Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Swastika
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S38743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Daniaji
Abstrak :
Perkembangan sistem jaringan multimedia yang sangat pesat menyebabkan terancamnya keamanan hak cipta dari data multimedia. Kemudahan distribusi, reproduksi, serta manipulasi data, menyebabkan dibutuhkannya suatu sistem proteksi. Video watermarking merupakan suatu metode penyisipan tanda khusus pada video yang berguna untuk melindungi data yang didistribusikan melalui Internet atau secara nirkabel dari penduplikasian ilegal. Tanda khusus yang disisipkan ini disebut dengan watermark, dan berguna untuk authentikasi kepemilikan. Teknik scrambling koefisien discrete cosine transform (DCT) terkuantisasi merupakan salah satu algoritma yang digunakan dalam video watermarking. Watermark disisipkan dengan melakukan modifikasi terhadap pasangan koefisien transformasi DCT terkuantisasi yang berada pada blok luminan dari beberapa makroblok (MB) yang terpilih dari video. Pada skripsi ini, analisis dilakukan untuk melihat hubungan sifat perceptual invisibility dari -watermark dengan tingkat kepercayaan pendeteksian. Hal ini dilakukan karena salah satu ciri dari video watermarking yang efektif adalah memiliki sifat perceptual invisibility. Proses analisis didukung dengan simulasi yang dibuat menggunakan MATLAB versi 7.0.1. dan diujicobakan pada tiga buah video hitam-putih berukuran QCIF 176x144 pixel. Berdasarkan hasil simulasi, ternyata parameter activity function (Ap) yang digunakan pada penyisipan harus dapat menyeimbangkan antara tetap dapat mendeteksi watermark dengan benar, yaitu dengan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, dengan tetap menjaga kualitas visualisasi dari video.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Adi Nugraha
Abstrak :

ABSTRAK
Pada skripsi ini dilakukan beberapa uji coba untuk melihat pengaruh matriks kuantisasi terhadap kualitas gambar rekonstruksi. Pada uji coba pertama dilihat kualitas beberapa gambar rekonstruksi dengan menggunakan matriks kuantisasi yang sama. Pada uji coba kedua dilihat peranan matriks kuantisasi dalam menjaga kualitas gambar pada batas target kesalahan tertentu, dan pada uji coba ketiga dilihat hubungan dari rasio kompresi dengan kualitas gambar yang diperoleh.

Ketiga uji coba ini dilakukan pada sepuluh gambar kelabu (greyscale) yang bezukuran 200 x 200 pixel dan mempunyai kedalaman 8 bit. Setiap gambar ini disimpan dalan file dengan format RAW.

Dari hasil uji coba diperoleh, hasil rasio kompresi optimum diperoleh pada target AGE (Average Greyscale Error) 2 %, dengan rasio kompresi 73,67 % - 78,34 % dengan menggunakan tiga jenis matriks kuantisasi.
1997
S39010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Prasetya Gunawan
Abstrak :
Salah satu masalah yang sering muncul dalam dunia fotografi adalah efek blur yang dapat diakibatkan baik oleh objek yang bergerak maupun gerakan kamera yang berhubungan dengan kecepatan rana (shutter speed) ketika gambar akan diambil. Paper ini menyajikan sebuah metode baru yang sederhana untuk mendeteksi kemunculan distorsi blur yang tidak diinginkan pada gambar digital. Metode yang diusulkan menggunakan transformasi discrete cosine transform (DCT) pada gambar yang telah mengalami distorsi dengan ukuran blok DCT yang bervariasi. Hasil dari pendeteksian ini kemudian digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar melalui metode debluring berdasarkan korelasi pixel yang diterapkan pada area tertentu pada gambar yang mengandung distorsi blur ini. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kualitas gambar yang disempurnakan dihasilkan oleh metode debluring secara selektif menggunakan deteksi distorsi blur lokal akan lebih baik daripada yang tidak melalui proses seleksi. Dari berbagai ukuran blok yang digunakan dalam percobaan, blok berukuran 32×32 piksel menghasilkan kualitas gambar yang secara umum lebih baik.

One of the problems that often arise in photography is a blurring effect that can be caused either by a moving object or camera movements that associated with the shutter speed when the picture is taken. This paper presents a simple new method for detecting the appearance of unwanted blur distortion in digital images. The proposed method uses the transformation of Discrete Cosine Transform (DCT) on the image that has been distorted with varying DCT block size. The results of the detection used to improve image quality through debluring method based on pixel correlation that applied to certain areas of the image that contains this blur distortion. The experimental results show that the enhanced picture quality produced by the method of selectively debluring using a local blur distortion detection is better than not through the selection process. From various block sizes used in the experiments, the block size of 32×32 pixel generates better picture quality.
Universitas Multimedia Nusantara, Center for New Media ICT Research, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Nugroho S.
Abstrak :
Ada tiga tahap utama dalam pengenalan ucapan yaitu tahap segmentasi untuk menemukan batas-batas fonem, tahap ekstraksi untuk mendapatkan nilai atas segmen-segmen sinyal dan tahap klasifikasi untuk pembandingan nilai segmen dengan nilai acuan. Di antara ketiganya, segmentasi merupakan tahap yang paling menentukan, karena jika keluarannya salah maka dua tahap beriktnya menjadi sia-sia. Berbagai metode dipergunakan dalam teknik segmentasi. Salah satunya Adapted Local Trigonometric Transforms (ALIT) yang mendekomposisi sinyal suara menjadi partisi-partisi trigonometris dan orthonormal dengan pemanfaatan DCT (Discrete Cosine Transform) yang memang memiliki keunggulan dalam hal kompresi sinyal [7]. Meski demikian, teknik ini juga memiliki kekurangan yaitu sensitif terhadap pergeseran sinyal ucapan. Teknik lain yang lebih tahan terhadap pergeseran sinyal ucapan dan bahkan derau adalah Parametric Filtering (PF) [8]. Teknik ini menggabungkan parametric filter bank dengan sebuah analisa otokorelasi selisih-satu (lag-one autocorrelation) untuk menghasilkan fungsi karakterisasi yang baru sama sekali dan tahan terhadap perubahan frekuensi dan derau. Otokorelasi selisih-satu merupakan korelasi sinyal terhadap sinyal itu sendiri setelah mengalami penundaan sebesar satu sekuensi. Fungsi ini mampu menampilkan dan menangkap perubahan spektral dan energi walau dalam domain waktu. Sinyal di-filter dalam sebuah filter bank yang berupa Parametric HR filter all-pole orde satu, lalu dikolerasikan dan didemodulasi untuk diambil yang diperlukan. Sambil dilakukan pengukuran distorsi untuk mencari nilai batas segmen, sinyal dapat ditampilkan sehingga mempermudah analisa. Tesis ini dilakukan dengan mensegmentasikan suku-kata bahasa Indonesia secara hampir real time dengan penundaan maksimum 10 detik. Analisa dilakukan terhadap performansi sistem dari sisi akurasi, waktu proses dan stabilitas. Diharapkan ini akan menjadi langkah awal yang tepat bagi tahap-tahap pengenalan ucapan selanjutnya dalam merintis sistem Voice To Text yang sesuai untuk suku-kata bahasa Indonesia.
There are three major steps in speech recognition which are accordingly segmentation for end-point detection, extraction to get the values upon the segmented signals and classification that yielding the corresponding references. Among the three, segmentation is the most important step since once it's output is incorrect then the next two will be nothing. There are methods used in this step. Among others are the so-called Adapted Local Trigonometric Transforms (ALIT} which decomposite signals into orthonormal-trigonometrical parts using Discrete Cosine Transform (DC?) that is good in signal compressing [7]. Anyway, this method lacks of sensitivity over unstable signals. Another method that is robust to such sigwls as well as noise is Parametric Filtering (PF) [8]. This method combines a parametric filter bank and a lag-one autocorrelation analysis to produce a new characterisation function that overcome the frequency shift and noise. Lag-one autocorrelation means correlating the signal toward itself after one-sequence delayed. It also displays and cacthes spectral and energy changes even in time domain. Signal is filtered in a filter banks which are all-pole first order parametric IIR filter, after which it is correlated by lag-one autocorrelation. Next, signal is demodulated to yield what is needed. While being processed by distortion measures to find end-points, the signal can be displayed to make the analysis visible. Research done by segmenting Indonesia syllabels in almost real time with ten-second maximum delay. There are analysis upon system performances in accusation, time consuming and stability point of view. Hopefully, this will become fisrt step for the next speech recognition steps and lead to the suitable VoiceToText system for Indonesia syllabels.
2001
T5119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Sofwan
Abstrak :
Watermarking merupakan teknik untuk menyisipkan informasi yang disebut watermark kedalam suatu data digital lainnya, tetapi tidak diketahui kehadirannya oleh indera manusia. Sehingga data tersebut dapat didistribusikan tanpa adanya kecurigaan terdapat tanda rahasia didalamnya. Teknik watermarking dibagi menjadi dua, yaitu teknik watermarking yang bekerja pada domain spasial (domain waktu) dan teknik watermarking yang bekerja pada domain transformasi (domain frekuensi). Watermarking yang bekerja dalam domain spasial langsung merubah nilai piksel pada citra atau gambar aslinya. Watermarking pada domain transformasi diperoleh dengan melakukan transformasi image menjadi domain frekuensi. Watermarking dalam domain transformasi seperti Discrete Fourier Transform (DFT), Discrete Wavelet Transform (DWT), Discrete Cosine Transform (DCT) atau Discrete Laguerre Transform (DLT) memiliki lebih banyak keuntungan dan kinerja yang lebih baik daripada teknik yang bekerja dalam domain spasial. Pada makalah ini, dilakukan analisis mengenai DLT berdasarkan ukuran matriks dan membandingkannya dengan DCT.
Watermarking is a technique to insert information called watermark into any other digital data, which is the presence is unknown by human senses. So the data can be distributed without any suspicions there are a secret message in it. There are two techniques in watermarking, spatial domain and frequency or transformation domain. Spatial domain watermarking technique works by changing the original image or picture pixels value into the new pixels value. Frequency domain watermarking technique works by transforming the original image into frequency domain. Frequency domain watermarking techniques such as Discrete Fourier Transform (DFT), Discrete Wavelet Transform (DWT), Discrete Cosine Transform (DCT) or Discrete Laguerre Transform (DLT) have a better performance and advantages than spatial domain watermarking technique. This paper analysed Discrete Laguerre Transform (DLT) by its matrix size and compared it with DCT.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dinda Amalia
Abstrak :
Kebutuhan transmisi data telemedicine seperti citra dan video medis secara nirkabel mengharuskan data dikompresi terlebih dahulu agar dapat dikirimkan secara efisien. Yu, et.al, membuktikan bahwa standar kompresi H.264 dapat diterapkan pada kompresi video medis, sementara menurut Xiong, et.al transformasi wavelet diskrit mengungguli DCT pada kompresi citra dan video. Skripsi ini bertujuan untuk mensimulasikan algoritma H.264 dengan transformasi 2D berupa transformasi wavelet diskrit serta menganalisis hasil simulasinya dengan parameter kualitas objektif yaitu PSNR dan rasio kompresi. Simulasi kompresi video medis berdasarkan algoritma H.264 dengan DCT maupun DWT dilakukan pada parameter kompresi yang sama untuk dibandingkan hasilnya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa DWT dapat diterapkan pada kompresi video medis berdasarkan algoritma H.264 dengan gain hingga 1,06 dB mengungguli DCT. Namun demikia, rasio kompresi yang didapat tidak terlalu berbeda secara signifikan akibat adanya padding pada hasil dekomposisi DWT.
The need of telemedicine data transmission, such as image and video, using wireless network requires data to be compressed efficiently. Yu, et.al, proved that H.264 standard of video coding is applicable in medical video compression, while according to Xiong et.al, discrete wavelet transform outperforms discrete cosine transform in image and video compression. This thesis aims to simulate medical video compression based-on H.264 algorithm using discrete wavelet transform and analyze the simulation results showed by objective quality parameter, namely PSNR and compression ratio. The simulation using DCT and DWT performed on the same compression parameters to compare the results. The simulation result show that DWT is applicable in medical video compression based-on H.264 algorithm with 1,06 dB outperformed DCT. However, the compression ratio obtained doesn‟t differ significantly because of the pixel padding on the DWT decomposition matrices.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42276
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library