Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Ibnu Fajar
Abstrak :
Limbah pelumas yang mengandung bahan beracun dan berbahaya mengganggu kesehatan ekosistem sehingga menjadi ancaman terhadap berlanjutnya lingkungan hidup. Kinerja lingkungan produsen pelumas mampu mengendalikan limbah produksi di sekitar lokasi pabrik, namun tidak menjangkau pengendalian limbah konsumen di luar lokasi pabrik. Literatur dan publikasi ilmiah belum mendalami pengaruh kinerja lingkungan produsen terhadap sikap lingkungan konsumen untuk mendorong upaya pengendalian limbah pelumas di luar lokasi pabrik, khususnya pada wilayah saluran distribusi pelumas. Riset ini bertujuan untuk membangun model kinerja lingkungan pada saluran distribusi pelumas untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan produsen terhadap sikap lingkungan konsumen baik secara langsung maupun melalui peran mediasi dari kualitas hubungan konsumen dan pengecer dan peran mediasi dari perilaku pembelian konsumen. Hasil riset dengan menggunakan metode analisis Partial Least Square menunjukkan bahwa kinerja lingkungan produsen berpengaruh positif secara langsung terhadap sikap lingkungan konsumen. Namun, kualitas hubungan konsumen dan pengecer berperan negatif dalam mendorong pengaruh kinerja lingkungan produsen terhadap sikap lingkungan konsumen, sebaliknya, perilaku pembelian konsumen berperan positif. Model kinerja lingkungan pada saluran distribusi pelumas berbasis kinerja lingkungan produsen, sikap lingkungan, kualitas hubungan dan perilaku pembelian dapat digunakan sebagai referensi oleh pemangku kepentingan untuk menyusun strategi dan kebijakan pengendalian limbah pelumas di wilayah saluran distribusi pelumas.  ......Lubricant waste containing toxic and hazardous materials disturbs the health of the ecosystem so that it becomes a threat to the sustainability of the environment. The environmental performance of lubricant producers is able to control production waste around the factory location but does not reach consumer waste control outside the factory location. Literature and scientific publications have not explored the influence of producer environmental performance on consumer environmental attitudes to encourage efforts to control lubricant waste outside the factory location. This research aims to build a model of environmental performance in the distribution channel of lubricants to analyze the effect of the environmental performance of producers on consumers' environmental attitudes either directly or through the mediating role of the quality of consumer-retailer relationships and the mediating role of consumer buying behavior. Using Partial Least Square analysis method, results show that the environmental performance of producers has a direct positive effect on consumers' environmental attitudes. However, the quality of the relationship between consumers and retailers has a negative role in encouraging the influence of producer environmental performance on consumer environmental attitudes, on the other hand, consumer buying behavior plays a positive role. The environmental performance model in the lubricant distribution channel can be used as a reference by stakeholders to formulate strategies and policies for controlling lubricant waste in the lubricant distribution channel area.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Fahmida
Abstrak :
This two month iron supplementation was a community trial study conducted in Sambelia village in Sambelia subdistrict, East Lombok district, West Nusa Tenggara province during October-December 1996. The main objective of the study was to investigate religious leader or toga as distribution channel of iron tablets for women in child-bearing age. There were 187 women involved in this study, 94 received the tablets through religious leaders (Toga group) and 93 from cadre (Cadre group). Both groups of women received 8 tablets of 60 mg elemental iron (combined with 250 pg folic acid, 2500 IU vitamin A and 60 mg vitamin C) to be taken once weekly for two months. Coverage was defined as percentage of women in child-bearing age who received the tablets. The women's compliance was assessed by interview and stool test. Other methods of assessment included anthropometry measurements (weight, height, MUAC) and biochemical test (hemoglobin test with cyanmethemoglobin method). In addition, Focus Group Discussion on some women and personal interview with the distribution channels (toga and cadre) using Semi Structured Interview were also conducted. The women were comparable in socioeconomic condition and hemoglobin status. The distribution through toga and cadre could cover respectively 87.1% and 86.2% of the women. Compliance was better among women in toga group who in average took 6.8 tablets compared to 5.9 among women in cadre group (p < 0.10). There was however no difference in improvement of hemoglobin (after controlling for some confounders) nor in decrease of anemia prevalence between the two groups after 2 months period The Hb increased by 0.14 g/dL and 0.30 g/dL and anemia prevalence decreased by 13.9 % and 16.2 % respectively in toga group and cadre group. In the cadre group, predictors of non full compliers were social factors (ie. age, family income, education level) and frequency of contact with the cadre, whereas in the toga group, only side effects were predictive of non-full compliers. Combining both groups, 31% of non full compliers were identified by social factors (ie. age less than 20 and living in permanent house) and provider-user dynamics (iefrequency of contact with the distribution channels). Results suggest that toga was a potential channel of iron tablet for women in child-bearing age. With different nature of toga and cadre, their cooperation has potential for better achievement of iron supplementation program.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Hermawan
Abstrak :
Salah satu elemen terpenting dalam sebuah industri adalah pemasaran. Keberhasilan sebuah produk kerap ditentukan pula oleh bagaimana produk tersebut dipasarkan. Demikian pula dengan industri media cetak. Jalur pemasaran dalam industri media cetak, khususnya majalah berita, berjalan lewat perantara pemasaran, mulai dari agen, sub agen dan pengecer. Seperti apa bentuk jalur pemasaran dan bagaimana pengaruhnya terhadap produk dalam industri ini belum pernah dijabarkan dalam sebuah karya ilmiah. Penelitian ini mengkaji jalur pemasaran, khususnya posisi agen majalah sebagai perantara pemasaran dalam indusri majalah berita di Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam tesis ini adalah kualitatif-deskriptif lewat wawancara mendalam dengan beberapa narasumber terkait seperti pihak majalah berita (Majalah Berita Mungguan Tempo dan Majalah Bisnis dan Hukum Trust) dan agen majalah (Aritonang, Saragih dan Harianja). Untuk menganlisa data temuan, tesis ini menggunakan kerangka pemikiran pemasaran, khususnya jalur pemasaran produk konsumsi, yang meliputi fungsi, kegiatan dan tingkat jalur pemasaran. Penulis juga mencoba melihat posisi agen majalah dalam kerangka organisasi industri, dimana akan diketahui seperti apa hubungan agen dengan penerbit majalah berita. Hasil kajian menunjukkan bahwa jalur pemasaran dalam industri media cetak memiliki kekhasan tersendiri. Agen tidak hanya berfungsi menjadi pengumpul atau wholesaler, namun bisa juga menjadi retailer. Karya akhir ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar produk pada industri majalah berita di Indonesia dipasarkan secara eceran, dan penyebarannya hingga ke konsumen sebagian besar dilakukan oleh perantara pemasaran yaitu agen, sub agen dan pengecer. Namun demikian, dalam memasarkan produknya penerbit hanya berhubungan dengan perantara pemasaran tingkat pertama yaitu agen. Karena dianggap mewakili selera pembaca, penerbit kemudian menggunakan informasi dari agen untuk menentukan strategi untuk kebijakan pemasaran maupun produk. Penerbit memposisikan agen sebagai pihak yang dianggap sangat kompeten dalam memberikan saran mulai dari saran untuk oplah, saran pada bentuk desain cover (sampul muka) majalah bahkan sampai berita yang hendak ditampilkan. Implikasinya, terjadi persinggungan antara fungsi sosial pers dan pers sebagai bagian dari sebuah industri yang menjadikan keuntungan sebagai tujuannya, di mana agen berada di antara persinggungan tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ernawati
Abstrak :
Penambahan Jalur Distribusi, Pengembangan Produk, dan Promosi Pada UMKM Moer's Snack Pembimbing : Ir. Hasnul Suhaimi, MBA Tesis ini membahas mengenai business coaching yang dilakukan penulis pada UMKM Moer's Snack. UMKM Moer's Snack merupakan usaha mikro yang memproduksi keripik bawang. Permasalahan yang dihadapi UMKM Moer's Snack adalah jalur distribusi yang belum optimal, variasi produk yang masih terbatas, dan juga promosi melalui media sosial yang belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian tujuan business coaching ini adalah menambah jalur distribusi, mengembangkan produk, dan mempromosikan produk UMKM Moer's Snack melalui media sosial. Metode analisis yang digunakan adalah analisis STP, bauran pemasaran, peluang pasar, SWOT, dan Gap. Hasil dari business coaching adalah UMKM Moer's Snack telah dapat menambah jalur distribusi dengan penambahan reseller baru dan distribusi produk di beberapa tempat. UMKM Moer's Snack juga mengembangkan produk dengan percobaan membuat produk baru keripik cakar ayam, membuat keripik bawang ukuran kecil, dan pembaruan label. UMKM Moer's Snack juga meng-update akun media sosial untuk mempromosikan produknya. ......Increasing Distribution Channel, Product Development, and Promotion of Moer's Snack SMECounsellor Hasnul Suhaimi This thesis discusses about business coaching conducted by the author on Moer 39 s Snack SME. Moer 39 s Snack SME is micro enterprise which produces onions crisp. The problem faced by Moer 39 s Snack SME is distribution channels which is not optimized, variety of products that are still limited, and promotion through social media which is not fully utilized. Therefore, the objective of business coaching is to increase distribution channels, develop Moer 39 s Snack SME products, and promote Moer's Snack products by using social media. The analytical method used is the analysis of STP, marketing mix, market opportunities, SWOT and Gap. The results of this business coaching are Moer 39 s Snack SME has been able to increase its distribution channel through the addition of new resellers and distribute its products in some area. Moer's Snack SMEs develop its product with a new product creation called chicken feet crisp, making small size onion crips, and renew its label. Moer's Snack SME also updated its social media account to promote its products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adithya Pratama
Abstrak :
Pasar Unik 89 kerap kali sulit untuk bersaing dengan kompetitor, selain itu tingkat penjualan yang dilakukan belum mencapai titik maksimal. Untuk itu, Tujuan dari Business Coaching ini adalah menciptakan karakteristik produk agar dapat mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dan meningkatkan serta mengembangkan saluran distribusi pemasaran melalui online dan offline. Strategi yang diajukan dalam Business Coaching ini adalah pembentukan maskot khusus dan penggunaan bahan khusus untuk dapat menciptakan karakteristik produk. Strategi berikutnya adalah memperbaiki saluran pemasaran online yang sudah ada dan menambahkan saluran pemasaran offline yang berupa rekomendasi tempat yang baik untuk memasarkan produknya. Setelah proses Business Coaching ini , model bisnis Pasar Unik 89 mengalami perubahan yang positif. Saat ini Pasar Unik 89 sudah memiliki langkah untuk menciptakan karakteristik produk dan mempunyai maskot yang menjadikan identitas dari brand itu sendiri. Akun sosial media sudah mengalami perbaikann sehingga dapat dijadikan sebagai saluran pemasaran. Situs Pasar Unik 89 sedang dalam pengembangan, dan segera dapat digunakan untuk dapat memasarkan ke segmen yang lebih luas. ......Pasar Unik 89 is often difficult to compete with competitors, the level of sales has not reached to maximum profit. Therefore, the purpose of this Business Coaching is to create the product characteristic in order to achieve a sustainable competitive advantage and improving and developing the distribution channel of marketing through online and offline channel. The strategy proposed is the establishment of a special mascot and the use of special materials to create product characteristic. The next strategy is to improve online marketing channels that are already exist and to add offline marketing channels for a place to market their products in the form of recommendation. After Business Coaching process, Pasar Unik 89 business model experienced a positive change. Currently, Pasar Unik 89 already making steps to create product characteristic and mascot that makes the brand identity. Social media accounts have been set up so it can be used as marketing channel. Pasar Unik 89 website is under development and could soon be used to market Pasar Unik 89 to broaden their market segment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisnawati Hidayat
Abstrak :
Tesis ini merupakan penelitian yang berformat studi kasus, dimana permasalahan yang terjadi merupakan problematika riil yang terjadi di PT. Mitra  Rajawali Banjaran, anak perusahaan dari holding company PT. Rajawali Nusantara Indonesia yang bergerak di lini bisnis alat kesehatan, dengan produk utama berupa kondom. Sebagai satu-satunya produsen kondom lokal di Indonesia, ironisnya PT. MRB justru mengalami kerugian keuangan yang berkepanjangan, ditambah lagi dengan market share produknya yang hanya berada di kisaran 2%. Dengan potensi pasar industri kondom di Indonesia yang cukup atraktif, peta persaingan saat ini justru didominasi oleh produk-produk impor dengan persentase sekitar 98%. Menggunakan metode depth interview kepada beberapa aktor yang menjadi pengambil keputusan di perusahaan, diketahui bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah inefisiensi distribution channel dan kapasitas produksi, serta isu rendahnya kualitas produk yang terakumulasi menjadi permasalahan yang cukup kompleks. Dengan melakukan analisa yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini berupaya membangun beberapa opsi yang tujuan utamanya adalah untukmeningkatkan penjualan guna  melepaskan perusahaan dari defisit keuangan yang telah terjadi sekian lama. Opsi-opsi yang terbagi menjadi dua timeframe yaitu jangka pendek dan jangka panjang tersebut adalah dengan melakukan aliansi strategis dengan mekanisme B2B (maklon) dan mencari strategic investor untuk pendanaan hingga perusahaan dinilai mampu melakukan investasi, baik finansial dan non-finansial untuk membangun program pemasaran dan masuk ke pasar reguler, sedangkan opsi yang paling ekstrem adalah dengan melakukan likuidasi dari aset yang dimiliki oleh PT. MRB. ......This thesis is a research with case study format, where there are real problem that occurs in the PT. Mitra Rajawali Banjaran, a subsidiary of the holding company PT. Rajawali Nusantara Indonesia engaged in the medical devices business line, with condom as a primary product. As the only local condom manufacturer in Indonesia, ironically PT. MRB experienced a prolonged financial losses, coupled with low market share of its products, only in the range of 2%. With a quite attractive potential of condom industry market in Indonesia, competitive landscape today is dominated by imported products with percentages of approximately 98%. Using depth interview method to some actors who become decision makers in the company, it is known that it is influenced by several factors, including the inefficiency of distribution channels and production capacity, as well as the issue of low quality products that accumulate those problems becomes quite complex. By qualitative and quantitative analysis, this study sought to build several options whose main objective is toimprove sale in order to release the company from financial deficits that occurred for so long. The options are divided into two timeframes short term and long term, by doing a strategic alliance with B2B (tolling) mechanism and searching for strategic investor for financing until PT. MRB is able to invest both financially and non-financially to build marketing programs and penetrate into the regular market, while the most extreme option is to conduct liquidation of the assets owned by PT. MRB.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Jimmi
Abstrak :
Merek tidak lagi dianggap hanya sebagai nama, simbol, slogan, atau cap dagang saja. Di tengah persaingan pasar yang ketat, merek telah menampilkan peranannya yang jauh lebih besar. Kekuatan merek sebagai aset inilah yang kerap disebut sebagai Ekuitas Merek (brand equity). Merek yang kuat memberikan keuntungan tambahan bagi perusahaan seperti efektivitas dan efisiensi program pemasaran, penetapan harga premium, peluang yang lebih baik untuk perluasan merek, dan kemudahan dalam saluran distribusi. Perluasan merek adalah penggunaan suatu merek yang telah mapan di kategori produk tertentu untuk memasuki kategori produk lainnya. Merek yang kuat saat ini adalah hasil dari investasi besar perusahaan di masa lalu, dan tetap banyak resiko yang timbul ketika sebuah merek dieksplorasi. Oleh karena itu, keputusan untuk memperluas merek harus diambil secara hati-hati. Pemahaman yang mendalam mengenai persepsi konsumen atas kualitas merek dan asosiasi-asosiasi yang melekat pada merek perusahaan adalah suatu keharusan untuk menentukan arah perluasan merek. Perluasan merek juga kerap dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di pasar 132B seperti PT. Dwitama Prima Sakti, yang biasa dipanggil dengan DWITAMA, sebagai sebuah perusahaan penyedia jasa dan alat pendukung pekerjaan konstruksi. DWITAMA berencana akan memperluas lini produknya dengan tetap menggunakan merek yang sama untuk produk-produknya tersebut yaitu nama DWITAMA itu sendiri. Saat ini manajemen DWITAMA telah mempunyai beberapa alternatif produk barn yang akan dipasarkan dan masih terus mengkaji dan mengembangkan produk-produknya tersebut. Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah: 1. Untuk rnengetahui persepsi pelanggan DWITAMA terhadap kualitas produk dan asosiasi-asosiasi mereknya. 2. Untuk memperoleh gambaran mengenai jenis produk baru untuk perluasan merek DWITAMA dengan mengacu pada hasil penelitian mengenai kesan kualitas produk dan asosiasi-asosiasi merek DWITAMA, potensi pasar, dan proses pembelian produk tersebut. 3. Untuk melihat seberapa jauh kesan kualitas produk dan asosiasi-asosiasi merek DWITAMA dapat mempengaruhi pembentukan respon pelanggan terhadap produk baru DWITAMA. 4. Untuk melihat seperti apa respons pelanggan yang terbentuk terhadap penawaran produk baru DWITAMA. Penelitian ini dibagi menjadi tiga studi. Studi pertama adalah mengenai kesan kualitas terhadap produk-produk perusahaan yang sudah lebih dahulu ada dan asosiasi-asosiasi merek yang akan menjadi panduan dalam menentukan kategori produk seperti apa yang sesuai dengan merek tersebut. Selanjutnya studi kedua adalah untuk mencari produk baru yang paling tepat untuk digunakan sebagai perluasan merek DWITAMA. Selain menggunakan persepsi kualitas dan asosiasi-asosiasi merek, penulis juga akan memperhatikan karakteristik, sifat dari pembelian konsumen, potensi atau daya tarik pasar untuk setiap alternatif produk baru. Tahap selanjutnya, yaitu studi ketiga, adalah untuk menganalisa bentuk hubungan yang ada antara persepsi kualitas dan asosiasi merek DWITAMA dengan respon konsumen terhadap produk baru dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Kemudian respons perluasan merek dianalisa dengan pendekatan statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran elemen per elemen dari pembentuk respons konsumen tersebut. Dari hasil pengolahan kuesioner yang disebarkan ke 45 responder terlihat bahwa keseluruhan persepsi konsumen terhadap kualitas produk DWITAMA masih kurang meyakinkan. Nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 5.11. Jika merujuk kembali kepada definisi nilai dari skala jawaban mulai dari 1 sampai 7 posisi nilai 5.11 masuk ke dalam nilai yang masih meragukan. Sedangkan dari asosiasi merek yang diukur terlihat bahwa DWITAMA terasosiasi dengan kuat kepada kategori produk scaffolding yang selama ini memang menjadi core product-nya. Untuk penentuan produk baru, penulis mengawali dengan mensejajarkan hasil pengukuran persepsi kualitas dan asosiasi merek DWITAMA. Hasil dari perbandingan ini menghasilkan empat produk yang juga akan disaring dengan menggunakan varibel moderat berupa proses pembelian, orientasi pembelian, dan market attractiveness. Di sini akhirnya ditentukan bahwa mobile site office adalah produk terbaik karena memiliki resiko terkecil akibat perubahan trend jenis pekerjaan konstruksi ke bidang infrastruktur akibat kondisi over supply properti. Hasil penghubungan antara respons konsumen terhadap produk baru DWITAMA dengan persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA menerima hipothesis penelitian ini yang mengatakan bahwa persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA mempengaruhi pembentukan respon konsumen terhadap produk baru DWITAMA. Naunun pengaruh itu hanya sebesar sebesar 33.9% dengan nilai koefisien determinasi, R2, yang hanya mencapai 0.339. Sedangkan dari analisa respons itu sendiri terlihat bahwa konsumen cukup tertarik dengan mobile site office tetapi untuk elemen respons yang lain seperti harga, kualitas, efektifitas, dan kompetensi konsumen masih menunjukkan keragu-raguan. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa persepsi kualitas merek DWITAMA masih meragukan walaupun penyebab keragu-raguan tersebut karena masalah konsistensi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata 5.11 (skala 1-7). Sedangkan di asosiasi merek, DWITAMA identik dengan scaffolding, sedangkan asosiasi lainnya masih sulit untuk digunakan. Proses pemilihan produk baru menghasilkan mobile site office sebagai produk terbaik berdasarkan kesesuaian dengan persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA, proses pembelian, orientasi pembelian, dan daya tarik pasar. Respon konsumen terhadap perluasan merek DWITAMA dengan mobile site office itu sendiri mendapat pengaruh dan persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA sebesar 33.9%. Sedangkan berdasarkan respons konsumen, disimpulkan bahwa konsumen masih tetap ragu-ragu terhadap DWITAMA, dan di sini terlihat jelas karakteristik pasar B2B yang tidak mengandalkan persepsi. Pada penelitian ini juga penulis memberikan saran kepada pihak DWITAMA untuk melanjutkan rencana perluasan merek dengan meluncurkan mobile site officenya. Selain itu DWITAMA juga disarankan untuk tetap membangun ekuitas mereknya, dan meningkatkan keahlian SDM-nya yang berada di lapangan. Saran lain untuk DWITAMA adalah untuk mencari peluang-peluang yang memungkinkan DWITAMA untuk menampilkan elemen-elemen mereknya di dalam dan sekitar proyek. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar malakukan uji validitas ketika menentukan variabel penelitian dan juga usulan topik untuk mengevaluasi keberhasilan perluasan merek dan efeknya bagi merek induk di indutri jasa peralatan konstruksi.
Brand is no longer used only as a name, symbol, slogan, or trademark. In the middle of the tight competition, brand has performed its much bigger role. The power of brand is often known as brand equity. Strong brand gives additional benefit for the owner such as affectivity and efficiency of marketing program, premium pricing, better opportunity for brand extension, and better chance for distribution channel. Brand extension is the use of an established brand in a product category to enter new product category. Present strong brand is created by the past investment, and still there are a lot of risk can come up because an exploitation of a brand. Thus, the decision of brand extension should be taken carefully. A depth understanding of customer perceived quality and a set of company brand associations is necessary to determine the direction of brand extension. Companies in B2B market also take brand extension strategy, like PT. Dwitama Prima Sakti, which used to call DWITAMA, as a construction equipment provider company. DWITAMA plans to extent its brand by using its existing brand for the new product, which is its name DWITAMA it self. Recently, the DWITAMA management had several new product alternatives to be launched and still under research and development. The objectives of this research are: 1. To know about the DWITAMA customer perceived quality and its set of associations. 2. To figure out the new product type for DWITAMA brand extension according to the research result of DWITAMA perceived quality and associations, market attractiveness, and the product buying process 3. To get a vision of how far DWITAMA brand and its set of associations are influencing the creation of customer response on DWITAMA new product. 4. To see the customer response created on the DWITAMA offering of its new product. This research is divided into three studies. First study is about the company's existing products perceived quality and its associations, which are used as guidance for determining the product categories those, fit the brand. Next is second study to evaluate the best product, which is going to used as the DWITAMA brand extension product. Besides using perceived quality and brand association, researcher also considers the customer buying characteristic and behavior, and market attractiveness for each alternative. The next phase, third study, is to analyze the relationship between DWITAMA perceived quality and brand associations and with the customer response to the new product by the application of multiple linier regressions. Then, the customer response is analyzed using descriptive statistic method to figure out how its elements work. From the questionnaire processing which involving 45 respondents, the value of customer perceives quality generally is not good, it just get 5.11. According to the answer scaling method, which is scaled between 1 and 7, the average mean, 5.11 is located on the uncertain area. Meanwhile, from the DWITAMA brand association measurement showing a strong link to scaffolding product class, which is, in fact, the core product of the company. For the new product decision, the research starting up by aligning new product alternatives with DWITAMA perceived quality and association, which is measured before. The result is the four products, those are going to be sorted and tested by moderate variables those are mentioned before. The second study finally find out that mobile site office is the best new product alternative because it has the smallest risk caused by the change of construction industry composition map, where the growth direction is moving forward to infrastructure construction because the over supplied of property market. Using the statistical method, the paired data set of DWITAMA perceived quality an association to customer response on new product, the research accepts the hypothesis that says DWITAMA perceive quality and association are influencing the customer response created on the new DWITAMA product. The degree of influence just 33.9% which is showed up by the determination coefficient, R. number as 0.339. Conclusions of this research are, firstly, DWITAMA perceived quality is still vague, and this vagueness is one of the quality inconsistency effects. This conclusion base on the average mean of the questionnaire data shows 5.11 (1-7 scale). Meanwhile from the association side, DWITAMA is strongly linked to scaffolding product category, and the other associations tested still unusefull. Secondly, according to DWITAMA perceive quality, brand associations, buying process, buying behavior, and market attractiveness, mobile, site office is the most fitted product. The customer response on this brand new product is 33.9% driven by the DWITAMA perceived quality and association it self. That is the third conclusion, and the fourth is customer response on DWITAMA new product still showing uncertainty between customer, and this as the B2B customer characteristic, which is not depending on perception. As the end of this research, researcher gives some advice for DWITAMA management. First, DWITAMA is recommended to continue the plan of using mobile site office as the new product_ Second, DWITAMA is advised to keep improving its brand, and its personnel skill development. Especially they who placed as front liners. Another advice for DWITAMA is to keep looking for a new opportunity to place its brand elements in and around projects. For further research, researcher advises to perform test of variables validity when variables still in determining process. In addition, for the next research topic, researcher advises to evaluate the accomplishment of brand extension and its effects to the parent brands.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Septia Berdapaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK UKM yang menawarkan produk pakaian wanita dengan aplikasi sulam yang bernama Aleyka Baju Sulam Indonesia. Fokus dari tesis ini adalah peningkatan nilai pelanggan unggul, pengembangan pasar melalui media online serta peningkatan efisiensi biaya dari UKM. Business coaching ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu depth interview dengan pelaku UKM. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan business coaching menunjukkan beberapa perbaikan terkait dengan pembentukan lini produk untuk menguatkan nilai pelanggan unggul, pengembangan pasar melalui media online yang dilakukan melalui media sosial online dan website serta peningkatan efisiensi biaya produksi melalui penjalinan kerja sama dengan distributor bahan baku dan efisiensi biaya saluran distribusi melalui media online.
ABSTRACT The thesis that is carried out in the form of business coaching discusses an SME that is offering women's clothing with embroidery application named Aleyka Baju Sulam Indonesia. The focus of this thesis is the superior customer value enhancement, development of the market through online media as well as increased cost efficiency of SMEs. Business coaching is conducted using qualitative methods of depth interview with SMEs. The results obtained from the implementation of the business coaching show some improvement associated with the formation of product lines to strengthen superior customer value, market development through online media is done through online social media and website as well as increased cost efficiency of production through establishing cooperation with distributors of raw materials and cost efficiency distribution channels through online media.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Ananda Uttama
Abstrak :
Proses business Coaching bertujuan untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional dari pemilik usaha dengan proses stimulasi dan eksplorasi pemikiran serta proses kreatif. Pada pelaksanaan business Coaching kali ini Coach beserta Coachee akan memperbaiki model bisnis dan proses pemasaran pada usaha mikro bernama Butik Kelambu yang menjual berbagai macam produk kelambu. Proses yang dilakukan adalah dengan memecahkan permasalahan sistem kerjasama produksi dan jalur distribusi yang dihadapi Butik Kelambu. Hasil yang didapatkan setelah pelaksanaan business Coaching adalah penyusunan strategi kerjasama produksi dengan produsen kelambu di dalam negeri dan rancangan hybrid distribution channel yang meliputi toko offline, media social dan sistem reseller. ...... Business coaching process aims to maximize personal and professional potential of business owners through stimulation, idea exploration and creative process. In this implementation of business coaching, Coach and Coachee will improve the business model and marketing process of micro-sized business named Butik Kelambu that sell various mosquito-net products. The process is carried out by solving the problems faced by Butik Kelambu such as strategy of production and distribution channels. The results obtained after business coaching process are the design of cooperation strategy with mosquito-net manufacturers based in Indonesia and the hybrid distribution channels in form of an offline store, social media and reseller system.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Suprayogi
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini akan membahas mengenai business coaching yang penulis lakukan dengan CV. Azka Syahrani yang merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM yang memproduksi busana muslim dengan 2 merek yaitu Azkasyah dan Al-Azqila. Pada tesis ini penulis akan berfokus pada merek utama dari CV. Azka Syahrani yaitu Azkasyah yang memproduksi busana muslim sarimbit untuk keluarga. Tujuan dari tesis ini adalah memperbaiki dan mengembangkan promosi online dan memperbaiki skema agen/reseller. Data yang didapat dari hasil business coaching diolah dengan menggunakan analisis marketing mix, analisis SWOT, analisis TOWS, analisis porter five forces dan analisis gap. Hasil yang diperoleh dari business coaching ini adalah promosi online yang berkembang dengan adanya perbaikan dari sisi website, media sosial Facebook dan Instagram dan skema agen/reseller dari Azkasyah.
ABSTRACT
This thesis discusses about business coaching conducted by writer and CV. Azka Syahrani, SMEs that produce muslim fashion, there is 2 brands that they have, Azkasyah and Al Azqila. In this tesis, writer will be focus on Azkasyah brand who produce a sarimbit muslim clothing for family. The aim of this thesis is to improve and develop the online promotion and to improve scheme of the agent reseller that Azkasyah already have. The data from business coaching is processsed using marketing mix analysis, SWOT analysis, TOWS analysis and gap analysis. The results obtained from business coaching are the the developed of online promotion from their website, social media Facebook and Instagram and the agent reseller scheme of Azkasyah.
2018
T50522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>