Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harnanda Widyastanto
Abstrak :
Xantin oksidase merupakan enzim penting yang mengkatalisis xantin menjadi asam urat dan produksi berlebihan asam urat dapat menyebabkan kondisi hiperurisemia. Penghambatan enzim xantin oksidase dapat menurunkan produksi asam urat. Rumput teki telah dikenal masyarakat sebagai pengobatan tradisional untuk penyakit sendi. Fraksi n-heksana, etil asetat, n-butanol, dan metanol dari umbi Cyperus rotundus Linn. diuji aktivitas penghambatan terhadap xantin oksidase secara in vitro. Serbuk simplisia dimaserasi dengan metanol, kemudian difraksinasi berturut-turut dengan n-heksana, etil asetat, n-butanol, dan metanol. Fraksi etil asetat memiliki nilai IC50 tertinggi yaitu 10,58 μg/mL. Pengujian kinetika enzim menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki penghambatan kompetitif. Dari hasil identifikasi fitokimia, fraksi etil asetat mengandung glikosida, fenol, dan flavonoid. ......Xanthine oxidase is an important enzyme that catalyses xanthine to uric acid and the overproduction of uric acid will lead to hyperuricemia. The inhibition of xanthine oxidase can reduced, the production of uric acid. Nut grass had been used by people on traditional medication for joint pain. Fraction of n-hexane, ethyl acetate, n-butanol, and methanol from Cyperus rotundus Linn (Nut Grass) tuber was evaluated for inhibitory activity against xanthine oxidase in vitro. The simplicia powder was macerated by methanol, and then fractionated successively by n-hexane, ethyl acetat, n-butanol, and methanol. Fraction of ethyl acetate had the highest IC50 value of 10,58 μg / mL. Kinetic enzyme assay showed that ethyl acetate fraction had competitive inhibitory. From the results of phytochemical identification, the fraction of ethyl acetate contains glycosides, phenols, and flavonoids.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Rizqi Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Reactive oxygen species ROS dengan jumlah yang berlebihan pada kulit akibat photoaging dapat memicu aktivitas elastase untuk mendegradasi elastin sehingga dapat menyebabkan kerutan pada wajah. Salah satu simplisia bahan alam yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk menghambat aktivitas elastase adalah rimpang teki Cyperus rotundus L. Rimpang teki secara empiris dan etnobotani dipercaya mampu mengatasi penuaan dini pada kulit dan mengandung senyawa polifenol yang dapat menghambat aktivitas elastase, namun hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan efektifitas rimpang teki dalam menghambat penuaan dini pada kulit melalui penghambatan aktivitas elastase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai IC50 ekstrak rimpang teki terhadap penghambatan aktivitas elastase. Ekstrak rimpang teki diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70. Ekstrak yang telah didapatkan, dilakukan uji persen penghambatan dan perhitungan nilai IC50, penapisan fitokimia serta penetapan kadar fenol dan flavonoid total. Ekstrak rimpang teki menunjukkan nilai penghambatan aktivitas elastase dengan nilai IC50 sebesar 178,72 g/mL, nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai IC50 dari kontrol positif kuersetin yaitu 200,00 g/mL. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang teki Cyperus rotundus L. memiliki aktivitas yang lebih baik dalam menghambat kerja elastase dibandingkan dengan kuersetin sebagai standar. Ekstrak rimpang teki menunjukkan kadar fenol 62,72 mg EAG/g ekstrak dan kadar flavonoid total 10,72 mgEK/g ekstrak.
ABSTRACT
Reactive oxygen species ROS is in excessive amounts of skin it can trigger elastase activation to degrade elastin that can cause wrinkles. One of natural material that may be used to inhibit elastase activity is extract of Cyperus rotundus rhizomes, because empirically and ethnobotany are believed to overcome premature aging of the skin, in addition extract of Cyperus rotundus rhizomes contains polyphenol compounds that can inhibit elastase activity. However until now there has no research that proves the effectiveness of Cyperus rotundus in inhibiting premature aging of skin through inhibition of elastase activity. This study aims to determine the value of IC50 on the inhibition of elastase activity. Extract of Cyperus rotundus rhizomes was extracted by maceration method using 70 ethanol. In the extract obtained, tested percent inhibition, IC50 value calculation, phytochemical screening and determination of total phenolic and flavonoid content. Extract of Cyperus rotundus rhizomes showed an inhibitory value of elastase activity with IC50 value 178,72 g mL, this value is smaller than IC50 value of quersetin as positive control 200,00 g mL. This suggests that extract of Cyperus rotundus rhizomes has better activity in inhibiting elastase than quercetin as a standard. Extract showed total phenolic content 62.72 mg GAE g extract and total flavonoid content 10.72 mgEQ g extract.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Kuswandi
Abstrak :
Latar Belakang : Kanker merupakan penyakit mematikan yang memakan 9.6 juta korban jiwa tiap tahunnya berdasarkan WHO. Berdasarkan survei pada tahun 2020, di Indonesia sendiri terdapat 390.000 kasus kanker dan 8.6% dari kasus tersebut adalah kanker kolorektal. Kanker kolorektal memiliki mortalitas yang tinggi dan pengobatannya, seperti bedah, kemoterapi dan radioterapi, sangat mahal dan memiliki efek samping yang berat sehingga dapat berdampak buruk terhadap kualitas hidup pasien – maka diperlukan sebuah metode alternatif. Cyperus rotundus merupakan tanaman yang memiliki kadar fitokimia yang tinggi, dan dapat menjadi antioksidan dan antikanker yang kuat. Sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menetapkan aktifitas antioksidan dan sitotoksitas ekstrak etanol daun Cyperus rotundus. Metode : Daun Cyperus rotundus dikeringkan, dijadikan bubuk halus dan dimaserasi dalam etanol selama sehari. Larutannya kemudian disaring dan filtratnya diuapkan sehingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut diuji kandungan fitokimianya melalui skrinning fitokimia dan TLC. Aktifitas antioksidan ekstrak kemudian diuji melalui DPPH dan sitotoksisitas ekstrak diuji menggunakan metode MTT. Hasil : Ekstrak etanol daun Cyperus rotundus mengandung saponin, tanin, glikosida, fenol, flavonoid dan terpenoid. Ekstrak etanol daun tersebut tergolong memiliki aktifitas antioksidan yang aktif oleh karena memiliki IC50 sebesar 77.45 ± 27.09 ppm terhadap radikal bebas DPPH. Aktifitas sitotoksisitas ekstrak juga tergolong aktif karena memiliki IC50 sebesar 34.26 ppm terhadap sel kanker kolon HT-29. Kesimpulan : Ekstrak etanol daun Cyperus rotundus mengandung sejumlah metabolit sekunder/fitkomia yang memiliki aktifitas antioksidan terhadap DPPH. Ekstrak juga memiliki aktifitas sitotoksisitas terhadap sel kanker kolon HT-29. ......Background: Cancer is a deadly disease that causes 9.6 million deaths worldwide annually according to WHO. A survey conducted in 2020 shows that in Indonesia cancer cases reach up to 390.000 per year, 8.6% of them is colorectal cancer. Colorectal cancer has high mortality rate and its treatment, such as surgery, chemotherapy and radiotherapy, are expensive and has severe side effects which negatively impacts patient’s quality of life – thus an alternative method of management is needed. Cyperus rotundus is a resilient weed that has an abundance of phytochemicals which may act as a potent antioxidant and anticancer. Hence, this research aims at determining the antioxidant and cytotoxic activity of Cyperus rotundus leave ethanolic extract. Method: Cyperus rotundus were dried and grinded into fine powder in which then macerated inside ethanol for a day. Solution was then filtered and filtrate was evaporated to obtain crude extract. The extract undergoes phytochemical screening and TLC to determine the phytochemical content. Antioxidant activity was measured through DPPH assay and cytotoxicity was measured through MTT assay. Results: The Cyperus rotundus leaves ethanolic extract contains saponnin, tannin, glycoside, phenol, flavonoid and terpenoid. The extract shows an active antioxidant activity, with IC50 at 77.45 ± 27.09 ppm towards DPPH radical. While its cytotoxic activity was also active, with an IC50 at 34.26 ppm towards HT-29 colon cancer cell line. Conclusion: Cyperus rotundus ethanolic extract contains a variety of phytochemical which exhibits antioxidant activity towards DPPH radicals. The extract also shows cytotoxic activity towards HT-29 colon cancer cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Prasna Pratistha
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit periodontal berkaitan dengan peradangan kronis yang mempengaruhi jaringan pendukung gigi, termasuk jaringan gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar dalam bentuk penyakit yang lebih parah. Etiologi dari periodontitis adalah karena adanya perubahan jumlah relative takson spesifik pada yang memicu penyakit ini. Salah satu patogen kunci dalam perubahan lingkungan mikroba ini adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis. Asupan obat-obatan konvensional terkadang menyebabkan resistensi antibiotik, sehingga obat herbal digunakan bertahap sebagai alternatif. Salah satu herbal yang potensial ialah Cyperus rotundus L. atau rumput teki yang dikenal sebagai obat herbal yang umum digunakan untuk mengobati beberapa gangguan klinis. C. rotundus dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologis, khususnya aktivitas antimicrobial. Studi in vivo dan in vitro membuktikan keefektifannya terhadap beberapa penyakit. Tujuan: Mengetahui dan menganalisis efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis serta membandingkan efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki dengan chlorhexidine (kontrol positif). Metode: Efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki terhadap bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis dilihat dari uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) dengan konsentrasi ekstrak etanol rimpang rumput teki yang digunakan adalah 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,125%. Selanjutnya hasil tersebut dianalisis dengan uji statistik One Way Anova. Hasil: Ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dapat menghambat pertumbuhan, namun tidak dapat membunuh koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dengan nilai KHM 3,125% dan Porphyromonas gingivalis dengan nilai KHM 6,25%. Nilai KBM pada kedua bakteri tidak dapat ditetapkan. Melalui uji statistik One Way Anova didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna pada efektivitas ekstrak etanol rimpang rumput teki dengan Chlorhexidine 0,2% (p < 0,05). Kesimpulan: Ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri, namun tidak dapat membunuh koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis sehingga dapat dipertimbangkan untuk menjadi agen antibakteri terhadap periodontitis. ......Background: Periodontal disease is associated with chronic inflammation that affects the supporting tissues of the teeth, including the gingival tissues, periodontal ligament, and alveolar bone in more severe forms of the disease. The etiology of periodontitis is due to changes in the relative number of specific taxa that trigger this disease. One of the key pathogens in this changing microbial environment is Aggregatibacter actinomycetemcomitans and Porphyromonas gingivalis. Intake of conventional medicines sometimes causes antibiotic resistance, so herbal medicines are used gradually as an alternative. One of the potential herbs is Cyperus rotundus L. or nut grass which is known as a herbal medicine that is commonly used to treat several clinical disorders. C. rotundus is reported to have many pharmacological activities, especially antimicrobial activity. In vivo and in vitro studies prove its effectiveness against several diseases. Objectives: To determine and analyze the effectiveness of ethanol extract of nutgrass rhizome (Cyperus rotundus L.) in inhibiting growth and killing bacterial colonies Aggregatibacter actinomycetemcomitans andPorphyromonas gingivalis and to compare the efficacy of ethanol extract of nutgrass rhizome with chlorhexidine (positive control). Methods: The effectiveness of the ethanol extract of nutgrass rhizome against the bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans and Porphyromonas gingivaliswas seen from the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) test, and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) test with the concentration of ethanol extract of the nutgrass rhizome used was 50%, 25%, 12.5%, 6.25 %, and 3.125%. Furthermore, these results were analyzed with the One Way ANOVA statistical test. Results: The ethanol extract of nutgrass (Cyperus rotundus L.) rhizome could inhibit growth but not kill the bacterial colonies Aggregatibacter actinomycetemcomitans with a MIC value of 3.125% and Porphyromonas gingivalis with a MIC value of 6.25%. MBC values for both bacteria could not be determined. Through the One Way ANOVA statistical test, it was found that there was a significant difference in the effectiveness of the ethanol extract of nutgrass rhizome and Chlorhexidine 0.2% (p < 0.05). Conclusion: The ethanol extract of nutgrass (Cyperus rotundus L.) rhizome can inhibit bacterial growth but cannot kill the bacterial colonies Aggregatibacter actinomycetemcomitans and Porphyromonas gingivalis so that they can be considered antibacterial agents against periodontitis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library