Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hery Affandi
Abstrak :
Studi ini mengkaji perencanaan jangka panjang sistem kelistrikan interregional untuk studi kasus Jawa-Sumatera hingga tahun 2050. Perencanaan ditentukan berdasarkan optimasi biaya paling rendah dalam model TIMES. Model tersebut mempertimbangkan disparitas yang tinggi antar wilayah seperti kebutuhan listrik, infrastruktur pembangkit listrik, dan sumber daya energi. Ada dua puluh tujuh teknologi pembangkit listrik dan tiga teknologi penyimpanan energi yang dikompetisikan dalam model ini, pemodelan juga meninjau pola operasi pembangkit dan peran penyimpanan energi per jam untuk setiap regional. Terdapat dua skenario didalam pemodelan yaitu Current Policy (CP) yaitu tanpa trading listrik antara Jawa dan Sumatera dan Electricity Trading (TRD) yaitu dengan trading listrik melalui transmisi interkoneksi HVDC Jawa dan Sumatera dengan penerapan skema phase-out pembangkit batubara sesuai perencanaan PLN. Hasil penelitian menunjukkan portofolio pembangkit listrik untuk skenario CP dan TRD di Jawa dan Sumatera didominasi oleh pembangkit gas. Skenario TRD menghasilkan peningkatan 70% kapasitas terpasang di Sumatera dan penurunan 23% kapasitas terpasang di Jawa, rata-rata 1,96 TWh listrik diekspor setiap jam ke Jawa, penurunan biaya produksi listrik untuk Jawa dari 9,11 cUSD/kWh menjadi 7,37 cUSD/kWh dan Sumatera dari 6,59 cUSD/kWh menjadi 5,73 cUSD/kWh, peningkatan penetrasi energi terbarukan 41% khususnya utility-scale solarPV di Sumatera 19% dan penurunan emisi dari 401 gCO2/kWh menjadi 322 gCO2/kWh serta membutuhkan kapasitas transmisi 44 GW dengan biaya investasi 33.784 MUSD pada tahun 2050 untuk menyalurkan listrik dari Sumatera ke Jawa. ......This study assesses inter-regional electricity system's long-term planning for case study of Jawa-Sumatera until 2050. The planning is determined based on least-cost optimization in the TIMES model. The model considers a high disparity between regions such as electricity demand, power generation infrastructure and energy resources. There are twenty seven technology power generations and three energy storage technologies competed in this model, the modeling also reviews the pattern of generating operations and the role of energy storage on an hourly for each region. In the modelling there are two scenarios, namely Current Policy (CP) without electricity trading between Jawa and Suamtera and electricity trading (TRD) scenarioby electricity trading through HVDC interconnection with the implementation of the coal power plant phase-out scheme according PLN planning. The results show power generation portfolio for CP and TRD scenario in Jawa and Sumatera is dominated by gas-based power plant. TRD scenario results an increase of 70% installed capacity in Sumatera and a decrease of 23% installed capacity in Jawa, an average of 1.96 TWh of electricity is exported every hour to Jawa, a decrease in electricity production cost for Jawa from 9,11cUSD/ kWh to 7,37cUSD/kWh and Sumatera from 6,59cUSD/kWh to 5,73cUSD/kWh, an increase in renewable energy penetration 41% especially utility scale PV in Sumatera 19% and a reduction in emissions from 401 gCO2/kWh to 322 gCO2/kWh and required transmission capacity 44 GW with investment cost 33.784 MUSD in 2050 to distribute electricity from Sumatera to Jawa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Jayadi
Abstrak :
Penyediaan listrik berkelanjutan sangat penting dalam industri ketenagalistrikan saat ini. Berkelanjutan berarti sistem dapat menyediakan listrik dengan keandalan tinggi, biaya minimum, dan juga rendah emisi. Perencanaan ketenagalistrikan di sisi pembangkit listrik merupakan fase penting dimana rumusan skenario yang tepat dikembangkan untuk mengetahui pasokan listrik terbaik di masa depan. Penelitian ini menyajikan analisis dan rekomendasi strategi untuk merencanakan pasokan listrik berkelanjutan dari sistem kelistrikan Kalimantan Timur hingga tahun 2038. Metodologi yang digunakan adalah pemodelan untuk menggambarkan bagaimana pasokan dan permintaan listrik bekerja di daerah tersebut diikuti dengan simulasi untuk mendapatkan gambaran dampak serangkaian skenario di masa depan. LEAP (Long-range Energy Alternative Planning) adalah perangkat lunak yang dapat menilai kriteria keberlanjutan dipilih sebagai instrumen untuk mengembangkan model dan mensimulasikannya.  Skenario yang dikembangkan adalah representasi dari strategi yang menggabungkan pemilihan jenis pembangkit, metode operasi pembangkit, dan jenis teknologi pembangkit listrik rendah emisi, terutama Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Batubara Ultra Super Critical (USC) dan pembangkit energi terbarukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebagai skenario dasar tidak dapat memenuhi cadangan kapasitas sistem minimal 30% dari 2019-2038. Skenario Biaya Terendah (Least Cost) pada tahun 2038 memproyeksikan pembangkitan listrik sebesar 18,9 TWh dengan biaya paling rendah yaitu sebesar 869,96 juta USD dan emisi gas rumah kaca lebih rendah dari skenario dasar sebesar 8,72 juta ton CO2-eq. Skenario Rendah Emisi memiliki biaya produksi yang sedikit lebih tinggi untuk total output yang sama sebesar 876,74 juta USD tetapi dengan selisih tingkat emisi yang lebih rendah 2,77 juta ton atau sebesar 5,95 juta ton CO2.  ......Provision of sustainable electricity is very important in the electricity industry today. Sustainability means how the system can provide electricity with high reliability, minimum cost, and at the same time also low emissions. Electricity planning in the power generation side is an essential phase that an appropriate scenario formula is developed to figure out the best electricity supply in the future. This study presents an analysis and recommendation of strategies in order to plan sustainable electricity supply of East Kalimantan electricity system up to year 2038. The methodology used is modeling to describe how supply and demand of electricity works in the area followed by simulations to get the picture of impacts the series of scenarios in the future. LEAP (Long-range Energy Alternative Planning) as one of the tool that is able to assess sustainability is chosen as instrument to develop model and simulate it. The scenario developed is a representation of a strategy that combines the selection of types of plants, economic dispatch methods and types of low emission generating technologies, especially the Ultra Super Critical (USC) Coal Fired Power Plant and renewable energy. The results show that Electricity Supply Business Plan (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik - RUPTL) as a base case scenario does not able to meet the system reserve margin of at least 30% from 2019 - 2038. The Least Cost scenario in 2038 projected electricity generation of 18.9 TWh with the least cost of 869,9 million USD and GHG emissions lower than base scenario of 8.72 million tons CO2-eq. The Low Emission scenario have slightly higher production costs for the same total output of 876,7 million USD but with a lower emission level difference of 2,77 million tons equal to 5.95 million tons of CO2. 
2019
T53197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library