Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najatullah
"Studi ini brtujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh kehadiran di tempat dokter spesialis Anestesi terhadap mutu pelayanan label merah melalui pendekatan studi kuantitatif observasional prospektif dan studi kualitatif untuk menilai kepuasan pelanggan dan pendapat DPJP Aneatesi terhadap implementasi kebijakan jaga onsite. Indikator yang dinilai dalam kaitannya dengan mutu pelayanan adalah angka/jumlah kematian, waktu asesmen medis, biaya pelayanan dan kepuasan pelanggan. Di dapatkan hasil, kehadiran di tempat DPJP spesialis Anestesi di label merah IGD berpengaruh terhadap jumlah kematian kurang dari 24 jam sebanyak 12 kematian dari 24 kematian, berpengaruh terhadap lamanya waktu asesmen medis awal rata-rata 21 menit dibanding 45 menit dengan p<0,05 dan berpengaruh terhadap biaya pelayanan. Untuk kasus CKB rata-rata biaya pelayanan 1,8 juta dibanding 2,7 juta dengan p<0,05. Didapatkan pula tingginya kasus stroke dan infark myokard pada kelompok non trauma. Untuk kepuasan pelanggan tidak dapat ukur pengaruhnya karena responden tidak dapat membedakan pelayanan oleh DPJP dan asisten DPJP tapi mereka menilai bahwa pelayanan cepat dan teliti dan akan merekomendasikan pelayanan untuk kerabat. Pendapat dokter penanggung jawab pelayanan terhadap implementasi kebijakan jaga di tempat baik tetapi mereka menilai sebagai lini depan pelayanan adalah seorang residen atau asisten DPJP karena dianggap memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan life saving. Kebijakan ini diteruskan dan dikembangkan untuk bidang spesialis jantung dan neurologi untuk pelayanan IGD level IV.

The Objective of this study is to achieve the influence of doctor on duty anaesthesiologist according to the service quality in red label area. Both quantitative and qualitative study are designed to observed prospectively to analyzed the presence of anaesthesiologist in red label area on death number, time to initial assasment, cost per case and customer satisfaction. This study also want to know the perception of anaesthesiologist on the implementation of doctor on duty onsite. Result of this study, influence of doctor on duty anaesthesiologist onsite will impact on death number, 12 compare to 24 death cases, time to initial assasment 21 minutes compare to 45 minutes with p<0,05 and more lower cost 1,8 billion rupiah compare to 2,7 billion rupiah for Severe Head Injury case. The customer satisfaction not reflected to the influence of anaesthesiologist because they do not know the position of the examiner. But they will recommend this service to the family or friend. All the anaesthesist said that the implementation of doctor on duty onsite is good but they still suggested that the resident as a front line. We suggested that implementation of doctor on duty onsite for five specialities can be continued and widened for cardiologist and neurologist because stroke and myocardial infarction became the most death cause for non trauma patient."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finna Hardjono
"Latar Belakang: Tindakan pembedahan atau operasi merupakan tindakan yang sangat berkaitan erat dengan bidang obstetri dan ginekologi. Masing-masing kasus akan bervariasi dan memiliki resiko dan jenis komplikasi tersendiri. Sistem pelayanan di RSCM saat ini telah mengalami perubahan pengaturan menjadi sistem Dokter Penanggung Jawab Pelayanan(DPJP) sejak tahun 2009. Belum ada penelitian di Indonesia yang menyimpulkan bagaimana pengaruh sistem DPJP terhadap angka komplikasi pembedahan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens kasus komplikasi dalam tindakan pembedahan obstetri dan ginekologi di RSCM pada masa sebelum dan sesudah DPJP.
Metode: Penelitian dekriptif observasional ini dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo sejak Desember 2017 hingga Februari 2018. Data sebelum sistem DPJP yaitu tahun 2007-2008 dan sistem DPJP yaitu tahun 2010-2011. Data tindakan pembedahan dijabarkan secara deskriptif dan insiden morbiditas diolah dengan analisis bivariat.
Hasil: insidens terjadinya komplikasi pembedahan di RSCM pada masa sebelum versus sesudah DPJP adalah sebesar 2,7% versus 1,01%. Perubahan sistem menjadi DPJP di RSCM mempunyai resiko komplikasi yang lebih rendah yaitu sebanyak 22 dan pada sesudah DPJP menjadi 18 kasus bermakna secara statistik dengan nilai (p<0,05) dengan OR 0,41. Pada kasus ginekologi, sistem DPJP bermakna secara statistik (p<0,05) dengan nilai OR 0,23. Untuk onkologi tidak ada perbedaan bermakna, morbiditas pada kelompok pra DPJP sebesar 4,1% dan pada DPJP sebesar 2% dengan nilai p 0,07. Dari jenis pembedahan laparotomi, system DPJP bermakna secara statistik (p<0,05) dengan nilai OR 0,41.
Kesimpulan: Perubahan sistem menjadi DPJP di RSCM mempunyai resiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem sebelum DPJP.

Background: Background:Surgery is an action that is closely related to obstetrics and gynecology. Each case will have various risks and types of complications. The service system at RSCM has changed its settings to become a Service Responsible Doctor (DPJP) system since 2009. There has been no research in Indonesia about the correlation between the DPJP system with rate of surgical complications.
Aims: To determine the incidence of complications in obgyn surgery at the RSCM before and after the DPJP.
Methods: This observational descriptive study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital from December 2017 to February 2018 before the DPJP (2007-2008) and after DPJP (2010-2011). Surgical action data are described descriptively and the incidence of morbidity is processed by descriptive bivariate analysis.
Result: the incidence of surgical complications at the RSCM before and after the DPJP was 2.7% versus 1.01%. The system change to DPJP at the RSCM has a lower risk of complications compared to the system before DPJP that is as much as 22 and after the DPJP to 18 cases statistically significant with the value (p <0.05) with OR 0.41. In gynecological cases DPJP system reduces the number of complications (p <0.05) with an OR value of 0.23. No significant differences in the oncology case, pre-DPJP group was 4.1% and the DPJP was 2% with a p value of 0.07. in Laparotomy technique the DPJP system was statistically significant (p <0.05) with an OR value of 0.41.
Conclusion: The new DPJP system in RSCM has alower risk of complications compared to the system before DPJP.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sucitra Melani
"ABSTRAK
Nama : Sucitra MelaniProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatPeminatan Mutu Layanan KesehatanJudul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan PenulisanResume Medis Pasien JKN di RSUP Persahabatan tahun 2017Pembimbing : Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHKelancaran dalam pengajuan dan pembayaran klaim pasien JKN dari dan kerumah sakit sebagai provider pelayanan kesehatan untuk peserta BPJS Kesehatanmerupakan bagian penting dalam pelaksanaan Program JKN. RSUP Persahabatansebagai salah satu provider dalam pelayanan untuk pasien JKN memiliki angkakunjungan pasien JKN sebesar 95 sehingga sumber pendapatan terbesar didapatkandari pembayaran klaim pasien JKN. Sampai bulan Agustus 2017, masih terdapat lebihdari 50 Milyar rupiah klaim pasien JKN yang belum dibayar oleh BPJS Kesehatankarena sebagian besar harus dikembalikan ke Rumah Sakit untuk konfirmasikelengkapan resume medis yang ditulis DPJP. Kelengkapan penulisan resume medis,salah satu tugas pokok DPJP dalam pelayanan kesehatan, sangat mempengaruhikelancaran pembayaran klaim pasien JKN sehingga tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan penulisan resumemedis pasien JKN di RSUP Persahabatan.Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan pengambilan data secaracrossectional. Dilakukan pengisian kuisioner oleh 50 orang DPJP yang dipilih secaraacak untuk menjadi sampel penelitian dan dilakukan observasi terhadap kelengkapan250 buah resume medis bulan layanan Oktober yang telah ditulis oleh DPJP yangmenjadi sampel penelitian.Hasil penelitian ini didapatkan 24 DPJP telah menulis resume dengan lengkap.DPJP yang bekerja di RSUP Persahabatan 70 diantaranya berstatus sebagai PNSdengan 92 memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dengan 86 diantaranya telahmemiliki pengetahuan yang baik mengenai resume medis dan 88 memiliki sikap yangbaik mengenai resume medis. Namun hanya 42 DPJP yang memiliki persepsi yangbaik mengenai format resume medis yang dipakai saat ini dan hanya 50 yangmemiliki persepsi baik mengenai kebijakan Rumah Sakit tentang resume medis. Dalampenelitian ini tidak ditemukan hubungan antara semua variabel bebas dan variabelterikat. Manajemen rumah sakit disarankan untuk rutin melakukan sosialisasi kepadaDPJP mengenai tugas pokok dan fungsinya secara etiko-medikolegal, aturan JKN dantata cara pengisian rekam medis, melakukan revisi format resume medis manualmenjadi e-resume medis, membuat kesepakatan bersama antara Rumah Sakit dan BPJSmengenai standar kelengkapan resume medis yang dibutuhkan dalam klaim sertamelakukan review dalam sistem penilaian kinerja pegawai remunerasi .Kata Kunci : Klaim JKN; Resume Medis; Sikap DPJP, Kebijakan Rumah Sakit

ABSTRACT
Name Sucitra MelaniStudy Program Public Health ScienceSpecialization Healthcare QualityTitle Factors that Influence Writing Completeness of MedicalResume of JKN Patients in RSUP Persahabatan Year 2017Advisor Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHContinuity of Nasional Health Care Program NHC claims and payment is animportant part in the implementation of the NHC Program. Persahabatan Hospital as aproviders in service for NHC has visit number around 95 , therefore the biggestsource of income come from the NHC claim payment. Until August 2017, there are stillmore than 50 billion rupiah of unpaid NHC claims by BPJS Kesehatan because claimneeds to be returned to the hospital to confirm the completeness of the medical resumewritten by the doctors. Complete writing of medical resume as one of main duty doctorsin health service has a significant affect in continuity of NHC claim payment, thereforethe purpose of this research is to know the factors that influence writing completenessof medical resume of NHC patient in Persahabatan Hospital.This research is an observational study, with cross sectional data takingmethode. Questionnaires were conducted by 50 doctors randomly selected as thesample of this study and observed the completeness of 250 October medical resumeswhich had been written by doctors which became the research sample.The results of this study are 24 of doctors has write a complete resume. 70 of doctors in Persahabatan Hospital work as a civil servant with 92 doctors havework more than 5 years in the hospital. 86 of doctors have good knowledge aboutmedical resume and 88 have good attitude about medical resume. Yet only 42 ofdoctors has a good perception of the current medical resume format and only 50 havea good perception of hospital policy regarding medical resumes. In this research, thereis no relationship between all independent variables and dependent variable. Hospitalmanagement is advised to routinely disseminate to doctors on their main duty andfunction on an ethico medicolegal basis, disseminate to doctors regarding NHC andhow to fill medical records, revise manual medical resume format to e medical resumeand conduct review in employee performance appraisal system.Key Words Doctor attitude, Hospital regulation, NHC filling,Medical Resume"
2017
T49387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library