Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rajab Priharsanto
Abstrak :
InSAR merupakan suatu teknik penggunaan sensor radar yang terintegrasi dengan satelit atau pesawat terbang dalam memetakan permukaan bumi dari ketinggian dan rentang waktu tertentu. Kesulitan pada daerah yang akan diamati, seperti daerah yang terkena longsor atau permukaan di sekitar pegunungan, dapat diatasi dengan bantuan metode InSAR yang memiliki keunggulan dalam mengukur deformasi pada daerah yang sangat luas. Metode DInSAR yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu teknik yang dirancang untuk mengatasi deformasi tersebut. Diperlukan setidaknya dua gambar SAR di area yang sama untuk menerapkan metode ini. Metode ini akan mereduksi (membedakan) antara interferogram yang dihasilkan dari data yang dibentuk oleh dua citra SAR berupa master dan slave, dengan interferogram yang dibentuk dari DEM. Hasil pengurangan ini akan menunjukkan ada tidaknya deformasi yang terjadi dalam rentang waktu citra SAR yang digunakan. Dari hasil pemetaan terlihat adanya penurunan muka tanah sebesar 16 cm pada periode pascabencana hingga 12 Januari 2017. ......InSAR is a technique of using radar sensors that are integrated with satellites or aircraft to map the earth's surface from a certain height and time span. Difficulties in the area to be observed, such as areas affected by landslides or the surface around mountains, can be overcome with the help of the InSAR method which has the advantage of measuring deformation over a very large area. The DInSAR method used in this study is a technique designed to overcome this deformation. At least two SAR images in the same area are required to apply this method. This method will reduce (differentiate) the interferogram generated from the data formed by two SAR images in the form of master and slave, with the interferogram formed from the DEM. The results of this reduction will show whether or not there is deformation that occurs within the time span of the SAR image used. From the mapping results, it can be seen that there is a land subsidence of 16 cm in the post-disaster period until January 12, 2017.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tedi Prayoga
Abstrak :
Penurunan tanah (land subsidence) banyak terjadi di berbagai wilayah di dunia, terutama di kota-kota besar yang berlokasi di sekitar pantai atau dataran alluvial, seperti DKI Jakarta. Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengkaji tingkat penurunan dan sebaran penurunan muka tanah di DKI Jakarta secara multitemporal serta memprediksi Penurunan Muka Tanah di DKI Jakarta pada tahun 2030. Penelitian kali ini menggunakan metode Analisis DInSAR untuk mengakuisisi dua citra SAR berpasangan kombinasi data citra kompleks pada posisi spasial yang sama (differential SAR) atau posisinya sedikit berbeda (terrain height InSAR) pada area sama dengan melakukan perkalian konjugasi berganda. Data Citra yang dipakai adalah citra Sentinel-1 SLC dengan jarak temporal 2018-2023.Berdasarkan hasil pengolahan data citra SAR Sentinel-1A menggunakan metode Differential Interferomety Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) diperoleh nilai kelajuan penurunan muka tanah pada tahun 2018, 2019, 2020, 2021 dan 2022 masing- masing mencapai 0.08 m/tahun, 0.048 m/tahun, 0.1 m/tahun, 0.04 m/tahun dan 0.06 m/tahun, sebaran penurunan muka tanah terparah pada Jakarta Utara tepatnya di Marunda, Pantai Indah Kapuk, Muara Angke dan Muara baru. dan Jakarta Barat terletak di Kembangan dan Cengkareng.Penurunan rata-rata muka tanah di DKI Jakarta pada tahun 2030 turun sebesar 0,65 meter atau sebesar 65 cm, dengan kelajuan penurunan sebesar 0.0648 m/tahun atau 6,48 cm/tahun. Dampak Penuruna tanah di DKI Jakarta menyebabkan Banjir ROB dan Penurunan Tanah pada perumahan dan Bangunan Gedung serta kenaikan Muka Air laut yang melebihi daratan. Penanganan yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Penentuan kebijakan Pajak Air Tanah dan Zona Bebas Air Tanah di DKI Jakarta. ...... Land subsidence is common in various regions of the world, especially in big cities located around the coast or alluvial plains, such as DKI Jakarta. In general, the purpose of this study is to examine the level of subsidence and the distribution of subsidence in DKI Jakarta in a multitemporal manner and to predict land subsidence in DKI Jakarta in 2030. This study uses the DInSAR analysis method to acquire two SAR images of a combination of complex image data at the position the same spatial (differential SAR) or slightly different position (terrain height InSAR) in the same area by performing multiple conjugation additions. The image data used is the Sentinel-1 SLC image with a time interval of 2018-2023. Based on the results of processing the Sentinel-1A SAR image data using the Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) method, the land subsidence rate was obtained in 2018, 2019, 2020, In 2021 and 2022 it will reach 0.08 m/year, 0.048 m/year, 0.1 m/year, 0.04 m/year and 0.06 m/year respectively, the distribution of the heaviest land subsidence in North Jakarta to be precise in Marunda, Pantai Indah Kapuk, Muara Angke and Muara Baru. and West Jakarta are located in Kembangan and Cengkareng. The average decline in land surface in DKI Jakarta in 2030 will decrease by 0.65 meters or 65 cm, with a rate of subsidence of 0.0648 m/year or 6.48 cm/year. The impact of land subsidence in DKI Jakarta causes ROB Floods and land subsidence in housing and buildings as well as rising sea levels that exceed land. The handling that has been carried out by the Provincial Government of DKI Jakarta is the Implementation of Groundwater Tax and Groundwater Free Zone policies in DKI Jakarta.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Az Zahra
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi yang menempatkan Indonesia dalam lingkaran api (ring of fire), bencana alam yang kerap kali mengancam seperti gempa bumi, banjir dan gunung meletus (vulkanik maupun tektonik). Terdapat 129 gunung api aktif tersebar di wilayah Indonesia, oleh karena itu diperlukan pemantauan aktivitas dari gunung api tersebut. Namun area yang berbahaya disekitar gunung api menyebabkan kesulitan yang besar untuk pemantauan dan pengamatan secara langsung. Oleh karena itu digunakan teknik penginderaan jauh dengan metode Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR). Pada penelitian ini DInSAR digunakan untuk mendeteksi deformasi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Merapi tahun 2010 menggunakan citra satelit ALOS/PALSAR. Hasil dari analisis menunjukkan adanya deformasi yang terjadi pada rentang waktu 26 Oktober 2008 hingga 1 Februari 2010 sebesar 0,230 meter. Hasil analisis deformasi ini berguna untuk pengamatan aktivitas gunung api serta rencana penanggulangan bencana gunung api yang akan terjadi selanjutnya.
ABSTRAK
Indonesia is a country that prone to natural disasters. Based on the geological conditions that put Indonesia in the ring of fire, natural disasters often occur such as earthquake, flood and volcanoes (volcanic and tectonic). Since there are 129 active volcano in Indonesia it is necessary to monitor the activity of the volcano. But the dangerous area around the volcano causing major difficulties for monitoring and direct observation. Therefore volcano monitoring using remote sensing technique such as Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR) is preferred. In this study, DInSAR is used to detect vertical ground deformation of Mount Merapi before and after the eruption in 2010 using ALOS/PALSAR data. Analysis results showed that the deformation obtained from 26 October 2008 to 1 February 2010 is 0.230 meters. The deformation result from this analysis is useful to monitor volcanic activity and build mitigation plan in volcano disasters in the future.
2016
S64179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Rizkinia
Abstrak :
Banjir yang terjadi di Jakarta tidak hanya dapat dipengaruhi oleh faktor curah hujan, sistem tata kota, dan drainase saja, tetapi juga dapat melibatkan faktor penurunan muka tanah (PMT). PMT di Jakarta dimungkinkan karena Jakarta berdiri di atas lapisan sedimen dan adanya pengambilan air tanah dalam jumlah yang sangat besar. Penelitian ini akan mengolah data ALOS/PALSAR untuk menentukan tingkat PMT di wilayah Jakarta dan hubungannya dengan daerah rawan banjir. Metode Differensial Interferometri (DInSAR) dilakukan pada dua data PALSAR untuk wilayah yang sama dengan waktu akuisisi yang berbeda, yaitu tahun 2007 dan 2008. Pengolahan DInSAR akan dihasilkan citra yang mengandung informasi PMT yang dapat diterjemahkan. Untuk memperkuat analisa terhadap daerah perubahan, diterapkan algoritma Log Ratio terhadap dua citra tersebut. Citra hasil Log Ratio kemudian ditumpangkan (overlay) dengan citra DInSAR dan peta genangan Jakarta tahun 2009, sehingga didapat hubungan antara PMT dengan banjir dan peta kerawanan banjir Jakarta berdasarkan PMT. Diperoleh hasil PMT daerah banjir berkisar pada rata-rata 10,57 cm, dengan nilai minimum 5,25 cm dan maksimum 22,5 cm. Semakin besar nilai PMT, genangan yang terjadi juga cenderung semakin tinggi. Kecuali pada beberapa wilayah yang memiliki kondisi khusus, seperti adanya waduk, pemecahan aliran sungai, sistem pompa air dan pintu air. Akurasi citra hasil DInSAR cukup baik dengan selisih 0,03 cm (0,18%) hingga 0,55 cm (3,37%) dibanding pengukuran GPS. Hasil ini dapat menjadi bahan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk meminimalisir risiko potensi terjadinya PMT dan banjir, sekaligus menjadi bahan perencanaan tata kota Jakarta untuk ke depannya. ......Floods that occurred in Jakarta is not only be influenced by factors of rainfall, urban planning systems, and drainage alone, but also may involve land subsidence (LS). LS in Jakarta possible because Jakarta is standing on top of layers of sediments and the presence of ground water consumption in very large quantities. In this research, we will process ALOS / PALSAR data to determine the level of LS in the Jakarta area and its relation to flood prone areas. Differential interferometry method (DInSAR) was performed on two PALSAR data for the same region with different acquisition times, i.e. in 2007 and 2008, and respectively. DInSAR processing will generate image containing information that can be translated into LS. To find the elevation changing area, Log Ratio algorithm is applied to two images as an additional analysis. The Log Ratio image is superimposed with the image of DInSAR result and Jakarta inundation map of 2009, in order to get the relationship between the LS with the flood and flood vulnerability map of Jakarta based on LS. It is found that land on the flood area subsided in average 10.57 cm, with a minimum value of 5.25 cm and a maximum of 22.5 cm. The greater the value of LS, inundation area also tend to widen, except in a few areas that have special conditions, such as reservoirs, river flow solution, water pump system and floodgates. Accuracy of DInSAR result image is quite high, with the difference of 0.03 cm (0,18%) to 0.55 cm (3.37%) compared to GPS measurements. These results can be recommended to the local government of Jakarta to minimize the potential risk of LS and floods, as well as the subject of city planning for the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mian Rizkinia
Abstrak :
Banjir yang terjadi di Jakarta hanya dapat dipengaruhi oleh faktor curah hujan, sistem tata kota, dan drainase saja, tetapi juga dapat melibatkan faktor penurunan muka tanah (PMT). PMT di Jakarta dimungkinkan karena Jakarta berdiri di atas lapisan sedimen dan adanya pengambilan air tanah dalam jumlah yang sangat besar. Penelitian ini akan mengolah data ALOS/PALSAR untuk menentukan tingkat PMT di wilayah Jakarta dan hubungannya dengan daerah rawan banjir. Metode Differensial Interferometri (DInSAR) dilakukan pada dua data PALSAR untuk wilayah yang sama dengan waktu akuisisi yang berbeda, yaitu tahun 2007 dan 2008. Pengolahan DInSAR akan dihasilkan citra yang mengandung informasi PMT yang dapat diterjemahkan. Untuk memperkuat analisa terhadap daerah perubahan, diterapkan algoritma Log Ratio terhadap dua citra tersebut. Citra hasil Log Ratio kemudian ditumpangkan (overlay) dengan citra DInSAR dan peta genangan Jakarta tahun 2009, sehingga didapat hubungan antara PMT dengan banjir dan peta kerawanan banjir Jakarta berdasarkan PMT. Diperoleh hasil PMT daerah banjir berkisar pada rata-rata 10,57 cm, dengan nilai minimum 5,25 cm dan maksimum 22,5 cm. Semakin besar nilai PMT, genangan yang terjadi juga cenderung semakin tinggi. Kecuali pada beberapa wilayah yang memiliki kondisi khusus, seperti adanya waduk, pemecahan aliran sungai, sistem pompa air dan pintu air. Akurasi citra hasil DInSAR cukup baik dengan selisih 0,03 cm (0,18%) hingga 0,55 cm (3,37%) dibanding pengukuran GPS. Hasil ini dapat menjadi bahan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk meminimalisir risiko potensi terjadinya PMT dan banjir, sekaligus menjadi bahan perencanaan tata kota Jakarta untuk ke depannya. ......Floods that occurred in Jakarta is not only be influenced by factors of rainfall, urban planning systems, and drainage alone, but also may involve land subsidence (LS). LS in Jakarta possible because Jakarta is standing on top of layers of sediments and the presence of ground water consumption in very large quantities. In this research, we will process ALOS / PALSAR data to determine the level of LS in the Jakarta area and its relation to flood prone areas. Differential interferometry method (DInSAR) was performed on two PALSAR data for the same region with different acquisition times, i.e. in 2007 and 2008, and respectively. DInSAR processing will generate image containing information that can be translated into LS. To find the elevation changing area, Log Ratio algorithm is applied to two images as an additional analysis. The Log Ratio image is superimposed with the image of DInSAR result and Jakarta inundation map of 2009, in order to get the relationship between the LS with the flood and flood vulnerability map of Jakarta based on LS. It is found that land on the flood area subsided in average 10.57 cm, with a minimum value of 5.25 cm and a maximum of 22.5 cm. The greater the value of LS, inundation area also tend to widen, except in a few areas that have special conditions, such as reservoirs, river flow solution, water pump system and floodgates. Accuracy of DInSAR result image is quite high, with the difference of 0.03 cm (0,18%) to 0.55 cm (3.37%) compared to GPS measurements. These results can be recommended to the local government of Jakarta to minimize the potential risk of LS and floods, as well as the subject of city planning for the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nur Setiani
Abstrak :
Gempa tanggal 5 dan 19 Agustus 2018 di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, terjadi akibat aktivitas patahan aktif di utara Pulau Lombok. Deformasi coseismic akibat gempa diteliti menggunakan metode DInSAR dan pemodelan Okada. DInSAR digunakan untuk mencari nilai deformasi berdasarkan interferogram dari citra Sentinel 1 A dan metode Okada digunakan untuk menentukan besaran deformasi yang dihasilkan berdasarkan forward modeling dari parameter gempa. Hasil DInSAR menunjukkan gempa 5 dan 19 Agustus menyebakan deformasi vertikal naik masing – masing sebesar 0,178 m dan 0,058 m serta deformasi vertikal turun 0,324 m dan 0,092 m. Model deformasi Okada berdasarkan nilai relokasi untuk gempa 5 dan 19 Agustus masing – masing menghasilkan deformasi vertikal naik sebesar 0,174 m dan 0,054 m serta deformasi vertikal turun sebesar ,071 m dan 0,085 m. Deformasi hasil pemodelan dan deformasi hasil DInSAR, keduanya memperlihatkan sebaran deformasi yang sama namun hasil model dengan relokasi lebih sesuai dengan pengukuran DInSAR ......The earthquakes that occurred on August 5th and 19th, 2018 in the Lombok region, West Nusa Tenggara due to active fault activity in the northern part of Lombok Island have caused co-seismic deformation in the earth’s crust. Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR) elaborate with elastic deformation by Okada was applied to investigate the co-seismic deformation based on the unwrapped interferogram from Sentinel 1 A dan earthquake parameters. The DInSAR processing results show that the August 5th and 19th earthquake has caused uplift up to 0,178 m and 0,058 m, respectively, and subsidence to 0,324 m and 0,092 m. The Okada deformation model based on the relocation values indicates that the August 5th and 19th earthquakes, resulted in uplift up to 0,174 m and 0,054 m, and subsidence about 0,071 m and 0,085 m respectively. The result of the modeling deformation and the DInSAR, show the same deformation distribution. Still, the model results with relocation are more in line with the DInSAR measurements
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhermanto Ismoyo
Abstrak :
Upaya deteksi deformasi setelah terjadi gempa bumi sangat penting sebagai salah satu sarana untuk pemantauan kejadian bencana yang tidak terduga. Gempa bumi dapat menyebabkan kerak bumi mengalami deformasi. Yedisu berada di wilayah Turki Timur, wilayah ini telah mengalami 6 kali guncangan gempa bumi di bulan Juni 2020. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh distribusi dan nilai deformasi vertikal di Yedisu (Turki Timur) bulan Juni 2020. Differensial Interferometry Synthetic Aperture Radar (DinSAR) merupakan metode penginderaan jauh gelombang mikro dengan memanfaatkan beda phase dari dua citra SAR untuk menyelidiki fenomena deformasi permukaan dengan akurasi sentimeter hingga milimeter dengan cakupan wilayah yang besar. Penelitian ini menggunakan dua data citra satelit Sentinel-1A 8 Juni 2020 dan 20 Juni 2020 dengan memanfaatkan metode DinSAR untuk mengamati deformasi permukaan tanah. Hasil dari penelitian ini diperoleh adanya deformasi penurunan tanah, dimana nilai penurunan tanah berkisar antara 0.001 meter hingga 0.11 meter dipercaya deformasi ini diakibatkan oleh aktivitas gempa bumi tektonik 14 Juni 2020 dan 15 Juni 2020 dan aktifnya patahan North Anatolia Fault (NAF). ......Deformation detection efforts after an earthquake are very important as a means of monitoring unexpected disaster events. Earthquakes can cause the earth's crust to deform. Yedisu is located in Eastern Turkey, this region has experienced 6 earthquakes in June 2020. This study aims to obtain the distribution and value of vertical deformation in Yedisu (East Turkey) in June 2020. Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DinSAR) is a a microwave remote sensing method by utilizing the phase difference of two SAR images to investigate the phenomenon of surface deformation with an accuracy of centimeters to millimeters with a large area coverage. This study uses two Sentinel-1A satellite image data on June 8, 2020 and June 20, 2020 by utilizing the DinSAR method to observe ground surface deformation. The results of this study showed that there was subsidence deformation, where the value of land subsidence ranged from 0.001 meters to 0.11 meters. It is believed that this deformation was caused by tectonic earthquake act4ity on June 14, 2020 and June 15, 2020 and the active North Anatolia Fault (NAF).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luana Fahmi Romala
Abstrak :
ABSTRAK
Letak geologis Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama yang ada di dunia yakni Lempeng Autralia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini juga yang menyebabkan kenapa di Indonesia sering terjadi bencana alam termasuk kota Bandung. Penurunan muka tanah di Bandung dimungkinkan karena adanya pengambilan air tanah dalam jumlah yang sangat besar serta semakin berkembangnya pembangunan di daerah Bandung. Analisa penurunan muka tanah dapat digunakan untuk mengantisipasi bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Penelitian untuk menghitung penurunan muka tanah ini akan mengolah data satelit remote sensing ALOS/PALSAR 1 level 1.0 dengan menggunakan metode Differential Interferometri (DInSAR). DInSAR menghasilkan inormasi yang cukup akurat untuk nilai penurunan muka tanah. Metode DInSAR dilakukan pada dua data ALOS/PALSAR untuk wilayah Bandung dengan waktu akuisisi yang berbeda yaitu kurun waktu 2008-2011. Hasil analisis menunjukkan pada tahun 2008 ? 2009 Bandung mengalami penurunan muka tanah 14 cm, tahun 2009 ? 2010 sebesar 16 cm dan 2010 ? 2011 sebesar 16 cm . Di Bandung nilai penurunan muka tanah cukup besar (lebih dari 9 cm) yaitu sekitar 15 cm per tahun. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan pemangku kepentingan untuk meminimalisir potensi bencana yang diakibatkan penurunan muka tanah itu sendiri.
ABSTRACT
Indonesian geological layout located between three major plates that exist in the world of the Australian Plate, the Eurasian and Pacific. It is also the cause why in Indonesia frequent natural disasters, including the city of Bandung. Land subsidence in Bandung possible because of the extraction of ground in very large quantities as well as the growing development in the area of ​​Bandung. Analysis of land subsidence can be used to anticipate natural disasters such as landslides and floods. Research to calculate land subsidence will process the remote sensing satellite data ALOS / PALSAR 1 level 1.0 using Differential Interferometry (DInSAR). DInSAR produce accurate information for the value of land subsidence. DInSAR method performed on the two data ALOS / PALSAR for Bandung with different acquisition time is the period of 2008-2011. Landslides values from the analysis at 2008-2009 is 14cm, at 2009-2010 is 16 cm and 2010-2011 is 16 cm. In Bandung, the value of land subsidence is quite large (over 9 cm) that is about 15 cm per year. The results of this study can be used stakeholders to minimize potential disaster caused land subsidence itself.;;
[;, ]: 2016
S65271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devia Febyanti
Abstrak :
DKI Jakarta merupakan ibukota negara dengan jumlah populasi 10,56 juta jiwa. Tingginya populasi menyebabkan tingginya ektraksi air tanah yang dapat menyebabkan penurunan muka tanah akibat berkurangnya volume tanah. Penurunan muka tanah dapat disebabkan oleh kondisi geologi berupa konsolidasi aluvium, ektraksi air tanah, bangunan dan infrastruktur, serta aktivitas tektonik. Penurunan muka tanah dapat memberikan dampak negatif kepada lingkungan dan masyarakat, seperti rusaknya bangunan dan infrastruktur, serta banjir rob. Oleh karena itu, dilakukan penelitian penurunan muka tanah di DKI Jakarta dengan bertujuan mengetahui laju penurunan muka tanah beserta dengan pola persebarannya agar dapat dijadikan acuan dalam perencanaan tata ruang kota. Metode yang digunakan adalah metode Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) menggunakan data citra SAR Sentinel-1A untuk mengetahui nilai kelajuan penurunan muka tanah beserta dengan pola persebarannya pada periode 2019, 2020, dan 2021 dan didukung oleh metode gravitasi untuk melihat penurunan muka tanah berdasarkan perbedaan densitas. Berdasarkan hasil pengolahan metode DInSAR diperoleh laju penurunan muka tanah pada tahun 2019, 2020, dan 2021 masing-masing sebesar 120 mm/tahun, 70 mm/tahun, dan 60 mm/tahun, serta kelajuan penurunan muka tanah rata-rata sebesar 83,3 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan hasil pengolahan metode gravitasi terdapat peningkatan anomali gravitasi yang mengindikasikan adanya penurunan muka tanah akibat berkurangnya volume tanah. ......DKI Jakarta is the Indonesia capital city with 10.56 million populations. The high populations could cause a high groundwater extraction that effects land subsidence because the reducing soil volume. Land subsidence can be caused by several factors, including geological conditions in alluvial consolidation, groundwater extraction, buildings and infrastructure, also tectonic activity. Land subsidence can negatively impact to the environment and society, damaging the infrastructure and tidal flooding. The research that related to land subsidence in DKI Jakarta aims to determine the rate of land subsidence along with its distribution pattern to be the reference in urban spatial planning. This research utilizes Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) collecting SAR Sentinel-1A image data to determine the land subsidence rates and its distribution pattern in 2019, 2020, and 2021, supported by the gravity method to see the changes in the gravitational anomaly. From the DInSAR data, the land subsidence rate in 2019, 2020, and 2021 are 120 mm/year, 70 mm/year, 60 mm/year, and the average rate is 83.3 mm/year. But in fact, the gravitational data notes, the gravitational anomaly increase which indicated a land subsidence impacted by increasing density caused by the reduced volume of the soil.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library