Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
R 616.075 RAD
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bagian Pulmonologi FKUI, 2004
616.2 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lalwani, Anil K.
New York: McGraw-Hill, 2008
617.51 LAL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cici Maemunah Umar
1983
S2196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Widiastuti Vietara
"Delirium (acute confusional state) merupakan kondisi krisis yang sering ditemui dan berpotensi menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Para lanjutusia sangat rentan terhadap delirium. Diagnosis delirium seringkali sulit ditegakkan sehingga banyak kasus delirium menjadi terabaikan. Algoritma Confusion Assessment Method adalah salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk meningkatkan identifikasi dan pengenalan delirium pada lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kesahihan dan keadalan instrumen Algoritma Confusion Assessment Method versi Bahasa Indonesia pada pasien usia lanjut yang datang ke IGD. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen Algoritma Confusion Assessment Method versi bahasa Indonesia adalah instrumen yang sahih dan andal untuk digunakan sebagai alat penapisan delirium lanjut usia.

Delirium (acute confusional state) is a state of emergency which is often found and potentially causing morbidity and mortality. Elderly people are especially prone to delirium. Diagnosis of delirium is often difficult to establish, so there are a lot of delirium cases become neglected. The Confusion Assessment Method Algorithms is an instrument that can be used to increase the identification and recognition of delirium for elderly people. This study aims to examine the validity and reliability of the Confusion Assessment Method Algorithms to elderly people at Emergency Unit in the Indonesian version. The results of this study indicate that the Indonesian version of the Confusion Assessment Method algorithms is a valid and reliable instrument, using as a screening tool for delirium in elderly people at Emergency Unit."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31141
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Optimize diagnostic accuracy in the emergency department with Problem Solving in Radiology: Emergency Radiology, a new addition to the popular Problem Solving in Radiology series. Published in association with the American Society of Emergency Radiology, the medical reference book is designed to help experienced radiologists, residents, or emergency medicine practitioners accurately address problematic conditions and reach the most accurate diagnosis. Consult this title on your favorite e-reader, conduct rapid searches, and adjust font sizes for optimal readability.Access problem-oriented con."
Philadelphia, PA : Elsevier Saunders, 2015
616.075 7 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tille, M. Patricia
"Summary:
This new 13th edition features the same comprehensive, authoritative content - and adds new and updated material throughout. The team of authors includes three well-respected clinical microbiologists, all of whom have experience both in the classroom and the clinical laboratory. A NEW section on clinical laboratory management. More case studies help to develop critical thinking skills, with answers in an appendix. More photos of the major organisms have been included to help in identifying different organisms."
St. Louis, Missouri: Elsevier, 2014
616 904 1 FOR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini berisi tentang gambaran uji coba PCR multipleks yang dikembangkan oleh peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk identifikasi penyebab difteri secara cepat dan akurat. Hal ini penting disampaikan karena sampai dengan saat ini pemeriksaan laboratorium masih menjadi salah satu kendala dalam penatalaksanaan kasus dan pengendalian KLB difteri, khususnya di Indonesia. Jarangnya kasus difteri berimplikasi pada terbatasnya laboratorium klinik yang siap melakukan pemeriksaan sampel secara rutin. Selain itu, lamanya mendapatkan hasil pemeriksaan menggunakan metode konvensional sebagai gold standard seringkali menjadi kendala di lapangan. Oleh karena itu, buku ini mencoba menyajikan beberapa keunggulan dari pemeriksaan laboratorium difteri menggunakan teknik PCR multipleks dibandingkan dengan metode lain. Inti dari buku ini disajikan pada Bab IV dan V tentang hasil penelitian dan pembahasan. Sebagai tambahan, konsep umum atau tinjauan pustaka disajikan pada Bab II untuk memudahkan para pembaca memahami apa yang disampaikan pada Bab IV dan V."
Jakarta: yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015
615.5 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Alkamdani
"Latar belakang: Diagnosis tuberkulosis (TB) pada anak sulit ditegakkan karena gejala tidak khas dan sulit memperoleh sampel sputum. Pemeriksaan antigen lipoarabinomannan (LAM) urin telah direkomendasikan oleh WHO. Namun, penelitian pada anak tanpa HIV di Indonesia masih sangat terbatas. Mengingat kesulitan dalam mendapatkan sampel sputum pada anak tanpa HIV, diperlukan metode diagnostik non-sputum yang mudah dilakukan, memberikan hasil cepat, serta dapat diterapkan langsung di lokasi pasien (point-of-care testing atau POCT).
Tujuan: Menilai dan membandingkan akurasi diagnostik dua alat deteksi LAM urin yaitu Abbott Determine TB LAMAg TM (Abbott LAM) dan Fujifilm SILVAMP TB LAM TM (Fuji LAM) untuk mendiagnosis TB pada anak.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang melibatkan anak berusia 0 - 18 tahun dengan dugaan TB di tiga rumah sakit rujukan nasional. Data dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, serta pengambilan sampel urin menggunakan metode midstream atau urine collector. Sampel urin kemudian diperiksa menggunakan Abbott LAM dan Fuji LAM, lalu dibandingkan dengan standar diagnosis TB menurut Pedoman Kemenkes RI 2023 (TB klinis dan TB terkonfirmasi bakteriologis) serta standar pemeriksaan bakteriologis (GeneXpert®).
Hasil: Pada periode Oktober hingga Desember 2024, sebanyak 77 pasien dianalisis, dengan 18 pasien terkonfirmasi bakteriologis dan 22 pasien didiagnosis TB secara klinis.
Dibandingkan dengan alur diagnosis Kemenkes RI 2023 sebagai standar: Abbott LAM memiliki sensitivitas 52% dan spesifisitas 48,6%, Fuji LAM memiliki sensitivitas 22,5% dan spesifisitas 97,3%. Dibandingkan dengan pemeriksaan bakteriologis sebagai standar: Sensitivitas dan spesifisitas Abbott LAM menurun menjadi 47,1% dan 42,5%, sensitivitas dan spesifisitas Fuji LAM meningkat menjadi 47% dan 97,5%.
Kesimpulan: Kedua alat memiliki sensitivitas yang lebih rendah dari standar minimal WHO (65%), sehingga tidak direkomendasikan untuk skrining atau diagnosis awal TB pada anak. Namun, Fuji LAM menunjukkan spesifisitas tinggi dan berpotensi menjadi alat diagnostik penguat dalam mendeteksi TB pada anak yang menunjukkan gejala, terutama bagi anak yang mengalami kesulitan dalam memperoleh sampel untuk pemeriksaan bakteriologis

Background: Diagnosing tuberculosis (TB) in children is challenging due to non-specific symptoms and difficulties in obtaining sputum samples. The World Health Organization (WHO) has recommended urinary lipoarabinomannan (LAM) antigen testing for TB detection. However, studies on HIV-negative children in Indonesia remain very limited. Given the challenges in obtaining sputum samples from HIV-negative children, a non-sputum diagnostic method that is easy to perform, provides rapid results, and can be implemented at the point of care (POCT) is needed.
Objective: To evaluate and compare the diagnostic accuracy of two urinary LAM detection tests, Abbott Determine TB LAM Ag™ (Abbott LAM) and Fujifilm SILVAMP TB LAM™ (Fuji LAM), for diagnosing TB in children.
Methods: This cross-sectional study involved children aged 0–18 years with suspected TB from three national referral hospitals. Data collection included medical history, physical examination, and urine sample collection using either the midstream method or a urine collector. Urine samples were tested using Abbott LAM and Fuji LAM, and results were compared with the 2023 Indonesian Ministry of Health TB diagnostic guidelines (clinical TB and bacteriologically confirmed TB) as well as the bacteriological testing standard (GeneXpert®).
Results: Between October and December 2024, a total of 77 patients were analyzed, including 18 bacteriologically confirmed TB cases and 22 clinically diagnosed TB cases. When compared to the 2023 Indonesian Ministry of Health TB diagnostic algorithm, Abbott LAM showed a sensitivity of 52% and specificity of 48.6%, while Fuji LAM had a sensitivity of 22.5% and specificity of 97.3%. When using bacteriological testing (GeneXpert®) as the reference standard, the sensitivity and specificity of Abbott LAM decreased to 47.1% and 42.5%, respectively, whereas Fuji LAM demonstrated improved performance with a sensitivity of 47% and specificity of 97.5%.
Conclusion: Both tests demonstrated lower sensitivity than the WHO-recommended minimum standard (65%), making them unsuitable for screening or initial TB diagnosis in children. However, Fuji LAM exhibited high specificity, suggesting that it may serve as a valuable additional diagnostic tool for children with TB symptoms who face challenges in providing sputum samples for bacteriological confirmation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>