Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindita Nazhifa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas pola makan anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 03 Depok dan perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas pola makan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Kualitas pola makan diukur menggunakan modifikasi the Healthy Eating Index dengan rentang skor 0-100. Pengukuran asupan menggunakan 3x24 Hour Food Recall dan Status Gizi (IMT/U) dengan mengukur berat badan menggunakan timbangan digital dan tinggi badan menggunakan microtoice. Hasil penelitian menunjukkan lebih separoh responden (62.55%) memiliki kualitas pola makan kurang (skor HEI 51-80) dan 37.5% memiliki kualitas pola makan buruk (skor HEI <51). Rata-rata kualitas pola makan adalah 51.67±1.04. Terdapat perbedaan yang signifikan pada asupan energi, karbohidrat, lemak, lemak jenuh, porsi makanan pokok, lauk hewani, sayur, buah dan susu antar kelompok kualitas pola makan. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada jenis kelamin, asupan protein, konsumsi nabati dan status gizi antar kelompok kualitas pola makan. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pola makan siswa SDN Pondok Cina berkualitas kurang. Kualitas pola makan dapat diperbaiki dengan meningkatkan konsumsi makanan pokok, lauk hewani, sayur, buah dan susu. Disarankan kepada pihak sekolah untuk mengedukasi, mengawasi dan menyediakan kantin sehat. Kepada pihak orang tua untuk menyediakan makanan dan minuman sehat guna membentuk kualitas pola makan yang sehat.
The background of this study is to assess the overall diet quality among students at SDN Pondok Cina 03 Depok and to find the differences in associated factors between its category groups. The design of this study was cross sectional. Diet quality was assessed using the modification of healthy eating index. Dietary data was obtained using 3 days 24 hour food recall and nuritional status was measured by a digital scale and microtoice to get weight and height measurement. The results was more than half of praticipants (62.5%) had diet that “needs improvement” (HEI score 51-80) and others (32.7%) had diet that “poor” (HEI Score <51). The overall mean score of diet quality in this study was 51.67±1.04. Moreover, the overall diet quality catagories were significantly differences in intake of energy, carbohydrate, total fat and saturated fat, and serving size of grains, meat, vegetables, fruits, and milks. On the other hand there were no significant differences in intake of protein and serving size of beans between the groups. In conclusion, overall diet quality among fourth and fifth grade students was found to have diet that “needs improvement”. Increasing intake of grains, vegetables and fruits could improve the quality of overall diet. It is important for the school to monitor, educate, and provide healthy foods and drinks. Also for the parents to provide their children healthy foods and drinks at home so they can achieve the best quality on their overall diet.
2015
S59147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Winanda
Abstrak :
Bifidobacterium usus maternal merupakan faktor penting yang mempengaruhi kolonisasi Bifidobacterium pada usus neonatus. Kolonisasai bakteri tersebut penting pada neonatus karena dapat mempengaruhi kesehatan dan sistem imunnya di masa yang akan datang, dengan demikian faktor yang dapat mempengaruhi jumlah Bifidobacterium usus maternal penting untuk diketahui. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa diet tinggi lemak dapat mempengaruhi jumlah Bifidobacterium usus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara asupan lemak total dan rasio asupan asam lemak omega-6 terhadap omega-3 dengan jumlah Bifidobacterium usus maternal pada kehamilan trimester ketiga. Lima puluh dua ibu hamil (33-37 minggu) pada 10 puskesmas kecamatan Jakarta Timur ikut serta pada penelitian potong lintang ini. Asupan lemak total dan rasio asupan asam lemak secara berurutan dinilai dengan metode 2-day repeated 24 hours food recall dan SQFFQ. Jumlah Bifidobacterium usus dianalisa menggunakan quantitative real-time PCR. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif lemah antara asupan lemak total dengan jumlah Bifidobacterium usus maternal pada kehamilan trimester ketiga. Namun belum dapat membuktikan adanya korelasi yang bermakna antara rasio asupan asam lemak omega-6 terhadap omega-3 dengan jumlah Bifidobacterium usus maternal pada kehamilan trimester ketiga.
Bifidobacterium colonization in neonates is crucial because it has a large effect on their health and immunity in the future, thus factors that influenced the maternal gut Bifidobacterium became important to known because maternal gut Bifidobacterium is the most important factor to determined the initial colonization. Dietary intervention studies have shown that high fat diet can dramatically changed the nurmbers of gut Bifidobacterium. The aim of this study was to examine the correlation between total dietary fat intake and the ratio of essential fatty acids with the numbers of maternal gut Bifidobacterium on third trimester of pregnancy. Fifty two pregnant women (33?37 weeks) from 10 district primary health care in East Jakarta were enrolled in this cross sectional study. Dietary fat intake and the ratio of essential fatty acids was assesed with 2-day repeated 24 hours food recall and SQFFQ, respectively. Maternal gut Bifidobacterium was analysed by quantitative real-time PCR. This present study have shown that total dietary fat intake have a weak positive correlation with maternal gut Bifidobacterium in third trimester of pregnancy. Hormonal and immunological changes in pregnancy is the possible explanation to this phenomenon. This study have not been able to prove a correlation between omega-6 to omega-3 fatty acid ratio with maternal gut Bifidobacterium.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyifa Rahma Maulida
Abstrak :
Keragaman makanan telah diketahui berhubungan dengan kecukupan dan status gizi. Sehingga, metode skor keragaman makanan sebagai indikator yang mudah untuk memprediksi berat lahir bayi memiliki ketertarikan untuk diketahui. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang di Jakarta Timur yang terdiri dari 288 ibu hamil, usia 19?44 tahun pada umur kehamilan >32 minggu. Hasil menunjukkan bahwa keragaman makanan berhubungan secara statistik dengan berat lahir dan merupakan prediktor yang paling kuat (Adj.OR=2.8) dari faktor lainnya yang dapat meningkatkan berat badan lahir bayi ≥ 3.000 gram secara statistik, seperti usia ibu (Adj. OR=2.5) dan berat ibu di trimester tiga (Adj. OR=2.6).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
612.3 DIE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academic Press, 2015
613.208 46 FOO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dzugan, Sergey A.
[publisher not identified], 2009
615.321 DZU y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jensen, Bernard
Abstrak :
Dr. Jensen has traveled the world on a quest to learn how other cultures deal with illness. This extraordinary book compiles much of the knowledge he gleaned and includes a wealth of information on dietary deficiencies, healthy circulation, herbs, tonics, exercise, and much more. "About this title" may belong to another edition of this title.
Los Angeles: Keats Publishing, 2000
615.353 JEN j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Leane Suniar
Abstrak :
ABSTRAK

Ketahanan fisik olahragawan dapat dibina melalui latihan dan asupan gizi yang cukup. Dengan metode dan ilmu kepelatihan yang tinggi dapat dicapai prestasi maksimal.

Bila pada keadaan demikian prestasi ingin ditingkatkan lagi, maka pengaturan gizi memegang peranan penting, di samping pengetahuan tentang pemilihan makanan yang tepat secara kualitatif dan kuantitatif sangat menunjang peningkatan ketahanan fisik olahragawan. Berbagai macam diet untuk meningkatkan ketahanan fisik olahragawan telah banyak diteliti di luar negeri. Diantaranya peneliti dari Swedia yaitu Per Olof Astrad dan Eric Hultman tahun 1975 yang mengemukakan metode Carbohydrate Loading, dan dilakukan pada persiapan suatu pertandingan. Di luar negri metode ini dilaporkan memberi hasil yang memuaskan, karena itu ingin dilakukan penelitian untuk membuktikan apakah metode, ini iuga memberi hasil yang serupa bila diterapkan di Indonesia yang mempunyai polar kebiasaan makan serta susunan menu yang berbeda. Prinsip diet penimbunan hidrat arang (HA) tersebut berdasarkan kenyataan bahwa hidrat arang merupakan sumber energi yang paling dominan pada kerja berat dengan intensitas tubuh penting peranannya dalam menentukan kapasitas kerja fisik (1, 2, ,4,5).

Cadangan hidrat arang didalam tubuh disimpan di hati dan di otot dalam bentuk glikogen, cadangan glikogen tersebut dapat ditingkatkan secara bermakna dengan latihan dan diet khusus, terutama pada otot olahragawan yang terlatih (1,4,6,7).

Dalam penelitian yang akan dilakukan digunakan atlit voli yang terlatih, umur antara 18 - 22 tahun, disebabkan kesulitan untuk mengumpulkan atlit maraton yang mempunyai batas umur tertentu dan memenuhi jumlah persaratan statistik. Disamping itu pertimbangan bahwa cabang olahraga tersebut menggunakan otot-otot tungkai yang setara dengan penggunaannya pada cabang olahraga maraton.

Penelitian dilakukan secara acak menyilang dengan kelola (Randomized Controlled Crass Over Study).

Ketahanan fisik diukur dengan menggunakan jentera lari (treadmill) menurut cara Bruce (8,9).

Peningkatan ketahanan fisik dinyatakan dengan selisih lama melakukan treadmill sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok tersebut. dan dianalisis dengan uji t berpasangan?

1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.A. Idelia Ney Garcia
Abstrak :
It is well accepted that dietary imbalances inflict a substantial burden of illness on Filipinos. Persistent nutritional problems in the Philippines such as protein-energy malnutrition (PEM) and other nutritional deficiencies greatly affect many infants and young children (Florentino, 1996). Results of the Philippine Nationwide Nutrition Survey in 1998 revealed various degrees of malnutrition assessed through clinical, anthropometric and biochemical measurements. Iron-deficiency anemia is highly prevalent especially among infants, pregnant and lactating women, and the elderly. The incidence of anemia is 56.6% for infants, 50.3% and 45.7% for pregnant and lactating women, respectively and 49.1% and 39.2% for elderly male and female, respectively. Prevalence rate of anemia for all age groups is 30.6% which is higher than the 1993 rate of 28.9%. Vitamin A deficiency (VAD) is still a public health problem in the country. Vitamin A deficiency among children is widespread throughout the country. The most greatly affected groups by vitamin A deficiency are the children and pregnant women. About 8 out of every 10 children are vitamin A-deficient. About 7 out of every 100 pregnant women are vitamin A .-deficient This prevalence is higher than the 1993 V AD rate of 3 out of every 100 pregnant women. About one-third of the Filipino population is at risk to iodine deficiency disorders (MD). While the overall prevalence of iodine deficiency in the Philippines is mild, 40% of children have moderate to severe iodine deficiency disorders. About 3 out of every 10 children have moderate to severe iodine deficiency disorders. Over the years, the Filipino diet is composed mainly of rice and fish with some vegetables. Changes in the consumption amounts of these foods and the corresponding nutrient intake of Filipinos have been observed through the years. (Villavieja, 1993). In the Philippines, the nutrition concern is a matter of national policy. The Philippine Government is committed to ensuring the nutritional adequacy among its population. The history of the recommendation to increase the variety of foods in Filipino diets as means to ensure adequate intake of essential nutrients dates back in the late 40s. This was the first set of dietary guidelines for Filipinos known as the "Basic Six Food Groups" formulated by the then Institute of Nutrition (IN), now the Food and Nutrition Research Institute (FNRI). Later, the Basic Six Food Groups was revised into "Your Guide to Good Nutrition" same six groups were re-grouped according to the three basic functions of food in the body, namely: energy-giving foods, body-building foods, and regulating foods. This guide was essentially the practical translation of the Recommended Dietary Allowances (RDA) in the form of functional groupings of foods together with the recommended amounts designed to supply all the nutrients that the body needs. In 1990, the first Nutritional Guidelines for Filipinos was formulated by a committee spearheaded by FNRL The Nutritional Guidelines was not intended to replace the Guide to Good Nutrition but to offer a broader guideline for nutritional health. For broader guidance on nutrition and health, the FNRI initiated the development of a new food guide " the Philippine Food Guide Pyramid".
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
T2039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivani Noor
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indikator Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) umur 6-23 bulan dan faktor lainnya terhadap kejadian stunting di Posyandu Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor Tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 152 bayi dan anak yang didapat dengan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Mei 2015. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran panjang badan bayi dan anak, tinggi badan ibu, wawancara kuesioner dan lembar recall 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan proporsi bayi dan anak stunting sebesar 11,8 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan lahir sebagai faktor dominan kejadian stunting pada bayi dan anak umur 6-23 bulan, setelah dikontrol oleh Minimum Dietary Diversity, jumlah anggota rumah tangga, penyakit infeksi, dan usia bayi dan anak. Penelitian ini menyarankan agar meningkatkan penyuluhan terkait gizi ibu hamil serta pemberian makan bayi dan anak yang optimal hingga 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan).
The objective of this research is to determine the association between Infant and Young Child Feeding (IYCF) indicators and other factors with stunting at Posyandu Community Health Center Warung Jambu Bogor in 2015. The method of this research is cross sectional design. The research was done to 152 children by purposive sampling. The research was held on April to May 2015. The database were collected by measuring length of the children, mother's height, interview on the questionaire and recall 24 hour sheet. The result of the study shows that 11,8 % children are stunting. The analysis shows that birthlength is the most dominant factor associated with under-two stunting, after controlling Minimum Dietary Diversity (MDD), number of household members, infectious diseases and age of child. This study suggests to improve nutrition for pregnant women and also infant and young child feeding up to 2 years (first 1000 days of life).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>