Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Andi Ibrahim Bagus Prawira
"Kota tua Jakarta merupakan salah satu area bersejarah, terutama karena signifikansi penggunaan area tersebut selama masa penjajahan. Kota Jakarta yang ada saat ini pun merupakan hasil panjang dari perkembangan yang awalnya terpusat ke area kota tua sekarang. Pada saat tulisan ini dibuat, area kota tua jakarta muncul sebagai sebuah tujuan wisata yang lebih terkesan sebagai wahana. Proyek rancangan ini merupakan bagian dari gagasan proyek revitalisasi kota tua sebagai sebuah pusat kebudayaan, yang secara tidak langsung merupakan bagian dari gagasan pengembangan kawasan Glodok sampai Sunda Kelapa Jakarta sebagai kawasan wisata turis. Proyek rancangan ini mempertimbangkan penggunaan gedung eksisting Tjipta Niaga dan Dharma Niaga sebagai sebuah satuan gedung yang menampung budaya sastra (literatur). Gedung ini berkontribusi terhadap fungsi kota tua jakarta sebagai salah satu penyedia ruang pertunjukan, dan sebagai jalan alternatif antara kali Besar dan lapangan Fatahilah. Gedung ini juga menyediakan ruang eksibisi, toko buku, ruang pameran permanen, dan ruang baca arsip khusus. Gedung ini dinamai Gedung Kata @Kota Tua.
Jakarta's Old Town (Kota Tua Jakarta) is a historical site in Jakarta due to its significance to the people during the colonial era. Jakarta as we see today is a city that have grown from its initial center at Kota Tua. Currently, Kota Tua is well regarded as a tourist destination and a weekend destination for it's own people, in both cases, for better or worse. This project is part of a general proposal to revitalize Kota Tua as a cultural center in a development program of upper Jakarta's (Glodok-Sunda Kelapa) to be a tourist destination. This project concerns the use of Tjipta Niaga and Dharma Niaga, two adjacent existing buildings in Kota Tua, as a set that provides the culture of literature. This set also contributes as a provider of performance space for the cultural center and as an alternative public path between Kali Besar - Lapangan Fatahilah. The set would be known as Gedung Kata @Kota Tua."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nasution, Egin Setya Efendi
"Sebuah bagian dari usulan rancangan baru kawasan kampung Luar Batang yang secara historis memiliki peran yang cukup signifikan dalam pertumbuhan kota Batavia dan perencanaan kawasan Kota Lama Jakarta pada saat sekarang. Kampung Luar Batang adalah salah satu yang masih bertahan diantara sejumlah kampung bersejarah di Jakarta, yang sudah punah digantikan pusat-pusat kegiatan bisnis. Meskipun saat ini kondisi kampung Luar Batang tidak begitu teratur akibat padatnya perumahan penduduk di sekitar lokasi, namun secara garis besar kawasan kampung Luar Batang merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tipe rumah-rumah nelayan yang dilengkapi oleh berbagai jenis perahu kecil merupakan salah satu objek tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan potensi di sekitar sehingga dapat memperkuat ekistensi kampung Luar Batang di masa mendatang.
Dengan mengangkat ekistensi kapal pinisi sebagai warisan cagar budaya di kawasan, maka Luar Batang Cultural Center ini diperuntukkan sebagai sarana pengetahuan dan pembelajaran seni budaya untuk turis yang berkunjung maupun masyarakat lokal dengan tujuan mempertahankan nilai historis kawasan kampung Luar Batang, implementasinya berupa pameran dan galeri seni, area komunitas dan tentunya kelas budaya dengan terjun langsung mempelajari seni peran, seni musik, seni tari dan lainnya.
A part of the proposal for a new design of Luar Batang village area which historically has a significant role in the growth of the city of Batavia and the planning of the Jakarta Old Town area at present. Luar Batang village is one that still survives among a number of historic villages in Jakarta, which have already become extinct and are replaced by business centers. Even though the condition of the Luar Batang village is not so regular due to the dense housing around the location, in general the Luar Batang village area is one of the interesting places to visit. The type of fishing houses that are equipped by various types of small boats is one of its own objects. Therefore, integrated tourism development efforts are needed with the potential around so that it can strengthen the existence of the Luar Batang village in the future.By raising the existence of the Pinisi ship as a cultural heritage in the region, Luar Batang Cultural Center is intended as a means of knowledge and learning of cultural arts for tourists who visit and the local community with the aim of maintaining the historical value of the Luar Batang village area, its implementation in the form of exhibitions and art galleries, the community area and of course the culture class by jumping into direct study of acting, music, dance and more."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library