Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tubagus Bai Herlanafudin
2007
T39886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaharah Ramli
2007
T39858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Alexander
Abstrak :
Titanium material logam yang mulai banyak digunakan dalam dunia industri. Logam ini mulai banyak digunakan, diaplikasikan dan dikembangkan pada berbagai macam produk industri seperti industri otomotif, aerospace, kimia, peralatan perang sampai alat kedokteran. Alat-alat mi membutuhkan sifat mekanis yang baik seperti keras, tahan aus, tahan korosi dan lain sebagainya. Salah satu metode perlakuan akhir yang dapat digunakan untuk mendapatkan sifat-sifat tersebut adalah anodisasi. Dalam proses anodisasi ini permukaan titanium akan diubah menjadi lapisan titaniumm oksida yang amat keras, tahan aus dan tahan korosi. Salah satu parameter terpenting yang amat menentukan karakteristik permukaan hasil anodisasi adalah jenis elektrolit yang dipakai. Penelitian kemudian dilakukan untuk memahami pengaruh elektrolit anodisasi terhadap kekerasan dan ketebalan dari lapisan oksida yang dihasilkan pada permukaan logam titanium murni. Variabel yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah variasi larutan elektrolit Ca(OH)2, NaOH, H2C2O4 dan H3PO4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan meningkat dengan penggunaan H2C2O4, NaOH, Ca(OH)2, H3PO4 secara berturut-turut. Banyaknya lapisan oksida meningkat dengan penggunaan H2C2O4, Ca(OH)2, NaOH, dan H3PO4. Kekerasan lapisan oksida ini ditunjukkan dari hasil uji kekerasan mikro. ketebalan Peningkatan juga dialami oleh ketebalan lapisan oksida rata-rata yang dihasilkan dengan penggunaan NaOH, H3PO4, Ca(OH)2, dan H2C2O4 secara berturut-turut. Besarnya rapat arus tidak mempengaruhi ketebalan lapisan oksida.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Nurhidayah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Pengembangan modul menggunakan model 4-D (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Namun, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap Develop saja. Data diperoleh dari proses pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing dan hasil angket respon siswa. Validasi isi modul dilakukan oleh dua orang dosen ahli dan satu orang guru kimia dan uji coba modul dilakukan terhadap 36 siswa kelas X MIA 2 di SMAN 66 Jakarta. Berdasarkan data hasil uji coba dari angket respon siswa diperoleh persentase rata-rata tiap aspek komponen, yaitu komponen karakteristik modul sebesar 80,12%, komponen elemen mutu modul sebesar 77,24%, komponen pembelajaran inkuiri sebesar 75,96%, komponen konsistensi sebesar 75,53% dan komponen kebahasaan sebesar 74,25%. Secara keseluruhan, persentase rata-rata modul sebesar 76,62% dengan kriteria baik.
ABSTRACT
This research aims to develop a guided inquiry-based modules in the material of the electrolyte and nonelectrolytes solution. Module development using 4-D models (Define, Design, Develop and Disseminate). In this study, the development of modules is limited at the stage of develop. Data obtained from the development of guided inquiry-based modules and the results of questionnaire responses by student. Validation of the contents of the module is done by two expert lecturers and one chemistry teacher. The trial of the module is conducted by 36 students of X MIA 2 class in SMAN 66 Jakarta. Based on data from the test results of questionnaire responses by students, obtained a percentage of each component. Module characteristics component at 80.12%, The quality element of the module component at 77.24%, inquiry learning component at 75.96%, consistency component at 75.53% and 74.25% of the linguistic component. Overall, the average percentage of modules is at76.62% with good criteria.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, 2015
370 EDU 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Farrel Shaquille Handimulya
Abstrak :
Latar Belakang Covid-19, yang disebabkan SARS-CoV-2, diumumkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020, dengan kasus mencapai 527,971,809 dan kematian 6,284,871 hingga 2022. Penyakit ini utamanya memengaruhi sistem respirasi yang menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu, Covid-19 juga mempengaruhi sistem organ lainnya, yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit pada natrium, kalium, dan klorida, yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit dan angka kematian. Studi menunjukkan bahwa gangguan elektrolit ini dikaitkan dengan hasil klinis yang buruk pada pasien Covid-19. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan lebih lanjut tentang prevalensi gangguan elektrolit pada pasien Covid-19 dan hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini akan menggunakan data sekunder rekam medis dan kemudian akan diolah dengan uji chi-square untuk menilai hubungan antara tingkat keparahan Covid-19 dengan gangguan keseimbangan elektrolit. Hasil Dari hasil analisis 162 rekam medis, didapatkan tingkat keparahan Covid-19 dengan gangguan keseimbangan elektrolit darah p = 0.164, hiponatremia p = 0.480, hipernatremia p = 0.490, hipokalemia p = 0.480, hiperkalemia p = 0.323, hipokloremia p = 0.410, hiperkloremia p = 0.322, banyaknya gangguan pada satu pasien p = 0.026. Kesimpulan Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan Covid-19 dengan gangguan keseimbangan elektrolit (natrium, kalium, klorida), namun ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan Covid-19 dengan banyak gangguan keseimbangan elektrolit pada satu pasien. ......Introduction Covid-19, caused by SARS-CoV-2, was declared a pandemic by the WHO on March 11, 2020, with cases reaching 527,971,809 and deaths 6,284,871 until 2022. The disease primarily affects the respiratory system causing symptoms such as fever, cough, and shortness of breath. In addition, Covid-19 also affects other organ systems, which can cause electrolyte balance disturbances in sodium, potassium, and chloride, which are associated with disease severity and mortality. Studies show that these electrolyte disturbances are associated with poor clinical outcomes in Covid-19 patients. This study is expected to provide further insight into the prevalence of electrolyte disturbances in Covid-19 patients and their association with disease severity. Method This study is an analytic descriptive study with a cross-sectional design. This study will use secondary data from medical records and will then be processed with the chi-square test to assess the relationship between the severity of Covid-19 and electrolyte balance disorders. Result From the analysis of 162 medical records, it was found that the severity of Covid-19 with serum electrolyte balance disorders p = 0.164, hyponatremia p = 0.480, hypernatremia p = 0.490, hypokalemia p = 0.480, hyperkalemia p = 0.323, hypochloremia p = 0.410, hyperchloremia p = 0.322, the number of disorders in one patient p = 0.026. Conclusion No significant relationship was found between the severity of Covid-19 and electrolyte balance disorders (sodium, potassium, chloride), however, a significant association was found between the severity of Covid-19 and multiple electrolyte balance disorders in one patient.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putro Widodo
Abstrak :
Pendahuluan
Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat dengan komposisi 99 % air dan sisanya merupakan larutan yang mirip dengan larutan yang terdapat di dalam plasma. Natrium (Na+) dan klorida (Cl-) merupakan komponen terbanyak pada keringat.

Uji keringat adalah pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif kadar Na+ dan Cl- yang terkandung di dalam keringat.

Mengetahui batasan nilai normal kadar elektrolit keringat sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit fibrosis kistik (FK). Seperti diketahui bahwa uji keringat merupakan uji diagnostik utama untuk menegakkan penyakit FK, karena lebih dari 99 % kasus FK kadar elektrolit (Na+ dan Cl-) keringatnya lebih tinggi dari normal dan menetap (uji keringat positif). Keadaan ini ternyata tidak dijumpai pada penyakit lain ( Peterson dkk., 1959; Shwachman, 1983 ). Dan untuk mengetahui batasan nilai normal, diperlukan adanya suatu baku nilai elektrolit keringat yang dianggap normal ( Wood dkk., 1976; Shwachman, 1962).

Banyak kasus FK tidak dapat didiagnosis karena kematian pada waktu bayi yang disebabkan adanya mekonium ileus, penyakit paru yang progresif, atau tidak adanya sarana diagnostik sehingga laporan insidens sangat berbeda di berbagai negara (Di Sant Agnese dkk., 1967).

Selain itu, diketahui juga bahwa penyakit FK tetap merupakan penyakit "life-limiting", walaupun kelangsungan hidup selama 25 tahun terakhir ini meningkat secara dramatis (Doershuk dan Boat, 1983). Namun demikian masih diperlukan diagnosis dini sehingga dapat diberikan pengobatan/tindakan secara dini pula, untuk memperoleh harapan kelangsungan hidup yang lebih panjang (Di Sant Agnese dkk., 1967; Wood dkk., .1976).

Di Sant Agnese dkk.(1967) berpendapat dengan migrasi dan perpindahan orang-orang Kaukasia ke Asia (terjadi kawin "campuran") akan merubah frekuensi penyakit FK di Asia. "WHO/ICF meeting " (1985) melaporkan 65 kasus FK pada orang Jepang, sedang di Indonesia Handoyo dkk. (1980) melaporkan satu kasus FK pada seorang gadis Indonesia keturunan Cina berumur 18 tahun. Karjoo dkk. (1984) menemukan 3 kasus FK pada bayi dan anak Iran, hal ini menunjukkan bahwa gen FK telah ada di masyarakat Iran tetapi masih jarang.

Manfaat klinis dari hasil uji keringat terlihat dari adanya laporan Shwachman dkk.(1970) yang menemukan 130 kasus FK, 63 kasus di antaranya didiagnosis sebelum timbul gejala, 13 kasus dengan gejala ringan dan 54 kasus didiagnosis selama perawatan.

1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Yulius Surya Panca Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Sintesis dengan metode pendinginan cepat (rapid quenching) dan karakterisasi bahan konduktor superionik berbasis gelas (AgBr)x(LiP03)1-x dengan variasi penambahan AgBr (x) = 0,0; 0,3; 0,5 dan 1 ,0 telah dilakukan. Hasil y~ng diperoleh pada komposisi AgBr (x) = 0,0 berupa bahan substrat gelas LiP03 transparan (bening) dan tidak berwarna, untuk x = 0,3 dan 0,5 diperoleh produk yang masing-masing terdiri dari dua komponen dengan warna berbeda yaitu hijau sebagai komponen AgBr dan merah muda bercampur putih sebagai komponen LiP03 dan untuk x = 1,0 diperoleh padatan AgBr berwarna hijau sebagai garam terlelehkan (molten salt). Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan bahwa substrat gelas LiP03 dan komponen-komponen berwarna merah muda bercampur putih merupakan bahan gelas bersifat amort, sedangkan garam terlelehkan AgBr dan komponen-komponen berwarna hijau merupakan bahan yang masih memiliki sifat kristalin dengan perubahan struktur ke arah amort. Karakterisasi morfologi dan komposisi unsur pada komponen LiP03 dengan SEM-EDS memperlihatkan adanya pertumbuhan presipitat AgBr di dalam matriks gelas yang semakin jelas dengan persen berat yang meningkat dengan semakin besarnya komposisi AgBr. Sementara pada komponen AgBr, mortologinya tidak jauh berbeda untuk semua komposisi AgBr. Penambahan AgBr dengan komposisi x = 0,5 akan menurunkan persen berat total dari Ag dan Br di dalam komponen. Pengukuran densitas terhadap komponen LiP03menunjukkan bahwa komposisi AgBr yang semakin besar meningkatkan densitas komponen LiP03 dan sebaliknya akan menurunkan densitas komponen AgBr. Secara umum, densitas komponen LiP03Iebih rendah daripada komponen AgBr. Kekerasan Vickers komponen gelas tertinggi diperoleh pada komposisi AgBr (x) = 0, 5 sedangkan pada komposisi yang lain kekerasannya lebih rendah. Sementara itu, komposisi AgBr yang semakin besar secara konsisten menurunkan kekerasan komponen AgBr. Karakterisasi sifat termal dengan DSC menunjukkan temperatur transisi gelas {Tg) komponen LiP03 turun pada komposisi AgBr (x) = 0,3 dan kembali naik pada x = 0,5 sebagai akibat kristalisasi dan presipitasi AgBr di dalam matriks gelas. Sementara itu, komposisi AgBr yang semakin besar secara konsisten akan meningkatkan Tg dari komponen AgBr. Pengukuran konduktifitas ionic dengan LCR-meter menunjukkan bahwa peningkatan komposisi AgBr akan meningkatkan konduktifitas komponen LiP03. Konduktifitas komponen LiP03 tertinggi pada temperatur ruang dan frekuensi 1 Hz adalah 2,3736 X 1 o-7 S/cm pada komposisi AgBr (x) = 0,5. Konduktifitas komponen AgBr turun pada x = 0,5 akibat adanya presipitasi AgBr dan mencapai maksimum pada x = 1,0 yaitu 3,8949 x 1 o-7 S/cm. Secara umum komponen AgBr memiliki konduktifitas yang lebih tinggi daripada komponen LiP03.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, ], [2006, 2006]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simanjuntak, Lenta Efrida
Abstrak :
Volume limbah sebagai hasil sisa produksi semakin bertambah banyak sebanding dengan pesatnya pertumbuhan industri. Salah satu limbah industri adalah fenol. Fenol merupakan limbah organik yang dibuang ke lingkungan air. Salah satu cara mengolah limbah adalah melalui proses adsorpsi dengan karbon aktif. Alternatif penerapan teknologi adsorpsi dengan karbon aktif dipilih karena permukaan karbon aktif luas, kemampuan adsorpsi besar, mudah diaplikasikan. Sementara itu teknik elektrokimia dengan cara elektrolisis mampu mengoksidasi limbah senyawa fenol menghasilkan dekomposisi sempurna menjadi CO2 dan H2O. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan konsentrasi fenol dengan menggunakan teknik adsorpsi karbon aktif, teknik oksidasi elektrokimia dengan elektroda timbal dan teknik kombinasi adsorpsi dan oksidasi pada kondisi optimum. Optimasi yang diperoleh berupa waktu kontak adsorben (karbon aktif) dengan adsorbat (fenol) selama 45 menit. Jumlah karbon aktif yang digunakan 1 gram dengan konsentrasi elektrolit NaCl 5 % serta potensial optimum 7 Volt. Dengan menggunakan kondisi optimum teknik adsorpsi menghasilkan % konversi penurunan konsentrasi fenol 52,91 %, teknik oksidasi 96,80 % dan teknik kombinasi (adsorpsi-oksidasi) adalah 98,59 %. Penurunan konsentrasi larutan fenol diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Ardhaneswari
Abstrak :
Salah satu senyawa organik yang banyak dihasilkan oleh limbah industri adalah senyawa fenol. Fenol dan senyawanya menjadi perhatian besar karena banyak digunakan dalam proses industri dan banyak juga dihasilkan dalam bentuk limbah. Salah satu cara mengolah limbah adalah melalui proses adsorpsi. Sementara itu teknik elektrokimia bertujuan mengubah fenol menjadi senyawa yang tidak berbahaya terutama menjadi air dan karbondioksida. Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi senyawa fenol dengan teknik adsorpsi dan elektrokimia menggunakan sistem aliran kontinyu. Kondisi optimum yang akan digunakan telah diperoleh sebelumnya dengan sistem batch. Berat arang yang digunakan 1 gram dengan konsentrasi elektrolit NaCl 1% serta potensial optimum 6 Volt. Teknik adsorpsi dan elektrokimia dengan menggunakan sistem batch menghasilkan % konversi sebesar 98,7% dengan volume fenol sebesar 250 mL dan waktu degradasi 75 menit sedangkan dengan sistem aliran kontinyu menghasilkan % konversi sebesar 97,34% dengan volume fenol sebesar 1,3 L dan waktu degradasi selama 5 jam. Penurunan konsentrasi larutan fenol diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>