Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddy
Abstrak :
Cakupan penimbangan balita di posyandu dari tahun 1994 -1998 provinsi Daerah Istimewa Aceh berkisar antara 45,70% sampai 54,10%. Sementara itu di Kabupaten Aceh Timur angka cakupan penimbangan sebesar 49,06% (Profil Kesehatan D.I Aceh, 1998). Untuk meningkatkan angka cakupan penimbangan balita pemerintah melaksanakan program revitalisasi Posyandu di setiap desa. Program ini diharapkan mampu memperluas pemantauan status gizi balita sekaligus meningkatkan cakupan program gizi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran cakupan penimbangan balita di posyandu dan faktor-faktor yang berhubungan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor yang paling dominan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Aceh Timur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah Posyandu yang terdapat di Kabupaten Aceh Timur dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random sampling sebanyak 110 posyandu dengan jumlah responden 110 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,4% cakupan penimbangan balita di posyandu Kabupaten Aceh Timur masih rendah (< 60%) dan 55,6% dengan cakupan penimbangan baik (>60%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa posyandu yang mempunyai cakupan penimbangan baik dan rendah di Kabupaten Aceh Timur hampir sama. Faktor kemampuan kader, sarana, supervisi dan pembinaan desa mempunyai hubungan yang bermakna terhadap cakupan penimbangan balita tersebut. Disamping itu faktor kemampuan kader mempunyai hubungan yang dominan dengan cakupan penimbangan balita setelah faktor lain dikontrol. PeneIitian ini menyarankan adanya pelatihan kader yang kontinyu dalam rangka meningkatkan kemampuan, meningkatkan frekuensi supervisi oleh Puskesmas dan Dins Kesehatan Kabupaten, bantuan dana untuk melengkapi sarana dan kerja sama dengan aparat desa di dalam pembinaan guna meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu.
Factors Related to Weighing Coverage of Baby Under Five Years of Age at Posyandu In East Aceh District , September- December 1999 The weighing coverage of baby under five years of age in Aceh Province from 1994 - 1998 were only around 45,70% up to 54,10%. Furthermore, in East Aceh district the coverage is only 49,06% (The Aceh Province Health Profile, 1998). To improve the program's coverage, the Indonesian Government tries to revitalize posyandu in every village all over the country. This revitalization program is expected to extensify nutrition status monitoring activities and to improve nutrtion program's coverage. The aim of this research was to describe of the program coverage at posyandu and related factors in East Aceh District. The research design was a cross sectional study_ Samples were Posyandu units in East Aceh District and sampling method was systematic random sampling with 110 cadres as respondents. The result of research showed that there were 44,4% posyandu units had low performance (under 60% of under five years visited posyandu). Therefore we conclude that low and high performances are similar in East Aceh District. This study also concluded that cadres ability/skills, completeness of posyandu equipments, supervision of Health Center and village leaders are significantly related to the posyandu performance. Further, it is shown that cadres' skill is the most important among these significant factors. This study recommend that (1) District or Health Center should strengthen their training program to improve the cadres' skills ; (2) Strengthen supervision activities by District or Health Center ; (3) Facilitate the posyandu with standard equipments ; and (4) Strengthen partnership and village empowerment to supervise the posyandu units.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahniar
Abstrak :
Masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini adalah Kesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 543 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi yaitu 51 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara.(Depkes RI, 2001). Untuk menurunkan AKI dan AKB pemerintah melakukan terobosan dengan penempatan Bidan Di Desa. Sesuai Permenkes RI,1989, semua Bidan Di Desa harus menetap tinggal di desa tugas. Kenyataannya, hanya sekitar 45% Bidan Di Desa yang menetap tinggal di desa tugas di Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2002. Peneliti beranggapan hal ini berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kepuasan kerja Bidan Di Desa dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa di Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain Cross Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh Bidan Di Desa yang ada di Kabupaten Aceh Timur. Jumlah sample adalah 198 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengisi kuesioner langsung. Analisis yang digunakan adalah analisa Univariat, Bivariat dan Multivariat. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata dan median skor kepuasan kerja adalah 72 (range 1 sampai dengan 105). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa adalah adanya kesempatan untuk maju, kecukupan pendapatan, pengetahuan akan hak dan kewajiban dan adanya kelompok kerja, Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa adalah kesepatan untuk maju. Disarankan kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Aceh Timur untuk memberikan kesempatan kepada Bidan Di Desa untuk mengikuti pelatihan, melanjutkan pendidikan, mengupayakan insentif sebagai tambahan gaji dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja Bidan Di Desa. Daftar bacaan ; 45 (1968 -2002)
Health issues that currently becoming as a priority is mothers' and children health. Maternal Mortality Rate (MMR) 545 deaths per 100,000 live births and Infants Mortality Rate (IMR) in Indonesia are still high 51 deaths 100,000 live births and the number is counted are the highest rate in South East of Asia (MoH, 2001). To decrease the MMR and IMR, the government contracted midwives and posted them in the villages. As stipulated in Permenkes (MoH's Decree), 1989, all midwives must be to settle in the posted villages. In fact, only 45 % of East Aceh District midwives settled in the posted villages in 2002. The writer assumed that this is correlate with caused the problem of midwives' satisfaction. Generally, this research aimed to know the description of village midwives' satisfaction and all related factors in East Aceh District. This is a descriptive analytical research by using cross sectional design. Research population was all village midwives in East Aceh District, while samples were 198 midwives. Primary data were collected by fulfilling direct- questionnaire. The used analyses were Univariat, Bivariat, and Multivariate analysis. The result of the research showed that the average mean and median score of midwives' satisfaction was 72 (range 1 to 105). Factors related to of midwives' satisfaction were career opportunities, income, knowledge, and work group. Based on the research result, it is suggested to both Heads of District Health Office and District Public Welfare of East Aceh to provide opportunities to the village's midwives to have training, continue their education, and to provide incentive as an additional monthly salary in order to increase village midwives' satisfaction. References: 45 (1968 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library