Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wan Kynanthi Nufira
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk mengetahui manajemen penyimpanan obat di Instalasi Logistik Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif melalui pengamatan langsung, telaah dokumen, dan wawancara mendalam kepada informan terkait. Hasil penelitian menunjukkan ada faktor-faktor input dan proses yang belum terlaksana dengan baik, sehingga berakibat kepada hasil penyimpanan seperti kualitas (mutu) obat yang belum optimal. Disarankan faktor-faktor yang menunjang manajemen penyimpanan dapat ditingkatkan seperti SDM, anggaran, prosedur, formulir/dokumen, sarana dan prasarana, penyusunan obat, serta stock opname.
This study aims to determine the drug storage management in the Logistics Installation of Children and Maternity Harapan Kita Hospital in 2014. This research was conducted by using qualitative approach with descriptive design through direct observations, documents learning, and in-depth interviews with related informants. The results showed flawed input factors and processes which resulted in storage outcomes such as the quality of medicinal drugs not optimal or change in medicinal drugs? quality like damaged syrup?s packaging. It is suggested that the supporting factors such as human resources, budget, procedure, forms/documents, facilities and infrastructure, drugs? organization, and stock opname be improved.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dewi Lestari
Abstrak :
Standar pelayanan kefarmasian bertujuan menjamin pelayanan farmasi yang optimal dan bermutu. Penyimpanan obat yang sesuai dengan standar bertujuan untuk menjamin mutu obat, menghindari penyalahgunaan obat, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan obat. Kesalahan dalam penyimpanan obat dapat mengakibatkan medication error. Persentase medication error terkait permintaan obat resep di Indonesia bervariasi antara 0,03% - 16,9%. Kejadian tersebut sangat berisiko untuk mengancam keselamatan dari pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan tujuan mengevaluasi sistem penyimpanan obat di apotek Kimia Farma 147 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek serta petunjuk teknis pelayanan kefarmasian di apotek. Penyimpanan obat di apotek Kimia Farma 147 dilakukan berdasarkan efek farmakologi, alfabetis, golongan obat, bentuk sediaan, stabilitas, penyimpanan untuk obat pelayanan tertentu, pareto (fast moving), dan dengan sistem FIFO FEFO. Penyimpanan obat di apotek tersebut sudah baik dengan kesesuaian 85% dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan penjaminan mutu obat, Apotek Kimia Farma No. 147 dapat lebih memperhatikan penataan sistem penyimpanan pada obat High Alert dan obat LASA/NORUM, serta keamanan dari hewan pengganggu harus dapat ditingkatkan. ......Pharmaceutical service standard aims to guarantee optimal and quality pharmaceutical services. Standard drug storage guarantees drug quality, avoids drug abuse, maintains availability, and facilitates drug search and control. Errors in drug storage can result in medication errors. The percentage of medication errors related to demand for prescription drugs in Indonesia varies between 0.03% - 16.9%. This incident is hazardous to threaten the safety of the patient. This research is a descriptive observational study to evaluate the drug storage system at the Kimia Farma 147 pharmacy based on the Regulation of the Minister of Health Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies and technical instructions for pharmaceutical services in pharmacies. Drug storage at the Kimia Farma 147 pharmacy is carried out based on pharmacological effects, alphabetical, drug class, dosage form, stability, storage for certain service drugs, Pareto (fast moving), and the FIFO FEFO system. Drug storage in the pharmacy is good with 85% compliance with Pharmaceutical Service Standards in Pharmacy. To improve the quality of pharmaceutical services and drug quality assurance, Kimia Farma Pharmacy No. 147 can pay more attention to the arrangement of storage systems for High Alert drugs and Look Alike Sounds Alike (LASA) drugs, as well as the safety of disturbing animals must be improved.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Florensia
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Periode Bulan Agustus Tahun 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang undangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak dilakukan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu Pembuatan Brosur dan Penyuluhan Dagusibu Tentang Penyimpanan Obat di Puskesmas Kecamatan Cilandak. Tujuan dari tugas khusus ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya menyimpan obat dengan benar menggunakan media brosur dan poster dalam menyampaikan informasi kesehatan khususnya dalam bidang kefarmasian
ABSTRACT
Internship at Public Health Centre Cilandak Districts South Jakarta month Period August 2017 aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in practice pharmaceutical services at Public Health Center accordance with applicable laws and pharmacy ethics, and generally in public health, have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in public health center, observe and learn strategy and pharmaceutical practice development in public health center have the insight of pharmaceutical practice issues in public health center and also able to communicate and interact with other health personel who served in public health center. Internship at public health center cilandak districts was conducted for two weeks with special assignment Preparation Brochure and Counseling Dagusibu About Drug Storage in Public Health Center Cilandak Districts. The purpose of this special assignment is to share knowledge to community about the importance of storing the medicine well using brochure and poster media in delivering health information especially in pharmaceutical practices
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Vindya Aurellia
Abstrak :
Apotek sebagai salah satu tempat pelayanan kefarmasian memerlukan pengelolaan yang baik untuk menjamin kendali mutu obat dan alat kesehatan. Penyimpanan menjadi salah satu bagian yang cukup penting karena berpengaruh langsung terhadap mutu obat, kelangsungan persediaan, informasi kebutuhan obat, menghindari risiko kerusakan, memudahkan pencarian serta mengurangi risiko kesalahan pemberian (medication error). Terdapat obat yang memerlukan cara penyimpanan yang tepat untuk menghindari hal tersebut. Obat tersebut disebut dengan High Alert Medication yang termasuk juga obat dengan nama atau kemasan serupa yang disebut juga dengan Look Alike Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM), serta larutan elektrolit konsentrat dengan konsentrasi tinggi. Tugas khusus ini bertujuan untuk melengkapi penandaan High Alert Medication terutama obat berisiko tinggi dan obat LASA serta mengubah sistem penandaan agar lebih efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta sistem penyimpanan yang diterapkan. Pengambilan data diperoleh dengan observasi yang dilakukan terhadap sistem penyimpanan obat, obat yang tergolong sebagai High Alert Medication dan LASA, dan sistem penandaan yang telah diterapkan yang kemudian dilakukan perbaikan dengan penandaan yang lebih efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa High Alert Medication terutama obat berisiko tinggi dan obat LASA telah memiliki penandaan yang lengkap dan sistem penandaan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta sistem penyimpanan yang diterapkan. ......Pharmacy as a place for pharmaceutical services requires good management to ensure quality control of drugs and medical devices. Storage is an important part because it has a direct effect on drug quality, supply continuity, information on drug needs, avoiding the risk of damage, facilitating search and reducing the risk of medication errors. There are drugs that require proper storage methods to avoid this. The drug is called High Alert Medication which also includes drugs with a similar name or packaging which are also called Look Alike Sound Alike (LASA) and high concentration concentrated electrolyte solutions. This special task aims to complete the marking of High Alert Medication, especially high-risk drugs and LASA drugs, and change the marking system to make it more effective and in accordance with applicable regulations and the applied storage system. Data collection was obtained by observing the drug storage system, drugs classified as High Alert Medication and LASA, and the marking system that had been implemented which was then corrected with more effective labeling and in compliance with applicable regulations. Based on the results of observations, it can be concluded that High Alert Medication, especially high-risk drugs and LASA drugs, have complete marking and marking systems in compliance with applicable regulations and applied storage systems.
2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Dochrist Teresa
Abstrak :
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Standar pelayanan kefarmasian di apotek meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, serta pencatatan dan pelaporan. Sedangkan pelayanan farmasi klinik meliputi kegiatan pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah, pemantauan terapi obat (PTO) dan monitoring efek samping obat (MESO). Analisis ini dilakukan untuk memahami peran dan tanggung jawab apoteker di apotek serta mengetahui segala kegiatan di apotek, terutama cara penyimpanan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Pengumpulan data dilakukan di Apotek Roxy Jati Baru pada periode 8 Februari – 6 Maret 2021 dengan cara observasi cara penyimpanan sediaan farmasi dan alur pelayanan resep. Berdasarkan pelaksanaan tugas khusus terkait analisis penyimpanan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik di Apotek Roxy Jati Baru dapat disimpulkan bahwa penyimpanan sediaan farmasi sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun kegiatan pelayanan farmasi klinik hanya sebagian yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan karena konseling, home pharmacy care, pemantauan terapi obat, dan monitoring efek samping obat belum dilaksanakan dengan maksimal. ......A drugstore is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Pharmaceutical service standards in pharmacies include management standards for medicine, medical devices, and medical consumables as well as clinical pharmacy services. Pharmaceutical preparation management activities include planning, procurement, receipt, storage, destruction, control, and recording and reporting activities. While clinical pharmacy services include prescription assessment, dispensing, drug information services (PIO), counseling, pharmaceutical services at home, monitoring drug therapy (PTO), and monitoring drug side effects (MESO). This analysis was conducted to understand the roles and responsibilities of pharmacists in pharmacies and to know all activities in pharmacies, especially the storage of pharmaceutical preparations and clinical pharmacy services. Data collection was carried out at the Roxy Jati Baru Pharmacy in the period February 8th – March 6th 2021 by observing the drug storage method and the flow of prescription services. Based on the implementation of the drug storage method and clinical pharmacy services at the Roxy Jati Baru, it can be concluded that the drug storage is per applied legislation, but only part of the clinical pharmacy service activities are under the legislation because counseling, home pharmacy care, monitoring of drug therapy, and monitoring of drug side effects have not been carried out optimally.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Gitawati
Abstrak :
Household storage of pharmaceutical is world-widely practice, including in Indonesia. The purpose of this study was to obtain the pattern of medicine storage, the sources and reasons of medicine kept in households. A cross- sectional survey was conducted on October 2011, involving 250 adult household respondents, randomly selected from three subdistricts in North Jakarta, and have approved the written consents, and interviewed with structured questionnaire. Data were performed in univariate and bivariate analysis with chi square test. The majority of household (82%) stored drugs at home; analgesic-antipyretic nonsteroidal anti-inflammatory was the type of drugs kept by mostly (76.1%) of household. Out of 1001 stored drugs for- mulation encountered, about 31% were ethical drugs, mostly (64.8%) ob- tained from authorized pharmacies, purchased without prescription (71.9%), kept for future use (37.6%), and were leftover medicines (31.6%). Among the leftovers, 39.2% were ethical drugs including anti infective agents (31.5%). The leftover ethical medicines and anti infective agents could be indicated as inappropriate storage of pharmaceuticals and may lead to drug related problems.

Penyimpanan obat di rumah tangga banyak dilakukan oleh masyarakat, na- mun tidak banyak informasi bagaimana obat disimpan dan digunakan oleh rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan memperoleh data pola obat di rumah tangga, sumber mendapatkannya, dan alasan obat disimpan. Survei potong-lintang dilakukan pada Oktober 2011, melibatkan secara acak 250 responden rumah tangga dewasa dari tiga kecamatan di Jakarta Utara yang dipilih purposif dan bersedia diwawancarai dengan menan- datangani informed consent. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mem- peroleh data obat. Dilakukan analisis data univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat. Mayoritas responden (82%) menyimpan obat, dengan jenis obat terbanyak analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi nonsteroid (76,1%). Dari 1001 produk obat yang disimpan, 31% adalah obat etikal. Sebagian besar obat tersebut (64,8%) diperoleh dari apotek, dibeli tanpa resep dok- ter (71,9%), dan sengaja disimpan untuk persediaan jika sakit (37,6%) ser- ta merupakan obat sisa resep (31,6%). Diantara obat sisa resep, sejumlah 39,2% adalah obat etikal, diantaranya termasuk anti-infeksi (31,5%). Adanya penyimpanan obat sisa resep berupa obat etikal dan anti-infeksi menggambarkan penyimpanan obat yang irasional dan dapat memicu masalah terkait obat termasuk risiko terjadinya medication error.
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Vindya Aurellia
Abstrak :
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Sistem mutu perlu dilakukan untuk memastikan obat yang dikirim tidak tercemar selama penyimpanan dan/atau pengiriman. Kondisi penyimpanan harus diatur untuk menjaga mutu dan mencegah kerusakan atau kontaminasi dengan obat lain. Terdapat obat tertentu yang memiliki persyaratan khusus karena obat tersebut mudah terpengaruh oleh suhu, baik pada saat penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman yang disebut dengan cold chain product (CCP). Penyimpanan CCP harus dalam suhu terjaga, yaitu pada cold room/chiller dengan suhu 2–8°C dan pada freezer room dengan suhu (-25)–(-15)°C. Tugas khusus ini bertujuan untuk merancang perubahan prosedur operasional baku (POB) terkait penanganan CCP sesuai dengan kendala yang pernah terjadi dan mengaplikasikan perubahan tersebut dalam proses penyimpanan cadangan CCP di PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data diperoleh dari observasi terhadap alat yang digunakan untuk penyimpanan cadangan CCP dan POB yang sedang berlaku terkait penanganan CCP serta wawancara dilakukan dengan Koordinator Gudang terkait kendala yang pernah terjadi yang berhubungan dengan penyimpanan CCP. Data yang diperoleh dianalisis dan disusun menjadi Rancangan Modifikasi POB Penanganan Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa POB terkait penanganan CCP harus selalu diperbarui sesuai dengan kendala yang pernah terjadi sebagai acuan apabila terjadi kendala serupa di masa depan serta POB yang dirancang dapat diaplikasikan secara langsung saat terjadi kendala dalam proses penanganan penyimpanan CCP. ......Pharmaceutical Trading Company are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities. A quality system needs to be put in place to ensure the drugs that are sent are not contaminated during storage and/or delivery. Storage conditions must be managed to maintain quality and prevent spoilage or contamination with other drugs. There are certain drugs that have special requirements because these drugs are easily affected by temperature during reception, storage, and delivery, which are called cold chain products (CCP). CCP must be stored at a maintained temperature, namely in a cold room/chiller with a temperature of 2–8°C and in a freezer room with a temperature of (-25)–(-15)°C. This special task aims to design changes to standard operating procedures (SOP) related to handling CCP in accordance with the constraints that have occurred and to apply these changes in the process of storing CCP reserves at PT SamMarie Tramedifa. Data collection was obtained by observing the tools used for storing CCP and SOP reserves that were currently in effect regarding the handling of CCP and interviews were conducted with the Warehouse Coordinator regarding problems that had occurred related to CCP storage. The data obtained was analyzed and compiled into an SOP Modification Design for Cold Chain Product Handling. Based on the results of observations and interviews, it can be concluded that SOP related to handling CCP must always be updated according to problems that have occurred as a reference if similar problems occur in the future and SOP that is designed to be applied directly when problems occur in the process of handling CCP storage.
2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Shadrina
Abstrak :
Penyimpanan obat merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian yang diaplikasikan di apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Kriteria yang perlu diperhatikan terkait dengan penyimpanan obat yaitu obat yang disimpan harus ditempatkan dalam kondisi yang sesuai untuk meminimalisir kontaminasi sehingga mutu dari suatu obat tersebut dapat terjamin. Penyimpanan obat yang baik dapat memudahkan dalam pencarian sediaan pada saat pelayanan kefarmasian. Penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan standar yang ada dapat menimbulkan beberapa masalah, di antaranya yaitu sulit dalam melakukan penelusuran atau pencarian sediaan farmasi sehingga dapat memperlambat proses dispensing. Melihat permasalahan tersebut, maka dilakukan manajemen terkait dengan penyimpanan obat ethical di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro yang bertujuan untuk mengoptimalisasi manajemen penyimpanan obat ethical, dan mempermudah pencarian obat ethical sehingga waktu pelayanan obat pasien lebih cepat. Metode yang dilakukan ialah dengan mencatat obat-obatan atau vitamin yang belum memiliki tempat untuk disimpan, menyusun obat secara alfabetis di setiap kelas terapi yang sudah ada sebelumnya, dan membuat list atau menyantumkan daftar nama obat di tempat penyimpanan (lemari) stock obat guna mempermudah dalam pencarian, pengambilan, dan penyimpanan stock obat. Pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro dikategorikan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, obat khusus, dan kestabilan obat yang disusun berdasarkan alfabetis dan diberi label berwarna pada kotak obat guna memudahkan dalam pencarian obat dan membedakan satu kelas terapi dengan yang lainnya. Penyimpanan obat juga ditandai dengan sticker LASA dan terdapat daftar obat yang ditempel di pintu lemari kecil penyimpanan obat bertujuan untuk memudahkan pencarian stock obat. ......Proper drug storage is essential in upholding pharmaceutical service standards within pharmacies, aligning with the Indonesian Regulation of the Minister of Health No. 73/2016. This regulation aims to ensure that drugs are stored optimally, minimizing contamination risks and preserving their quality. Effective storage not only maintains medication quality but also streamlines pharmacy operations by facilitating efficient drug retrieval for dispensing. Failure to comply with storage standards can lead to challenges in locating and tracking medicines, resulting in delays in the dispensing process. Addressing these issues, Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy has implemented strategic practices for ethical medicine storage, aiming to improve storage management and expedited patient services. The pharmacy utilizes a systematic approach involving recording unallocated medicines, arranging them alphabetically within therapy classes, and creating a comprehensive drug list within the storage area. Their storage management strategy categorizes medicines based on therapeutic class, dosage form, specific drug, and stability. These categories are organized alphabetically and color-coded on medicine boxes, simplifying drug retrieval and differentiation. The pharmacy also employs a "Look-Alike Sound-Alike" (LASA) sticker system and attaches a drug list to the storage cabinet door, further enhancing efficient drug stock searching. In conclusion, adhering to proper drug storage practices is crucial for maintaining pharmaceutical quality and expediting patient care. Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy's strategic approach to drug storage management stands as a noteworthy model for optimizing pharmaceutical services through organized and efficient storage protocols.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
Abstrak :
Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan sebagai distributor serta penghubung antara pemasok bahan baku ke industri farmasi, maupun industri farmasi ke fasilitas kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai distributor obat dan/atau bahan obat, diperlukan standar untuk mengatur cara distribusi yang baik untuk memastikan terjaganya mutu selama proses distribusi. Salah satu hal penting dalam proses distribusi oleh PBF adalah penyimpanan yang memiliki ketentuan berbeda tergantung kategori atau jenis produknya. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kesesuaian penyimpanan obat reguler, cold-chain product, psikotropika, dan prekursor farmasi di salah satu PBF terbesar di Indonesia, yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) terhadap CDOB 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan di lapangan (observasi) dan melalui kegiatan tanya-jawab dengan narasumber (wawancara). Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian menggunakan metode evaluasi deskriptif dan analisis campuran dengan skala Guttman, PT APL-JDC telah memenuhi 90,91% (10 dari total 11 poin) ketentuan penyimpanan obat reguler menurut CDOB 2020, 83,33% (5 dari total 6 poin) ketentuan penyimpanan cold-chain product menurut CDOB 2020, serta 100% (3 dari total 3 poin) ketentuan penyimpanan psikotropika dan prekursor farmasi menurut CDOB 2020. ......Pharmaceutical Wholesalers (PBF) act as distributors and intermediaries between suppliers of raw materials to the pharmaceutical industry, as well as the pharmaceutical industry to healthcare facilities. In carrying out its role as a distributor of drugs and pharmaceutical materials, PBF requires a standard to regulate suitable distribution methods to ensure quality is maintained during the distribution process. One of the crucial things in the distribution process by PBF is storage which has different provisions depending on the category or type of product. This study evaluated the suitability of regular drug storage, cold-chain products, psychotropics, and pharmaceutical precursors at one of the largest PBFs in Indonesia, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) for CDOB 2020. Data was collected through field observations and question-and-answer activities with informants (interviews). Based on the results of the conformity evaluation using the descriptive evaluation method and mixed analysis with the Guttman scale, PT APL-JDC has complied with 90.91% (10 out of a total of 11 points) of the regular drug storage requirements according to CDOB 2020, 83.33% (5 out of a total of 6 points) provisions for storage of cold-chain products according to CDOB 2020, and 100% (3 out of a total of 3 points) provisions for storage of psychotropics and pharmaceutical precursors according to CDOB 2020.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Nabilah ST
Abstrak :
Praktik Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Universitas Indonesia bertujuan untuk mempelajari mengenai kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit, mempelajari peran dan fungsi apoteker di rumah sakit, dan secara khusus menganalisis pemakaian perbekalan farmasi pada pasien intensif menggunakan metode analisis ABC. Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT Anugerah Pharmindo Lestari bertujuan untuk mempelajari kegiatan distribusi obat dan alat kesehatan dalam ruang lingkup Pedagang Besar Farmas (PBF), mempelajari peran dan fungsi apoteker di PBF secara professional, dan secara khsus melakukan identifikasi permasalahan pada proses komplain dan retur produk kemudian mengembangkan inovasi yang mendukung proses komplain dan retur pada aplikasi eZRx PT Anugerah Pharmindo Lestari. Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Roxy Jatibaru bertujuan untuk mempelajari kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek, mempelajari peran dan fungsi apoteker di apotek, dan secara khusus menganalisis penyimpangan dalam penyimpanan obat berdasarkan aspek farmakologi di Apotek Roxy Jatibaru. ......Pharmacist Internship at Universitas Indonesia Hospital aims to learn about pharmaceutical service activities in hospitals, study the role and function of pharmacists in hospitals, and specifically analyze the use of pharmaceutical supplies in intensive patients using the ABC analysis method. Pharmacist Internship at PT Anugerah Pharmindo Lestari aims to study the distribution of drugs and medical devices within the scope of of Major Pharmaceutical Supplier, study the roles and functions of pharmacists in Major Pharmaceutical Supplier professionally, and specifically to identify problems in the complaint and product returns process then develop innovations that support the complaint and return process on the PT Anugerah Pharmindo Lestari eZRx application. Pharmacist Internship at Roxy Jatibaru Pharmacy aims to study the activities of pharmaceutical services in pharmacies, study the roles and functions of pharmacists in pharmacies, and specifically analyze deviations in drug storage based on pharmacological aspects at Roxy Jatibaru Pharmacy.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library