Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emdeman
Jakarta: Balai Pustaka, 2008
928 EMD d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kharis Mustofa
Abstrak :
Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo memiliki 3 tujua yaitu yang pertama memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan dan etika yang berlaku; yang kedua adalah agar memiliki wawasan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di rumah sakit; dan yang ketiga adalah agar memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di rumah sakit. Dalam pelaksanaan praktek kerja profesi apoteker ini dilakukan penulisan tugas khusus dengan judul 'Validasi dan pembuatan guideline kuesioner survei kepuasan pelanggan eksternal RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo'. Tujuan dari penulisan tugas khusus ini adalah untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel sudah valid, jelas dan dapat dipahami serta dapat membuat guideline yang dapat dipahami oleh peneliti selanjutnya.
Internship at the Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital has 3 main purposes, first is to understand the duties and responsibilities of pharmacists in hospital pharmaceutical care activities accordance with statutory provisions and ethics. Second is to earn knowledge, skills, professional behaviors and the real experiences to carry out pharmacist practices in the hospital. And the third purpose is to learn about the strategy to develop pharmaceutical care activities, and also have a real picture about problem solving activities inside hospital. Given special assignment entitled 'Validation and making guideline of questionnaire survey external customer satisfaction rsupn dr. Mangunkusumo'. The purpose of the special task is to ascertain whether the questionnaire to be used for measuring variable is valid, clear and can understand and can make guideline prophethood next researchers.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Marlin
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Shinta MarlinProgram Studi : ApotekerJudul : Praktik Kerja Profesi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Periode Bulan April - Juni Tahun 2017 Apoteker memiliki peran penting dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Praktik Kerja Profesi Apoteker di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo bertujuan untuk memahami tugas, fungsi dan peran manajerial apoteker di rumah sakit, memberikan kesempatan bagi calon apoteker untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja nyata di rumah sakit, serta memahami sistem manajemen di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Praktik kerja profesi dilakukan selama dua bulan yang terdiri atas manajemen rumah sakit dan pelayanan farmasi klinik. Pada pelaksanaan praktik kerja, terdapat tugas khusus berupa identifikasi sediaan farmasi sound alike dan analisa kesalahan pengobatan untuk meningkatkan keselamatan pasien di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Kata kunci : Praktik Kerja Profesi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, ApotekerTugas umum : xii 47 halaman; 2 tabel; 1 lampiranTugas khusus : iii 15 halaman; 1 gambar; 3 lampiranDaftar acuan tugas umum : 7 2009-2017 Daftar acuan tugas khusus : 4 2001-2017
ABSTRACT
Name Shinta MarlinProgram Study ApotecharyTitle Internship at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital on April June 2017 Pharmacist has an important role in pharmaceutical service in pharmacies. The Pharmacist Profession Practice at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital aims to understand the duties, functions and managerial role of pharmacist in pharmacies, providing an opportunity for pharmacist to adapt to real working environment in pharmacies, as well as to understand the management system at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Professional work practices are undertaken for two months consisting of pharmacy management and clinical pharmacy services. In the implementation of work practices, there is a special task in the form of identification of sound alike pharmaceutical preparation and medication error analysis to improve patient safety at Dr. Cipto Mangunkusumo hospital. Keyword Internship, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, ApotecharyGeneral assignment xii 47 pages 2 tables 1 appendixSpecific assignment iii 15 pages 1 picture 3 appendixBibliography of general assignment 7 2009 2017 Bibliography of specific assignment 4 2001 2017
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haznim Fadhli
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Nilai normal Kecepatan Hantar Saraf KHS pada saraf perifer, dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis, antara lain usia, tinggi badan dan indeks massa tubuh, dan faktor non fisiologis seperti teknik pengukuran dan suhu. Referensi nilai normal tiap laboratorium elektrofisiologi berbeda-beda, sehingga dibutuhkan penelitian untuk memperoleh referensi nilai normal KHS yang sesuai dengan populasi di Indonesia, khususnya di RSUPN dr. Cipto Mangukusumo Jakarta..Metode:Penelitian ini merupakan penelitian prospektif. Responden sehat didapatkan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi diambil secara concecutive, usia 18-60 tahun sebanyak 210 subyek. Dilakukan penapisan neuropati perifer dengan wawancara dan kuesioner Brief Peripheral Neuropathy Screening Tool BPNS Tool . Subyek yang memenuhi persyaratan dilakukan pemeriksaan Kecepatan Hantar Saraf KHS motorik dan sensorik pada ekstremitas atas dan bawah, meliputi n.medianus, n.ulnaris, n.radialis, n.peroneus, dan n.suralis. Hasil:Didapatkan sebanyak 210 dari 215 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Subyek penelitian terdiri dari 91 sampel ekstremitas laki-laki dan 119 sampel perempuan. Subjek diambil pada usia dewasa rentang 18-60 tahun, dengan nilai tengah 33 tahun. Subyek terbanyak usia 31-40 tahun, sebanyak 68 sampel 32,4 , jenis kelamin wanita sebanyak 119 sampel 56,7 . Usia subyek dengan nilai tengah 33 22,0-53,4 tahun, dengan tinggi badan subyek 1,6 1,49;1,74 m, dan nilai tengah indeks massa tubuh IMT 24.84 18,5- 31,3 kg/m2.Nilai kecepatan hantar saraf KHS digunakan nilai tengah, dengan batas bawah persentil lima dan batas atas persentil sembilan puluh lima. Nilai KHS motorik pada n.medianus 60 50;73,2 m/det, n.ulnaris 66,6 53;80 m/det, pada n.radialis 67 48,1; 81,8 m/det. n.peroneus 55 39,6;69,8 m/det, n.tibialis 59,5 46,5;75 m/det. Hasil pemeriksaan sensorik, didapatkan KHS sensorik pada n.medianus 66,3 49,6;83 m/det, n.ulnaris 52 41,5;70 m/det, n.radialis 46,7 38,4: 59 m/det. n.peroneus superfisialis 62 44;82 m/det, pada n.suralis 62 48;79 m/det. Kesimpulan:Nilai normal kecepatan hantar saraf motorik pada n.medianus ge;50 m/det, n.ulnaris ge;53 m/det, n.radialis ge;48 m/det, n.peroneus ge;40 m/det, n.tibialis ge;46 m/det. Nilai normal kecepatan hantar saraf KHS pada saraf sensorik pada n.medianus ge; 50 m/det, n.ulnaris ge; 41 m/det, n.radialis ge;38 m/det, n.peroneus superfisialis ge;44 m//det, n.suralis ge;48 m/det.
ABSTRACT<>br> Background The normal value of nerve conduction velocity NCV in peripheral nerves, is influenced by physiological factors, including age, height and body mass index, and non physiological factors such as measurement and temperature techniques. Reference to the normal values of each electrophysiological laboratory is different, so research is needed to obtain references to normal NCV values that are appropriate to the population in Indonesia, especially in dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. Method This research is a prospective study. Healthy respondents were obtained according to the inclusion and exclusion criteria were taken concecutive, aged 18 60 years as many as 210 subjects.Peripheral neuropathy screening was performed by interview and questionnaire of the Brief Peripheral Neuropathy Screening Tool BPNS Tool . Subjects meeting the requirements were examined for motor and sensory velocity NCV at the upper and lower extremities, including n.medianus, n.ulnaris, n.radialis, n.peroneus, and n.suralis. Result There were 210 out of 215 subjects who met the inclusion criteria. The subjects consisted of 91 samples of male limbs and 119 female samples. Subjects were takenat an adult age range of 18 60 years, with a median of 33 years. Most subjects aged 3140 years, as many as 68 samples 32.4 , gender of women as much as 119 samples 56.7 . Age of subjects with a mean of 33 22.0 53.4 years, with a subjectheight of 1.6 1.49, 1.74 m, and a median body mass index IMT of 24.84 18.5 31.3 kg m2.The value of nerve conduction velocity NCV is used in the middle value, with thelower limit of the fiveth percentile and the upper limit of the ninety five percentile.The value of motor KHS at n.medianus 60 50 73,2 m s, n.ulnaris 66.6 53 80 m s, on n.radialis 67 48,1,81,8 m det. n.peroneus 55 39,6,69,8 m s, n.tibialis 59,5 46,5,75 m s. The results of sensory examination, obtained sensory KHS atn.medianus 66.3 49.6 83 m s, n.ulnaris 52 41,5 70 m s, n.radialis 46,7 38.4 59 m s. n.peroneus superfisialis 62 44 82 m s, on n.suralis 62 48 79 m s. Conclusion The normal value of motor neural conduction velocity in n.medianus ge 50 m s, n.ulnaris ge 53 m s, n.radialis ge 48 m s, n.peroneus ge 40 m s, n.tibialis 46 m s. In the sensory nerves is obtained nerve velocity n.medianus ge 50 .m s, n.ulnaris ge 41 m s, n.radialis ge 38 m s, n.peroneus superfisialis ge 44 m s, n.suralis ge 48 m s.
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adiningsih Srilestari
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang

Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya penanggulangan dilakukan terutama untuk mencegah komplikasi yang sering berakibat fatal. Salah satu cara penanggulangan yang dapat dilakukan adalah cara tradisional pijat refleksi, namun efektifitas cara ini belum pernah dilaporkan.

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pijat refleksi terhadap penderita Non Insulin Dependen Diabetes Melitus (NIDDM) terkendali.

Metode penelitian

Uji klinik ini dilakukan secara acak, tersamar tunggal ("single blind, randomized clinical trial pada 66 penderita rawat jalan di Poliklinik Endokrin RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Penderita adalah pasien NIDDM yang terkendali ( kadar glukosa darah stabil selama 2 bulan terakhir ) dengan Obat Hipoglikemik Oral, diet dan latihan jasmani, namun kadar glukosa darah belum dapat diturunkan sampai batas normal. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi mendapat regimen pengobatan yang selama ini didapat, ditambah dengan tindakan pijat refleksi pada area pankreas yang terletak di telapak tangan dan telapak kaki. Kelompok kontrol mendapat regimen yang sama ditambah dengan pijat refleksi bukan pada area pankreas, yaitu pada bagian lateral kaki. Pijat refleksi dilakukan dengan alat khusus dari tembaga berujung tumpul. Tekanan diberikan sebesar 3 kg/cm2 untuk telapak tangan dan 5 kg/cm2 untuk telapak kaki.

Hasil penelitian

Dari penelitian didapat bahwa pada kelompok intervensi setelah mendapat pijat refleksi 5 kali, kadar glukosa darah puasa menurun sebesar 11,7 mg % (116,2 mg % menjadi 104,8 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 8,6mg % (113,0 mg % menjadi 121,6 mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005). Kadar gukosa darah posprandial setelah pijat refleksi 5 kali, pada kelompok intervensi menurun 3 mg % (144,8 mg % menjadi 141,7 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 17,7 mg % (145,4 mg % menjadi 163,1 mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005). Kadar glukosa darah puasa setelah pijat refleksi 10 kali pada kelompok intervensi menurun 21,3 mg % (116,2 mg % menjadi 94,9 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 2,3 mg % (113,0 mg % menjadi 115,3 mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005). Hadar glukosa darah posprandial setelah pijat refleksi 10 kali pada kelompok intervensi menurun 15 mg % (144,8 mg % menjadi 129,7 mg %), sedangkan pada kelompok kontrol meningkat 13,0 mg % (145,4 mg % menjadi 158,4mg %) ; perbedaan tersebut bermakna (p<0,005).

Kesimpulan

Disimpulkan bahwa pijat refleksi pada area pankreas dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna dibandingkan dengan pijat refleksi di luar area pankreas pada penderita NIDDM terkendali. Metode ini dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif tambahan pada pasien NIDDM terkendali, disamping pengobatan baku yang diberikan.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto
Abstrak :
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo yang selanjutnya disingkat dengan RSCM, merupakan. Rumah Sakit Type A, yang berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan berperan sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan tingkat Nasional. Didalam operasionalisasi RSCM ternyata setiap tahun terjadi Bad Debt yang pada setiap tahunnya meningkat. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai profil yang berkaitan dengan terjadinya Bad Debt pada penderita rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan krosseksional. Sampel penelitian adalah seluruh pasien pasien lepas rawat bulan Mei dan Juni 1995 dari kelas III perawatan dengan jumlah 125 pasien yang telah menjadi Bad Debt. Didalam penelitian ini peneliti melihat dari dua aspek, 1) Pemakai jasa dilihat dari karakteristik pasien yang diperoleh dari kartu rincian pembayaran pasien, sedangkan 2) Dari aspek pemberi jasa dilihat dari jenis Maya yaitu : BiayaUang Rawat, Biaya Jasa Medis, Biaya Pemeriksaan Penunjang dan melihat proses pasien masuk sampai dengan pasien keluar yang apabila dilihat dari sisi keuangan disebut dengan Manajemen Piutang. Proses pasien masuk sampai dengan pulang melalui tahapan-tahapan. Penerimaan, Perawatan, Penataan rekening, Penagihan. Dari hasil penelitian didapat bahwa profit yang berkaitan dengan terjadinya Bad Debt adalah pasien-pasien lepas rawat yang meninggal dan kabur, dengan profit tempat tinggal wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Luar Jakarta, Pendidikan SMP, Pekerjaan sebagai buruh dan tidak bekerja. Dilihat dari proses pasien masuk sampai dengan keluar ternyata belum berjalan sesuai dengan Manajemen Piutang. Saran yang diusulkan adalah : - Pengamanan ditingkatkan. - Mencadangkan dana untuk profit pasien-pasien tersebut diatas, untuk fungsi sosial Rumah Sakit. - Meningkatkan Subsidi Silang antara pasien mampu dan tidak mampu. - Merubah kebijakan komposisi tempat tidur menjadi KeIas III 30 % (sebelumnya 70 %), Kelas II 20 % (sebelumnya 10 %), Kelas I 20 % dan Kelas VIP 30 % (sebelumnya 20 %). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pertimbangan dalam manajemen keuangan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
The Profiles in Relation to "Bad Debt" for In-Patients in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, known as RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), located in Jakarta is a type A hospital, functions as teaching and as top referal hospital. Data showed that Bad Debt of in-patients is increasing annually. It is therefore that the author to put its attimpt study the profile of in-patients in relation to Bad Debt. The design of the study is crosssectional, descriptive and analytic from patients the 3 rd class (lowerst class) which were hospitalized during May - June 1996, the total was 125 patients. Within this study the author observed two aspects, i.e. 1) Patients Characteristics to obtained from payment card, and 2) Hospital Administration obtained from medical service charges, medical treatment, medical supporting charges. In addition, observation was made at in-patient, starting from the process for addmission to discharge, which is usually called "Account Receivable Management". This process consists of admission, in-patient services, treatment, account management and debt collection. Results of study show that hospital bad debt is closely related to deceased and "Pasien Kabur" (escaped . patients). Their education level is generally medium low, Yunior High School, and most of them are labors or un-employed. In reverse the adninistration process of in-patients (from admninission to discharge) is found fully meeting the requirements of the Account Receivable Management. With those conditions the author suggest : - RSCM hospital should improve the security system to prevent the patients to escape. - A special funding should be allocated at the hospital to cover debts of the deceased an escaped patients. This kind of funding can be regarded as a "Hospital Social Fund". - Improvement of the cross subsidy policy where well off patients contribute to low social economic/poor patients. - Posibility of changing the policy of bed composition at RSCM to become : 30 % for 3 rd class (before was 70 %), 20 % for 2nd class (before was 10 %), 20 % for 1 st class and 30 % for VIP class (before was 20 %). · Finally, the result of the study is looking forward to benefitting the financial management of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simanjuntak, Saida
Abstrak :
The health services of emergency care unit is considered as one of the quality indicators of hospital services because this unit provides a specialized service to the emergency patients continuosly 24 hours a day, therefore the emergency care unit services should be facilitated optimally which is mainly determined by the qualified nursing personnel. In relation to the demand forhigh quality of nursing services, the material and nonmaterial reward system need to be taken into consideration in motivating a better working performance of nurses. Career development as one of important aspects in improving the quality of emergency care at D.Cipto Mangunkusumo National Hospital. The existing performance of nursing personnel is still not adequate and do not meet the standard of nursing care. Based on this sivation ; the research problems was to answer the need of a well established nursing functional career development either through a formal or non formal education as an effort to improve a professional, and high quality of services by providing a safe, quick, and appropriate interventions. This research study utilized a descriptive explorative design with a qualitative research mehtodology. The data was collected using a focus group discussion, interview and observation methods. The research study revealed that the existing training was not as an a part of career development system of nursing staffs, and even there was no career ladder for nurses, as a consequences, the tasks and responsibilities for all nurses were the same. In addition, there was lack of financial support for education and training of nurses. In order to improve the qualtiy of nursing services at the emergency care unit, it s expected and required that the career ladder should be formulated and proposed that all nurses should follow the stages of a standardized career development based on the fuctional levels, so that there will be a clear roles and fuctions for .each emergency care unit nursing persnonnel. Based on the result of this study, it is recommended: 1) to develop a training curriculum; 2) to formulate a training proposal; 3) to conduct a need assessment for education and traning/ and 4) to provide an adequate and appropriate reward, which will optimally facilitate the personal and professional growth for each nursing personnel.
Pelayanan instalasi gawat darurat merupakan tolok ukur kwalitas pelayanan rumah sakit, karena merupakan ujung tombak pelayanan rumah sakit, yang memberikan pelayanan khusus kepada pasien gawat arurat secara terus menerus selama 24 jam setiap han. Karena itu pelayanan di IGD hams diupayakan seoptimal rnungkin. Untuk itu diperlukan kualitas SDM profesional termasuk tenaga keperawatannya. Sehubungan dengan tuntutan kualitas pelayanan tersebut aspek penghargaán baik material maupun non. material merupakan aspek penting untuk mendorong motivasi kerja perawat. Pengembangan karidr adalah salah satu aspek yang terpenting dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di IGD RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sampai saat mi kemampuan SDM keperawatan yang ada belum themadai, bilum sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dalain penelitian mi adalah belum terlaksananya pengembangan karier fungsional keperawatan yang berkesinambungan baik melalui pendidikan formal maupun tidak formal dalam upaya meningkatkan pelayanan yang profesional, berkualitas, aman dan nyaman. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi kelompok terarah, wawancara mendalam dan observasi. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pelatihan yang dilakukan belum merupakan bagian dari pengembangan karier staf, sertajenjang karier perawat belum ada, sehingga tugas dan tanggung jawab untuk semua perawat sama. Demikian juga tentang penyediaan dana untuk pendidikan dan pelatihan terbatas. Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatann di IGD, maka IGD diharapkan mampu merumuskan jenjang kanier keperawatan, dengan usulan semua perawat melewati fase-fase yang telah ditentukan sesuai peringkat fungsi, sehingga akan memberikan kejelasan peran dan fungsi untuk setiap tenaga keperawatan di IGD. Saran penelitian adalah pembentukan tim pengembangan keperawatan untuk 1) menyusun kurikulum; 2) menyusun proposal; 3) mengkaji kebutuhan pendidikan dan pelatihan; 4) pemberian penghargaan yang memadai, sehingga tenaga keperawatan dapat mengembangkan profesinya dengan optimal.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulya Qoulan Karima
Abstrak :
Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak diantara wanita Indonesia. Pada tahun 2013, belum diketahui faktor apa yang berhubungan dengan kanker payudara pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kanker payudara. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari pasien rawat jalan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo khususnya dari poli bedah. Sampel terdiri dari 117 kasus kanker payudara dan 119 kontrol (pasien lain di poli bedah yang tidak menderita kanker payudara). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada umur 35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) dibandingkan umur <35 tahun, umur menarche <12 tahun (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) dibandingkan ≥12 tahun, adanya riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) dan adanya keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali. Sementara itu efek protektif yang signifikan melindungi kanker payudara adalah menyusui anak selama ≥6 tahun (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) dibandingkan menyusui anak selama <2 tahun. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan kanker payudara kepada masyarakat. ...... Breast cancer is the most common cancer among women in Indonesia. In 2013,it remains unknown factors that cause breast cancer on patients of Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. The purpose of this study is to determine what factors are associated with breast cancer. Study design was case-control. Data were collected using questionnaires from the unhospitalized patients RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo especially in Department of Surgery. Sample of 117 breast cancer cases and 119 control (other unhospitalized patients in Department of Surgery does not have breast cancer) were recruited. The results found increasing risk due to age of 35-44 (OR=3,370,95% CI=1,390-8,170), and age of 45-54 (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) compared to age of <35, age at menarche of <12 (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) compared to age at menarche of ≥12, family history of breast cancer(OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) and family history of breast cancer in first degree relatives (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) compared to them with no family history of breast cancer. Meanwhile the significant protective effect that protect breast cancer is breastfeeding for ≥6 years (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) compared to breastfeeding for <2 years.There is need to increase health promotion regarding the factors associated with breast cancer to the public.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Monique
Abstrak :
Berdasarkan laporan WHO 2013, kasus TB ekstra paru di Indonesia mengalami peningkatan dari 14.054 tahun 2012 menjadi 15.697 tahun 2013. Salah satu rumah sakit yang mencatat adanya peningkatan kasus TB ekstra paru adalah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan TB ekstra paru pada pasien rawat inap TB di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2011-2013. Penelitian ini menggunakan rekam medis dengan desain studi kasus kontrol. Sampel penelitian ini meliputi kasus yaitu, pasien rawat inap TB ekstra paru tahun 2011-2013 serta kontrol yaitu, pasien rawat inap TB paru tahun 2011-2013 dengan rekam medis yang tercatat lengkap. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kasus TB ekstra paru tertinggi berdasarkan organ terjangkit adalah TB tulang dan sendi sebesar 60%. Setelah TB ekstra paru dihubungan dengan beberapa variabel, umur < 25 tahun (OR: 19,36; 95% CI: 4,90-76,44) dan 25-50 tahun (OR: 4,40; 95% CI: 1,42-13,62), riwayat DM (OR: 0,08; 95% CI: 0,02-0,37) dan riwayat hipertensi (OR: 0,17; 95% CI: 0,03-0,81) secara statistik memiliki hubungan bermakna dengan TB ekstra paru, tetapi riwayat DM dan riwayat hipertensi menjadi faktor proteksi terhadap TB ekstra paru. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait faktor-faktor yang berperan terhadap TB ekstra paru, memberikan perhatian khusus kepada pasien yang lebih berisiko dalam diagnosis, serta promosi kesehatan kepada masyarakat agar lebih menyadari bahwa TB dapat menyerang organ lain selain paru-paru yang akan berdampak serius jika tidak ditangani segera, khususnya mereka yang termasuk kelompok berisiko.
Based on the WHO report 2013, extra-pulmonary TB cases in Indonesia have increased from 14.054 in 2012 to 15.697 in 2013. One of hospitals which get an increase of extra-pulmonary TB cases is National Center General Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, so, this study ultimately aims to identify risk factors that associated with extra-pulmonary TB to TB hospitalized patients in National Center General Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 2011-2013. This study is using medical records with the design of case-control study. Samples of this study include the case is extra-pulmonary TB hospitalized patients 2011-2013 while control is pulmonary TB hospitalized patients in 2011-2013. Both case and control must have complete medical records. The results showed that the highest proportion of extrapulmonary TB cases by an affected organ is tuberculosis of bones and joints by 60%. After connecting extra-pulmonary TB with several variables, age < 25 years (OR: 19,36; 95% CI: 4,90-76,44) and 25-50 years (OR: 4,40; 95% CI: 1,42-13,62), history of diabetes (OR: 0,08; 95% CI: 0,02-0,37) and history of hypertension (OR: 0,17; 95% CI: 0,03-0,81), they statistically had significant association with extra-pulmonary TB, but a history of diabetes mellitus and a history of hypertension be protective factors against extra-pulmonary TB. Therefore, it is advisable to do further research related to the factors that contribute to extra-pulmonary TB, giving special attention to patients who are more at risk in making the diagnosis, and doing health promotion to the public to be more aware that TB can affect other organs beside the lungs that would have a serious impact if it is not treated promptly, especially for the risky ones.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>