Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Dekker, Maurits
Amsterdam: N.V. EM Querido's Uitgevers-Mij, 1945
BLD 839.36 DEK o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
van der Veur, Paul W.
Leiden: KITLV, 2006
923.259 8 VEU l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dekker, Maurits
Assen: Uitgeverij Born, 1950
BLD 839.36 DEK k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Moechtar
Jakarta : Pustaka Jaya, 2005
928.59 8 MOE m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fritz Hendrik Nino
Abstrak :
ABSTRAK
Kehidupan orang Indo di masa kolonial, adalah berbeda dengan orang Indo di masa sekarang. Kalau kini situasi yang dialami golongan Indo adalah relative menyenangkan maka dahulu tidaklah demikian.
Pada masa colonial orang-orang Indo berada dalam situasi terjepit. Mereka tidak bisa diterima oleh pihak Eropa (Belanda) maupun pribumi. Oleh pihak Eropa mereka dianggap remeh karena bukan orang-orang kulit putih asli. Sementara orang-orang pribumi mencurigai golongan Indo ini dan rnenganggapnya sebagai setengah Belanda saja.
Dalam situasi seperti ini orang-orang Indo telah menentukan beberapa macam sikap. Ada dari mereka yang memilih untuk lebih mendekatkan diri pada pihak Eropa (memihak Eropa), lalu ada pula yang memihak pribumi. Sementara itu tidak sedikit pula yang cenderung untuk berdiri sendiri, dalam arti tidak memihak Eropa ataupun pribumi.
Selama periode 1898 hingga 1922 akan terlihat bagaimana kompleksnya permasalahan orang Indo ini, yang antara lain tidak hanya ditunjuk:kan lewat faktor-faktor eskternal seperti adanya diskriminasi rasial oleh kaum totok (kulit putih asli), nasionalisme pribumi dan lain-lain, tapi juga faktor-faktor internal, yakni dari segi orang Indo itu sendiri, seperti suasana psikis mereka, perilaku mereka, dan sebagainya. Belum lagi tentang indikasi adanya semangat kebangsaan di kalangan orang Indo. Mereka ini mau bergabung dengan pihak pribumi dan berjuang untuk Hindia.
Semangat kebangsaan tersebut memanq masih perlu dipertanyakan, apakah murni atau tidak. Setelah banyak dari orang Indo itu berubah sikap semenjak tahun 1913, yakni tidak lagi menentang golongan totok maka pertanyaan tadi sedikit demi sedikit mulai terjawab.
Jadi selain menyorot kehidupan orang Indo dari tahun 1598 hingga 1922, maka tulisan ini melihat pula secara khusus semangat kebangsaan dari orang-orang Indo.
1990
S12348
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lalanlangi, J. L. Pakan
Abstrak :
ABSTRAK
Kertas kerja ini berusaha mengangkat ke permukaan kembali wawasan kebangsaan Dr. Setiabudi Douwes Dekker yang dalam Sejarah Politik Indonesia lebih dikenal sebagai Indisch Nationalisme setelah wawasan kebangsaan tersebut diterima secara aklamasi menjadi asas, tujuan dan program politik Indische Partij pada tanggal 26 Desember 1912 dalam sebuah Rapat Nasional Indische Partij di Bandung. Indisch Nationalisme ini dapat disebut sebagai perintis Nasionalisme Indonesia sebagaimana menjadi pendapat para sejarahwan Indonesia seperti Prof, Sartono Kartodirdjo, bahkan Dr Ir Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia yang dikenal pula sebagai penggali Pancasila menyebut Setiabudi Douwes Dekker sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia. Ada tiga buah faktor yang bertemu dan berpadu dalam kesadaran Setiabudi. Douwes Dekker yang menjadi penyebab lahirnya wawasan kebangsaannya itu yang kemudian dikenal sebagai Indisch Nationalisme, yaitu: Pertama, realitas struktur politik kolonial Nederlandsch India kurun waktu paruh akhir abad ke-19 hingga tahun2 pertama awal abad 20, sebagaimana yang dihadapi Berta digumuli oleh Setiabudi Douwes Dekker Dan kemudian lebih diperkuat oleh pengetahuan Setiabudi Douwes Dekker tentang sejarah dan budaya Indonesia.
1989
S16156
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library