Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Wirawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit kanker merupakan penyakit yang sangat kompleks sehingga memerlukan pendekatan multidisiplin baik dalam diagnostik maupun terapi. Durasi penegakkan diagnosis dan terapi pada pasien kanker mempengaruhi hasil akhir pasien tersebut. Keterlambatan terapi dapat disebabkan oleh keterlambatan dokter dalam merujuk pada pelayanan kesehatan primer dan keterlambatan sistem pelayanan kesehatan pada proses penegakkan diagnosis dan dimulainya terapi definitif pada kanker. Penelitian ini merupakan studi analisis deskriptif menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui data insidens keterlambatan terapi pada pasien kanker yang dirujuk ke Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusmo pada bulan Mei - Agustus 2015 serta mengevaluasi faktor yang mempengaruhi keterlambatan tersebut. Terdapat 294 orang pasien yang diikutsertakan dalam penelitian ini setelah mendapatkan persetujuan tertulis. Pada keterlambatan terapi akibat keterlambatan dokter, dari 62 pasien yang dirujuk dari pelayanan kesehatan primer didapatkan 18 pasien (29%) mengalami keterlambatan rujukan. Keterlambatan diagnosis terjadi pada 78 pasien (26,5%). Sedangkan pada keterlambatan tindakan pengobatan terjadi pada 172 pasien (58,5%). Dari seluruh pasien didapatkan 132 pasien (45%) mengalami keterlambatan dokter dan sistem. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan adanyan hubungan yang signifikan antara keterlambatan rujukan (p<0,01), keterlambatan diagnosis (p<0,01) dan keterlambatan tindakan pengobatan (p<0,01) dengan keterlambatan terapi akibat keterlambatan dokter dan system. Tingginya angka keterlambatan terapi kanker pada penelitian ini ditemukan akibat keterlambatan dokter dan sistem, khususnya pada keterlambatan pada penegakkan diagnosis dan tindakan pengobatan.
ABSTRACT
Cancer is a very complex disease that requires a multidisciplinary approach both in diagnostics and therapy. The duration of the diagnosis and treatment of cancer patients affect the outcome of these patients. Delay in treatment may be caused by the delay in referring physicians in primary health care and health care system delay in the commencement of the process of diagnosis and definitive therapy in cancer. This study was a descriptive analytical study using a mix of quantitative and qualitative methods to determine the incidence of therapy delays in cancer patients who were referred to the Department of Radiotherapy RSUPN Dr. Cipto Mangunkusmo in May to August for 2015 and evaluate the factors that influence the delay. There were 294 patients included in this study after obtaining written consent. Doctor's delay due to delayed treatment, from 62 patients referred from primary health care is obtained for 18 patients (29%) experienced a delay in referral. Delay in diagnosis occurred in 78 patients (26.5%). While the delay in treatment action occurred in 172 patients (58.5%). From all patients had 132 patients (45%) experienced doctor and system delay. Statistical analysis showed a significant correlation between the reference delay (p <0.01), late diagnosis (p <0.01) and delays in treatment measures (p <0.01) with a delay due to delayed therapy and doctor system. The high number of delays in cancer therapy in this study was found as a result of delays doctor and systems, in particular on the delay in diagnosis and treatment.eterlambatan terapi akibat keterlambatan dokter dan system. Tingginya angka keterlambatan terapi kanker pada penelitian ini ditemukan akibat keterlambatan dokter dan sistem, khususnya pada keterlambatan pada penegakkan diagnosis dan tindakan pengobatan.
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Dwi Mulia
Abstrak :
ABSTRAK
Keterlambatan pengobatan kanker payudara merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesintasan hidup seseorang. Terutama mereka yang berobat di rumah sakit rujukan, kemungkinan besar telah mengalami keterlambatan berulang. Sehinggu tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan pengobatan kanker payudara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain cross sectional dengan sampel dari rumah sakit rujukan nasional pada tahun 2013 - 2016. Pengobatan dikatakan terlambat jika membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk mendapatkan pengobatan sejak pertama kali datang ke rumah sakit. Penelitian ini menggunakan analsisi cox regresi dengan tingkat kemaknaan 0,005. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor yang paling memengaruhi keterlambatan pengobatan pada pasien yang pernah mendapatkan pengobatan adalah tempat tinggal PR 1,593 95 CI 1,031 ndash; 2,462 . Kemudian faktor yang memengaruhi keterlambatan pada pasien baru adalah tingkat pendidikan PR 1,743 95 CI 1,025 ndash; 2,997 dan riwayat pengobatan alternative PR 2,741 95 CI 1,419 ndash; 5,296.
ABSTRACT
Delayed treatment of breast cancer is a serious problem that can worsen the survival period. Then, there is patients already experiencing repeated delays. The purpose of this study is to find out what factors influences the delay of treatment. The study was done with cross sectional design taken from 564 samples of patient breast cancer in Cipto Mangunkusumo General Hospital between 2013 and 2016. Data collected based on register hospital. Time of delay treatment that measured the time from the first came to hospital to the first treatment in hospital. Delay was defined when there was more than 3 months from come to hospital to first treatment. The study based on cox regression was used with p value
2017
T47992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maureen Syahailatua
Abstrak :
BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN yang iurannya dibayari Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah. Pada penelitian ini bagaimana pola penundaan pencarian pengobatan (Appraisal Delay, Illness Delay, Utilization Delay) pada masyarakat tidak mampu, yang tidak tercover BPJS PBI di Kampung Sela Eurih Desa Sumur Batu Tahun 2020. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, melalui pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah in-depth interview (wawancara mendalam) dengan jumlah sampel 7 orang warga Kampung Sela Eurih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun pendidikan informan ada yang hanya tamatan SD, Madrasah, bahkan tidak sekolah, mereka sangat menyadari betapa pentingnya kesehatan dan percaya penuh pada pengobatan medis yang diberikan oleh dokter dan mantri. Mereka tidak percaya pada pengobatan tradisional atau alternatif. Namun, adanya kendala biaya untuk melakukan pengobatan medis menyebabkan informan terkadang melakukan penundaan pencarian pengobatan ......BPJS PBI (Contribution Assistance Recipient) is a participant of Health Insurance for the poor and underprivileged people as mandated by Law no. 40 of 2004 concerning SJSN whose contributions are paid by the Government as participants in the Health Insurance program. PBI participants are the poor who are determined by the Government and regulated by a Government Regulation. In this study, the pattern of delays in seeking treatment (Appraisal Delay, Illness Delay, Utilization Delay) in underprivileged communities is not covered by BPJS PBI in Sela Eurih Village, Sumur Batu Village in 2020. This research was conducted using qualitative methods, through a case study approach. The data collection method used was in-depth interviews with a total sample of 7 residents of Sela Eurih Village. The results of this study indicate that although the informants' education is only elementary school, madrasah, and even non-school, they are very aware of the importance of health and fully believe in the medical treatment provided by doctors and mantri. They don't believe in traditional or alternative medicine. However, due to financial constraints for medical treatment, informants sometimes delayed seeking treatment
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Cahyani Prabudiantoro Putri
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum yaitu pembangunan jalan tol serta dampak dari terhambatnya proses pengadaan tanah tersebut. Pengadaan tanah merupakan penghambat utama dalam percepatan pembangunan jalan tol. Studi terkait faktor-faktor yang menghambat proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum masih terlalu berfokus pada dampaknya dan kurang mengurai simpul penyebab utama dari masalah ini. Dalam studi ini, peneliti melihat bahwa proses pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur dan kepentingan ekonomi didominasi oleh negara sehingga hal tersebut dapat berdampak merugikan masyarakat. Dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik wawancara mendalam, studi ini menemukan bahwa masalah pembagian peran dan efektifitas mekanisme kerja birokrasi menjadi hambatan utama. Di sisi lain, dampak ketidakpastian keresahan kesulitan mencari tanah pengganti, cukup banyak dialami oleh masyarakat. Secara teoritik, pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia mencerminkan state centered development yang kurang optimal karena involusi mekanisme kerja birokrasi pemerintah sendiri. Gejala soft state masih sangat terlihat ketika negara kurang bisa melindungi masyarakat dari dampak pengadaan tanah.
This study focuses on identifying the factors that hamper the process of land acquisition process for the public interest, espescially toll road construction and the impact of the hampered land acquisition process. Land acquisition is a major obstacle in accelerating toll road development. Studies related to factors that hamper the land acquisition process are still too focused on their impact and do not examine the main causes of this problem. In this study, researchers see that the land acquisition process for the public interests is dominated by the state so that it can adversely affect the community. By using qualitative methods and in-depth interview techniques, this study found that the problem of the division of roles and the effectiveness of bureaucratic work mechanisms were the main obstacles. On the other hand, the impact of the uncertainty of anxiety on the difficulty of finding replacement land, is quite a lot experienced by the community. Theoretically, land acquisition for infrastructure development in Indonesia reflects a less than optimal state centered development due to the involution of the government's own bureaucratic work mechanism. Soft state symptoms are still very visible when the state is less able to protect the community from the effects of land acquisition.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ismatullah
Abstrak :
Latar belakang: Penggunaan media digital, termasuk gawai, telah menjadi bagian penting dalam kehidupan anak. Paparan media digital pada anak dikaitkan dengan risiko keterlambatan perkembangan. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi hubungan antara penggunaan gawai dan keterlambatan perkembangan bahasa pada anak usia 2-3 tahun.

Metode: Penelitian kasus kontrol ini mengikutsertakan anak usia 2-3 tahun di Jakarta dan Bekasi yang diambil secara consecutive sampling. Kelompok kasus terdiri dari pasien rawat jalan dari klinik tumbuh kembang dengan diagnosis keterlambatan bahasa; tanpa adanya kelainan bawaan, keterlambatan global, gangguan neurologis, dan gangguan perilaku. Diagnosis ditegakkan oleh dokter anak konsultan tumbuh kembang yang dituliskan pada rekam medis. Kelompok kontrol adalah anak tanpa keterlambatan bahasa yang diambil di klinik vaksinasi. Berdasarkan wawancara orangtua, setiap kelompok diidentifikasi riwayat penggunaan gawai (onset penggunaan, durasi harian, dan pendampingan) dan dianalisis hubungannya dengan perkembangan bahasa anak dengan mempertimbangkan faktor perancu lainnya.

Hasil: Sebanyak 43 subjek kelompok kasus dan 104 subjek kelompok kontrol diikutsertakan dalam penelitian ini. Durasi penggunaan gawai lebih dari 4 jam per hari disertai faktor pengasuhan utama meningkatkan risiko terjadinya keterlambatan bahasa anak usia 2-3 tahun (adjusted OR 6,899; IK 95% 1,655 – 28,757; p 0,008). Onset penggunaan gawai tidak meningkatkan risiko keterlambatan bahasa anak, dengan atau tanpa mempertimbangkan pendidikan ibu dan pengasuh utama anak (OR 2,162; IK 95% 0,961 – 4,867; p 0,063). Pendampingan penggunaan gawai tidak meningkatkan risiko keterlambatan bahasa anak secara signifikan, dan terdapat peranan pengasuh utama dalam hubungan tersebut (adjusted OR 1,972; IK 95% 0,631 – 6,162; p 0,243). Pada variabel perancu, pengasuh utama anak memiliki peranan penting dalam hubungan antara durasi harian dan pendampingan penggunaan gawai terhadap keterlambatan bahasa anak, sedangkan pendidikan ibu tidak berperan dalam hubungan tersebut.

Kesimpulan: Durasi penggunaan gawai lebih dari 4 jam per hari disertai faktor pengasuhan utama meningkatkan risiko terjadinya keterlambatan bahasa anak usia 2-3 tahun. ......Background: The use of digital media, including gadgets, has become an important part of children's daily lives. Exposure to digital media in children is associated with the risk of developmental delays. The aim of this research is to explore the relationship between gadget use and delayed language development in children aged 2-3 years.

Methods: This case control study included children aged 2-3 years in Jakarta and Bekasi using consecutive sampling. The case group consists of outpatients from growth and developmental clinic with diagnosis of language delay; in the absence of congenital abnormalities, global delays, neurological disorders, and behavioral disorders. The diagnosis was made by a growth and development consultant pediatrician and written in the medical record. The control group was children without language delays taken at vaccination clinic. Through parent interviews, each group's history of device use has been identified (onset of use, daily duration, and parental supervision) and its relationship with children's language development has been analyzed by considering other confounding factors.

Results: A total of 43 case group subjects and 104 control group subjects were included in this study. The duration of daily gadget use exceeds 4 hours, combined with primary caregiver factors, increases the risk of language delay in children aged 2-3 years (adjusted OR 6.899; 95% CI 1.655 – 28.757; p 0.008). The onset of gadget use does not increase the risk of child language delay, regardless of whether maternal education and primary caregiver are considered (OR 2.162; 95% CI 0.961 – 4.867; p 0.063). Parental supervision of gadget use does not significantly increase the risk of language delay in children, and the primary caregiver plays a role in this relationship (adjusted OR 1.972; 95% CI 0.631 – 6.162; p 0.243). In terms of confounding variables, the primary caregiver plays an important role in the relationship between duration of daily gadget use and parental supervision regarding child language delay, while maternal education does not influence this association.

Conclusion: The duration of daily gadget use exceeds 4 hours, combined with primary caregiver factors, increases the risk of language delay in children aged 2-3 years.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Dwi Wijayanti
Abstrak :
IPv6 sebagai protokol internet generasi mendatang, diharapkan dapat menjadi teknologi IP masa kini dan mendatang untuk mengatasi segala keterbatasan, hambatan yang dihadapi dalam pengembangan dan penerapan layanan baru. Konvergensi sejauh mungkin ke arah teknologi yang berbasis IP sudah tidak dapat dihindari lagi. Dengan ruang alamat sebesar 128 bit, maka IPv6 meningkatkan jumlah alamat IP yang tersedia untuk layanan baru. Dalam penerapannya, Ipv4 pada jaringan MPLS harus dapat diintegrasikan dengan IPv6 untuk kemudian ditingkatkan menjadi IPv6. Pada Skripsi ini dilakukan uji coba performansi jaringan MPLS dalam perbandingannya antara IPv4 dan IPv6 untuk aplikasi FTP. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan studi literatur, perancangan dan implementasi kemudian melakukan pengujian. Parameter-parameter uji yang digunakan adalah delay paket, transfer time dan throughput. Dari hasil pengujian didapatkan delay MPLS IPv4 lebih kecil 92.65% - 98.3% dibanding MPLS IPv6, transfer time MPLS IPv4 lebih cepat 95.26% - 105.15% dibanding jaringan MPLS IPv6, dan throughput MPLS IPv4 lebih besar 96.17% - 96.35% dibanding MPLS IPv6.
IPv6, as a next generation Internet Protocol, is promised to be the IP technology present and for the next future in order to overcome all of limitation and problems faced along the development and implementation of such new services. Converging as deep as possible to the new technology based on IP is can not be avoided. With a 128 bit of addressing, IPv6 increasing the amount of IP addressing that needed by new services. On the implementation,, IPv4 over MPLS network must be integrated with IPv6 protocol then it can be increased to the full IPv6 network. In this final project, we doing performance comparison testbed over MPLS network in comparison with IPv4 and IPv6 packet for FTP application. This testbed is done by literature study, design and implementation then evaluating the network. The test parameter is delay packet, transfer time and throughput. The result show that delay MPLS IPv4 92.65% - 98.3% better than MPLS Ipv6. Transfer time of MPLS IPv4 95.26% - 105.15% quicker than MPLS IPv6 and MPLS IPv4 throughput 96.17% - 96.35% higher than MPLS Ipv6.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51420
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satryo Wibisono
Abstrak :
Tingginya angka permintaan transportasi udara memicu dibutuhkannya suatu sistem pengaturan volume penerbangan yang disebut slot time. Slot Time adalah izin suatu pesawat untuk beroperasi yang sudah diberikan oleh pihak berwenang dengan tujuan untuk mengatur dan menjaga ketepatan waktu dari suatu penerbangan. Diterapkannya sistem slot time tidak menjadikan keterlambatan tidak terjadi. Penelitian ini mengambil lokasi di bandar udara tersibuk nomor 3 di Indonesia, yaitu I Gusti Ngurah Rai. Dalam penelitian ini juga menganalisa jenis keterlambatan berdasarkan intenstias permintaan izin keterlambatan untuk kemudian diklasifikasikan menjadi keterlambatan yang bersifat acak atau sudah menjadi sistemik. Semua data yang didapatkan merupakan data yang dikeluarkan oleh Airnav cabang Denpasar kemudian pengolahan data yang dilakukan menggunakan pendekatan statistik dengan bantuan aplkasi SPSS 23. Adanya hubungan positif antara volume slot time dengan lama waktu keterlambatan serta adanya keterlambatan sistemik adalah hasil dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas penerbangan yang ada melalui peningkatan dari kualitas sistem slot time yang dilaksanakan. ......The high level of the demand of air transportation make a system to control the number of flights is needed. The system itself called slot time. Slot time is a permit of an airline to operate that given from the authorities. The purpose of slot time is to control and to keep the punctuality of a flight. Although the slot time system has been applied, doesn't mean there's no delay at all. The high volume of flights make there are some volume diffarances at certain hours. This volume will analyse the correlation between the volume of slot time and the length of delay time during peak time and normal time. This study takes place at the third busiest airport in Indonesia, I Gusti Ngurah Rai airport. In this study also analyze the type of delay in to random delay or systemic delay. All data obtained is the data issued by Airnav Denpasar then processing with SPSS23. There is a correlation and slightly a systemic delay during this observation. The result of this study is expected to improve the quality of existing flight through the improvement quality of the slot time system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugandi Hartanto
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kanker di Indonesia menunjukkan bahwa permasalahan kanker ini semakin besar dan kompleks Salah satunya adalah adanya keterlambatan pasien kanker untuk mendapatkan terapi definitif yang disebabkan oleh faktor faktor yang berasal dari pasien sendiri Penelitian ini merupakan studi analisis deskriptif menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui data insidens keterlambatan terapi karena keterlambatan pasien pada pasien kanker yang dirujuk ke Departemen Radioterapi RSUPN Dr Cipto Mangunkusmo pada bulan Mei Agustus 2015 serta mengevaluasi faktor faktor apa saja yang mempengaruhi keterlambatan pasien tersebut Terdapat 294 orang pasien yang diikutsertakan dalam penelitian ini setelah mendapatkan persetujuan tertulis Sebagian besar pasien 71 4 adalah perempuan dan 141 orang 48 bekerja sebagai ibu rumah tangga Rentang umur terbanyak adalah 36 50 tahun yaitu sebanyak 132 pasien 44 9 dan hampir seluruh pasien 91 8 telah menikah Keterlambatan terapi didapatkan pada 153 orang pasien 52 dan 67 orang di antaranya 43 8 memiliki riwayat pengobatan alternatif yang dilakukan dalam interval waktu setelah timbul keluhan pertama kali dan atau setelah pasien melakukan konsultasi medis pertama kali Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor usia p 0 047 pendidikan p 0 047 dan riwayat pengobatan alternatif p 0 0001 dengan keterlambatan terapi Adanya rasa takut untuk berobat secara medis atau menjalani tindakan medis menjadi alasan 51 orang pasien untuk memilih pengobatan alternatif Oleh karena itu diperlukan pengawasan dan evaluasi terhadap pengobatan alternatif terutama yang menyangkut kualitas efikasi dan keamanannya ABSTRACT
Increased morbidity and mortality due to cancer in Indonesia showed that this problem has become more complex and significant One of the problems pointed out is regarding a delay in cancer patients to receive definitive therapy caused by factors derived from the patients themselves This study is a descriptive analysis using combination of quantitative and qualitative methods to determine the incidence of treatment delay due to patient delay in cancer patients who were referred to Radiotherapy Department Dr Cipto Mangunkusmo hospital during May August 2015 and to evaluate factors that influence the patient delay There are 294 patients enrolled in this study after obtaining a written consent Most of the patients 71 4 were women and 141 48 work as a housewife The largest age range was 36 50 years with 132 patients 44 9 and almost all patients 91 8 were married Delay in treatment obtained in 153 patients 52 and 67 of them 43 8 had a history of alternative medicine that is performed in a time interval after the patients experienced first complaints and or after patients had their first medical consultation Statistical analysis showed a significant relationship between age p 0 047 educational level p 0 047 and history of alternative medicine p 0 0001 with the treatment delay The fear of being treated medically or undergo a medical procedure has become the major reasons found in 51 patients to choose the alternative treatment Therefore it is necessary to conduct monitoring and evaluation of alternative medicine especially concerning the quality efficacy and its safety ;Increased morbidity and mortality due to cancer in Indonesia showed that this problem has become more complex and significant One of the problems pointed out is regarding a delay in cancer patients to receive definitive therapy caused by factors derived from the patients themselves This study is a descriptive analysis using combination of quantitative and qualitative methods to determine the incidence of treatment delay due to patient delay in cancer patients who were referred to Radiotherapy Department Dr Cipto Mangunkusmo hospital during May August 2015 and to evaluate factors that influence the patient delay There are 294 patients enrolled in this study after obtaining a written consent Most of the patients 71 4 were women and 141 48 work as a housewife The largest age range was 36 50 years with 132 patients 44 9 and almost all patients 91 8 were married Delay in treatment obtained in 153 patients 52 and 67 of them 43 8 had a history of alternative medicine that is performed in a time interval after the patients experienced first complaints and or after patients had their first medical consultation Statistical analysis showed a significant relationship between age p 0 047 educational level p 0 047 and history of alternative medicine p 0 0001 with the treatment delay The fear of being treated medically or undergo a medical procedure has become the major reasons found in 51 patients to choose the alternative treatment Therefore it is necessary to conduct monitoring and evaluation of alternative medicine especially concerning the quality efficacy and its safety ;Increased morbidity and mortality due to cancer in Indonesia showed that this problem has become more complex and significant One of the problems pointed out is regarding a delay in cancer patients to receive definitive therapy caused by factors derived from the patients themselves This study is a descriptive analysis using combination of quantitative and qualitative methods to determine the incidence of treatment delay due to patient delay in cancer patients who were referred to Radiotherapy Department Dr Cipto Mangunkusmo hospital during May August 2015 and to evaluate factors that influence the patient delay There are 294 patients enrolled in this study after obtaining a written consent Most of the patients 71 4 were women and 141 48 work as a housewife The largest age range was 36 50 years with 132 patients 44 9 and almost all patients 91 8 were married Delay in treatment obtained in 153 patients 52 and 67 of them 43 8 had a history of alternative medicine that is performed in a time interval after the patients experienced first complaints and or after patients had their first medical consultation Statistical analysis showed a significant relationship between age p 0 047 educational level p 0 047 and history of alternative medicine p 0 0001 with the treatment delay The fear of being treated medically or undergo a medical procedure has become the major reasons found in 51 patients to choose the alternative treatment Therefore it is necessary to conduct monitoring and evaluation of alternative medicine especially concerning the quality efficacy and its safety
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati Wijayakusuma
Abstrak :
Terorisme yang dipandang sebagai kejahatan kriminal luar biasa dan pelanggaran berat HAM telah menjadi ancaman serius terhadap perdamaian, keamanan dan perkembangan sosial/ekonomi negara di berbagai kawasan. Indonesia secara konsisten mengutuk keras segala bentuk tindakan terorisme dan memiliki komitmen kuat dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pendanaan terorisme. Mengingat jaringan dan operasi teroris/kelompok teroris merupakan masalah kompleks dan lintas negara sehingga perlu terus meningkatkan kerjasama internasional, baik dalam kerangka multilateral (PBB) maupun regional serta bilateral. Maraknya aksi terorisme tersebut melatarbelakangi usaha melawan pendanaan terorisme. Pendanaan merupakan faktor utama dalam setiap aksi terorisme sehingga upaya penanggulangan tindak pidana terorisme diyakini tidak akan berhasil tanpa pemberantasan pendanaannya. Perhatian dunia internasional terhadap praktek pencucian uang dan pendanaan terorisme semakin meningkat setelah FATF mengeluarkan The Forty Recommendations dan DK PBB mengeluarkan UNSCR 1267 Tahun 1999, yang pada prinsipnya meminta agar setiap negara melakukan “pembekuan seketika (freezing without delay)” terhadap dana dan aset keuangan lainnya atau sumber ekonomis dari individu dan entitas yang berkaitan dengan Al-Qaida dan/atau Taliban atau kegiatan terorisme lainnya. Dengan adanya UU No.6 Tahun 2006 dan Rekomendasi FATF serta kelemahan pada peraturan yang ada, maka Indonesia wajib membuat atau menyelaraskan peraturan per-UU agar sejalan dengan ketentuan dalam konvensi/rekomendasi tersebut sehingga terbit UU No.9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. ...... Terrorism is seen as extraordinary crime and gross violations of human rights has become a serious threat to peace, security and social development/economic countries in various regions. Indonesia consistently condemns all forms of terrorism and has a strong commitment to preventing and combating the financing of terrorism a criminal offense. Given the network and terrorist operations / terrorist groups is a complex issue and cross-country so it needs to continue to enhance international cooperation, both within the framework of multilateral (UN) and regional and bilateral. The rise of terrorism are behind the fight against the financing of terrorism. Funding is a major factor in any act of terrorism so that the response to terrorism is believed to not be successful without suppression of funding. International attention to the practice of money laundering and financing of terrorism has increased after the FATF issued the Forty Recommendations and the UN Security Council issued UNSCR 1267 of 1999, which, in principle, requested that each country undertake "immediate freezing (freezing without delay)" of the funds and other financial assets or economic resources of individuals and entities associated with Al-Qaida and / or the Taliban or other terrorist activities. With the existence of Act 6 of 2006 and the FATF Recommendations as well as weaknesses in the existing legislation, the Indonesian establish or harmonize regulation by-laws to be in line with the provisions of the convention/recommendation so that rised Act No.9 Year 2013 Concerning The Prevention And Suppression Criminal Acts Of Terrorism Financing.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : MegawatiProgram Studi : EpidemiologiJudul : Kesintasan Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Keterlambatan Pengobatandi Rumah Sakit Umum Cipto MangunkusumoPembimbing : Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology AbstrakKanker payudara masih mendominasi penyakit kanker pada wanita di duniatermasuk di Indonesia. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakitrujukan nasional dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya.Sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut dan mengalamiketerlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelah didiagnosis. Keterlambatanpengobatan diduga berpengaruh terhadap kesintasan pasien kanker payudara.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan keterlambatanpengobatan dengan kesintasan pasien kanker payudara di RSCM. Desain studipenelitian adalah kohort retrospektif dengan mengamati 584 pasien yangmemenuhi kriteria inklusi. Pengamatan dilakukan mulai dari 1 Januari 2011sampai Desember 2017. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan ujilogrank, dan multivariat dengan cox regresi. Hasil penelitian menunjukkan dari584 pasien yang dianalisis ditemukan besarnya risiko terjadinya kematiansebesar 1,27 kali lebih cepat pada pasien yang mengalami keterlambatanpengobatan lebih dari 60 hari dibandingkan dengan pasien yang mendapatkanpengobatan kurang dari 60 hari HR=1,27; 95 CI;0,99 ndash; 1,64 setelah dikontrolstadium klinis, status pernikahan, dan status hormon reseptor estrogen.Perbedaan kesintasan antara pasien yang terlambat lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis adalah sebesar 7 pada tahun kelima. Berdasarkan penelitian inidapat disimpulkan bahwa keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis mempengaruhi kesintasan pasien kanker payudara sehinggapentingnya edukasi kepada pasien dan keluarga untuk tidak menundapengobatan setelah didiagnosis.Kata kunci: keterlambatan pengobatan; kesintasan; kanker payudara
ABSTRACT
Name MegawatiStudy Program EpidemiologiTitle Survival of Breast Cancer based on Delay treatment at CiptoMangunkusumo HospitalCounsellor Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology Breast cancer still dominates cancer in women in the world including inIndonesia. Cipto Mangunkusumo Hospital as a national referral hospitalwith the number of cases continues to increase every year. Most of the caseswere found at an advanced stage and experienced treatment delays morethan 60 days after diagnosis. Treatment delays are thought to affect thesurvival of breast cancer patients. Therefore, this study was conducted toassess the relationship of delayed treatment with survival of breast cancerpatients at RSCM. The study design was a retrospective cohort by observing584 patients who met the inclusion criteria. Observations were done from 1January 2011 to December 2017. Data were analyzed univariat, bivariatewith logrank test, and multivariate with cox regression. The results of thestudy showed that the 584 patients analyzed found that the risk of death was1.27 times faster in patients who experienced treatment delay more than 60days compared with patients who received treatment less than 60 days HR 1.27 95 CI 0,99 1.92 after controlled marital status, hormonereceptor estrogen, and clinical stage. The difference in survival betweentheir patients who were late more than 60 days after the diagnosis was 7 in the fifth year. Based on this research, it can be concluded that the delayof treatment influences survival of breast cancer patients so that theimportance of education to the patient and family to immediately performtreatment after diagnosis.Keywords Delay treatment Survival Breast Cancer
2018
T49998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>