya maksimum dengan peningkatan sebesar 33,33% dan juga peningkatan torsi sebesar 11,8% dari kondisi standarnya. selain itu, dengan digunakan LPG yang kandungannya diketahui yaitu propana 7% dan butana 90% pengamatan terhadap pengaruh propana dan butana dalam proses pembakaran yang terjadi pada ruang bakar dapat dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryana
Abstrak :
Pada tahun 1996 Pemda DKI Jakarta meluncurkan program Langit Biru Kota Jakarta dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta. Salah satu langkah yang dilakukan adalah memulai pelaksanaan kendaraan berbahan bakar alternatif termasuk pemakaian bahan bakar gas (BBG) untuk angkutan umum di Jakarta. Tetapi pelaksanaan program ini dianggap belum berhasil dengan indikasi justru terlihat semakin sedikitnyajumlah kendaraan yang memakai BBG, bahkan kini semakin jarang ditemui kendaraan yang memakai bahan bakar gas. Penyebab terjadinya hal ini adalah dikarenakan semakin sedikitnya jumlah SPBG yang beroperasi yang menyulitkan kendaraan mengisi bahan baker gas, mahalnya harga konverter kit yaitu alat untuk mengkonversikan kondisi mesin dari bahan bakar minyak seperti solar dan premium kepada BBG. Penyebab lain adalah Pemda DKI yang terlihat kurang sungguh-sungguh untuk mensukseskan program ini. Tidak jelasnya demand & supply BBG untuk SPBG menyebabkan Perusahaan Gas Negara (PGN) juga mengalami kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan BBG. Kemudian Tahun 2004 Pemda DKI meluncurkan program busway sebagai moda transportasi massal yang diharapkan selain dapat mengurangi kemacetan juga dapat mengurangi laju polusi udara di Jakarta karena diharapkan banyak pemilik kendaraan pribadi yang ikut menyumbang 70 % polusi di Jakarta karena kendaraan bermotor beralih menggunakan busway. Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) mulai koridor dua sampai koridor lima belas yang pembangunannya diharapkan selesai tahun 2010 diharapkan pula ikut memasyarakatkan penggunaan BBG. Perhitungan yang dilakukan untuk memenuhi demand and supply BBG dilakukan dengan menghitung berbagai variabel-variabel dan asumsi-asumsi yang terkait seperti banyak unit bus beropersi, kecepatan rata-rata busway, volume tangki BBG, jarak tempuh /liter BBG, lama operasi serta panjang rute dari busway tersebut. Model simulasi power simulation digunakan untuk menghitung sejauh mana peran serta busway 2010 ini dapat mengurangi laju penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta. Terlihat bahwa kehadiran lima belas koridor busway ini cukup signifikan dalam mengurangi laju partikel-partikel polutan di udara Jakarta. ......In 1996 the goverment of Dki Jakarta launched a proram caled 'Langit Biru Jakarta' with the aim to improve air quality of Jakarta. Of of its action was to start the use of vehicles with alternative fuel include usin as fuel (Bahan Bakar as or BBG) for public transportation in Jakarta. This proram wasn't succesful because the number of vehicles using BBG was small, and it's even eting rare now. It happened because SPBG - gas station for gas fuel - was still rare, the price of converter kit - tool to convert machine with gasoline into gas fuel - wasvery expensive. Another cause was because the goverment didn't take this program seriously. The unspecified number of demand and supply for gas fuel made it difficult for Perusahaan Gas Negara ( a gas State-Owned Company) to fulfill the needs of BG. Then in 2004 the goverment launched busway program as mass transportation for reducing traffic jam and air pollution in Jakarta because goverment hped that the owner of private vehicles would used the busway .To sosialize BBG, corridor 2 untill 15 will use BBG, which deveopment will be finished in 2010. The calculation to fulfill demandand supply of BBG is done by calculating some variables and assumption related to number of bus operated, busway average speed, volume ofBBGs tank, BBGs radius per liter, time of operation and rote of busway. The simulation of model power simulation is used to evaluate the role of busway 2010 in reducing number f private vehicles that is used in Jakarta. And since then we can see that 15 corridor of busway is quite significant in reducing number of pollutant particles in Jakarta's atmosphere.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Husyaini
Abstrak :
Sampai saat ini penggunaan bahan bakar di Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui sehingga Indonesia menjadi negara net importir bahan bakar minyak beberapa tahun terakhir ini. Salah satu bahan bakar alternatif yang sangat berpotensi untuk digunakan adalah bioetanol yang memiliki nilai oktan yang tinggi dan sifat anti knocking. Selain itu bioetanol yang berasal dari tanaman umbi yang dapat ditanam oleh masyarakat Indonesia membuatnya menjadi semakin berpotensi untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian kali ini dilakukan dengan menggunakan 3 jenis campuran bahan bakar, yaitu E5, E10, dan E15 untuk dilakukan pengujian terhadap daya, torsi, emisi, dan fuel consumption. Penggunaan bahan bakar E5, E10, dan E15 secara umum dapat meningkatkan daya dan torsi, serta menurunkan tingkat CO dan menaikkan tingkat CO2 pada emisi, namun fuel consumption motor uji menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan saat mengggunakan bahan bakar bensin. ...... Until now the use of fuel in Indonesia is still very dependent on fossil fuels which cannot be renewed so that Indonesia becomes a net importer of fuel oil in the last few years. One of the alternative fuel that has the potential to be used are bioethanol which has a high octane rating and the anti-knocking properties. In addition bioethanol derived from plant tubers that can be planted by the people of Indonesia makes it more potential to be used as an alternative fuel. The research was conducted using three types of fuel mixture, ie E5, E10, and E15 to be tested on the power, torque, emissions and fuel consumption. The use of fuel E5, E10, and E15 generally can increase power and torque, as well as lower the percentage of CO and raise the percentage of CO2 in emissions, but the fuel consumption of the testing motorcycle becomes higher than when using traditional gasoline fuel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wahyudi
Depok: Fakultas Hukum UI, T.th
332.6 ARI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yoyok Marsudi
Abstrak :
Turbin gas merupakan mesin kalor pembangkit daya yang mengubah energi kalor menjadi energi mekanis dengan fluida kena berupa gas. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimitiki seperli kemampuan merespon beban puncak dengan cepat maka digunakan sebagai penggerak generator pada pembangkit lisirik. Aplikasi yang lain adalah digunakan sebagai penghasil gaya dorong pada pesawat terbang. Konstruksi yang sederhana terdiri dari kompresor, ruang bakar dan turbin. Performance dan sebuah turbin gas sangat tergantung dari unjuk kerja keiiga komponen tersebut. Dalam ruang bakar, bahan bakar dibakar oleh udara yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Proses pembakaran yang kurang sempuma menunjukkan kurang efisiennya ruang bakar sehingga dapat memperendah etisiensi turbin gas. Sebagai indikator dapat dilihat dari kandungan emisi gas buang. Pembakaran yang menghasilkan komponen seperti CO,HC,NOxi, O2 yang bukan merupakan produk pembakaran hidrokarbon secara sempurna (H2O, CO2 dan N2) menunjukkan bahwa pembakaran terjadi kurang sempurna. Emisi gas buang turbin gas sangat dipengaruhi oleh harga campuran udara dengan bahan bakar, temperatur pembakaran, daya operasi, bentuk dan besar ruang bakar, dan waktu pembakaran. Berdasarkan teori ini, dapat diketahui hubungan kecenderungan emisi gas buang dengan performance turbin gas. Sehingga perkembangan dalam usaha meningkatkan performance turbin gas dapat dilakukan dengan mempertimbangkan minimalisasi kandungan emisi gas buang yang dapat mencemarkan lingkungan. ......Gas turbine is a power generator heat engine that converted heat energy to be mechanical energy which using gas as working fluid. its advantages such as ability to respond ultimate load quickly, it's used as power for generator at power plant. Another application is used to generate force at aircraft. A sinply construction consists of compresor, combustion chamber, and turbine. ln combustion chamber, fuel is bumed by air with high pressure and temperature. Unideal combustion shows that combustion chamber has not enough hlgh efficiency, so tt drop the thermal efiiciency of gas turbln. As indicator, it could showed by emission of exhaust gas. Combustion that produce CO, HC, NOx and O2, where they're not an ideal hydrocarbon combustion (H2O, CO2 and Nz) shows that combustion is not ideal. Exhaust gas emission of gas turbine is depend on air and fuel mixture, combustion temperature, operation power, combustion chamber constniction and combustion time. According this theory, it could known tendentious relationship between exhaust gas emission and gas turbine performance. So, development in order to increase gas turbine perfonnance could do with considering minimalize exhaust gas emission that could make environment pollution.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricki Muliadi
Abstrak :
Peningkatan emisi gas rumah kaca di DKI Jakarta dapat berdampak negatif pada pembangunan kota yang berkelanjutan. Peningkatan emisi gas rumah kaca dapat menurunkan tingkat kesehatan masyarakat yang berujung pada perlambatan perekonomian. Pemerintah daerah DKI Jakarta mengeluarkan Rencana Aksi Daerah - Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) untuk mengatasi tingginya emisi gas rumah kaca. Penelitian ini membahas analisis penerapan kebijakan RAD-GRK terhadap aspek keberlanjutan DKI Jakarta menggunakan pendekatan sistem dinamis. Model kebijakan RAD-GRK akan diintegrasikan dengan Jakarta Sustainable Urban Model dan kemudian disimulasikan berdasarkan dua skenario yaitu Kewenangan Rendah dan Kewenangan Tinggi. Kebijakan RAD-GRK mampu menurunkan emisi gas rumah kaca di Jakarta namun perlu upaya lebih lanjut oleh pemerintah DKI Jakarta untuk menciptakan pembangunan kota Jakarta yang berkelanjutan. ......The increasing of Green House Gases (GHGs) in DKI Jakarta could harm the sustainable urban development. The escalation of GHGs could decrease public health level that lead to economics slow down. Local government of DKI Jakarta releases Regional Action Plan-Green House Gases (RAP-GHGs) to overcome the increasing of GHGs. This research discusses about policy analysis of Regional Action Plan-Green House Gases Emission toward sustainable aspects of DKI Jakarta using system dynamics approach. The policy model of RAP-GHGs would be integrated with Jakarta Sustainable Urban Model and be simulated based on two scenarios which are Low Authority and High Authority. RAP-GHGs policy could reduces GHGs emission in Jakarta but it needs further efforts from DKI Jakarta local government to create sustainable Jakarta development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Birgitta Sekar Winda Saputra
Abstrak :
Meningkatnya kadar emisi CO merupakan salah satu indikator penurunan kualitas lingkungan. Pembangunan perekonomian suatu negara melalui berbagai sektor sebagai wujud pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Selain ditopang dari kemampuan dalam negeri, investasi menjadi kerja sama yang baik bagi negara investor maupun negara yang menerima investasi tersebut. Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment dapat diimplementasikan melalui pembangunan perusahaan maupun transfer teknologi yang secara tidak langsung dapat menghasilkan residu yang dapat mencemari lingkungan, salah satunya emisi CO2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penanaman modal asing langsung atau foreign direct investment (FDI) terhadap emisi gas karbon dioksida (CO2) di negara anggota G-20. Data yang digunakan adalah FDI, emisi CO2, GDP per kapita sektor industri dan GDP per kapita sektor transportasi dari negara anggota G-20. Pada penelitian ini menggunakan data panel dengan pendekatan metode Generalized Method of Moments (GMM), periode analisis dari tahun 2005 sampai tahun 2021. Hasil estimasi GMM menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari FDI terhadap emisi CO di negara anggota G20. ......The increased CO2 indicator is one of the factor environments degrading quality. Economic development of a country through various sectors shows implementation of its governments to build the wellbeing of society. However, the factors it’s not only supported by domestic, investment being the great cooperation between the investor country and the investing country. Foreign direct investment shall be implemented through company development and technology transfer that indirectly results in residues which are able to pollute the environment, one of the causes is CO2. The purpose of this study is to analyze the impact of foreign direct investment carbon dioxide (CO2) emission in the member of G-20 countries. The data collected from this study are, FDI, CO2 emission, GDP per capita of industry sector, and GDP per capita of transportation sector of G-20 member countries. This study utilizes a data panel with Generalized Method of Moments (GMM) method, sampled from analysis period 2005 until 2021. GMM estimates that there are significant impacts of FDI to CO2 emission in members of G-20 countries.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Erna Meike
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang perdagangan karbon kredit sebagai mekanisme/skema penanganan pengurangan emisi gas rumah kaca, dimana masih terdapat pro dan kontra terhadap mekanisme/skema perdagangan karbon kredit ini baik dari sisi substansi maupun pelaksanaan. Oleh karena latar belakang tersebut di atas, maka pokok permasalahan dalam tesis ini adalah melihat konsep perdagangan karbon kredit dalam tinjauan hukum, baik aspek hukum keperdataan dan juga aspek hukum publik. Permasalahan tersebut dibahas menggunakan metode penelitian kepustakaan, sehingga menghasilkan kesimpulan yaitu pada dasarnya mekanisme/skema ini sudah diimplementasikan dan memberikan manfaat meskipun masih terdapat permasalahan-permasalahan yang dapat berpotensi menjadi masalah hukum dan ketidakefektifan skema/mekanisme ini terhadap tujuan diselenggarakannya perdagangan karbon kredit ini.
This thesis discusses about carbon credit trading as a mechanism/scheme in handling the emission reduction of Green House Gases (GHGs). There are pro & contra exist in substances and implementation of carbon credit trading. From that background situation, this thesis concern about problems of legal aspects in carbon credit trading, including private and public legal aspects. These problems are discussed using library research methods and conclude that basically carbon credit trading is able to implement as a mechanism in GHGs emission reduction, but in other hand there are problems exist which potential to be a legal problems and ineffectiveness of this mechanism to aim its purpose as an emission reduction mechanism.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29295
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Simon Juanda
Abstrak :
ABSTRAK Pemanasan global menjadi fenomena yang terus terjadi, hal ini menyebabkan meningkatnya suhu bumi sebesar 87oC setiap tahun. Saat ini 90% transportasi untuk industri dilakukan melalui jalur laut. Terdapat dua komponen yang paling berperan dalam jalur laut yaitu kapal dan pelabuhan. Penelitian ini akan berfokus pada perhitungan emisi yang ada dalam keseluruhan proses di pelabuhan, mulai dari kapal berlabuh, proses bongkar muat, transfer dari dermaga ke daerah penumpukan, aktivitas penumpukan dan sebaliknya. Metodologi penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data kinerja pelabuhan selama satu tahun mulai dari data kapal berlabuh, data alat dan utilitas, konsumsi bahan bakar dan listrik. Pelabuhan yang diteliti adalah Belawan International Container Terminal (BICT), Jakarta International Container Terminal, dan Terminal Teluk Lamong (TTL). Faktor emisi yang digunakan untuk bahan bakar berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup yang telah meratifkasi IPCC 2006 dan untuk listrik menggunakan faktor emisi pembangkit Jawa Madura Bali yaitu 0.844 kg CO2/KWH. Berdasarkan penelitian ini, didapat bahwa emisi berdasarkan keseluruhan peralatan pelabuhan BICT menjadi paling hemat dengan 15.93 kg CO2/teus kemudian JICT 16.40 kg CO2/teus dan TTL 18.66 kg CO2/teus. Untuk emisi yang dihasilkan berdasarkan bahan bakar atau emisi langsung di daerah pelabuhan, TTL menjadi paling rendah emisi dengan 9.00 kg CO2/teus kemudian BICT 10.64 kg CO2/teus dan BICT dengan 15.38 kg CO2/teus. Untuk emisi yang berdasarkan keseluruhan proses di pelabuhan mulai dari kapal sandar hingga peti kemas keluar pelabuhan BICT menajadi paling rendah emisi dengan 29.08 kg CO2/teus kemudian JICT dengan 36.59 kg CO2/teus dan BICT 48.56 kg CO2/teus. Emisi yang sangat besar dihasilkan saat kapal sedang bersandar dan dengan penggunaan power on shore akan dapat mengurangi emisi ini dan secara keseluruhan emisi di daerah pelabuhan menjadi kecil.
ABSTRACT The port sector has been playing one of the important roles in global trade as ports are one of the transportational chain-rings in building environmental-social performance. As we all know, the usage of means of transportation are spreading further across the world. Starting with the Kyoto Protocol for ships, the environmentally friendly trend has also drawn in the port sector. However, it is difficult to find a model with the same characteristics as those of the ports as the models. The models can be used to compare the operational performances in the aspect of CO2 emission production. On that basis, this research aimed at estimating the CO2 emissions in container ports in order to portray how a port deals with its operational matters using models suiTabel for ideal circumstances based on the available equipment. This calculative system applies the bottom-up calculation of the work activities done in the ports, of the amount of fuel consumption, not as an input variable, but as the result of the calculation of the calculation itself. As for the input variables, they are the throughput, transshipment process, transportational modality and terminal layout. The result shows that several equipment operational activities can be optimized by comparing the results of the calculation of the CO2 actual emissions. In this research, it was found that each TEUS produced CO2 emissions as many as 15.93 kg CO2 /teus in BICT, 16.40 kg CO2 /teus in JICT, and 18.66 kg CO2 /teus in TTL, after calculating the emissions which had either direct or indirect effects. Then, the result of the calculation of only the CO2 emissions which had direct effects on the ports, i.e. the emissions of non-electrically operated equipment, was each TEUS produced as many as 9.00 kg CO2 /teus in TTL, 10.64 kg CO2 /teus in JICT, and 15.38 kg CO2 /teus in JICT. For emissions that go through the entire process at the port starting from the ship to the container out of the port of BICT it becomes the lowest emission with 29.08 kg CO2 / teus from JICT with 36.59 kg CO2 /teus and BICT 48.56 kg CO2/teus. This research is potentially of considerable use to ports since it shows how to calculate CO2 emissions in a port under ideal circumstances, the used models can adapt to the characteristics of any port, and the data serving as the input variables are not difficult to get.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>