Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wildan Firdaus
Abstrak :
ABSTRAK Pengembangan bahan solder bebas timbal menjadi hal penting, sejak penerapan RoHS. Namun, beberapa kandidat untuk solder bebas timbal memiliki beberapa kelemahan seperti banyak pertumbuhan intermetalik (IMC), dan titik lebur yang sedikit lebih tinggi. Salah satu metode yang digunakan untuk membuat solder bebas timbal adalah dengan menambahkan elemen paduan lainnya. Salah satu elemen paduan yang menjanjikan adalah dengan memvariasikan konten Bismuth (Bi). Differential Scanning Calorimetry, Difraksi sinar-X dan Potensiodinamik digunakan untuk karakterisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa titik leleh berkurang. Struktur Sn yang di doping Bi menunjukkan fase tunggal tetragonal Sn dan parameter kristal yang berbeda. Dari uji potensiodinamik, sampel menunjukkan laju korosi yang berbeda. Kesimpulannya, solder bebas timbal Sn-Bi berpotensi sebagai kandidat untuk menggantikan bahan solder timah yang bebas timbal.
ABSTRACT The development of lead free solder materials has become urgent, since the implementation of RoHS. However, some candidates for lead free solder have several weaknesses such as many of intermetallic growth (IMC), slightly higher of melting point. One of the methods used to make lead free solder is by the addition of other alloying element. One of the promising alloying elements is by varying Bismuth (Bi) content. Differential Scanning Calorimetry, X ray Difraction and Potensiodynamic were used for characterization. The results show the melting point reduced. The structure of Bi doped Sn show single phase tetragonal Sn and different crystal parameter have been obtained. From Potensiodynamic test, The samples show different corrosion rate. In conclusion, Sn-Bi lead free solder is potential candidat for replacing Lead-free solder materials.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaliq Krisnanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pembuatan kristal [Fe(PDD 3](SO4) (PDT, 3 -(2 -piridil)-5,6-difenil- 1,2,4 -triazin) telah dilakukan dengan metode penguapan perlahan-lahan dari larutan jenuh pada suhu kamar. Dari pola difraksi yang dihasilkan diduga kristaI [Fe(PDT)3](SO4) bersistem ortorombik dengan konstanta kisi (A): a = 11,5470; b 9,1097; c = 12,3091; dan membentuk kisi simpel (P). Penentuan sistem kristal menggunakan metode analitis; kisi clan eleinen siinetri dilentukan berdasarkan kondisi rfleksi sistematis. Jews elemen sinietri yang diperoleli adalah bidang luncur ii tegak lurus sumbu c dan suinbu sekrup 2 sejajar sumbu c. Studi spektroskopi IR kompleks mi rnenetapkan pita vibrasi ulur Fe - N pada 400 dan 374 cm'. Penetapan diasumsikan path keserupaan spektra korupleks sejenis yang diperlakukan dengan teknik isotop logam.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dien Ayoe Anggara
Abstrak :
Telah dibuat keramik timbal zirkonium titanat (PZT) doping aluminium dengan variasi persentasi berat 2% dan 8%. Sampel ditekan 2 ton dan dipanaskan pada suhu 800°C selama 8 jam dan ditahan selama 10 jam dan menjadi bulk, setelah itu membuat larutan lapisan tipis dengan mencampur methoxy ethanol di atas substrat Si(100) dan substrat Pt(200)/Si(100), kemudian diletakan pada spin coating dengan kecepatan putar 3000 rpm selama 30 detik dan dipanaskan pada suhu 900°C selama 8 jam dan ditahan selama 3 jam. Dengan metoda ini diharapkan terbentuk lapisan tipis senyawa PZT doping aluminium di atas substrat Si(100) dan substrat Pt(200)/SiI(100). Seluruh sampel dianalisa dengan difraksi sinar-X (XRD) untuk mengetahui parameter kisi, kemudian mengukur konduktifitas dengan I-V meter. ......Lead zirconium titanate (PZT) ceramic have been made a doped by alluminum with the weight percentage varied from 2% and 8%. The sample was pressed at 2 ton and heated at 800°C during 8 hours with holding time in 10 hours and becoming bulk. The processed to make a thin film by mixing with methoxy ethanol then deposited to Si(100) and Pt(200)/Si(100) substrates, and then placed in spin coating apparatus with 3000 rpm during 30s and heated at 900°C during 8 hours with holding time 3 hours. by this method would be expected that we obtain new compounds of PZT doped by those atoms. All the samples were then analized by XRD to recognize a lattice parameter. We further discuss a characteristic of conductivity measurement with I-V meter analyzed.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Juhri
Abstrak :
ABSTRAK
Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat dengan beberapa logam alkali dan alkali tanah yang terikat di dalamnya. Zeolit mempunyai sifat antara lain sangat berpori (pori-pori berukuran molekul) dan dapat mempertukarkan kation. Selain itu zeolit juga mudah dimodifikasi, salah satunya yaitu dengan impregnasi menggunakan oksida logam.

Mn02 merupakan salah satu oksida logam yang dapat digunakan untuk melapisi zeolit. MnOa terbentuk melalui reaksi oksidasi Mn(ll) yang sebelumnya telah diadsorpsi teriebih dahulu ke dalam permukaan zeolit dengan oksidator Kmn04.

Zeolit-Wln02 terbukti efektif dalam menurunkan konsetrasl dan Fe2+ dalam air tanah (Rodica, Pode/Rumania). Pene|itian ini mencoba memanfaatkan Zeolit-MnOz untuk menurunkan konsentrasi ion logam lam misalnya dan Cd'" dalam air.

Zeolit-MnOz dibandingkan dengan Mn-Zeolit yang dikalsinasi pada suhu 300 *'C selama 3 jam. Masing-masing zeolit dimasukkan ke dalam kolom. lalu dialiri larutan Pb'" dan Cd2+ Efluen dianalisa dengan menggunakan alat Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Untuk mengetahui terjadinya pelapisan pada permukaan zeolit dilakukan analisa dengan menggunakan Difraksi Sinar-X (XRD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi Pb2+ dan Cd2+ setelati dialiri melalui Mn-Zeolit (kalsinasi 300 °C) dan ZeoUt- WlnOz (zeolit Tasikmalaya dan Bayah) dalam kolom. Ketika Cd 10 ppm dialiri melalui Mn-Zeolit Bayah (kalsinasi 300 °C). Cd2+ yang tidaR teradsorp mencapai 0,014 mg/g (Mn^^ terdesQrpsi=3.011 mg/g). Untuk Mn-Zeolit Tasikmalaya Cd^^ yang tidak teradsorp 0,104 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=7,198 mg/g). Sementara ketika dialiri Pb2+ 10 ppm. Pb2+ yang tidak teradsorpsi mencapai 0 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=1.878 mg/g) untuk Mn-Zeolit Bayah dan 0,031 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=3,028 mg/g) untuk Mn-Zeolit Tasik.

Untuk MnOrZeolit Bayah dan Tasik pada efluen sudah tidak terdapat * lagi Pb2+ dan Cd2+. Ketika dialiri Cd2+ 10 ppm. konsentrasi Mn2+ yang terdesorpsi adalah 0,695 mg/g MnOz-Zeotit Bayah dan 0,806 mg/g MnOz- Zeolit Tasik. Ketika dialiri 10 ppm konsentrasi Mn2+ adalah 0.225 mg/g MnOz-Zeolit Bayah dan 0,618 mg/g MnOz-Zeolit Tasik.

Dari hasil tersebut MnOa-Zeolit lebih baik dibandingkan Mn-Zeolit (kalsinasi 300 °C), sedangkan MnO-Zeolit Bayah lebih baik dibandingkan MnO-Zeolit Tasik. Hal ini terlihat dari konsentrasi Mn2+ yang masih terdapat dalam efluen.

Sementara dari hasil Difraksi Sinar-X terlihat adanya penurunan intensitas relatif puncak-puncak utama kristal yang disebabkan oleh hadirnya spesi mangan pada permukaan zeolit.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Virdhian
Abstrak :
ABSTRAK
Austempered Ductile Iron (ADI) adalah besi tuang nodular yang mengalami proses austemper yang memiliki kombinasi sifat ketangguhan, keausan dan keuletan yang baik. ADI memiliki struklur accicular ferit dalam matriks austenit. Kandungan austenit sisa sangat menentukan sifat mekanis ADI. Austenit sisa yang terdapat pada ADI tidak stabil dan dapat bertransformasi menjadi mariensit bila mengalami deformasi. Fraksi volume dan distribusi austenit sisa sangat tergantung pada perlakuan panas dan unsur paduannya. Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui pengaruh waktu tahan austemper terhadap karakreristik pembentukan austenit sisa pada ADI, kestabilan austenit sisa akibat proses deformasi plastis dan membandingkan perhifungan fraksi volume austenit sisa dengan metode Difraksi Sinar-X dan Point Counting. Bahan penelitian ini adalah BTN FCD -15 dengan unsur paduan 0.27% Mo, 0.23% Mn dan 2.95% Ni. Proses austenisasi dilakukan pada temperazur 900°C dengan waktu tahan 90 menit, lalu proses austemper pada remperarur 400°C dengan waktu tahan 60,120,180 menit. Setelah itu dilakukan proses canai dingin dengan variasi reduksi 5,10, 15 % . Pengujian yang dilakukan adalah kekerasan, pengujiam heat tinting dan pengamatan strukrur mikro serta pengujian Difraksi Sinar-X. Dari penelitian diperoleh bahwa faksi volume austenit sisa berkurang dari 29.25% ke 17.2% dengan meningkatnya waktu tahan austemper dari 60 hingga 180 menit, dengan metode Point Counting. Fraksi volume austenit sisa menurun dari 14.1% menjadi 9.95% (60 menit, 10.95% menjadi 7.25% ( 120 menit, 11.65% menjadi 11.1 % (180 menit dengan meningkatnya reduksi dari 5 hingga 15% dengan metode Point Counting. Kekerasan Bahan ADI meningkat dari 242.25 BHN menjadi 247.15 BHN dengan meningkatnya waktu tahan austemper dari 60 hingga 180 menit. Kekerasam Bahan ADI meningkat dari 256.33 BHN menjadi 307.41 BHN (60 mni, 270.64 BHN menjadi 308.7 BHN (120 mni), 272. 9BHN menjadi 313. 8.5 (180 mni dengan meningkatnya % reduksi dari 5 hingga 15%. Penghitungan fraksi volume austenit sisa dengan metode Difaksi Sinar-X dan merode Point Counting mengalami perbedaan sehingga dinerlukam penelitiam lebih lanjut untuk mencari hubungan antara keduanya.
2000
S41599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Zulkarnain
Abstrak :
Telah dilakukan analisa mengenai pengaruh penambahan 0.5 inol berat Mn terhadap fasa dan Struktur kristal barium titanat (BaTiO:,). Cuplikan diperoleh dengan metoda metalurgi serbuk dengan bahan dasar BaCQ-,. MnO_, dan FiO: yang merupakan grade reagen dari E-Merck, dengan perbandingun masing-masing 1 : 0,5 : 0,5. Difraktogram sinar-X dengan A, (Co K.O.) "= 1,7889 A dan scan secara kontinu pada temperatur kamar dianalisis menggunakan program kristalografi GSAS. Analisis struktur metnperlihatkan bahwa bahan terdiri dari 5 (lima) fasa, BaMn05Ti05O3 sebagai fasa utama dengan grup ruaiig P4mm, parameter kisi a dan c masing-masing 3,999 A dan 4,025 A, faktor pencocokan (i educed x ) =- 2,175 dan 45 variabel. Sedangkan 4 (empat ) fasa pengotor tersebut masing-masing memiliki fraksi berat yaitu BaCO., (45,83%); MnO2 (8.47%); TiO: (20,36%) dan MmTi: (6,75%) masing-masing dengan grup ruang Pnma, P 42/mnm, Pbca dan P 63/mmc.
The effect of 0.5 weight mol Mn on phase and crystal structure of barium titanate has been analyzed. The best sampel in this study were synthesized using powder metallurgy with stoichiometric amounts of BaCCh, MnO2 and TiO2 that were reagents from E-Merck. The X-ray diffractograms which were obtained with continuous counts and X (Co Ka) = 1.7889 A at room temperature, were refined using the crystallographic software package GSAS. Structural analysis shows that sample consists of 5 (five) phase where the crystal is BaMni,5Ti()5O:, with the perovs kHe-type BaTiO, structure, the space group tetragonal P4mm, a = 3.999 A, t- - 4.025 A. the goodness of fit £ is of 2.175 with 45 variables and the residual parameters Rp and Rwp are of 18.8% and 24.2% respectively. The four phase impurity has a weight fraction is BaCO, (45.83%); MnO, (8.47%); TiO: (20,36%) and Mn:,Ti2 (6,75%) with the space group each are Pnma. P 42/mnm, 1 41/amd and P 63/mmc.
1999
JIRM-1-3-Des1999-46
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nurmala
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Sandra Aurelia
Abstrak :
Hidroksiapatit merupakan salah satu material yang dapat digunakan sebagai bahan bone graft. Adanya pori pada hidroksiapatit dapat membantu mempercepat pertumbuhan tulang. Pembuatan hidroksiapatit berpori yang dilakukan dengan cara sintering menghasilkan derajat kristalinitas yang tinggi. Untuk menghasilkan hidroksiapatit dengan derajat kristalinitas yang rendah dapat menggunakan metode disolusi presipitasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan hidroksiapatit berpori dengan menggunakan kalsium sulfat hemihidrat sebagai prekursor dan PMMA sebagai porogen yang direndam ke dalam 0,5 mol/L larutan Na3PO4 selama 48 jam pada suhu 600C, 800C, dan 1000C. Spesimen dibuat dengan mencampurkan kalsium sulfat hemihidrat dengan bubuk polymethylmethacrylate (rasio berat kalsium sulfat hemihidrat : PMMA adalah 2 : 1). Setelah itu, bubuk dimasukan ke dalam air (rasio w/p 0,5) dan diaduk hingga rata lalu dimasukkan ke dalam mold dengan tinggi 3 mm dan diameter 6 mm. Setelah itu, spesimen dibakar pada suhu 8000C selama 4 jam untuk menghilangkan porogen. Spesimen yang sudah dibakar direndam ke dalam 0,5 mol/L larutan Na3PO4 pada suhu 600C, 800C, dan 1000C selama 48 jam masing-masing kelompok 11 spesimen. Uji pola difraksi sinar-X menggunakan PANalytical Xpert PRO (Malvern, UK) dilakukan pada 1 spesimen setiap kelompok dan uji kekuatan tarik diametral menggunakan Universal Testing Machine AGS-X (Shimadzu, Japan) pada 10 spesimen setiap kelompok. Hasil karakterisasi pola difraksi sinar-X pada setiap kelompok perlakuan menunjukkan fasa CaSO4 masih dominan dan fasa hidroksiapatit yang terbentuk masih sedikit. Setiap kelompok perlakuan menghasilkan persentase fasa yang berbeda-beda. Pada kelompok perendaman 1000C ditemukan fasa Ca(OH)2. Nilai kekuatan tarik diametral diuji statistik menggunakan One-Way ANOVA dan post-hoc Bonferonni. Dari hasil uji statistik, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna sebelum perendaman dan setelah perendaman. Pada kelompok perendaman 600C dan 1000C terdapat perbedaan bermakna. Hidroksiapatit berpori tidak sepenuhnya terbentuk pada perendaman kalsium sulfat anhidrat berpori dalam larutan 0,5 mol/L Na3PO4 pada suhu 600C, 800C, ataupun 1000C selama 48 jam.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Octavian
Abstrak :
Toleransi kerusakan yang unggul dibandingkan produk komersial lainnya menjadikan paduan aluminium 2091 banyak digunakan dalam industri dirgantara. Sifatnya yang ringan, low density, dan ketahanan korosi yang baik membuat paduan aluminium 2091 menjadi material kategori paduan aluminium-lithium yang dapat mengurangi berat total dengan baik. Berbagai macam perlakuan panas dikembangkan untuk mendapatkan variasi sifat yang akan digunakan dalam pengaplikasian tertentu. Faktor-faktor seperti konstituen pembentuk paduan, aging time, dan temperatur aging dapat memodifikasi struktur dan sifat elektrokimia paduan. Penelitian ini dilakukan guna mempelajari pengaruh aging time terhadap parameter struktural dan sifat korosi paduan aluminium 2091. Solution treatment pada temperatur 525°C selama 5 jam dan quenching pada media air dalam suhu kamar dilakukan sebelum dikenakan perlakuan aging time. Variasi aging time berlangsung selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Sifat korosi dipelajari dengan polarisasi potensiodinamik dalam larutan elektrolit bioethanol 98% variasi temperatur 5°C, 25°C, dan 43°C. X-ray diffraction dilakukan untuk mengamati fasa dan perubahan struktur paduan. Linear sweep voltammetry dan cyclic voltammetry dilaksanakan untuk menganalisis laju korosi dan reversibilitas reaksi. Sebagai hasilnya, perubahan parameter struktural dan laju korosi bergantung dengan perlakuan panas aging time karena pengaruh fasa intermetalik yang terbentuk. Meskipun begitu, laju korosi pada temperatur elektrolit yang rendah juga memiliki nilai yang lebih rendah. Laju korosi paling cepat ditemukan pada sampel 24 jam bernilai 5.453 × 10^-2 mmpy dalam bioethanol dengan temperatur 43°C. Data voltamogram menunjukkan reaksi bersifat tidak reversibel.
Excellent damage tolerance compared to commercial products makes aluminium 2091 alloy is widely used in the aerospace industry. Its light weighted, low density, and good corrosion resistance make aluminum 2091 an aluminum-lithium category material that can reduce total weight nicely. Various kind of heat treatments have developed to obtain properties modification that will be used in certain applications. Factors such as alloying elements, aging time, and aging temperature can affect structure and electrochemical properties of the alloy. This research was meant to study the effect of aging time on structural parameters and corrosion properties of aluminum alloy 2091. Solution treatment at 525°C for 5 hours and water-based rapid cooling at room temperature were carried out before aging treatments. Variation in aging time lasts for 24 hours, 48 hours, and 72 hours. Corrosion properties were studied by potentiodynamic polarization in bioethanol 98% electrolyte solutions with temperature variation of 5°C, 25°C, and 43°C. X-ray diffraction was done to observe the phase and change in the alloy structure. Linear sweep voltammetry and cyclic voltammetry were carried out to analyze corrosion rates and reaction reversibility. As a result, changes in structural parameters and corrosion rates very dependent on aging time due to the influence of the intermetallic phase. However, corrosion rates at low electrolyte temperatures also have lower values. The fastest corrosion rate was found in a 24 hours sample of aging, with a value of 5.453 × 10^-2 mmpy in bioethanol at 43°C. Voltamogram result data shows the reaction is not reversible.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In this experiment X-ray diffraction was used to measure the diffraction spaces of some crystal units, namely MgO, LiF and NaF. Monochromatics X-rays with 0.154 nm wavelength scattered by those crystals according the Bragg's law. Using tel -X-Ometer (Tel 580) it was found that the diffraction space of MgO is 0.456 nm, LiF is 0.415 nm and of NaF is o.458 nm. These results differ from the numbers reported in the Handbook lattice spacing about 8,3 % fo MgO; 2,98% for LiF; and 0,87% for NaF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>