Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saptono Raharjo
"Pada era reformasi saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya tuntutan dugaan malpraktik pada rumah sakit. Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu unit pelayanan rumah sakit yang berfungsi melayani pasien gawat darurat medis merupakan high clinical risks areas. Masalah asuhan klinis di Instalasi Gawat Darurat bila tidak dikenali dengan baik dapat merugikan pasien, staf medis, ataupun organisasi rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor kontribusi risiko klinis yang mempengaruhi terjadinya adverse outcome di Instalasi Gawat Darurat RS "X" dengan pendekatan metode Reason's organizational model Charles Vincent dan Sally Taylor-Adams. Tahapan penelitian dimulai dengan identifikasi adverse outcome berdasarkan laporan kejadian dari staf Instalasi Gawat Darurat yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian dilanjutkan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi partisipatif untuk menyusun kronologi. Selanjutnya melalui concensus decison making group ditetapkan masalah pelayanan asuhan klinis (Care Delivery Problem). Setiap Care Delivery Problems yang ditetapkan kemudian ditelusuri lebih lanjut dengan dasar wawancara, telaah dokumen dan observasi untuk menganalisis faktor faktor kontribusi yang langsung mempengaruhinya. Adapun untuk mengetahui faktor kontribusi yang tidak langsung mempengaruhi masalah pelayanan asuhan klinis dilakukan wawancara mendalam terhadap beberapa informan dan telaah dokumen seperti statuta, rencana strategis, dan sejauhmana manajemen risiko telah diterapkan dalam penyelenggraan rumah sakit.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor kontribusi yang secara langsung mempengaruhi masalah asuhan klinis adalah kondisi pasien gawatdarurat medis yang mengancam nyawa dan faktor individu yang kurang memadai ketrampilannya dalam melakukan tindakan resusitasi jantung paru, khususnya manajemen jalan nafas mempunyai kontribusi paling besar terjadinya suatu adverse outcome. Faktor kontribusi lainnya antara lain beban kerja staf medis, belum lengkapnya SOP observasi pasien yang memerlukan perawatan intensif untuk stabilisasi, SOP tindakan venaseksi sebagai jalur intravena pasien dehidrasi berat dengan syok dan komunikasi tertulis yang kurang Iengkap, serta peralatan medis untuk pemantauan pasien selama dilakukan observasi di Instalasi Gawat Darurat. Faktor kontribusi yang tidak langsung mempengaruhi masalah pelayanan asuhan klinis adalah faktor konteks institusional yang banyak menyoroti Undang Undang No. 9 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran sebagai aspek medikolegal yang sangat berpengaruh pada masalah pelayanan asuhan klinis dan perubahan perilaku masyarakat yang cenderung kritis dan serba menuntut. Adapun faktor organisasi dan manajemen didapatkan belum diterapkannya manajemen risiko secara formal dan terstruktur di RS "X".
Saran yang disampaikan adalah bagi RS "X" agar menerapkan secara formal dan terstruktur manajemen risiko, bagi Instalasi Gawat Darurat untuk meningkatkan kapasitas Instalasi Gawat Darurat dengan melakukan pelatihan pelatihan bagi staf medis yang belum terampil khusus ketrampilan manajemen jalan nafas, ketrampilan komunikasi dan ketrampilan venaseksi, dan melengkapi SOP yang belum tersedia, serta melengkapi peralatan medis untuk pemantauan kondisi pasien selama dilakukan observasi.

Nowdays in reformation era there are tendency increasing demand of malpractice assumtion in hopital practice. Emergency department as one of hospital unit services which funcion is to serve medical emergency patient as high clinical risk areas. The lack identification of care delivery problems in emergency department could be disadvantages to the patient, medical staff, and hospital organization.
The objectives of this research is to find out the contribution factors clinical risks which influence adverse outcome in emergency department. The research was held in emergency department, "X" Hospital with the reason's organizational model approach method which had been expanded by Charles Vincent and Sally Taylor Adams in healthcare services. Research phase is started by adverse outcome identification based on report case from emergency department staff and fulfil official criteria. Research continued with interview, document study and aprticitive observation to arrange cronology. Next on, by concensus decision making group, care delivery problems determined. To each care delivery problems carry out an interview, document study and observation to analyze directly influence of contribution factors. To find out background contribution factor of care delivery problems profound interview is made to some informan, document study for example, statuta, strategic plan, and how far risk management had been carry out in hospital operation.
Research result shows that contribution factors directly influence care delivery problems is patient condition of medical emergency condition threatens life and the lack skill of individual factor in cardiopulmonary resucitation, specialIy airway management which has the most contribution to an adverse outcome occurance. The other contribution factor are medical staff workload, uncomplete patient observation stnadard operating procedure which need more ontencive care for stabilization, standard operating procedure for venasectie action as intravena Iine of hard dehydration patient and uncomplete written communication, also medical tools to monitor the patient while observation in emergency department. Contribution factors indirectly influence care delivery problems is institutional context factor that focusing more to constitusion nomor 9 year 2004 about medical practice as medicolegal aspect and its most influence for care delivery problems, another factor is changing behaviour of the people and tendency to more critical and high demand. In organization and management factor, there are structural and formal risk management haven't been applying yet in "X" Hospital.
Conform to research result suggest "X" Hospital have to applied formal and structural risk management, capasity increased for emergency departement by training skill for unskilled medical staff especially in management airway skill, communication skill, and venasectie skill, complete all unavaible medical tolls to monitoring patient while observation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masfupah
"Instalasi Gawat Darurat IGD memberikan pelayanan yang cepat dan tepat untuk mencegah kondisi kesehatan pasien memburuk dan mencegah kematian dan kecacatan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa patient flow dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma. Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dan kuantitatif dengan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyze, dan Improve. Observasi dilakukan dengan teknik Time Motion Studies mulai dari pasien datang sampai perawat melakukan serah terima pasien diruang rawat inap yang dibagi menjadi4 cycle respon time dokter, waktu observasi, boarding dan transfer pasien, wawancara mendalam, telaah dokumen.
Hasil penelitian dari 30 pasien rata-rata respon time dokter pada pasien level II adalah 35 menit 5 detik, dan pada pasien level III selama 43 menit 4detik. Total Lead time 6 Jam 56 menit 08 detik. Hasil identifikasi value stream mappingdari 4 cycle didapatkan respon time dokter membutuhkan waktu 00:46:38, Waktu Observasi 01:29:47, Waktu Boarding 04:17:02 dan transfer pasien 00:22:42. ProporsiNon value Added secara keseluruhan adalah 84.95 dan Value added sebesar 15,05, dengan total waste selama 05:53:29 detik.
Hasil analisis Five Whys menunjukan adanya bottleneck di boarding pada proses kegiatan pencarian dan penempatan kamar 2:45:04 dengan penyebab yaitu ketersediaan kamar, sistem waiting list karena menunggu pasien pulang, pasien asuransi atau rencana pulang, kebijakan beset kamar, sistem pencarian kamar di Front Office dan kebijakan titip kamar. Upaya penerapan Lean Six Sigma diharapkan dapat memperbaiki kinerja di IGD, selain menghilangkan waste dan memaksimalkan nilai valu-added, mengetahui akar masalah, perbaikan kualitas dan peningkatan efisiensi kinerja secara terus menerus.

Emergency Departement provides fast and precise services to prevent the patient 39s deteriorating health condition and prevent death and disability. This study aimed to analyze patient flow by using Lean Six Sigma approach. The design of this research are qualitative and quantitative analysis with reference framework DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Observation was conducted with Time Motion Studies technique from patient arriving until nurse performed patient handover in in patient room which was divided into 4 cycles doctor respontime, observation time, boarding and patient transfer, in depth interview, study document.
Research result from 30 patients on average the physician 39s response time at patient level II was 35 minutes 5seconds, and in the patient 39s level III for 43 minutes 4 seconds. Total Lead time 6 Hours56 mins 08 sec. Identification result of value stream mapping from 4 cycle got doctor time response time 00 46 38, Observation Time 01 29 47, Boarding Time 04 17 02 and patient transfer 00 22 42. Proportion of Non value added as a whole is 84.95 and Value added of 15.05, with total waste for 05 53 29 sec.
Five Whys analysis results showed that there are a bottleneck in the process of searching and placing the room 2 45 04 with the cause of room availability, waiting list system waiting for the patientto go home, insurance patient or return plan, room beset policy, in the Front Office androom care policies. We suggest to apply Lean Six Sigma to improve performance in theER, in addition to eliminating waste and maximizing the value valu added, knowingthe root of the problem, quality improvement and continuous improvement inperformance efficiency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ryoko Sugama
"Intalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai wajah terdepan pelayanan di RSUP Sanglah Denpasar membutuhkan sebuah metode untuk meningkatkan kualitas pelayanannya tetapi berdasarkan harapan pelanggan internal dan eksternal (SERVQUAL) kemudian dengan metode QFD yang hasilnya dituangkan ke dalam matriks House Of Quality untuk mengidentifikasi aspek-aspek teknis apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi keinginan pelanggan tersebut serta dibuatkan prioritas terhadap aspek-aspek teknis tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain kualitas pelayanan di IGD RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan suara pelanggan menggunakan metode SERVQUAL-QFD. Desain penelitian yaitu action research/penelitian tindakan.
Pelanggan eksternal berjumlah 100 orang, pelanggan internal berjumlah 66 orang. Hasil penelitian ini adalah House Of Quality sebagai matrik awal metode QFD yang memperlihatkan nilai kepentingan relatif pelanggan eksternal, nilai kepentingan absolut dan relatif aspek teknis pelanggan internal serta prioritas dari aspek teknis manajemen untuk menghadapi suara pelanggan. 5 besar prioritasnya adalah sebagai berikut : (a) Survei kepuasan pelanggan internal dan eksternal, (b) Sistem Pemasaran berdasarkan analisis situasi rumah sakit (c) Sistem informasi manajemen yang kuat (d) Peningkatan teamwork dan berpikir sistem. (e) Pengadaan penunjang pelayanan yang lengkap dan proses cepat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah desain kualitas pelayanan yang dapat diterapkan oleh IGD RSUP Sanglah untuk menjawab suara pelanggan adalah dengan melakukan atau membuat program dalam rangka mendukung 5 prioritas aspek teknis tersebut di atas.

Emergency Departement as the front gate of service in Sanglah Hospital need a method to elevate service quality that based on internal and external customer expectation (SERVQUAL) or Voice of Customer combine with QFD Methode, the result will be put in the matriks known as House Of Quality. QFD has been used to translate Voice of Customer into technical aspect of service.
The aim of this study is to design service quality in emergency department of Sanglah Hospital based on customer expectation using SERVQUAL-QFD method. This research use action research. Involve 100 respondents (external customer) and 66 internal customer (managements and staff of emergency department).
The result of House of Quality suggest 5 top ranking as priorities. There are: a) Identification of customer internal and external expectation through routine survei. b) Sistem Pemasaran based on situation analysis of Sanglah Hospital. c) Integrity of Management Information Sistem. d) Development of teamwork dan sistem thinking. e) Quick and complete procurement service.
Conclusion of this research is implementation of quality design based on customer voice at Emergency Departement Sanglah Hospital, congruent with 5 priority of technical aspect which has mention above.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kusnul Khotimah
"Latar Belakang : Pasien anak merupakan pasien yang memiliki resiko tinggi mengalami penurunan kondisi klinis secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan pernapasan atau gangguan jantung (cardiac arrest) dan bisa menyebabkan kematian, tanggung jawab yang besar dimulai dari penerimaan, triase, penilaian awal, stabilisasi, kondisi akut, cedera, perawatan dan rujukan dan keperawatan berkelanjutan, Kematian anak di rumah sakit sering terjadi 24 jam pertama dalam penerimaan. Kematian dapat dicegah dengan identifikasi yang benar Salah satu strategi untuk mendeteksi kegawatan pasien seperti cardiac arrest pada anak saat masuk ke rumah sakit adalah dengan adanya instrumen yang baik dan akurat.Penelitian dilakukan untuk mengatehui perbandingan penggunaan Emergency Severity Index dan Emergency Department Paediatric Early Warning Score dalam mengidentifikasi kegawatan pasien anak Rumah Sakit.
Metode : Penelitian menggunkaan desain cross sectional study rumus besar sampel komparatik kesesuain kategorik yang akan di uji dengan uji kappa ini melibatkan 174 anak yang dirawat dirumah sakit berusia 1 bulan hingga 18 tahun.
Hasil : hasil uji menunjukan bahwa uji nilai p value < 0,05 (0,000) yang artinya terdapat kesepakatan antara penggunaan ESI dengan kegawatan anak di UGD Rumah Sakit Primaya Tangerang dan hasil yang di dapatkan nilai 1,000 yang artinya excellent agreement, dengan kesemuanya tidak ada yang menilai berbeda.
Kesimpulan :Penggunaan Paediatric Early Warning Score masih perlu dikembangkan dan diperbaiki kembali untuk penyempurnaan. Penelitian memberikan implikasi supaya hasil penelitian dapat dijadikan evidence base dalampengelolaan asuhan keperawatan anak di Instalasi Gawat Darurat.

Background : Pediatric patients are patients who have a risk of experiencing a sudden decline in clinical conditions caused by respiratory disorders or heart problems (cardiac arrest) and can cause death. The big responsibility starts from admission, triage, initial assessment, stabilization, acute conditions, injuries, care and referrals and ongoing nursing, Child mortality in hospital often occurs in the first 24 hours of admission. Death can be prevented by correct identification. One strategy to detect patient emergencies such as cardiac arrest in children upon admission to the hospital is to have good and accurate instruments. The study was conducted to determine the use of Emergency Severity Index and emergency department Paediatric Early Warning Score in identifying emergency pediatric hospital patients.
The research method used a cross-sectional study design. The formula for the comparative sample size of the categorical suitability to be tested with the kappa test involved 174 children who were hospitalized from 1 month to 18 years of age.
Results : the test results show that the test value of p value <0.05 (0.000) which means that there is an agreement between the use of ESI with pediatric emergencies in the Emergency Room of Primaya Hospital Tangerang and the results obtained are a value of 1,000 which means excellent agreement, with none of them rate differently.
Conclusion : The use of ED PEWS still needs to be developed and improved again to refinement. The research has implications so that research results can be used as an evidence base in managing child nursing care in the Emergency Room
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmawati
"Latar Belakang: Sepsis merupakan disfungsi organ yang mengancam jiwa akibat disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Singer et al., 2016). Sepsis menyebabkan mikroganisme menghasilkan toksin atau zat beracun di dalam darah dan memunculkan manifestasi dari mikroganisme tersebut seperti demam, leukositosis, dan terganggunya sistem sirkulasi yang membutuhkan penanganan dengan segera (Singer, Deutschman, Seymour, 2016). Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah yang disebabkan kelainan dalam sekresi insulin,kerja insulin atau kedua-duanya (PERKENI, 2015). Pasien dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki peningkatan resiko terjadi infeksi dan sepsis sekitar 20,1-22,7 % dari semua pasien sepsis. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan diabetes melitus tipe 2 dan mortalitas sepsis di IGD RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2017.
Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah kohort retrospekstif menggunakan data rekam medis pasien sepsis. Sampel penelitian adalah pasien sepsis usia ≥ 18 tahun di IGD RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2017 berdomisili di Jabodetabek, yaitu sebanyak 357 pasien.
Hasil Penelitian: Hubungan antara DM tipe 2 dan mortalitas sepsis memiliki hubungan signifikan dengan RR sebesar 0,55 (95% CI: 0,35-0,87) sedangkan RR adjusted sebesar 0,75 setelah dianalisis multivariat tidak signifikan berbeda dengan RR crude pada analisis bivariate sebesar 0,55 yang berarti kedua analisis tersebut membuktikan bahwa hubungan DM tipe 2 dengan mortalitas bersifat protektif.

Background: Sepsis is a life-threatening organ dysfunction due to dysregulation of the bodys response to infection (Singer et al. 2016). Sepsis causes microorganisms to produce toxins or toxic substances in the blood and give rise to manifestations of microorganisms such as fever, leukocytosis, and disruption of the circulatory system that requires immediate treatment (Singer, Deutschman, Seymour, 2016). Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by high levels of sugar (glucose) in the blood caused by abnormalities in insulin secretion, insulin work or both (PERKENI 2015). Patients with type 2 diabetes mellitus have an increased risk of infection and sepsis in approximately 20.1-22.7% of all sepsis patients. This study aims to determine the relationship between type 2 diabetes mellitus and sepsis mortality in the emergency department of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in 2017.
Methods: The design of this study is a retrospective cohort using medical records of septic patients. The study sample was septic patients aged ≥ 18 years in the emergency room at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in 2017 is domiciled in Jabodetabek, which is 357 patients
Result: The relationship between type 2 DM and sepsis mortality has a significant relationship with RR of 0.55 (95% CI: 0.35-0.87) while the adjusted RR is 0.75 after
multivariate analysis was not significantly different from RR crude at bivariate analysis of 0.55 which means the two analyzes prove that the association of type 2 DM with mortality is protective."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library