Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wenita Indrasari
Abstrak :
Perilaku defensif menghambat tim atau kelompok untuk mengambil keputusan secara optimal, sehingga perilaku ini merugikan organisasi dan perlu dikurangi. Perilaku defensif dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari pribadi otoritarian, self-esteem, dan keterampilan antar pribadi, sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari struktur organisasi, kepemimpinan, iklim komunikasi, perubahan/intervensi kelompok, dan anggota kelompok yang berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan perilaku defensif. Faktor internal diwakili oleh self-esteem, sedangkan faktor eksternal diwakili oleh iklim komunikasi. Iklim komunikasi terdiri dari iklim komunikasi dengan atasan dan dengan rekan sejawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim komunikasi dengan atasan memiliki hubungan dengan perilaku defensif.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah Bajri
Abstrak :
ABSTRAK
Trotoar atau yang dikenal juga sebagai ruang pejalan kaki merupakan sebuah ruang interaksi sosial bagi masyarakat sebuah kota. Banyaknnya kegiatan manusia pada trotoar menyebabkan munculnya perlakuan khusus pada trotoar. Perlakuan khusus ini diterapkan sebagai bentuk penjagaan trotoar agar tetap menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi masyarakat kota. Perlakuan khusus ini diterapkan lewat arsitektur defensif pada trotoar. Arsitektur defensif merupakan elemen ruang yang berfungsi sebagai pengontrol kegiatan masyarakat dalam sebuah lingkungan. Pada trotoar, asritektur defensif bekerja dengan memunculkan anti-affordances yang mampu memberikan persepsi pada manusia akan lingkungan tersebut. Persepsi yang dimunculkan akan diproses oleh manusia dalam beraktivitas pada lingkungan trotoar. Kemunculan persepsi inilah yang secara tidak langsung mengontrol aktivitas manusia dalam berkegiatan di lingkungan. 
ABSTRACT
Sidewalks or also known as pedestrian path are a space of social interaction for the people of a city. A lot of human activities on the sidewalk cause special treatment on the sidewalk. This special treatment is applied as a form of safeguarding the sidewalk so that it remains a comfortable and safe place for the city community. This special treatment is applied through defensive architecture on the sidewalk. Defensive architecture is an element of space that functions as a controller of community activities in an environment. On the sidewalk, defensive architecture work by generating anti-affordances that are able to give people a perception of the environment. The perception that raised will be processed by humans in their activities on the sidewalk. This emergence of perception indirectly controls human activities when doing activities in the environment.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anri Ette Michelle Mulia
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menganalisis penyebab dari Indonesia melakukan pengembangan kekuatan pertahanan ke wilayah Indonesia Timur pada pemerintahan Joko Widodo. Dengan menggunakan theory Offense-Defense dari Stephen Van Evera, tulisan ini menjelaskan melalui empat faktor yang menyebabkan Indonesia melakukan pengembangan kekuatan pertahanan ke wilayah Indonesia Timur, baik dari sisi kapabilitas militer, geografi, rezim pemerintahan, serta diplomasi pertahanan. Tulisan ini juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data berdasarkan studi kepustakaan. Pada akhirnya, temuan dalam tulisan ini adalah Indonesia melakukan pengembangan karena adanya faktor peningkatan kapabilitas militer, faktor geografis Indonesia yang merupakan jalur perdagangan Internasional, rezim pemerintahan Jokowi yang popular sehingga mendapat dukungan dan respon baik atas kebijakan yang diambilnya, serta adanya kepentingan Indonesia dalam diplomasi pertahanan sehingga Indonesia mengembangkan kekuatan pertahanan ke wilayah Indonesia Timur. Pengembangan kekuatan pertahanan ke wilayah Indonesia Timur ini merupakan tindakan yang wajar dilakukan oleh Indonesia untuk menjaga wilayah tersebut dan diperlukan upaya dari pemerintah untuk meyakinkan negara tetangga tidak perlu merasa terancan dengan tindakan Indonesia.
ABSTRACT
This thesis analyzes the causes of Indonesia to develop defense into the Eastern Indonesian region under the Joko Widodo administration. Using the theory of Offense-Defense from Stephen Van Evera, this paper explains through four factors that caused Indonesia to develop defense forces into Eastern Indonesia, both in terms of military capabilities, geography, government regimes, and defense diplomacy. This paper also uses qualitative data sources based on literature studies. In the end, the findings in this paper are that Indonesia is developing because of the increasing factor of military capabilities, also Indonesia's geographical factors which are international trade routes, the leadership of the popular Jokowi government receives support and a good response to the policies he took and Indonesia also has an interest in Indonesia's defense diplomacy. The development of defense forces for the Eastern Indonesia region is a natural action taken by Indonesia for the protection areas that are needed and needed by the government to ensure that neighboring countries do not need to be threatened by Indonesian actions.
2020
T55367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Desy Setiawati Arya Pinatih
Abstrak :
Penelitian ini akan mencoba menjawab pertanyaan penelitian : Mengapa terjadi variasi dalam doktrin pertahanan Indonesia periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965) dan Orde Baru (1966-1998) ? Penelitian ini menggunakan dua kerangka pemikiran, yaitu : Strategic Culture dari Elizabeth Kier dan Teori Struktural dari Michael C. Desch. Penelitian ini bersifat komparatif dengan membandingkan doktrin pertahanan Indonesia dalam dua periode yaitu periode Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru. Dari perbandingan tersebut ditemukan variasi-variasi yang terjadi dalam doktrin pertahanan Indonesia. Penelitian ini juga akan menganalisa faktor-faktor yang mendasari dan mempengaruhi mengapa terjadi variasi dalam doktrin pertahanan Indonesia. Analisa mengenai strategic culture Indonesia dan struktur ancaman dalam dua periode tersebut serta pengaruhnya terhadap doktrin pertahanan akan menjadi sebuah bentuk penelitian yang dilakukan untuk melihat pola hubungan antara variabel dependen dan independen.
This research will try to answer the research question : Why there is variation in Indonesia military doctrine in Demokrasi Terpimpin period and New Order period? This research uses two frameworks, Strategic Culture from Elizabeth Kier and Structural Theory from Michael C. Desch. This is comparative research which compare two periods of Indonesia military doctrine : Demokrasi terpimpin period and New Order period. From those comparisons, found variation that happened in Indonesia military doctrine. This research will also analyze some factors that become foundation and influence why there is variation in Indonesia military doctrine. Analyzing about Indonesia strategic culture and threat structure in two periods will become a research form to see relation pattern between dependent and independent variable.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27582
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seira Latanssa
Abstrak :
Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh ancaman pada status kelompok terhadap tingkah laku menolong defensif bantuan kepada outgroup yang dianggap mengancam status identitas ingroup Penelitian ini didasarkan pada Teori Identitas Sosial dari Tajfel dan Turner Lebih lanjut penelitian ini juga ingin melihat sifat bantuan seperti apakah yang lebih banyak diberikan dependen atau otonom Dalam penelitian ini pengaruh ancaman pada status kelompok divariasikan dalam dua kondisi terancam versus tidak terancam Sebanyak 72 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini Berdasarkan hasil analisis chi square 2 diketahui bahwa ancaman pada status kelompok memiliki pengaruh yang kuat secara signifikan terhadap tingkah laku menolong defensif Lalu berdasarkan tabel crosstabulation frekuensi dari sifat bantuan yang diberikan pun berbeda secara signifikan dimana bantuan yang bersifat otonom lebih banyak diberikan.
This study aimed to prove the effect of status threat to defensive helping extending help to outgroup whose threaten ingroup`s status identity This study was based on Social Identity Theory that introduced by Tajfel and Turner Furthermore this study also wanted to examine the nature of help that was given dependency or autonomy oriented help In this study status threat was varied into two condition threat versus unthreat 72 college students from Faculty of Psychology University of Indonesia participate in this study Chi square 2 analyses found significant effect of status threat to defensive helping Then based on crosstabulation table the nature of help was also significantly different and more autonomy oriented help than dependency oriented help.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Ery Pradipta
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pembentukan database sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional (SDGPT), penunjukan pihak/instansi yang akan melakukan integrasi database yang saat ini masih tersebar, serta proses pelaksanaan integrasi dan validasi database SDGPT. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa: pertama, terdapat pendapat atau wacana yang berkembang mengenai pihak/instansi yang akan melakukan integrasi database SDGPT, yaitu: bentuk konsorsium, membentuk lembaga/instansi baru, dan mengoptimalkan instansi yang sudah ada. Namun, permasalahan utama yang timbul dari penunjukan pihak/instansi tersebut adalah pendanaan. Kedua, data SDGPT sering disampaikan dalam bentuk yang ringkas dan tidak disertakan data lengkap atau data pendukung dari lapangan. Hal ini berarti bahwa temuan data SDGPT tersebut, banyak yang belum divalidasi. Oleh sebab itu, proses validasi data SDGPT yang berada di database-database saat ini perlu dilakukan validasi oleh pihak yang berkompeten secara obyektif. Mengingat banyaknya database terkait SDGPT yang tersebar di berbagai lembaga litbang dan perguruan tinggi, maka konsep berbagi pengetahuan melalui suatu sistem manajemen pengetahuan (knowledge management system/KMS) bisa dijadikan salah satu cara untuk dapat melakukan integrasi database SDGPT yang saat ini masih tersebar. ......This research discusses the establishment of genetic resources and traditional knowledge (GRTK) database, the appointment/agencies that will carry out the integration of databases that are still scattered, and the implementation process of GRTK database integration and validation. From the results of this study concluded that: first, there is a growing opinion or discourse about the party/agency will conduct GRTK database integration, namely: form a consortium, formed new institution, and optimize existing agencies. However, the main issues arising from the designation of parties/agencies are funding. Secondly, GRTK data is often presented in the form of concise and do not include complete data or supporting data from the field. This means that the GRTK data findings, many of which have not been validated. Therefore, the GRTK validation data process residing in databases today is necessary to validation by the competent authorities objectively. Considering the number of databases related GRTK scattered in various research and development institutions and universities, the concept of knowledge sharing through a knowledge management system/KMS could be one way to be able to perform database integration GRTK which is still scattered.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windhy Dewitasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengapa Korea Utara melakukan pengembangan senjata nuklir periode 2003-2010. Analisa penelitian ini menggunakan teori nuclear deterrence strategy untuk menjelaskan bentuk pengembangan senjata nuklir yang dilakukan sebuah negara dan implementasi pengembangan nuklir untuk memproduksi berbagai senjata nuklir yang ditujukan untuk membangun kekuatan penangkalan nuklir. Imbas dari pengembangan senjata nuklir tersebut, pada akhirnya, tidak hanya bersifat defensif atau penangkalan dalam mempertahankan keamanan nasional saja, juga memiliki kekuatan ofensif, yaitu kekuatan untuk memberikan pengaruh di dalam interaksi antar negara. Analisa penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksplanatif, yaitu jenis penelitian yang menjelaskan pola sebab akibat antar dua variabel yang diteliti. Penelitian ini menggambarkan pola interaksi antar dua variabel, yaitu variabel pengembangan senjata dan variabel strategi nuklir sebagai langkah perimbangan kekuatan Korea Utara terhadap Amerika dan aliansinya. Interaksi antar dua variable ini mengindikasikan bahwa terdapat bentuk pengembangan nuklir yang dimulai pada paska keluarnya Korea Utara dari perjanjian NPT (Non Proliferation Treaty) tahun 2003. Paska keluarnya Korea Utara dari NPT, negara tersebut memulai pengembangan nuklirnya untuk menghasilkan berbagai uranium sebagai bahan utama dalam menghasilkan senjata-senjata nuklir. Kepemilikan senjata nuklir ini kemudian menjadi sebuah strategi penangkalan nuklir Korea Utara dalam menghadapi permusuhan dengan Amerika Serikat. Senjata nuklir yang dijadikan sebagai kemampuan penangkalan mengindikasi bentuk strategi penangkalan yang bersifat defensif dan ofensif. Kemampuan defensif Korea Utara terletak pada pembangunan senjata nuklir yang berimplikasi pada pembangunan kredibilitas kekuatan nuklir yang dapat membuat pihak lawan mengurungkan niat untuk melakukan invasi mengingat bentuk serangan balasan atas invasi yang jauh lebih destruktif. Sedangkan kemampuan ofensifnya terletak pada besaran pengaruh dan intimidasi yang dilakukan Korea Utara di dalam interaksi yang dapat mendegradasi dominasi Amerika dan aliansinya dalam konteks perundingan dan diplomasi. ......This analysis stands to answer research question which states that why North Korea did the development of nuclear weapons in 2003-2010 period. To do the analysis, this research uses nuclear deterrence strategic theory to explain the development of nuclear weapons done by country and its implementation in producing any weapons which is purposed to create nuclear deterrence strategy. To do such analysis, this research lies on quantitative method which focuses on the interaction between two variables to explain the causality or resiprocal interaction between variables. Empirically, this research is done to figure out about interaction pattern of two variables, namely the development of nuclear and nuclear strategy as the strategy to reach equilibrium power of North Korea toward America and its ally. The interaction between two variables indicate that North Korea begun its nuclear development program in 2003 after its turning out to leave the NPT. After leaving NPT, it started to begin the development of uranium enrichment to create certain nuclear weapons. These nuclear weapons purposed to increase its defensive and ofensive capability are restored as a part of deterrence strategy implemented by North Korea as strategy to face America, South Korea, and Japan. In summary, North Korea defensive capability has great implication to prevent any military invasion attack from its enemy, considering the second strike capability of nuclear attack which can employ great destruction. On the other side, ofensive capability of North Korea can boost up its influence among parties interaction. Its ofensive capability lies on the way of North Korea getting involved in diplomatic activity and negotiation and the degradation of America?s domination to intimidate and influence North Korea.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marcel Pratama
Abstrak :
Rasa takut merupakan emosi yang dibawa manusia sejak lahir dan tak pernah hilang dari benaknya, seumur hidup. Manusia melakukan beragam respon terhadap rasa takut untuk memperoleh kebutuhan dasarnya akan rasa aman. Respon tersebut salah satunya terlihat dari makna hunian sebagai ruang defensif, disamping fungsinya sebagai tempat tinggal, hidup, dan beraktivitas. Karena itu, sebuah lingkungan maupun unit hunian yang ada di dalamnya akan menampilkan ekspresi rasa takut para penghuni, baik terhadap fenomena alam maupun sosial, melalui wujud fisik tertentu. Ancaman biasanya datang dari luar, sehingga ekspresi rasa takut pada hunian akan diperlihatkan oleh elemen-elemen batas yang mempertegas teritori, antara bagian dalam dan luar. Teritori memiliki kecenderungan memperbesar diri sebagai bentuk adaptasi, dengan mengambilalih teritori lain. Batas teritori umumnya menampilkan wujud fisik yang statis, permanen, tegas, dan kokoh, sebagai upaya pencegahan, sehingga bertolak belakang dengan respon paling dasar manusia saat terancam yaitu meloloskan diri, yang lebih dinamis dan kondisional. ......Fear is an innate emotion that will never been disappeared from human mind, in a whole life. People do various responses to fear, to get their basic needs of safety. One of those responses appears in a sense of dwelling as a defensible space, beside its main function as a place to stay, live, and do activities. Therefore, a dwelling environment and units inside, show the fear expression of the inhabitants because of both social and natural phenomenon of threats, in a form of physical appearance. Threat usually come from outside, and fear expression in a dwelling is shown by the boundary which make territory more obvious, between inside and outside. Territory is leaning to extend itself as an adaptation, by occupying other territory. Territory boundary generally shows a static, permanent, and persistent physical appearance, as an anticipation, contradict with human basic response of threat, that is to escape or to get away, which is more dynamic and conditional.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52345
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library