Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bhayangkara Tegar Pradana
Abstrak :
ABSTRAK Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah adalah salah satu penyebab penyakit kardiovaskular mematikan yang dipicu oleh timbunan kolesterol yang menempel di pembuluh darah menuju jantung. Penggunaan obat sintetis untuk menurunkan kolesterol memiliki beberapa efek samping yang merugikan. Namun, terdapat cara lain untuk menangani masalah kelebihan kolesterol, antara lain dengan memanfaatkan tanaman tanjung (Mimusops elengi L.) yang melimpah di Indonesia dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia dapat memperkuat dan membersihkan kotoran (plak) pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut disebabkan tanaman tanjung (Mimusops elengi L.) memiliki senyawa aktif berupa katekin yang dipercaya memiliki aktivitas antikolesterol. Pada penelitian ini, aktivitas antikolesterol dari ekstrak daun tanjung (Mimusops elengi L.) dalam air akan diuji secara in vivo di dalam tubuh mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Pengujian aktivitas antikolesterol dilakukan terhadap 6 kelompok hewan uji mencit (Mus musculus L.) galur DDY yang terdiri dari kelompok kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol positif (atorvastatin 2,6 mg/kg BB), kontrol negatif (diinduksi kolesterol dan diberi pakan standar) dan tiga ekstrak dengan dosis 0,05 mL (rendah); 0,1 mL (sedang); dan 0,2 mL (tinggi). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun tanjung memiliki efek yang signifikan terhadap penurunan total kolesterol pada mencit, dimana semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan, akan memberikan penurunan kolesterol yang tinggi pula. Dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tanjung (Mimusops elengi L.) dapat digunakan sebagai obat penurun kolesterol.
ABSTRACT High cholesterol level in blood is one of deathly cardiovascular disease?s causes which is triggered by accumulation of cholesterol patching in blood vessels through heart. Using synthetic medicine to decrease cholesterol has several side effect. However, there is another way to resolve problem of excess cholesterol, that is by using tanjung (Mimusops elengi L.) which abundant in Indonesia and Indonesian people believe that it can strengthen and clean plaque in blood vessels wall. It is caused tanjung (Mimusops elengi L.) has active compound such as catechin which is believed has anticholesterol activity. In this study, anticholesterol activity of tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract in the water will be tested by in vivo method in the body of mice (Mus musculus L.) DDY-strain. Anticholesterol activity tested did to 6 group of mice (Mus musculus L.) DDY-strain consisting of normal control (wiithout treatment), positive control (atorvastatin 2.6 mg/kg BB), negative control (only induced by cholesterol and standard feed), and three groups of dose, that is 0.05 mL (low dose), 0.1 mL (mid dose), and 0.2 mL (high dose). The result showed that tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract has significant effect to decrease total cholesterol level of mice, more extract given to mice, it will give higher cholesterol decreasing. In this study, can conclude that tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract can be used as choleterol decreasing medicine.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Ismawati
Abstrak :
Berdasarkan data WHO tahun 2008, angka kematian di Asia Tenggara yaitu 14,5 juta, sekitar 55% atau 7,9 juta disebabkan oleh penyakit degeneratif. Paparan radikal bebas merupakan penyebab utama penyakit degeneratif. Radikal bebas dapat diatasi dengan penggunaan antioksidan. Salah satu sumber senyawa antioksidan alami adalah tanaman Mimusops elengi L dengan kandungan senyawa yaitu quercetin, hentriacontane, dan β-carotene yang diperoleh dari ekstrak daun Mimusops elengi L. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan daun Mimusops elengi L dalam ekstrak etanol. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1 difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil menunjukkan jika ekstrak etanol dengan variasi waktu ekstraksi 45 menit memiliki nilai aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 yaitu 10,6. Nilai IC50 dari seluruh sampel uji variasi waktu ekstraksi tergolong antioksidan yang sangat kuat (nilai IC50 <50). ...... Based on WHO?s data, in 2008 the value of mortality in South-East Asia Region are 14.5 million, 7.9 million (55%) were due degenerative diseases. Free radicals are believed to be a major causes of degenerative diseas. Free radicals can be minimized with antioxidant. Mimusops elengi L is one of the plant that have potential as antioxidant such as quercetin, hentriacontane, and β-carotene which can be used to treat various disease. The main aim of this study is to evaluate the in vitro antioxidant (DPPH) for ethanolic extracts of Mimusops elengi L leaves. Extraction using reflux method by varying the extraction time 15, 30, 45, 60 and 75 minutes. 2,2?-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) are radical scavenging capacity for measuring the antioxidant capacity of Mimusops elengi L leaves extract. The optimal conditions for ethanolic extract recovery for 45 minutes with IC50 values were 10.6. All extraction conditions had significant effect (IC50<50) on the antioxidant capacities of Mimusops elengi L leaves extract. The results indicate that M. elengi leaves show weak antioxidant properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Amelinda
Abstrak :
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada umumnya masyarakat menggunakan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah. Namun, penggunaan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah seringkali memberikan efek samping yang merugikan bagi tubuh. Bangsa Indonesia telah mengenal beberapa tanaman yang telah terbukti secara empiris mampu menurunkan tekanan darah seperti daun tanjung Mimusops elengi L , daun belimbing manis Averrhoa carambola L , dan temulawak Curcuma xanthorrhizol Roxb yang dikenal sebagai jamu antiaterosklerosis. Hal tersebut disebabkan ketiga bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa aktif flavonoid seperti apigenin dan katekin yang memiliki efek antihipertensi. Ekstraksi jamu dengan metode refluks selama 45 menit dengan variasi ukuran partikel jamu menunjukkan bahwa ukuran partikel jamu D 60 mesh menghasilkan kandungan katekin tertinggi, yaitu sebesar 48,241 mg/g jamu. Pengujian aktivitas antihipertensi dilakukan terhadap 6 kelompok tikus putih yang terdiri atas kontrol normal tanpa perlakuan , kontrol negatif diinduksi dan diberi pakan standar , kontrol positif diinduksi dan diberi captopril 1,35 mg/200 g berat badan tikus , kontrol dosis diinduksi dan diberi ekstrak jamu antiateroklerosis masing-masing kelompok dengan dosis I 13,2 mg/200g BB , dosis II 26,4 mg/200g BB dan dosis III 52,8 mg/200g BB . Hasil dari pengukuran tekanan darah menunjukkan bahwa ekstrak jamu antiaterosklerosis memiliki efek antihipertensi yang meningkat seiring dengan peningkatan dosis ekstrak. Kelompok dosis III memberikan efek penurunan tekanan darah yang signifikan yaitu penurunan tekanan darah diastolik sebesar 29,42 mmHg atau 25,14 dan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 34,58 mmHg atau 22,03
ABSTRACT
Hypertension is a leading cause of death in the world. Usually people used pharmaceutical drugs synthetic to lower blood pressure. However, blood pressure lowering synthetic drugs have several negative side effects to the humans body. Tanjung leaves Mimusops elengi L , belimbing manis leaves Averrhoa carambola L , and temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb known as jamu antiatherosclerosis has been empirically believed by the people of Indonesia has antihypertension effect. This is because they contain flavonoids such as apigenin and catechin which have an antihypertension effect. Extraction of jamu antiatherosclerosis using reflux system for 45 minutes with jamu rsquo s particles size variation showed that the D 60 mesh particles size of jamu produces the highest catechin content, which amounted to 48.241 mg g jamu. Antihypertension activity test will be conducted with 6 groups of rats consisting of normal control without treatment , negative control induced and standard feed , positive control induced and given captopril 1.35 mg 200 g body weight of rats , dosage control induced and given the extract of jamu each group with 3 different doses that is dose I 13.2 mg 200 g body weight of rats , dose II 26.4 mg 200 g body weight of rats and dose III 52.8 mg 200 g body weight of rats . The result showed that jamu antiatherosclerosis extract has antihypertension effect, where the blood reducing effect increased as the dose increased. Dose III has the highest blood pressure reducing effect that is 29.42 mmHg or 25.14 for diastolic blood pressure and 34.58 mmHg or 22.03 for systolic blood pressure.
2017
S67668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Anastasia Cecilia
Abstrak :
Aterosklerosis merupakan penyakit yang mematikan berupa penebalan dinding dan penyempitan lumen arteri yang disebabkan karena tingginya kolesterol dalam darah. Penanganan aterosklerosis secara modern menggunakan obat–obatan sintetik sering menyebabkan beberapa resiko efek samping. Oleh karena itu, diformulasikan jamu anti–aterosklerosis berbahan baku daun tanjung, daun belimbing manis, dan temulawak. Jamu anti–aterosklerosis dibuat dengan mengekstraksi ketiga bahan tersebut menggunakan metode refluks pada suhu 70°C dalam waktu 90 menit menggunakan variasi pelarut etanol–air dan pengeringan menggunakan oven pada suhu 55°C dalam waktu 24 jam. Rendemen ekstraksi yang diperoleh adalah jamu anti–aterosklerosis sebesar 26,385%, daun tanjung sebesar 19,579%, daun belimbing manis sebesar 19,461%, dan temulawak sebesar 23,347%. Pengujian kandungan total flavonoid menggunakan spektrofotometri UV–Vis pada panjang gelombang 415 nm menghasilkan nilai terbaik pada variasi volume pelarut 50% etanol (125 mL) dan 50% air (125 mL), yakni sebesar 39,91% pada jamu anti–aterosklerosis, 36,57% pada daun tanjung, 23,35% pada daun belimbing manis, dan 38,44% pada temulawak. Pengujian kandungan total fenolik menggunakan spektrofotometri UV–Vis pada panjang gelombang 765 nm menghasilkan nilai terbaik pada variasi volume pelarut 50% etanol (125 mL) dan 50% air (125 mL), yakni sebesar 41,70% pada jamu anti–aterosklerosis, 40,84% pada daun tanjung, 31,57% pada daun belimbing manis, dan 41,46% pada temulawak. Dari penelitian ini didapati hasil dengan pola yang sama, yakni meningkatnya volume etanol hingga 50% pada pelarut turut meningkatkan hasil rendemen ekstrak, kandungan total flavonoid, dan kandungan total fenolik; kemudian mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena etanol memiliki daya kelarutan yang lebih baik dari air sehingga etanol dapat mengekstrak lebih banyak senyawa flavonoid dan senyawa fenolik, serta mampu menghasilkan hasil rendemen ekstrak yang lebih banyak pula. ......Atherosclerosis is a deadly disease in the form of thickening of the walls and narrowing of the arterial lumen caused by high cholesterol in the blood. Modern management of atherosclerosis using synthetic drugs often causes several risks of side effects. Therefore, anti–atherosclerosis herbal medicine made from tanjung leaves, sweet starfruit leaves, and temulawak is formulated. Anti–atherosclerotic herbs are prepared by extracting the three ingredients using the reflux method at 70°C within 90 minutes using variations of the ethanol–water solvent and drying using an oven at 55°C within 24 hours. The extraction yield obtained was anti–atherosclerosis herbs at 26.338%, tanjung leaves at 19.579%, starfruit leaves at 19.461%, and curcuma at 23.334%. Testing the total flavonoid content using UV–Vis spectrophotometry at a wavelength of 415 nm produces the best value on the variation of 50% ethanol (125 mL) and 50% water (125 mL) solvent volume, which is 39.91% in anti–atherosclerotic herbs, 36.57% in tanjung leaves, 23.35% in starfruit leaves, and 38.44% in curcuma. Testing the total phenolic content using UV–Vis spectrophotometry at a wavelength of 765 nm produces the best value in the variation of the solvent volume of 50% ethanol (125 mL) and 50% water (125 mL), which is equal to 41.70% in anti–atherosclerotic herbs, 40.84% in tanjung leaves, 31.57% in starfruit leaves, and 41.46% in curcuma. From this study the results were found with the same pattern, namely increasing the volume of ethanol up to 50% in solvents also increased the yield of extract yield, total flavonoid content, and total phenolic content; then decreased. This happens because ethanol has better solubility than water so that ethanol can extract more flavonoid compounds and phenolic compounds, and is able to produce more extract yield.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Aterosklerosis merupakan kondisi pembentukan plak atau ateroma di dalam arteri yang mengandung darah kaya oksigen sehingga mempersempit dan menyebabkan kejang pada arteri. Pembentukan plak berkelanjutan mampu mengarah pada inflamasi akut, inflamasi kronis, dan aterosklerosis. Kombinasi herbal yang terdiri atas daun tanjung Mimusops elengi L., daun belimbing manis Averrhoa carambola L., dan temulawak Curcuma xanthorrhiza R. dipercaya secara empirik berperan sebagai jamu anti-aterosklerosis yang mengandung quercetin sebagai flavonoid dengan potensi anti-inflamasi. Pengujian aktivitas anti-inflamasi dilakukan secara in vivo pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang diinduksi oleh karagenan 1 dan terbagi dalam 5 kelompok pengujian, yaitu kontrol negatif diinduksi dan diberikan Na CMC 0,5, kontrol positif diinduksi dan diberikan Natrium diklofenak 2, dosis I diinduksi dan diberikan ekstrak jamu 2,7 mL/200 g BB, dosis II diinduksi dan diberikan ekstrak jamu 3,6 mL/200 g BB, dan dosis III diinduksi dan diberikan ekstrak jamu 4,5 mL/200 g BB. Aktivitas anti-inflamasi dari hasil ekstraksi 24 gram jamu berukuran serbuk 60.
ABSTRACT
Atherosclerosis is plaque or atheroma formation inside rich oxygen artery which leads to narrowing and shocking the artery itself. Plaque continuous formation may lead into acute and chronic inflammation that will responsible for atherosclerosis formation. Herbs combination consists of tanjung leaves Mimusops elengi L., starfruit leaves Averrhoa carambola L., and curcuma Curcuma xanthorrhiza R. are empirically believed to contribute as anti atherosclerosis herbs which contains quercetin as potential flavonoid with anti inflammatory activity. Anti inflammatory activity test is done using in vivo method in Sprague Dawley strains of white male rats that carrageenan 1 induced and divided in 5 groups, which are negative control induced and given Na CMC 0.5, positive control induced and given Sodium diclofenac 2, dose I induced and given 2.7 mL 200 g BB of herbs extract, dose II induced and given 3.6 mL 200 g BB of herbs extract, and dose III induced and given 4.5 mL 200 g BB of herbs extract. 24 gram of herbs in 60.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Christina
Abstrak :
ABSTRAK
Aterosklerosis adalah pengerasan arteri yang disebabkan akumulasi kolesterol dalam pembuluh darah akibat tidak imbangnya influks-efluks kolesterol. Terjadinya penyakit kardiovaskular dapat dikurangi dengan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Namun, beberapa penggunaan obat farmasi untuk menurunkan kolesterol dapat memberikan efek samping yang membahayakan tubuh manusia. Terdapat 3 jenis tumbuhan, yaitu daun tanjung (Mimusops elengi L.), daun belimbing (Averrhoa carambola L.), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza L.), yang jika digabung dipercaya secara empirik akan berfungsi sebagai jamu serbaguna. Hasil penelitian Tristantini dkk. 2015, membuktikan bahwa daun tanjung mempunyai keaktifan sebagai antioksidan, anti kolesterol, dan anti platelet, serta daun belimbing sebagai antihiperglikemik. Pada penelitian ini, kombinasi dari ketiga jenis tumbuhan tersebut akan dijadikan formula jamu serbaguna. Pengujian aktivitas antikolesterol secara in vivo menggunakan hewan uji mencit (Mus muculus L.) menghasilkan penurunan 46,5% untuk dosis 250 mL selama 7 hari, pengujian sifat toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menghasilkan bahwa ekstrak jamu tidak bersifat toksik dengan LC50 3865,6 μg/mL, Angka Kapang Khamir ekstrak cair sebesar 3,35 × 107 Cfu/mL dan untuk simplisia serbuk 9 103 Cfu/mL. Dalam penelitian ini, perangkat lunak SuperPro Designer 9.0 digunakan sebagai program simulator proses produksi. Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi dari simulasi produksi dengan kapasitas 10,25 kg/hari, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar US$ 232.000, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 48,98%, serta payback period (PBP) dalam kurun waktu 1,48 tahun dengan harga produk Rp 25.000/dus berisi 15 kantong teh dengan massa masing-masing 2 gram, dan produk samping berupa jamu serbuk dengan harga Rp 15.000/dus 15 sachet dengan massa masing-masing 1,8 gram.
ABSTRACT
Atherosclerosis is the hardening of the arteries due to cholesterol accumulation in the blood vessels. The occurrence of cardiovascular disease can be reduced by lowering cholesterol levels in the blood. But, using some synthetic medicine for lowering the cholesterol has several side effects that dangerous for human body. There are 3 plants, tanjung leaf (Mimusops elengi L.), star fruit leaf (Averrhoa carambola L.), and curcuma (Curcuma xanthorrhiza L.), which are combined empirically believed would serve as a multifunction herbs. According to Tristantini et al., 2015, tanjung leaf have antioxidant, anticholesterol, and anti platelet activity, also star fruit leaf have antihyperglycaemia activity. In this study, the combination of all those plants will be used as multifunction herbs. Cholesterol activity test by in vivo method using mice (Mus muculus L.) can decrease cholesterol as much as 46,5% for 250 mL dosage in 7 days, toxicity test by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method shows that the herbs is not have toxicity effect, with LC50 3865,6 μg/mL, mold number for liquid extract as much as 3,35 × 107 Cfu/mL and for powder sample 9 103 Cfu/mL. In this study, software SuperPro Designer 9.0 used as simulator program in process production desugn. Based on analysis of the economic value of the production with capacity 10,25 kg/day, obtained the Net Present Value (NPV) of US$ 232.000, Internal Rate of Return (IRR) of 48,98%, payback period (PBP) within a period of 1,48 years with product price Rp 25.000/box that contain 15 tea bags (2 gram/tea bag), and side product is powder herbs with product price Rp 15.000/box that contain 15 sachets (1,8 gram/sachet).
2017
S66102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library