Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Agung Wibowo
Abstrak :
Pada penyakit yang membutuhkan terapi jangka panjang diperlukan terapi obat dengan dosis tinggi dalam jangka panjang. Hal ini tentunya dapat menimbulkan efek samping yang berat dan serius. Belakangan ini telah banyak dikembangkan berbagai penelitian mengenai pembawa obat (drug carrier), yaitu suatu sediaan yang dibuat agar obat dapat langsung atau mempermudah obat masuk ke dalam organ atau reseptor sasaran. Dengan memasukkan obat ke bahan pembawa obat misalnya liposom, diharapkan efek samping sistemik yang terjadi dapat ditekan. Liposom dapat dibuat dari berbagai macam lipid. Kombinasi bebeapa lipid dapat dilakukan untuk menambah kestabilan liposom, salah satunya adalah liposom formulasi baru yang dibuat dari kombinasi lesitin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC) dan Tetraeter Lipid (TEL) 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPCTEL 2,5. Salah satu kriteria pembawa obat yang baik hendaknya bersifat mudah didegradasi oleh tubuh (biodegradable). EPC merupakan fosfolipid; sementara fosfolipid adalah komponen utama penyusun membran biologis sehingga aman bagi tubuh. Di lain pihak TEL, lipid yang berfungsi untuk meningkatkan kestabilan liposom merupakan lipid hasil ekstraksi membran Thermoplasma acidophilum yang belum diketahui degradasinya dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa liposom EPC-TEL 2,5 aman digunakan dalam pengobatan jangka panjang dengan menilai hasil biodegradasi TEL secara in vivo di hepar mencit, yaitu dengan menilai spot atau retention factor (Rf) hasil degradasi TEL yang diperoleh dari suspensi hepar mencit jantan dan betina C3H setelah 30 menit pemberian liposom EPC-TEL 2,5 secara intraperitoneal dengan dosis 0,1 mmol TEL yang setara dengan 148,8 µg TEL, dibandingkan dengan kontrol pada lempeng kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukannya bercak TEL pada lempeng KLT baik pada kontrol maupun pada hepar 30 menit setelah injeksi TEL intraperitoneal. Hasil tersebut di atas belum dapat menyimpulkan ada tidaknya degradasi TEL di hepar 30 menit setelah injeksi liposom EPC-TEL 2,5 secara intraperitoneal sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan dengan menggunakan alat yang lebih sensitif.
Treatment of disease that require longterm utilisation at high doses is associated with serious adverse effects. Lately, many attempts have been performed to find the appropriate drug carrier to deliver the drug directly into the target organ or receptor so that the systemic adverse effect can be minimized and the effectivity as well as efeciency can be increased. Liposome can be made from many kinds of lipid. Several lipid combinations can be used to increase liposome?s stability, one of which is new liposome formulation made from lecithin / Egg yolk Phosphatidil Choline (EPC) and 2,5 mol % Tetraether lipid (TEL) from Thermoplasma acidophilum, named EPC-TEL 2,5 liposome. A good drug carrier must be degraded easily by body (biodegradable). The aim of this study was to find out that is whether TEL in EPC-TEL 2,5 liposome can be degraded by liver, in vivo. Parameter used for determining TEL degradation is whether there are more than one spot in liver 30 minutes post-intraperitoneal injection with dose 0,1 mmol (148,8 µg TEL) compared to control?s Rf in Thin Layer Chromatography (TLC). Result shows there are no TEL spots on TLC sheet both for control liver and liver taken 30 minutes after intraperitoneal liposome injection. Thus, the result couldn?t conclude TEL degradation in liver, hence further studies using more sensitive device is needed.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09056fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Wendy M.
Abstrak :
Obat yang digunakan pada pemberian sistemik dengan dosis tinggi untuk jangka panjang umumnya sangat toksik. salah satu upaya untuk menekan efek samping obat adalah dengan menginkorporasikan obat tersebut kedalam pembawa obat (drug carries) sehingga obat dapat langsung mencapai organ sasaran. Salah satu pembawa obat yang belum banyak diteliti karena merupakan formula liposom yang baru yaitu liposom EPC-TEL 2,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 dengan perlakuan ekstruksi pada dua suhu penyimpanan yang berbeda (4 derajat dan 37 derajat celcius) selama tiga bulan. Kestabilan liposom ditentukan dengan membandingkan jumlah dan diameter liposom.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09123fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rafli
Abstrak :
Diameter liposom adalah satu dari beberapa parameter untuk menetukan kestabilan liposom sebagai pembawa obat. Namun, banyak masalah yang telah ditemukan dalam pengukurannya seperti alat yang digunakan untuk mengukur diameter liposom (particle seizer) sangat mahal, ukuran liposom yang diukur dengan alat ini memiliki nilai yang bervariasi karena pergerakan Brownian dari liposom. Dalam penelitian sebelumnya, pengukuran diameter liposom hasil sonikasi EPC-TEL 2,5 dengan penambahan larutan CaCl2150 mOsmol pH 7 selama 90 hari yang menggunakan skala Olympus, tidak hanya membutuhkan waktu yang lama, tetapi juga data yang didapatkan hanya dalam skala kategorik. Untuk mengukur diameter liposom secara tepat (kuantitatif), program Image Pro Express 4.5 digunakan pada penelitian ini. Hasil yang didapatkan adalah ukuran ratarata diameter liposom EPC-TEL 2,5 yang termasuk kategori liposom besar (≥100 nm) pada hari ke-0 dan hari ke-90 adalah 112,09 nm dan 121,96 nm; untuk liposom kecil (≤ 100 nm) adalah 73,94 nm dan 66,52 nm. ......The diameter of liposome is one of several parameters to determine the stability of liposome as drug carrier. But, many problems were found in our laboratory to measure it. The problems were the equipment to measure the diameter of liposome that has famous named of particle seizer was too expensive; the size of liposome that has detected with this equipment has many variable values because of the Brownian movement of liposome. In our previous study, measuring the diameter of liposome EPC-TEL 2,5 from sonication with adding of CaCl2 150 mOsmol in pH 7 for 90 days, which has used the Olympus scale, not only time consuming but also the diameter data were the categorical level. To measure the exact diameter of liposome (quantitative), the Image Pro Express 4.5 has used in this experiment. The results were shown that the average size of diameter of big liposome at day 0 and 90 are 112,09 nm and 121,96 nm; for small liposome, the average size of diameter are 73,94 nm and 66,52 nm.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Rachmawati
Abstrak :
Sebagai pembawa obat yang langsung bekerja pada sel target, liposom terbukti meningkatkan efektivitas obat dan mengurangi efek samping sistemik, terutama untuk terapi jangka panjang. Liposom yang saat ini sedang dikembangkan, merupakan kombinasi fosfatidil kolin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC) dan Tetraeter Lipid 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPC-TEL 2,5. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kestabilan liposom EPC TEL 2,5 hasil sonikasi selama 60 menit, dalam larutan garam yang lazim digunakan sebagai larutan elektrolit, NaCl dan CaCl2 pH 7, dengan penyimpanan pada suhu 4oC dan pengamatan pada hari ke-0, 7, 30, 60, dan 90. Parameter kestabilan yang diukur adalah tidak bertambahnya diameter liposom dan jumlah liposom yang berukuran lebih dari 100 nm. Hasil dan Kesimpulan: Tidak terjadi peningkatan jumlah liposom yang berukuran lebih dari 100 nm secara bermakna pada liposom yang terpapar NaCl 150 mOsmol pH 7 maupun CaCl2 150 mOsmol pH 7. ......Comparative Stability Test of Liposome Tetraether Lipid (EPC-TEL 2,5) After Sonication in NaCl 150 mOsmol pH 7 and CaCl2 150 mOsmol pH 7 Solutions. As a drug carrier which is directly act on targeted cell, liposome has proved to increase drug efficacy and reduce systemic side effect of drugs, especially for long term therapy. Liposome, which has still developed, is the combination of Egg yolk Phosphatidyl Choline (EPC) and Tetraether Lipid 2,5 mol % isolated from the archaebacterium Thermoplasma acidophilum, which is called EPC-TEL 2,5. The aim of this study is to prove the chemical stability of liposome EPC-TEL 2,5 with the addition of selected salts which are commonly used as electrolyte solution (NaCl pH 7 dan CaCl2 pH 7 150 mOsmol), after 60 minutes sonication and storage in 4oC, after observation at day 0, 7, 30, 60, 90. The stability parameters in this study are that diameter of liposome and the amount of liposome larger than 100 nm. There was no significant different between the amount of liposome which have sizes greater than 100 nm in addition of NaCl 150 mOsmol pH 7 or CaCl2.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venessa
Abstrak :
Dewasa ini, penelitian mengenai pembawa obat (drug carrier) telah banyak dilakukan antara lain liposom. Liposom dibuat untuk mempermudah obat masuk ke dalam organ atau reseptor sasaran. Liposom yang saat ini sedang dikembangkan adalah liposom yang dibuat dari kombinasi antara fosfatidil kolin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC) dan tetraeter lipid 2,5 mol % dari archaebacterium Thermoplasma acidophilum, yang sering disebut liposom EPC-TEL 2,5. Walaupun terbukti terdistribusi dengan baik pada organ, liposom EPC-TEL 2,5 belum teruji kestabilannya secara kimia, sehingga liposom hasil sonikasi selama 60 menit perlu diuji kestabilannya terhadap pemaparan garam yang terdapat di dalam darah seperti MgCl2. Parameter kestabilan adalah tidak bertambahnya jumlah dan diameter liposom yang berukuran lebih dari 100 nm. Hasil dan Kesimpulan: Tidak terjadi peningkatan jumlah liposom yang berukuran lebih dari 100 nm secara bermakna setelah diamati pada hari ke-0, 7, 30, 60, dan 90. Dapat disimpulkan bahwa liposom EPC-TEL 2,5 hasil sonikasi tetap stabil dalam larutan MgCl2 150 mOsm pH 7 hingga 90 hari penyimpanan pada suhu 4 ºC.
Recently, researches about drug carriers have been long developed, such as liposome. Liposome is formulated for drug could reach the organ target or receptor target easily. Liposome could made from combination Egg yolk Phosphatidyl Choline (EPC) and Tetraether Lipid (TEL) 2,5 mol% from the archaebacterium Thermoplasma acidophilum which is called EPC-TEL 2,5. The distribution of liposome EPC-TEL 2,5 to many organs has proven, but it is not tested chemically yet, so that liposome after 60 minutes of sonication should be tested by exposure selected salt which is commonly found in blood such as MgCl2. The stability parameters were the diameter of liposome and the amounts of liposome larger than 100 nm were constant. There was no significant change or increased in MgCl2 150 mOsm pH 7 solution at 4 ºC of amount of liposome which sizes were greater than 100 nm after observation at day 0, 7, 30, 60, 90. Could be assumed that liposome EPC-TEL 2,5 still stable in MgCl2 150 mOsm pH 7 solution until 90 days of incubation at 4 ºC.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09057fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Saidah
Abstrak :
Liposom EPC-TEL 2,5 adalah salah satu formulasi liposom yang sedang dikembangkan untuk menambah kestabilan liposom sebagai pembawa obat. Liposom ini dibuat dari kombinasi fosfatidil kolin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline/EPC) dan Tetraeter Lipid (TEL) 2,5 mol %. TEL yang digunakan berasal dari membran Archaea Thermoplasma acidophilum. Biodegradasi liposom ini belum pernah diuji, terutama apakah TEL dalam formulasi liposom EPC-TEL 2,5 dapat terdegradasi oleh tubuh, baik secara in vitro maupun in vivo. Dalam penelitian ini dilakukan uji biodegradasi in vivo dengan mengukur degradasi TEL dalam suspensi sel hepar mencit. Penilaian terdegradasi atau tidaknya TEL dilakukan dengan membandingkan Retention Factor (Rf) bercak TEL pada kontrol dan hepar mencit 4 jam setelah injeksi liposom intraperitoneal pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Pada hasil KLT, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol tidak ditemukan bercak TEL sehingga ada atau tidaknya degradasi TEL oleh hepar belum dapat diketahui dari hasil penelitian ini. Untuk itu dibutuhkan penelitian lanjutan menggunakan dosis TEL yang lebih tinggi atau alat yang dapat mendeteksi partikel dengan ukuran yang lebih kecil. ......EPC-TEL 2.5 liposome is one of liposome formulas currently developed to increase liposome’s stability as drug carrier. The liposome is made from lecithin / Egg yolk Phosphatidil Choline (EPC) and 2.5 mol % Tetraether Lipid (TEL). This experiment was conducted to test degradation of this liposome in liver in vivo, specifically to know whether TEL in EPC-TEL 2.5 was degraded or not by mice liver 4 hours after intraperitoneal liposome injection. TEL degradation was evaluated by comparing the Retention Factor (Rf) of TEL spot of analyzed mice liver suspension to the Rf of control sample. Unfortunately, TEL spot of analyzed mice liver suspension and control sample was not detected by TLC sheet used in this research, therefore TEL degradation couldn’t be determined. For that reason, further research with higher TEL dose or using more sensitive devices is needed.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Heptayana
Abstrak :
Liposom merupakan salah satu produk nano yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas obat dan menurunkan efek sampingnya jika digunakan dalam jangka panjang. Sebagai pembawa obat, kini telah dikembangkan liposom formulasi baru yang mengandung lesitin/ fosfatidilkolin kuning telur (egg yolk phosphatidyl choline = EPC) dan TEL 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum, dinamakan sebagai liposom EPC-TEL 2,5. Liposom EPCTEL 2,5 belum pernah diuji stabilitas kimianya dengan pemajanan larutan CaCl2 350 mOsmol pH 7 secara in vitro. Pengujian dilakukan dengan menghitung jumlah liposom dengan pajanan larutan dan tanpa pajanan pada diameter ¡Ü 100 nm dan > 100 nm. Hasil penelitian menunjukkan liposom formulasi baru EPC-TEL 2,5 yang disonikasi dengan pajanan CaCl2 350 mOsmol pH 7 tidak stabil dari awal penelitian sampai akhir penelitian. 350 mOsmol pH 7 exposure. ......Liposome is one of the nanotechnology products which is now being developed to increase drug effectivity and to decrease drug adverse effects in long term use. As a drug carrier, the new liposome combination was made from lecithin/ egg yolk phophatidyl choline (EPC) and TEL 2,5 mol% from Thermoplasma acidophilum, named EPC-TEL 2,5. This combination has never been tested before, especially its chemical stability after being exposed to CaCl2 350 mOsmol pH 7 in vitro. Chemical stability test for liposome EPC-TEL 2,5 was done by counting liposome particle (which diametre ¡Ü 100 nm and > 100 nm), with and without CaCl2 exposure. It is found that the new liposome combination EPCTEL 2,5 with CaCl2 exposure is not stable from beginning until the end of research.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Listiarini
Abstrak :
Dalam formulasi obat, pembawa obat (drug carrier) memegang peranan penting karena diharapkan dapat meningkatkan efektivitas obat dan keamanan. Di lain pihak, dapat menurunkan efek samping bila digunakan dalam waktu lama. Salah satu bahan pembawa obat yang sedang dikembangkan akhir-akhir ini adalah liposom. Liposom dengan formulasi EPCTEL 2,5 yang berasal dari fosfatidilkolin kuning telur dan Tetra Eter Lipid 2,5 mol % telah terbukti menunjukkan distribusi dalam organ yang lebih baik.2 Akan tetapi, stabilitas liposom tersebut secara kimia belum pernah diuji. Penelitian ini bertujuan untuk menguji stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 yang telah disonikasi dan diberikan larutan MgCl2 350 mOsmol pH 7. Parameter yang dilihat adalah ukuran diameter liposom ≤100 nm dan >100 nm. Liposom dikatakan stabil bila ukuran diameter tidak berubah jumlahnya setelah pemaparan larutan MgCl2 dari waktu ke waktu. Hasil dan kesimpulan yang didapatkan pada uji ini adalah jumlah liposom sonikasi tidak stabil pada diameter ≤100 sampai akhir penelitian. Sedangkan jumlah liposom pada diameter >100 tidak dilakukan perhitungan analisis data karena data jumlah liposom diameter >100 pada hari ke-0 tidak ada.1-3 ......Stability Test of Sonication Liposome Tetra Eter Lipid (EPC-TEL 2,5) with MgCL2 350 mOsmol PH 7 Exposure at 40 Celcius. Drug delivery in drug formulation have an important role because it will increase drugs effectivity and safety. On the other side, also decrease drug’s side effect if it is used for a long time. Recently, one of drug carrier products which is developed is liposome. Liposome with EPC-TEL 2,5 formulation from egg-yolk phosphatidylcholine and Tetra Eter Lipid 2,5 mol % has been proved to show better distribution in organs.2 But, the stability of liposome is never tested chemically. This research main purpose is to test liposome EPC-TEL 2,5 stability after it given sonication and exposed with MgCL2 350 mOsmol pH 7. The object to analyze is only liposome with ≤ 100 nm and > 100 nm diameter. It will be clasified as stable if the diameter doesn’t change after exposed with MgCL2 from time to time. The result and conclusion from this test is the amounts of sonication liposome isn’t stable in diameter ≤ 100 until the end of researching. While, the amounts of sonication liposome in diameter > 100 wasn’t counted data analysis because there is nothing the amounts of liposome diameter >100 at the first researching.1-3
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Florencia Deslivia
Abstrak :
Liposom adalah pembawa obat (drug carrier), yaitu sediaan yang berfungsi mempermudah obat mencapai reseptor sasaran pada suatu organ atau sel. Kombinasi beberapa lipid dapat digunakan untuk menambah kestabilan liposom, salah satunya adalah liposom formulasi baru yang dibuat dari kombinasi lesitin kuning telur (Eggyolk Phosphatidyl Choline / EPC) dan Tetraeter Lipid (TEL) 2,5 mol% dari Thermoplasma acidophilum yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPC-TEL 2,5. Sebagai pembawa obat, liposom harus stabil secara fisik, kimia maupun biologi agar dapat mengantarkan obat sampai ke sasaran. Stabilitas liposom secara kimia dibuktikan dengan melakukan pemaparan garam-garam fisiologis yang merupakan komponen utama dalam tubuh, seperti Na+, Ca2+, dan Cl- dengan parameter stabilitas berupa tidak adanya pertambahan diameter liposom. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan diameter liposom EPC-TEL 2,5 setelah terpapar larutan NaCl dan CaCl2 150 mOsmol pH 5 selama 90 hari pada suhu 4o C. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran menggunakan program komputer Image Pro Plus terhadap diameter liposom EPC-TEL 2,5 hasil sonikasi dalam foto-foto yang diambil pada hari ke-1 dan hari ke-90 penyimpanan. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara diameter liposom pada hari ke-1 dan hari ke-90 penyimpanan dalam larutan NaCl 150 mOsmol pH 5 (p=0,003), ataupun dalam larutan CaCl2 150 mOsmol pH 5 (p=0,000). Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna pada diameter liposom hari ke-90 antara penyimpanan dalam larutan NaCl dengan larutan CaCl2 150 mOsmol pH 5 (p=0,967). ......Liposome is a drug carrier, which is used to facilitate drug to reach organ or cell target,. Liposome can be made from many kinds of lipid. One of the lipid combinations which can be used to increase liposome?s stability is a new liposome formulation made from lecithin or Egg yolk Phosphatidyl Choline (EPC) and 2,5 mol% Tetraether Lipid (TEL) from Thermoplasma acidophilum, named liposome EPC-TEL 2,5. As a drug carrier, liposome must have physical, chemical, and biological stability. Chemical stability can be proved by exposing liposome to physiological salts which are the main components in the body, such as Na+, Ca2+ dan Cl-. The stability parameter is the absence of increase in liposome diameter measured with Image Pro Plus. The objective of this study is to compare the effect of solution of NaCl and CaCl2 150 mOsmol at the pH 5 on Liposom EPC-TEL 2,5 after Sonication during 90 days storage at temperature of 4o C. In this study, we measured the diameter of liposomes EPC-TEL 2,5 with sonication in photos taken in the first and the 90th day of storage using a computer programme, named Image Pro Plus. The results of these tests showed that there were significant differences of diameter of liposomes in the first and 90th day of storage in solution of NaCl (p=0,003) and CaCl2 150 mOsmol at pH 5 (p=0,000). On the other side, there was no significant difference of diameter of liposomes after exposed to solution of NaCl compared to CaCl2 150 mOsmol at pH 5 in the 90th day (p=0,967).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelfidayani
Abstrak :
Liposom merupakan vesikel membran berukuran sangat kecil, berbentuk bulat dan tersusun atas lipid amfifilik yang menyelubungi inti air. Vesikel ini dapat digunakan sebagai pembawa obat (drug carrier) dan diisi dengan berbagai jenis molekul seperti molekul obat kecil, protein, nukleotida dan bahkan plasmid. Liposom dikembangkan sebagai usaha untuk mengurangi dosis obat pada terapi jangka panjang. Dengan target langsung pada sel, liposom terbukti meningkatkan efektivitas obat sekaligus mengurangi efek samping sistemik yang ditimbulkan obat. Liposom dapat dibuat dari berbagai macam lipid, salah satunya dengan kombinasi fosfatidil kolin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC) dan TEL 2,5 mol % dari Archaebacterium Thermoplasma acidophilum yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPC-TEL 2,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan CaCl2 150 mOsmol pH 7 terhadap stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 yang telah disonikasi selama 60 menit dan disimpan pada suhu 40C. Parameter kestabilan yang diukur adalah tidak bertambahnya jumlah dan diameter liposom yang berukuran lebih dari 100 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter liposom yang berukuran lebih dari 100 nm dapat dinyatakan stabil karena pada analisis stabilitas tidak berbeda secara bermakna setelah pengamatan hari ke-0, 7, 30, 60, dan 90 pada semua perlakuan liposom dibandingkan dengan kontrol tanpa pemaparan larutan CaCl2 150 mOsmol pH 7.
The Effect of CaCl2 Solution 150 mOsmol pH 7 to Sonicated Liposome Tetraether Lipid (EPC-TEL 2,5) Stability. Liposome is very small round membrane vesicle and consists of amphiphilic lipid which sheaths the aqueous core. This vesicle can be used as drug carrier and filled with various molecules such as small drug molecules, proteins, nucleotides, and even plasmid. Liposome is developed as the way to reduce drug dosage in long time therapy. With direct target in the cell, liposome is proven in both increasing the drug efficacy and decreasing the drug systemic side effects. Liposome can be made from many kinds of lipids, which one is combination of Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC and TEL 2,5 mol % from Archaebacterium Thermoplasma acidophilum which is then called as liposome EPC-TEL 2,5. This research aims to know the effect of CaCl2 aqueous 150mOsmol pH 7 to the liposome EPC-TEL 2,5 stability which has been sonicated for 60 minutes and kept at 4oC. The stability parameter is the state condition (not changing in diameter and amount larger than 100 nm) of liposome. There was no significant increase of amount of liposome which sizes were greater than 100 nm after observation at day 0, 7, 30, 60, 90 in all liposome condition in comparison with control without any addition of CaCl2 150 mOsmol pH 7.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09054fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>