Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogi Ikhwan
Abstrak :
Salah satu produk oleokimia yang cukup menarik untuk dikaji adalah pelumas deep drawing. Deep drawing adalah proses pengerjaan logam yang digunakan untuk membentuk lembaran datar menjadi bentuk mangkuk (cup) tanpa kerut ataupun robek. Pelumas deep drawing berperan penting dalam mendinginkan dies dan blank, memberikan pelumasan batas, mencegah adhesi (welding), dan memberikan efek bantalan kepada dies selama proses drawing, menghasilkan cup dengan kedalaman yang memadai serta sisa pelumas mudah untuk dibersihkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, minyak jarak (castor oil) beserta senyawa turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku pelurnas mengingat kemampuan pelumasan minyak jarak yang baik dalam suhu tinggi serta komposisi asam iemak ya.ng dikandungnya. Minyak jarak yang digunakan pihak industri sebagai pelumas memiliki kelemahan antara lain kurang tahan terhadap oksidasi serta sisa pelumas yang sukar menguap cenderung mengotori cup. Untuk mengurangi beberapa kelemahan dari jarak digunakanlah senyawa turunannya pelumas. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kemampuan beberapa senyawa tumnan minyak jarak pada proses deep drawing lembaran kuningan, dan membandingkannya dengan BIMOLI yang digunakan di industri. Penelitian dilakukan dengan melakukan percobaan analisa sifat iisikokirnia yang meliputi viskositas kinematik, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, kandungan abu dan berat jenis serta uji deep drawing, yang mcliputi beban drawing, earjng dan kedalaman cup. Dari semua percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yang menggambarkan bahwa semua campuran CASTOR OIL dan turunannya sccara umum mcnunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan BIMOLI dan turunannya yang merupakan pembanding. Sementara minyak mineral HVI 60 dengan viscositas 25,26 cSl selalu mengghasilkan performa yang buruk pada semua kondisi deep drawing dibawah BIMOLI, CASTOR OIL dan senyawa turunannya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riau Andriana Setiawan
Abstrak :
Indonesia adalah negara terbesar kedua penghasil CPO dunia dengan total produksi CPO mencapai 10,6 juta ton (tahun 2003). Namun amat disayangkan, dari sedemikian besarnya CPO yang dihasiikan Indonesia, hanya sekilar 7% yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri oleokimia. Salah satu produk oleokimia yang cukup menarik untuk dikaji adalah pelumas deep drawing. Deep drawing adalah proses pengerjaan logam yang digunakan untuk membentuk lembaran datar menjadi bentuk mangkuk (cup) tanpa kerut ataupun robek. Pelumas deep drawing berperan panting dalam mendinginkan dies dan blank, memberikan pelumasan batas, mencegah adhesi (welding), dan memberikan efek bantalan kepada dies selama proses drawing, nmenghasilkan cup dengan kedalaman yang memadai serta sisa pelumas mudah untuk dibersihkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, minyak sawit beserta senyawa turunannya dapat digunakan sebagai bahan haku pelumas mengingat kemampuan pelumasan minyak sawit yang balk dalam suhu tinggi serta komposisi-asam lemak yang dikandlmgnya RBDPO sebagai varian dari minyak sawit yang digunakan pihak industri sebagai pelumas memiliki kelemahan antara lain kurang tahan terhadap oksidasi S6118 sisa pelumas yang sukar menguap oenderung men gotori cup. Untuk mengurangi beberapa kelemahan dari RBDPO digunakanlah senyawa turuuan minyak sawit sebagai pelumas. Berdasarkan uji deep drawing, diketahui bahwa ketinggian cup saat RBDPO digunakan sebagai pelumas kuningan dengan ketebalan 0,4 mm; 0,5 mm dan 0,6 mm adalah 34,5 mln; 32,9 mm dan 32,8 mm. Pada ketebaian yang sama, kctika HVIEPBIM dan EP GLI Z digunakan sebagai aditif pada minyak mineral HV] 60, ketinggian cup yang terbentuk adalah 34,9 mm; 34,2 mm dan 36 mm. Diharapkan jika hasil pengujian bebempa senyawa turunan minyak sawit ini melalui proses deep drawing memuaskan, maka hal ini akan membuka peluang dalam membangun _industri hilir minyak sawit di lndoneéia., temtama sebagai pelumas industri meralforming.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Calvin Rahmat Pratama
Abstrak :
Micro Friction Stir Spot Welding (m-FSSW) merupakan salah satu jenis solid state welding dengan menggunakan non-consumable tool ber-skala micro dengan ketebalan material <1 mm serta memanfaatkan gesekan dan axial force dalam prosesnya. Hasil dair pengelasan yaitu lap-joint pada satu titik. Pada penelitian ini dilakukan pengujian Geometri tool terhadap hasil pengelasan, sehingga didapatkan korelasi antara geometri tool, temperature, perubahan kecepatan putar, axial force, hasil uji tarik geser, dan uji micro dan macro. Pada eksperimen ini menggunakan 4 jenis tool yaitu, tool 1 (One stage shoulder 450), tool 2 (one stage shoulder 650), tool 3 (small taper), tool 4 (medium taper). Standar pengujian yang digunakan adalah ISO 14273 (Uji Tarik Geser) , ASTM E340 (Makrostruktur) , ASTM E407 (Mikrostruktur).  Pada eksperimen ini hasil uji tarik geser tertinggi yaitu 600,480 N dengan dwell time 4 detik dengan temperatur sekitar 321.5 ˚C terdapat pada tool 4 (Medium Taper). Pada hasil uji struktur makro dan mikro (crossection) terdapat daerah Stir Zone (SZ), Thermo-Mechanically Affected Zone (TMAZ), Heat Affected Zone (HAZ), Parent Metal (PM), Hook dan EXTD zone (pada tool 3 dan tool 4). Pada daerah SZ, terjadi rekristalisasi secara penuh (>220°C) sedangkan daerah TMAZ yang mengalami rekristalisasi sebagian akibat adanya panas dan mengalami perubahan sifat mekanik (120°C-250°C). dan untuk daerah HAZ atau daerah yang terpengaruhi panas namun tidak mengalami rekristalisasi (<220°C).  Pada pengujian Microstructure (crossection) menunjukkan Intermetallic Compound serta cacat yang ada dalam skala mikro dari sambungan pelat tipis AA1100 dan pelat tipis CuZn. Pada ekperimen ini terdapat pengaruh pada variasi dwell time terhadap geometry tool sehingga mempengaruhi distribusi temperatur, kecepatan putar, dan axial force yang mengakibatkan hasil kekuatan uji tarik geser meningkat dari dwell time 2s ke 4s, sedangkan mengalami penurunan pada dwell time 6s. ......Micro Friction Stir Spot Welding (m-FSSW) is a type of solid state welding using non-consumable micro-scale tools with a material thickness of <1 mm and utilizing friction and axial force in the process. The result of welding is a lap-joint at one point. In this research, tool geometry was tested on welding results, so that a correlation was obtained between tool geometry, temperature, changes in rotational speed, axial force, shear tensile test results, and micro and macro tests. In this experiment, 4 types of tools were used, namely, tool 1 (One stage shoulder 450), tool 2 (one stage shoulder 650), tool 3 (small taper), tool 4 (medium taper). The test standards used are ISO 14273 (Tensile Shear Test), ASTM E340 (Macrostructure), ASTM E407 (Microstructure). In this experiment, the highest shear tensile test result is 600,480 N with a dwell time of 4 seconds with a temperature of around 321.5 ˚C, was found on tool 4 (Medium Taper). In the macro and micro structure test results (crossection) there are Stir Zone (SZ), Thermo-Mechanically Affected Zone (TMAZ), Heat Affected Zone (HAZ), Parent Metal (PM), Hook and EXTD zones (on tool 3 and tool 4). In the SZ area, full recrystallization occurs (>220°C) while the TMAZ area experiences partial recrystallization due to heat and experiences changes in mechanical properties (120°C-250°C). and for HAZ areas or areas that are affected by heat but do not experience recrystallization (<220°C). The Microstructure (crossection) test shows the Intermetallic Compound and defects that exist on a micro scale from the joints of the AA1100 plate and the CuZn plate. In this experiment, there was an influence on variations in dwell time on the tool geometry, thus affecting the temperature distribution, rotational speed and axial force, which resulted in the shear tensile test strength results increasing from a dwell time of 2s to 4s, whereas it decreased at a dwell time of 6s.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library