Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Momoh, James A.
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
621.31 MOM e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kundur, Prabha
New York: McGraw-Hill, 1994
621.319 KUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endrenyi, J.
New York: John Wiley & Sons, 1980
621.31 END r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Pergamon, 1984
621.3 TRE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Allen J.
Hoboken, New Jersey: Wiley-IEEE, 2014
621.31 WOO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kosasih
Abstrak :
Ketidakseimbangan kapasitas daya pembangkit dan daya beban pada sistem tenaga listrik terlihat dan perubahan frekuensi dari nilai nominal, berupa kenaikan atau penurunan. Penurunan frekuensi yang besar oleh lepasnya satu atau lebih unit pembangkit dari sistem bila tidak segera diatasi, akan menyebabkan lepasnya unit-unit pembangkit lain yang sensitif terhadap penurunan frekuensi seperti PLTU Suralaya dan PLTU Paiton pada sistem tenaga listrik Jawa-Bali. Bila terus tidak diatasi unit-unit pembangkit lain secara beruntun akan lepas dan sistem runtuh total. Untuk mencegah penurunan frekuensi yang besar, sejumlah beban perlu dilepas dengan menggunakan rele frekuensi kurang (under frequence relay) yang bekerja cepat. Penerapan rele frekuensi kurang di sistem tenaga listrik Jawa-Bali adalah untuk melepas beban atau memisahkan jaringan subsistem, akibat adanya gangguan besar, dengan tujuan mengembalikan frekuensi ke normal serta menjaga keseimbangan kapasitas daya pembangkit dan daya beban. Pelepasan beban bertahap akan dilakukan bila ada defisit daya besar secara mendadak sehingga frekuensi sistem turun dibawah batas tetapan rele frekuensi kurang. Mengingat dampak penurunan frekuensi akibat defisit daya tidak sama, maka pelepasan beban dibuat fleksibel dalam beberapa tahap. Dengan menurunnya frekuensi yang sangat cepat, koordinasi tetapan frekuensi untuk rele frekuensi kurang untuk masing masing area sangat menentukan agar sistem tidak tejadi gangguan total (black out). Program pelepasan beban ini dibuat dengan bahasa C builder versi 3.0. ......The imbalance of generator power and load power capacity to the electric power system is shown by the changing of frequency from face value, in a form of increase or decrease. If this is not being overcome right away, a huge decrease in frequency by the release of one or more generator units from the system occurs and will cause the release of other generator unit, which are sensitive to the decrease of frequency such as PLTU Suralaya and PLTU Paiton to Java-Bali electric power system. If there is still no action in overcoming this problem, other generator units will release one after the other and the system will totally collapse. To avoid a huge decrease in frequency, some loads need to be shedding use under frequency relay which works fast. The application of under frequency relay to Java-Bali electric power is to load shedding or to separate subsystem network, as a consequence of a big disruption existence, in order to return the frequency to normal, also to keep balance of generator power and load power capacity. A gradual load shedding will be done if there is a sudden big power deficit so that the system decreases below under setting frequency relay. Considering the impact of the decrease of frequency because there is difference in power deficit, load shedding is made flexible in some stages. Program load shedding was made with C builder version 3.0.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abeltus Reforma Putra
Abstrak :
Selama beberapa waktu terakhir, Battery Energy Storage System (BESS) telah menjadi salah satu komponen penting dalam jaringan listrik pintar untuk meningkatkan kinerja dan keandalan sistem tenaga listrik di beberapa negara. Indonesia yang merupakan negara terpadat nomor empat di dunia tentunya membutuhkan juga teknologi ini untuk memaksimalkan kinerja sistem tenaga listriknya. Namun, harga investasi untuk BESS masih tergolong cukup tinggi untuk saat ini dan dibutuhkan metode yang tepat untuk menentukan kapasitas BESS tersebut. Oleh sebab itu, pendekatan feasibility study digunakan untuk memastikan pemasangan BESS pada jaringan sistem tenaga listrik bisa memberikan keuntungan dari sisi ekonomi. Makalah ini menyajikan metodologi pengukuran dan strategi optimasi biaya BESS untuk aplikasi Load Shifting di sistem tenaga listrik Sumatera Bagian Tengah dengan menggunakan perangkat lunak excel dan phyton serta data beban listrik yang diberikan PLN di wilayah tersebut pada tahun 2019. Energi BESS akan dilepas pada saat Waktu Beban Puncak (WBP) untuk menggantikan pembangkit listrik biaya mahal sehingga dapat megurangi biaya operasional. Hasil optimasi biaya BESS untuk load shifting di Sumbagteng mampu mengurangi PLTMG dan PLTD yang notabene menggunakan BBM sebesar 20% dari kondisi awalnya. ...... Over the past few years, the Battery Energy Storage System (BESS) has become one of the important components in smart power grids to improve the performance and reliability of electric power systems in several countries. Indonesia, which is the fourth most populous country in the world, certainly needs this technology to maximize the performance of its electric power system. However, the investment price for BESS is still quite high for now and an appropriate method is needed to determine the capacity of the BESS. Therefore, a feasibility study approach is used to ensure that the installation of BESS on the power system network can provide economic benefits. This paper presents the measurement methodology and cost optimization strategy of BESS for Load Shifting applications in the Central Sumatra electric power system using excel and python software as well as electricity load data provided by PLN in the region in 2019. BESS energy will be released at Load Time. The peak (WBP) to replace power plants is expensive so that it can reduce operational costs. The results of the optimization of BESS costs for load shifting in Central Sumatra were able to reduce PLTMG and PLTD which incidentally used fuel by 20% from their initial conditions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Anton
Abstrak :
ABSTRAK Keandalan sistem pembangkit tergantung pada keandalan unit pembangkit dan besarnya cadangan daya tersedia (spinning reserve). Kalau kapasitas cadangan daya tersedia tinggi, maka tingkat keandalan serta biaya energinya di sisi sistem pembangkit semakin tinggi pula. Jenis pembangkit yang dapat melayani perubahan beban yang dinamis adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dalam kontrak jual-beli bahan bakar unluk pembangkit PLTGU Gas alam dan PLTP tercantum persyaratan minimum jual-beli antar swasta dan P.T. PLN (Persero), disebabkan hal tersebut, maka salah satu kendala pengembangan PLTU Batubara adalah persyaratan pembelian bahan bakar tersebut. Pada umumnya batas minimal kontrak pembelian energi listrik dari perusahaan listrik swasta, sebesar 80 persen dari seluruh energi listrik yang dibangkitkannya. Pembelian energi tersebut dapat dioptimalisasikan oleh P.T. PLN (Persero), dengan pola pengoperasian pembangkit swasta, memakai metode dua blok. Kendala dari pengoperasian pembangkit tersebut, adalah persyaratan minimum yang tercantum dalam kontrak jual-beli energi listrik antar swasta dan P.T. PLN (Persero). Kendala lainnya adalah total kapasitas blok pertama dan kedua, adalah sama dengan kapasitas nominal, dengan besaran kapasitas blok pertama dan blok kedua serta waktu pengoperasiannya bervariasi. Keuntungan pola pengoperasian tersebut, secara umum adalah mengoptimalkan kapasitas pembangkit listrik swasta. Pala pengoperasian dengan metode satu blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakan hanyalah 80 persen dari kapasitas nominal, sedangkan pola pengoperasian metode dua blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakannya sebesar kapasitas nominal. Dengan mengoptimalkan kapasitas pembangkit swasta, diharapkan pengurangan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik pemikul beban puncak, dan selanjutnya dapat mengurangi biaya energi listrik di sisi sistem pembangkit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octa Puara Aryani
Abstrak :
Kualitas tegangan merupakan salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen. Walaupun suatu sistem mempunyai kualitas tegangan yang baik dan stabil, belum tentu sistem dapat mempertahankan tegangan tersebut karena jatuh tegangan akan terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban. Pada sistem transmisi, daya reaktif sangat berpengaruh pada kestabilan sistem. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perbaikan tegangan dengan menambahkan Static Synchronous Compensator (STATCOM) menggunakan aplikasi perangkat lunak DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM akan melakukan perbaikan tegangan dengan mengendalikan daya reaktif. Pengaturan daya reaktif oleh STATCOM terjadi dengan cara membandingkan besarnya nilai tegangan terminal antara STATCOM dengan sistem. Simulasi dilakukan pada Bus Lengkong yang sering terjadi penurunan tegangan. Dengan penambahan STATCOM, tegangan rendah pada Bus Lengkong tersebut berhasil ditingkatkan dari 130,01 kV menjadi 135,13 kV. Kemudian dilakukan juga skenario 1 trip pembangkit pada PLTU Teluk Naga 3. Pada saat dilakukan simulasi trip pembangkit, STATCOM tidak memberikan pengaruh apapun terhadap sistem. Untuk skenario 2, ketika dilakukan penurunan kapasitas pada pembangkit yang sama, STATCOM berhasil menaikkan tegangan di sistem tetapi berada dibawah toleransi yang diizinkan SPLN.
Voltage quality is one of the requirements of the reliability of the electric power distribution system that must be met for a service to consumers. Although a system has a good quality and stable voltage, not necessarily the system can maintain the voltage due to voltage drop will occur in all parts of the system and will change with the change in load. In the transmission system, reactive power influences the stability of the system. In this paper will discuss the improvement of voltage by adding Static Synchronous Compensator (STATCOM) using a software application DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM will make improvements voltage by controlling the reactive power. STATCOM reactive power by setting occurs by comparing the value of the terminal voltage between the STATCOM system. Simulations performed on Bus Lengkong frequent voltage drops. With the addition of STATCOM, the voltage drop on the bus Lengkong successfully upgraded from 130,01 kV to 135,13 kV. Then do the trip scenarios in PLTU Teluk Naga 3. During the simulation, STATCOM not give any influence on the system. For scenario 2, when performed on a capacity decrease in the same plant, STATCOM raise the voltage in the system but is below the allowed tolerance SPLN.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zidan Hafizh
Abstrak :
Pemerintah Indonesia menetapkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2030. Indonesia sebagai salah satu negara besar yang mempunyai keuntungan dari letak geografisnya, memiliki potensi energi baru terbarukan yang sangat besar yang diperkirakan menurut Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencapai 417,8 GigaWatt (GW), salah satu sumber energi baru terbarukan dengan nilai potensi terbesar adalah energi surya atau matahari dengan potensi mencapai 207,8 GW. Dengan potensi energi surya yang begitu besar, namun pemanfaatanya masih sangat jauh dari potensi yang dimiliki. Tercatat sampai akhir tahun 2021 kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia baru mencapai 200,1 Mega Watt (MW) dengan persentase masih dibawah angka 1%. Karena hal itu skripsi ini membahas implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya kapasitas 72,63 MWp dan BESS terhadap kestabilan sistem jaringan 20 kV di salah satu daerah Indonesia bagian timur. Pemodelan sistem dibuat dengan penyebaran tiga sistem untuk 3 lokasi pemasangan PLTS dan BESS yaitu PLTS dan BESS #1 terhubung dengan bus Da#2, PLTS dan BESS #2 terhubung dengan bus peny Y#3, dan PLTS dan BESS #3 terhubung dengan bus W#2. Simulasi yang dilakukan adalah analisa aliran daya dan analisa stabilitas transien dengan menggunakan software simulasi DIgSILENT PowerFactory 15.1. Hasil simulasi aliran daya menunjukan pembebanan saluran masih dalam kondisi aman, namun terdapat kondisi pembebanan berlebih pada salah satu trafo dan kondisi tegangan dibawah level tegangan sehingga perlu dilakukan penyesuaian kapasitas trafo dan saluran. Pada simulasi stabilitas yang telah dilakukan pada empat skenario yang dipilih. Respon nilai tegangan dan frekuensi akhir sistep pada masing-masing skenario masih dalam batas kondisi yang aman dan sesuai dengan standar ketentuan gridcode dan tidak mengganggu kestabilan sistem yang ada. Sehingga PLTS dengan kapasitas 72,63 MWp dan BESS kapasitas 182.032 kWh dengan nilai PCS 22.385 kW dapat diimplementasikan ke dalam sistem Indonesia bagian Timur pada sistem jaringan tegangan 20 kV. ......The Government of Indonesia has set a target for the New Renewable Energy (EBT) mix of 23% in 2025 and 31% in 2030. Indonesia as one of the big countries that has the advantage of its geographical location, has a very large renewable energy potential which is estimated according to the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) reaching 417.8 GigaWatt (GW), one of the new renewable energy sources with the greatest potential value is solar energy with the potential to reach 207.8 GW. With the huge potential of solar energy, its utilization is still far from its potential. It was recorded that until the end of 2021 the capacity of Solar Power Plants (SPP) in Indonesia had only reached 200.1 Mega Watts (MW) with the percentage still below 1%. Because of this, this thesis discusses the implementation of a 72.63 MWp solar power plant and BESS for the stability of the 20 kV network system in one of the eastern parts of Indonesia. The system modeling is made by deploying three systems for 3 SPP and BESS installation locations, namely SPP and BESS #1 connected to the Da#2 bus, SPP and BESS #2 connected to the Y#3 bus, and SPP and BESS #3 connected to the W#2 bus. #2. The simulations carried out are power flow analysis and transient stability analysis using the DIgSILENT PowerFactory 15.1 simulation software. The results of the power flow simulation show that the line loading is still in a safe condition, but there is an overload condition on one of the transformers and the voltage condition is below the voltage level so that it is necessary to adjust the capacity of the transformer and line. The stability simulation has been carried out in four selected scenarios. The final system step voltage and frequency response in each scenario is still within safe conditions and in accordance with the standard grid code provisions and does not disturb the stability of the existing system. So that SPP with a capacity of 72.63 MWp and BESS with a capacity of 182,032 kWh with a PCS value of 22,385 kW can be implemented into the Eastern Indonesia system on a network voltage system of 20 kV.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library