Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmilah
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi dielektrik amorf terhadap bahan berbasis barium titanat dengan penambahan unsur Pb. Dalam penelitian ini cuplikan Ba(1_,¢Pb,Ti0, diperoleh melalui metalurgi serbuk dengan bahan dasar BaCO3, PbCO,, dan TiO2 yang merupakan grade reagen dari E-Merck dengan perbandingan stoikidmetri nominal masing-masing 0,1 : 0,9 : 1. Analisis tennal menunjukkan bahwa bahan memiliki titik leleh pada 1350°C dimana temperatur tersebut lebih rendah dari BaTiO, Fasa gelas diperoleh melaiui pemanasan bahan hingga meleleh pada temperatur 1350°C diikuti oleh pendinginan oepat dalam medium nitrogen cair hingga membentuk cairan super dingin_ Difraktogram sinar-X dengan cacah step dan panjang gelombang. A (Cu Ka.)=1,5405 A yang diperoleh pada temperatur kamar, menunjukkan hilangnya seluruh puncak Bragg dan terjadi penggeiembungan cacah latar pada bahan. Kurva distribusi radial hasil pengamatan tanpa melakukan reduksi data diperoieh dengan menggunakan paket program kristallografi GSAS, secara kualitatif menunjukkan keminpan dengan fungsi distribusi radial yang ditunjukkan oleh zat cair sederhana. Pengukuran terhadap besaran konstanta dielelctrik relatif menunjukkan kenaikan yang tinggi pada 12O°C hingga 360°C dan temperatur curie dicapai pada 140°C dimana nilai konstanta dielektdk relatifnya adalah 4,13x10°.' Jangkauan temperatur yang Iebar dengan konstanta dieiektrik tinggi yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel cocnk untuk temperatur tinggi dan berfluktuasi pada daerah jangkauan tersebut.
Barium titanate based with amorphous dielectric materials with Pb as a substituent atom have been synthesized and characterized. ln this study, Ba(,_,,Pb,,TiO3 were synthesized by using powder metallurgy trom BaCO3, PbCO3 and Ti02, which were reagents from E-Merck with nominal stoichiometric ratio of 0.1 : 0.9 : 1 respectively. Themwal analysis showed that the sample melting point is of 1350°C which is lower than that of BaTiO3. The glassy states was obtained by heating at the melting point temperature of 1350°C followed by quenching in liquid nitrogen media rapidly when the supercooled conditions achieved. The X-ray diffractograms were obtained with step scan and 2. (Cu Ka) =1,5405 A at room temperature showed the Bragg peaks dissapeared completely and the fluctuation of background prohle was occurred. The observed radial distribution function without data reduction were obtained by using of GSAS crystallographic software package which qualitatively showed that the function resembles the radial distribution function belongs to simple fluids. The relative dielectric constant that was measured from room temperature showed that there is a signiticant increasing value starting at 120°C up to 36O°C and the Curie temperature was occurred at 140°C while the value of corresponding relative dielectric constant is of 4,13x105. Broad range of temperature in which high dielectric constant was obtained indicates that the sample is suitables for high and tluctuating temperature in the range.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulistiati
Abstrak :
Iron ore adalah suatu senyawa besi oksida yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pelet atau pig iron sebagai feedstock untuk industri baja. Umumnya iron ore menjalani benefisiasi atau pengkayaan Fe melalui proses reduksi dalam suatu furnace. Agar proses dapat berjalan dengan tingkat efisiensi tinggi maka diperlukan nilai beberapa besaran fisis dalam material, seperti jenis senyawa, fraksi berat dan kapasitas panas. Pada penelitian ini telah dilakukan penentuan kapasitas panas sebagai fungsi temperatur Cp(T) dari iron ore dengan menggunakan kalorimeter DTA dan DSC. Tahapan investigasi diawali dengan validasi metode evaluasi dan instrumen. Untuk tahapan ini ditemukan bahwa penggunaan DTA untuk penentuan Cp(T) memerlukan faktor instrumen untuk kalibrasi data terukur. Tidak demikian halnya dengan DSC, data terukur dapat dikonversikan langsung untuk menentukan Cp(T). Iron ore yang digunakan sebagai objek penelitian adalah iron ore setelah pemanasan 4000C dengan waktu tahan 12 jam dan terdiri dari senyawa utama magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3) dan ilmenite (FeTiO3) dengan fraksi berat masing-masing adalah 39.88%, 52.99% dan 7.13%. Dari nilai Cp(T) terukur untuk iron ore serta komposisi senyawanya, telah berhasil ditentukan kapasitas panas ilmenite sebagai fungsi temperatur sebagai berikut : Cp(T) = a + b T + c T-2 J/mol.K dengan a = 747 ± 1132 b = 2.27 ± 2.70 c = (12.1 ± 15.7) x 107
Iron ore is a ferro oxides that used as raw materials for producing pellets and/or pig irons which are feedstock for steel industries. Generally, the beneficiation Fe of iron ore is necessary, and this may be carried out by a reduction process in the furnace. In order to obtain a process with high efficiency related properties of materials like type of the oxides, their weight fraction and heat capacity, etc should be determined. In this research, the heat capacity as a function of temperature, Cp(T) for iron ore was determined by means of Differential Thermal Analyzer (DTA) and Differential Scanning Calorimeter (DSC). The investigation was initiated by first to validate the method and instrument. It was found that for Cp(T) determination by DTA an instrument factor is needed and this requires a systematic study. On the other hand, measuring data from DSC can be directly converted to determine Cp(T). According to XRD analysis, the iron ore which was heat treated at 400ºC for 12 hours to contain hematite (Fe2O3), magnetite (Fe3O4) and ilmenite (FeTiO3) with weight fractions of 39,88%, 52,99% and 7,13% respectively. The Cp(T) for iron ore containing ilmenite was then successfully determined with the following equation: Cp(T) = a + b T + c T-2 J/mol.K with a = 747 ± 1132 b = 2.27 ± 2.70 c = (12.1 ± 15.7) x 107
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Danau Poso berlokasi di Sulawesi Tengah dan berada pada ketinggian 502 m dpl. Danau ini merupakan tipe danau tektonik, dengan kondisi masih cukup alami. Perubahan pemanfaatan lahan di wilayah daerah tangkapan air (DTA)-nya sudah terjadi, diperkirakan akan memberi dampak terhadap kondisi perairan danau. Telah dilakukan penelitian kondisi fisik dengan fokus karakteristik DTA dan morfomentrik perairan Danau Poso pada bulan April 2007, dengan tujuan sebagai prediksi perilaku perairannya dan tingkat kepekaannya terhadap aktivitas di DTA-nya. Penelitian difokuskan pada ciri morfometri dan ciri DTA, yang bersumber dari data primer dan sekunder. Dua sub DTA utama dari Danau Poso adalah Kodina dan Meko. Tingkat pemanfaatan lahan DTA terdiri dari kawasan lindung (11,4 persen), kawasan penyangga (28,7 persen), tanaman tahunan (42,9 persen), tanaman semusim dan pemukiman (17 persen). Luas perairan danau (A) yaitu 368,9 km2, kedalaman maksimum 384,6 m dengan rasio DTA/A sebesar 3,4, memiliki volume 71.811.599.956 m3, dan waktu tinggal (retention time) 7,2 tahun. Berdasarkan nilai kedalaman relatif (Zr=1,18), perairan Danau Poso bersifat tidak stabil, nilai pengembangan garis pantai (DL= 1,59) yang menunjukan peranan tepian terhadap produktivitas perairan rendah, sedangkan luas litoral mencapai 40 km2. Fluktuasi muka air danau mencapai 1,86 m, tampak terkait dengan pola curah hujan di DTA-nya.
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Hanan
Abstrak :
Kawasan Jabodetabek sebagai Kawasan megacity terbesar di Indonesia memiliki laju urbanisas yang besar. Meningkatnya laju urbanisasi mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk yang berujung pada alih fungsi lahan dari hutan menjadi pemukiman. Secara umum terdapat dua jenis tutupan lahan yang diidentifikasi pada suatu DAS, yaitu impervious cover dan pervious cover. Impervious cover diidentifikasikan sebagai indikator penilaian dampak urbanisasi pada siklus hidrologi suatu DAS. Selama ini perhitungan impervious cover dengan Total Impervious Area (TIA) menjadi indikator yang paling sering diguakan oleh para peneliti. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa indikator yang lebih baik dalam memprediksi limpasan permukaan adalah Effective Impervious Area (EIA). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap perbandingan debit limpasan metode TIA dan metode EIA pada skala luas yang berbeda di Sub-DAS Sugutamu dan DTA Sugutamu. Identifikasi land cover untuk metode TIA menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia milik pemerintah tahun 2017, sedangkan untuk metode EIA menggunakan peta petak bangunan hasil interpretasi visual dari citra satelit resolusi tinggi tahun 2017 dengan aplikasi ArcMap 10.1. Data hujan dari Stasiun FTUI dan Stasiun Cibinong digunakan sebagai input simulasi dengan menggunakan software HEC-HMS 4.0. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan metode Effective Impervious Area (EIA) pada skala luas DTA berdampak lebih signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode EIA perlu dipertimbangkan dalam melakukan permodelan debit banjir pada suatu DAS skala mikro. ......The region of Jabodetabek, as the largest megacity region in Indonesia has a tremendous rate of urbanization. The increasing rate of urbanization has led to an increase of population, and thus averting the region’s overall function from a forest into a residential. Generally, two different land usage can be identified in a watershed: impervious and pervious covers. Impervious covers are used as an indicator of the impact of urbanization on a watershed’s hydrological cycle. Up until today, the calculation of impervious covers using Total Impervious Area (TIA) as its indicator has been used the most. That is until recently, when a research has shown that Effective Impervious Area (EIA) is the better indicator for identifying surface runoff discharge. Determination of the method will affect the difference in runoff coefficient values used in the design. This research aims to analyze the difference of surface runoff discharge using both TIA and EIA methods, specifically in the Sugutamu sub-watershed and Sugutamu catchment area. Land cover identification with the TIA method uses the Rupa Bumi Indonesia map of 2017, while for the EIA method, land cover identification uses the 2017 visual interpretation of high-resolution satellite imagery using GIS. FTUI and Cibinong stations have been selected as the daily rainfall data for the surface runoff simulation of the watershed and the catchment area using the software HEC-HMS. The result of the simulation shows that the EIA method in the catchment area has a more significant impact. In conclusion, the use of EIA has to be more considered in micro-scaled modelling of a watershed’s surface runoff.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Zulkarnain
Abstrak :
Cascade pond system yang terdiri dari 6 situ terletak pada Daerah Tangkapan air DTA kampus Universitas Indonesia UI , Depok. DTA ini didominasi oleh permukiman padat penduduk dengan tingkat kekedapan mulai dari sedang hingga tinggi. Makroinvertebrata dapat menjadi salah satu instrumen bioindikator penilaian kesehatan DTA karena beberapa keunggulannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai kondisi kesehatan DTA berdasarkan indeks makroinvertebrata SingScore dan Hilsenhoff biotic index serta mengetahui faktor yang mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata. Canonical correspondence analysis CCA digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara kelimpahan makroinvertebrata dengan beberapa faktor lingkungan. Penilaian kesehatan DTA kampus UI, Depok menyatakan bahwa semakin ke arah hilir, situ cenderung lebih sehat berdasarkan SingScore. Parameter fisik-lingkungan DTA tidak mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata yang toleran dan sensitif secara merata karena hanya memiliki eigenvalue sebesar 0,18. Parameter fisik-kimia air mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata yang ditunjukan dengan eigenvalue sebesar 0,45. Diagram ordinasi CCA menggambarkan bahwa kelimpahan makroinvertebrata yang sensitif dipengaruhi oleh substrat alami sedangkan kelimpahan makroinvertebrata yang toleran sangat dipengaruhi oleh substrat artifisial. ...... A cascade pond system consists of six ponds located at Universitas Indonesia Campus Depok catchment area. Its catchment area is dominated by high density urban area with moderate to high imperviousness rate. Macroinvertebrate index is one of bioindicator instrument for catchment health assessment. The aim of this study is assessing the current state of cascade pond system health based on SingScore and Hilsenhoff biotic index. Canonical correspondence analysis CCA describes the relationship between macroinvertebrate abundance and some catchment area rsquo s physical environment parameters i.e. impervious cover, vegetation cover, road density, water physicochemistry, and pond morphology. The health assessment based on SingScore shows that the lower ponds are relatively healthier than the upper. Physical environment parameter doesn rsquo t significantly affect the distribution of macroinvertebrate because the eigenvalue is only 0,18. Water physicochemistry predispose the abundance of tolerant and sensitive macroinvertebrate with eigenvalue 0,45. Ordination diagram of CCA depict that the abundance of sensitive macroinvertebrates are be affected to natural substrate while tolerant macroinvertebrates are showing high relationship with artificial substrate retaining wall .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamuji Widodo
Abstrak :
ABSTRAK
Verifikasi dosis harus dilakukan pada setiap pra-terapi yang menggunakan teknik IMRT. Salah satu alat ukur dosimetri IMRT adalah matriks jenis ion chamber matriXX-FFF,IBA yang memberikan hasil pengukuran dosis secara real-time, serta tidak diperlukan kalibrasi berkala. Tetapi, dosimetri tersebut memiliki resolusi spasial terbatas, tergantung pada ukuran dan bentuk detektor serta ada efek transport elektron sekunder dari dinding detektor ke dalam volume detektor, sehingga seringkali mengakibatkan hasil verifikasi cukup rendah. Hal tersebut salah satunya dapat diatasi dengan metode back projection yang diusulkan oleh Poppe et al. Pada penelitian ini metode tersebut diterapkan dengan menggunakan fungsi kernel dari lapangan tunggal, kemudian diaplikasikan pada variasi lapangan persegi, kondisi No-BuildUp NBU dan BuildUp BU , posisi Extended-SSD, serta kasus IMRT dengan energi 6 MV dan 10 MV. Analisis indeks gamma Dose Difference/DD dan Dose to Agreement/DTA digunakan untuk memverifikasi efektivitas metode ini. Fungsi kernel diperoleh dari lapangan persegi 4 cm dengan dekonvolusi perbandingan MatriXX-FFF dan TPS. Hasil menunjukan terjadi peningkatan nilai passing grade secara keseluruhan 0 - 15.9 , = 4.84 , ? = 4.81 , dimana nilai tertinggi pada lapangan persegi 4 cm dan 5 cm, baik kondisi NBU dan BU. Hal tersebut mengindikasikan adanya ketergantungan kernel terhadap ukuran lapangan. Hasil penerapan pada kasus IMRT juga memberikan kecenderungan peningkatan nilai passing grade. Kedepannya perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan fungsi kernel terhadap ukuran lapangan serta penerapan pada kasus IMRT lebih banyak.
ABSTRACT
Verification process has to be carried out every pre treatment by using Intensity Modulated Radiotherapy IMRT . One of dosimetry tools for IMRT is matrix detector type of ionization chamber that gives the result of dose measurement in real time, and is not required calibration periodically. But, the dosimetry has finite spatial resolution, depends on size and shape of detector, and occur the effect of secondary electron transpot from detector wall to detector volume, so that often gives the result of gamma parameter low enough. One of solutions, it can be solved by back projection method proposed by Poppe et al. In this research, that method could be applied by using kernel function of single field, then be used for variations of square field, no BuildUp NBU and BuildUp BU condition, extended SSD position, and IMRT case with 6 MV and 10 MV. Analysis of gamma parameter Dose Difference DD and Dose to Agreement DTA is used to verify the effectiveness of this method. The kernel function is obtained from square field of 4 cm by deconvolution from comparison of MatriXX FFF and TPS. The results show increasing passing grade value for all of fields 0 15.9 , 4.84 , 4.81 , where the highest values are on square field of 4 cm and 5 cm at NBU and BU condition. All of those indicate the dependence kernel function to size of field. Application result of IMRT cases also give the same trend of increasing passing grade value. For the next, it needs to do research more about the relationship kernel function to size of field and the application of this method on IMRT case.
2017
T49122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Hanifa
Abstrak :
Geopolimer pada aplikasinya sebagai material alternatif memerlukan kemampuan ketahanan panas yang baik sebagai bahan bangunan apabila terjadi kebakaran atau bahkan dapat dijadikan sebagai bahan refraktori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui  ketahanan panas geopolimer berbasis metakaolin (GM) yang ditambahkan filler zirkon terhadap ketahanan panas yang dibandingkan dengan semen tahan api yaitu calcium aluminate cements (CAC). Sampel yang diteliti merupakan mortar geopolimer berbasis metakaolin dengan larutan NaOH + Na2SiO3 dengan ditambahkan sebanyak 20% pasir zirkon dan pasir ottawa sebagai pembanding. Kemudian setelah curing 28 hari sampel dilakukan variasi perlakuan panas yaitu yang tidak dipanaskan dan yang dipanaskan pada suhu 200°C selama 2 jam. Hasil pengujian kuat tekan pada suhu ruang sampel GM-zirkon memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan sampel GM-ottawa, hal ini dapat disebabkan karena pasir zirkon berperan sebagai filler yang dapat masuk di antara jaringan polisialat dan mengisi ruang kosong sehingga sifat mekanis GM dapat meningkat. Namun pada penelitian ini, kuat tekan sampel GM-zirkon lebih rendah dibandingkan dengan sampel CAC-zirkon sehingga dibutuhkan formula larutan aktivator yang lebih baik. Hasil pengujian TG-DTA terlihat sampel GM memiliki 3 peak dan sampel CAC memiliki 2 peak yang menggambarkan reaksi eksoterm dan endoterm. Selain itu, sampel GM mengalami penurunan berat dalam % lebih signifikan diakibatkan karena air yang menguap dibandingkan dengan sampel CAC. Hasil XRD juga menunjukkan sampel GM dan CAC dengan tambahan pasir zirkon tidak membentuk fasa baru baik yang di suhu ruang maupun di suhu 400°C. Dengan demikian, pasir zirkon yang ditambahkan tidak terlalu memberikan efek yang signifikan terhadap ketahanan panas geopolimer berbasis metakaolin, tetapi suhu 200°C merupakan pemanasan yang baik untuk mendapatkan nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipanaskan setelah curing. ......Geopolymers in its application as an alternative material requires good heat resistance ability as a building material in the event of a fire or even as a refractory material. This research was conducted to determine the heat resistance of metakaolin-based geopolymer (GM) with the addition of zircon filler compared to fire-resistant cement, namely calcium aluminate cements (CAC). The samples studied were metakaolin-based geopolymer mortars with NaOH + Na2SiO3 solution, with the addition of 20% zircon sand and Ottawa sand as a comparison. After 28 days of curing, the samples underwent heat treatment variations, namely those not heated and those heated at a temperature of 200°C for 2 hours. The compressive strength test results at room temperature showed that the GM-zircon samples had higher compressive strength compared to the GM-Ottawa samples. This could be due to zircon sand acting as a filler that can enter the polysialate network and fill the voids, thereby improving the mechanical properties of the GM. However, in this study, the compressive strength of the GM-zircon samples was lower compared to the CAC-zircon samples, indicating the need for a better activator solution formula. The TG-DTA test results showed that the GM samples had 3 peaks, while the CAC samples had 2 peaks, indicating exothermic and endothermic reactions. In addition, the GM samples experienced a more significant decrease %weight due to evaporation of water compared to the CAC samples. The XRD results also showed that both the GM and CAC samples with the addition of zircon sand did not form new phases, both at room temperature and at 400°C. Thus, the addition of zircon sand did not have a significant effect on the heat resistance of metakaolin-based geopolymers. However, heating at 200°C was found to be beneficial in achieving higher compressive strength compared to samples that were not heated after curing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Salsabilah Pratiwi
Abstrak :
Penghindaran pajak khususnya pelarian dana secara tidak resmi ke luar negeri menjadi masalah utama negara berkembang tidak terkecuali Indonesia. Negara yang menjadi tempat Wajib Pajak Indonesia melakukan skema tersebut yaitu negara Singapura sebagai negara yang memiliki tarif pajak rendah. Solusi yang dicetuskan oleh OECD dan negara G20 sebagai upaya mencegah penghindaran pajak melalui Automatic Exchange of Information (AEoI). Awal tahun 2020 Indonesia dan Singapura melakukan renegosiasi P3B kedua negara dan salah satu perubahannya pada Article 26 Exchange of Information. Penelitian ini akan menganalisis Exchange of Information (EoI) terutama AEoI dan EoI on request pada renegosiasi P3B Indonesia- Singapura dalam rangka meningkatkan kepatuhan pelaporan pajak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EoI khususnya AEoI dan EoI on request dapat meningkatkan kepatuhan pelaporan pajak. Apabila pada praktiknya dilakukan sesuai dengan teori perubahan inovasi untuk kepatuhan pajak, dengan aspek enforcement, facilitation, dan trust yang sudah terakomodasi dalam peraturan internasional yaitu P3B renegosiasi Indonesia- Singapura dan peraturan domestik Undang- Undang No. 9 Tahun 2017 beserta peraturan turunannya. ......Tax evasion especially illicit financial flow become a major problem in developing countries, including Indonesia. The country where Indonesian taxpayers carry out the scheme is Singapore as a country that has a low tax rate. A solution initiated by the OECD dan G20 countries as an effort to prevent tax evasion through the Automatic Exchange of Information (AEoI). In early 2020, Indonesia and Singapore renegotiate Tax Treaty between the two countries and one of the amendments is in the Article 26 Exchange of Information. This study will analyze the Exchange of Information (EoI), especially AEoI and EoI on request to renegotiate the Indonesia-Singapore Tax Treaty in order to improve tax reporting compliance. This study used a qualitative approach with interviews and literature study as data collection techniques. The results of this study indicate that EoI, especially AEoI and EoI on request, has a positive effect on tax reporting compliance in the term of increasing tax reporting compliance. If in practice it is carried out in accordance with theory of change for innovation in tax compliance, with enforcement, facilitation, and trust variables that have been accommodated in international regulations, renegotiation of Indonesia- Singapore Tax Treaty and domestic regulation Law No. 9 of 2017 and its derivative regulations.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Krisnandaru Aji
Abstrak :
Soil sickness atau degradasi lahan sebagai dampak perubahan iklim mampu mengancam sektor pertanian karena dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil panen, yang 84% nya disebabkan oleh erosi lahan. Penurunan hasil panen dan erosi lahan menjadi kerentanan masyarakat tani hortikultura di Daerah Tangkapan Air Kerinci. Salah satu cara mengatasi kerentanan tersebut adalah dengan menerapkan strategi konservasi lahan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi modal penghidupan masyarakat tani dan menganalisis keterkaitannya terhadap strategi konservasi lahan hortikultura. Penelitian ini menggunakan pendekatan penghidupan berkelanjutan untuk menganalisis modal penghidupan dan metode skoring untuk menilai tingkat konservasi lahan hortikultura. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan modal penghidupan masyarakat tani DTA Kerinci dan tingkat konservasi lahan pada tingkat sedang dengan skor 1,99 dan 0,56. Modal penghidupan yang memiliki keterkaitan signifikan terhadap konservasi lahan adalah modal sosial, finansial, dan alam. Ketiga modal tersebut diwujudkan melalui gotong royong, kepercayaan antar petani, akses informasi pertanian, kepemilikan lahan, dan kemampuan finansial untuk menciptakan strategi konservasi lahan yang berkelanjutan. ......Soil sickness as a result of climate change can threaten the agricultural sector because it can reduce the quantity and quality of harvests, 84% of which is caused by land erosion. Decreasing crop yields and land erosion are vulnerabilities of horticultural farming communities in the Kerinci Catchment Area. One way to overcome this vulnerability is to implement land conservation strategies. This research aims to identify the livelihood capital of farming communities and analyze its relationship to horticultural land conservation strategies. This research uses sustainable livelihood approach to analyze livelihood capital and scoring method to assess the level of horticultural land conservation. The research results show that the availability of livelihood capital for the Kerinci DTA farming community and the level of land conservation are at a moderate level with scores of 1.99 and 0.56. Livelihood capital that has a significant relationship to land conservation is social, financial and natural capital. These three capitals are realized through mutual cooperation, trust between farmers, access to agricultural information, land ownership, and financial capacity to create sustainable land conservation strategies.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Mustika
Abstrak :
ABSTRAK Sistem sol polikarbosilan, toluen dan N,N-dimetilformamida (DMF) dilaporkan dapat menghasilkan serat SiC dengan metode electrospinning yang dilanjutkan dengan proses curing dan pirolisis, namun serat yang dihasilkan memiliki kisaran diameter yang cukup besar dan pada sebagian besar komposisi sol, serat electrospun yang dihasilkan tidak homogen, terdapat partikel atau bead, dan bahkan tidak terbentuk serat. Penelitian ini, difokuskan pada keterkaitan karakteristik sistem sol polikarbosilan (Nabond), toluen dan N,Ndimetilformamida (DMF) terhadap kemampuan pintal listrik (elektrospinnabilitas) dan karakteristik serat yang dihasilkan. Dari penelitian diperoleh bahwa Polikarbosilan (PCS) Nabond dengan berat molekul rerata 1500 ? 2500 g/mol dan indeks distribusi berat molekul 2,0 larut sempurna dalam toluen dan DMF serta dapat dilakukan pemintalan listrik dengan konsentrasi PCS 1,2 - 1,3 g/mL dan persentase DMF 20 - 30 %. Serat kualitas baik diperoleh pada sol 1,3 g/mL PCS dalam 30 % DMF / toluen dengan viskositas 109,25 mPa.S, tegangan listrik 10 kV dan jarak kolektor 12 cm, menghasilkan serat dengan densitas 2,8154 g/cm3, diameter rerata 4,138 μm, luas muka 4,614e+01 m2/g dan memiliki mikropori dengan radius 1-3 nm. Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan sudah terbentuk β SiC, SEM EDS menunjukkan kadar karbon serat setelah curing dan pirolisis menurun dibanding serat hasil electrospinning dan kadar oksigen meningkat karena teroksidasi. Morfologi serat dengan SEM memperlihatkan serat yang terbentuk berbentuk bulat dengan sedikit cekungan dan tanpa patahan. Analisis DTA memperlihatkan terjadi proses endotermik dan proses eksotermik yang mengkonfirmasi lepasnya bahan organik dan perubahan fasa. TG sampai suhu 500 oC memperlihatkan terjadi peningkatan masa yang signifikan menunjukan terjadinya proses oksidasi. Analisis FTIR pada serat curing menunjukan penurunan serapan Si-H dan Si-CH3 dan serapan Si-O-Si dan Si-O-C meningkat.
ABSTRACT The system of polycarbosilane (PCS), toluene and N,N-dimethylformamide (DMF) can be used to synthesize SiC fiber by electrospinning. Among known problems of the process are wide heterogeneity of the fiber, generation of bead particles, and fiber malformation. An experiment and a characterization of the system to obtain an optimum electrospinning process to synthesize SiC fiber had been conducted. Experiment results showed that Polycarbosilane (PCS) Nabond with a mean molecular weight of 1500 ? 2500 g/mol and molecular weight distribution index 2,0 was completely soluble in toluene and DMF. Electrospinning could be performed at a PCS concentration of 1.2 to 1.3 g/mL in 20 ? 30 % DMF. Best fiber was obtained at 1.3 g/ mL PCS in 30% DMF with viscosity of 109,25 mPa.S, a voltage of 10 kV and a collector distance of 12 cm. The resulting fiber had a density of 2.8154 g/cm3, a mean diameter of 4.138 μm, a surface area 4,614e+01 m2/g and micropores with a radius of 1 to 3 nm. XRD characterization showed that β SiC had formed, SEM EDS showed that the carbon content of the fiber was reduced after curing and pyrolisis, while its oxygen content increased because of oxidation. SEM showed that fiber was spherical, having few hollow and without fracture. DTA showed the existence the endothermic and exothermic processes which confirmed the release of organic material and the phase transformation. TG at up to 500 ° C showed a significant mass increase as a result of oxidation. FTIR showed a decrease in the absorption of Si-H and Si-CH3 while absorption of Si-O-Si and Si-O-C increased.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library