Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christensen, Lena
New York: Routledge, 2008
811.4 CHR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chen Siu Li
Abstrak :
ABSTRAK
Citra wanita tradisional Amerika diambil alih oleh golongan W.A.S.P. sesuai gagasan Ratu Victoria, yang menggambarkan kewanitaan yang sejati sebagai lambang kesucian (purity), kesalehan (piety), ketaatan (submissiveness), dan sopan santun wanita (female propriety). Ratu Victoria yang bertahta di Inggris dari tahun 1837 sampai tahun 1901, mengutuk kaum wanita yang ingin berjuang untuk persamaan hak dengan kaum pria. Beliau mengajak kaumnya, baik di Inggris maupun di Amerika, untuk Join in checking this wicked folly of women's rights, on which my poor sex is bent, forgetting every womanly feeling and propriety (Djajanegara, 1987:32). (bersama-sama membendung perjuangan hak-hak wanita yang tolol dan buruk itu, dan yang menjadi tekad kaumku yang malang dengan melupakan segala perasaan serta sopan santun kewanitaan).

Menurut nilai-nilai Victoria, ruang lingkup kegiatan wanita harus terbatas pada rumah tangga dan dalam W.A.S.P. (White Anglo-Saxon Protestants/Kaum Protestan Anglo-Saxon kulit putih), kelas menengah yang berkuasa dalam kehidupan nasional, lingkungan keluarga, terkecuali kegiatan-kegiatan agama yang bertujuan meningkatkan moralitas warga masyarakat. Yang ditonjolkan ialah sifat inferior wanita apabila dibandingkan dengan kaum lelaki. Wanita dianggap sebagai mahluk yang lemah, pasrah, tak dapat berpikir, tak dapat mandiri dan secara total tergantung pada kaum pria yang berperan sebagai majikan mereka. Pada umumnya, citra wanita ideal hanya diterapkan pada kaum menengah atas kulit putih. Wanita diibaratkan sebagai sebuah barang hiasan yang mahal tetapi mudah patah. (Friedan, 1984:81). Fungsi wanita yang senantiasa dipuji-puji dan dianjurkan ialah: mengasuh anak-anak dan menyenangkan serta merawat para suami (the nurturing function of women).

Wanita dilarang banyak belajar karena hal ini akan merusak keseimbangan jiwa mereka dan mengakibatkan kemandulan. Kepercayaan ini didukung dengan antusias oleh mayoritas kaum pria pada pertengahan abad kesembilanbelas, bahkan juga oleh kaum wanita sendiri. Namun di tengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh kaum pria ini terdapat sekelompok wanita intelektual yang menyadari ketimpangan kepercayaan umum ini, yang ingin membendung berkembangnya potensi-potensi pada wanita untuk dapat mencapai status yang sama dengan pria.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budianastas Prastyatama
Abstrak :
When discussing Emily Dickinson’s sense of dwelling, one cannot help but relate it to Heidegger’s proposition of dwelling. While Dickinson emphasizes thepossibilities of life, this symposia essentially proposes dwelling in a Heideggerian sense. The relation between both ideas plays an important role in achieving in the realm of the material dwelling equal possibilities in the realm of the mind. Heidegger proposed that “dwelling” is the evidence of human existence, and that “building is really dwelling” through which it is humanity’s very act of being. While adwelling’s fundamental character is to spare and to preserve, arguing that “dwelling in (im)possibilities” truly asks a fundamental question of a building as both an object and an act, materially constructed and accomplished in the present time. It asks whether it is (im)possible that the act of building and the building itself still retain the character and role of preserving the primal fourfold of humanity’s existence through the materiality of a constructed building.This paper proposes a channel of possibilities to answer these questions through material studies with insights and knowledge in the realm of (building) construction, since it is through materials that a building is made possible to come into existence as a signifier of humankind. Material studies provide the possibilities for delivering the estranged conceptual dwelling into communion with the physical realities of modern humanity, reuniting it to the building.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:6 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library