Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frank, Helmut J.
New York: Frederick A. Praeger, 1966
338.23 FRA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Nurul Rahmadini
Abstrak :
ABSTRACT
Senyawa metalloporphyrin telah berhasil diidentifikasi keberadaannya dalam fraksi asphaltenes crude oil Duri menggunakan metode ekstraksi Soxhlet dan kromatografi kolom. Kandungan maltenes dan asphaltenes dalam crude oil Duri masing-masing sebesar 73,9235 % dan 1,3783 %. Analisis UV-Vis untuk hasil kromatografi kolom asphaltenes fraksi 14 menunjukkan spektrum molekul porfirin yang terikat pada logam pada panjang gelombang 668 nm. Analisis spektrum FTIR pada hasil kromatografi kolom asphaltenes fraksi 14 menunjukkan adanya cincin pirol pada bilangan gelombang 467, 699 dan 736 cm-1 yang merupakan gugus pembentuk porfirin. Analisis kualitatif EDX menunjukkan adanya kandungan logam Ni, V dan Fe pada sampel hasil ekstraksi asphaltenes, serta analisis kuantitatif dengan ICP-OES pada sampel kolom kromatografi fraksi 14 menunjukkan kandungan logam Ni sebesar 1,56 ppm, logam vanadium 0,048 ppm, dan logam Fe 0,13 ppm. Analisis LC-MS menujukkan kandungan senyawa nikel porfirin dengan rumus struktur C32H37N4Ni pada waktu retensi pada 11,601 menit dan berat molekul senyawa sebesar 536.
ABSTRACT
The Metalloporphyrin compound has been identified in the asphaltenes fraction Duri Crude Oil using the Soxhlet extraction method and column chromatography. The content of maltenes and asphaltenes in Duri crude oil were 73.9235% and 1.3783%, respectively. The UV-Vis analysis for the asphaltenes column chromatography of fraction 14 shows the spectrum of porphyrin molecules bound to metals at a wavelength of 668 nm. The results of FTIR spectrum analysis on the asphaltenes column chromatography of fraction 14 showed the presence of a pyrol ring at wave numbers 467, 699 and 736 cm-1 which are porphyrin forming groups. The qualitative analysis of EDX showed Ni, V and Fe metal contents in asphaltenes extraction with diklorometana, and quantitative analysis by ICP-OES asphaltenes column chromatography of fraction 14 showed Ni metal content of 1.56 ppm, vanadium metal of 0.048 ppm, and Fe metal of 0.13 ppm. The results of LC-MS analysis showed the presence of porphyrin nickel compounds with the structural formula C32H37N4Ni at a retention time of 11.601 minutes and a compound molecular weight of 536.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarjanto
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini minyak bumi masih merupakan sumber energi utama. Sebagai sumber energi yang tidak dapat diperbaharui maka minyak bumi yang dihasilkan semakin berkurang pada masa, yang akan datang. Proses pengurasan minyak bumi dengan cara. cc primer" dan "sekunder" memberikan hasil yang terbatas (± 35%), sedangkan minyak bumi yang tersisa pada reservoar masih cukup banyak *(± 65%). Nlinyak bumi yang tersisa, tedebak di dalam pori-pori batuan reservoar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan. suatu surfaktan untuk menarik beberapa jenis minyak bumi dari pori-pori beberapa jenis batuan reservoar ke dalam. fasa air formasi buatan dengan melihat perubahan sudut kontak yang terjadi dari sistem air fonnasi/minyak bumi/batuan reservoar. Surfaktan yang dipakai mempunyai gugus a-olefin sulfonat. Dengan memvafiasikan konsentrasi surfaktan di dalam air formasi buatan dilihat pengaruh surfaktan terhadap sudut kontak yang terbentuk pada sistem air formasi/minyak bumi/batuan reservoar. Temperatur yang dipakai disesuaikan dengan keadaan reservoar pada umumnya yaltu 50'C dan 60'C. Alat yang digunakan untuk mellhat sudut kontak adalah Goinonieter. Digunakan tiga jenis minyak butni yaltu A, B dan C serta dua jenis batuan reservoar yaltu batuan pasir dan batuan kapur. Sifat fisika darl batuan reservoar yaltu porositas, permeabilitas dan ukuran pori-porinya ditentukan dengan dengan porosimeter, permeameter dan scanning mikroskop elektron. Hasil darl penguk-uran sudut kontak sistern air formasi/minyak bumi/batuan reservoar mernberikan hasil yang baik pada konsentrasi surfak-tan 10 mg/100ml balk pada temperatur 50'C dan 60T. Sudut kontak pada subu 50'C ada'iah 25,50' dan pada suhu 60'C adalah 59,17' untuk minyak burni A dengan batuan. pasir,- minyak bumi A dengan batuan kapur pada suhu 50'C adalah 42,91' dan pada subu 60'C adalah 46,45'; minyak bumi B dengan batuan pasir pada suhu 50T adalah 54,40' dan pada suhu 60T adalah 65,500; minyak bumi B dengan *batuan kapur pada suhu 50'C adalah 40,57' dan pada suhu 60'C adalah 47,71', minyak bumi C dengan batuan. pasir pada suhu SOT adalah 70,44' dan pada suhu 60*C adalah 78,40'; minyak bumi C dengan batuan kapur pada suhu 50T adalah 43,50' dan pada suhu 60'C adalah 49,66'. Surfaktan yang mempunyai gugus cc-olefin sulfonat dapat memberikan peningkatan sudut kontak. Batuan dengan pori-pori yang lebih besar dan. n^nyak burni yang bersifat lebih polar memberikan peningkatan sudut kontak yang lebih besar.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinny
Abstrak :
"ABSTRAK
" Metalloporphyrin merupakan salah satu senyawa yang berpotensi menyebabkan deaktivasi katalis dalam proses catalytic cracking dan hydrotreating. Pengetahuan mengenai struktur dari senyawa metalloporphyrin dapat menjadi informasi dasar dalam mengatasi masalah keracunan katalis. Rendahnya kandungan asphaltenes dalam crude oil Duri dengan bobot fraksi sebesar 0,7872 , memungkinkan tingginya kadar metalloporphyrin dalam fraksi maltenes yang memiliki bobot fraksi sebesar 82,7285 . Senyawa metalloporphyrin dalam fraksi maltenes dianalisa dengan 2 metode, yaitu kromatografi kolom dan ekstraksi soxhlet. Dalam kromatografi kolom, maltenes dipisahkan menjadi fraksi turunannya, yakni saturates, aromatik, dan resin yang memiliki bobot fraksi sebesar 49,7487 ; 34,9246 , dan 15,3266 . Berdasarkan analisa spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan EDS, hanya resin yang mengandung senyawa metalloporphyrin sehingga resin dipisahkan lebih lanjut dengan kromatografi kolom. Hasil pemisahan maltenes dengan kedua metode dianalisa dengan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, MP-AES, LC-MS. Hasil analisa spektrofotometer UV-Vis menunjukkan senyawa metalloporphyrin memiliki puncak absorbansi pada panjang gelombang maksimum 480-700 nm. Hasil analisa FTIR untuk kedua jenis metode menunjukkan terdapatnya gugus pirol sebagai kerangka dasar porfirin yang memiliki daerah vibrasi pada bilangan gelombang sesuai, yakni berkisar antara 400-1100 cm-1. Hasil analisa EDS dan MP-AES menunjukkan terdapatnya kandungan logam Fe, Ni, dan V. Hasil analisa LC-MS menunjukan terdapatnya senyawa metalloporphyrin berupa C33H34N4VO2 untuk hasil pemisahan kolom resin dan C32H36N4Ni untuk hasil ekstraksi maltenes. "
" "ABSTRACT
" Metalloporphyrin is one of the compounds that could potentially cause deactivation of catalysts in the process of catalytic cracking and hydrotreating. Knowledge of the structure of the metalloporphyrin compound can be the basic information in overcoming the problem of catalyst poisoning. The low content of asphalteness in Duri crude oil with a fractional weight of 0.7872 , allows high levels of metalloporphyrin in the fraction of maltenes which has a fractional weight of 82.7285 . Metalloporphyrin compounds in the maltenes fraction were analyzed by 2 methods, i.e column chromatography and soxhlet extraction. In column chromatography, maltenes are separated into their derived fractions, which are saturates, aromatiks, and resins with fractional weight of 49.7487 34.9246 , and 15.3266 . Based on the analysis of UV Vis spectrophotometer, FTIR, and EDS resin is the only one that contained metalloporphyrin compound, so resin was further separated by column chromatography. The results of maltenes separation by both methods were analyzed by UV Vis spectrophotometer, FTIR, MP AES, LC MS. The result of UV Vis spectrophotometer analysis showed that the metalloporphyrin compound had an absorbance peak at a maximum wavelength of 480 700 nm. The FTIR analysis results for both types of methods indicate the presence of a pyrrole group as a porphyrin base framework having a vibrational region at corresponding wave numbers, ranging from 400 1100 cm 1. The results of EDS and MP AES analysis showed the presence of Fe, Ni, and V metal content. The LC MS analysis showed the presence of metalloporphyrin compounds in the form of C33H34N4VO2 for resin column and C32H36N4Ni for the extraction of maltenes.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
A site evaluation was made for a low-lying property in an old river levee/marsh association, used marginally for cattle raising, which was contaminated due to historical practices. Contamination was related to geomorphology: the lowest areas ...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyu Purwanto
Abstrak :
Model konfigurasi kilang dan jenis crude oil, keduanya merupakan variabel yang sangat menentukan pada nilai keekonomian dan investasi kilang. Oleh karena itu pemilihan model konfigurasi kilang dan jenis crude oil, merupakan pekerjaan yang sangat penting pada fasa studi kelayakan dari suatu proyek pembangunan kilang BBM.

Dalam Tesis ini dilakukan simulasi terhadap beberapa jenis model konfigurasi kilang dan crude oil. Jumlah model konfigurasi kilang yang disimulasikan adalah 6 buah, sedangkan jenis crude oil yang digunakan adalah arabian light, arabian heavy, kuwait, isthmus, minas dan breast. Dalam simulasi ini kapasitas kilang ditetapkan sebesar 200000 BPSD.

Dan analisis hasil simulasi terpilih 2 buah model konfigurasi kilang yang menguntungkan, yaitu Model 6 (Alur FCC - SDA) dan Model 3 (Alur HCU - VBU). Model 6 adalah model konfigurasi yang paling ekonomis untuk kilang yang produknya diarahkan kepada dominasi produk bensin, sedangkan Model 3 adalah model konfigurasi yang paling ekonomis untuk kilang yang produknya diarahkan kepada dominasi produk middle distillate (minyak tanah, jet-fuel dan solar).

Kuwait dan Isthmus crude merupakan jenis crude oil yang menghasilkan keuntungan (nilai keekonomian) paling tinggi dibanding dengan jenis crude oil lainnya. Namun ditinjau dari lokasinya yang lebih dekat maka Kuwait Crude merupakan pilihan yang lebih menarik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T5745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Daniel Syahputra
Abstrak :
Sebelum suatu produk akan dipasarkan maka diperlukan suatu penelitian pamasaran agar kegiatan pamasaran yang akan dilakukan menjadi terarah dan efisien serta sejalan dengan peraturan dan etika yang berlaku pada segmen pasar tersebut. Tulisan ini berupa penelitian pemasaran minyak mentah yang baru akan diproduksikan (minyak mentah OSEIL) serta proses penentuan formula harga dengan melakukan analisa menyeluruh terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan pemasaran minyak mentah tersebut. Aspek-aspek tersebut menyangkut kualitas minyak mentah, perspektif konsumen, situasi Pasar minyak (domestik, regional, dan internasional), permasalahan lingkungan hidup, serta peraturan Pemerintah. Dari penelitian yang dilakukan dicermati bahwa target Pasar minyak mentah OSEIL diprioritaskan pada negara-negara yang memiliki unit proses asphalt dan Tube base serta unit residue desulfurization. China, Korea Selatan dan Jepang merupakan target pasar yang potensial di regional Asia Pasifik. Untuk pasar dalam negeri, dari 8 kilang minyak Indonesia, kilang minyak Cilacap (Unit Pengolahan IV PERTAMINA) adalah kilang minyak yang paling tepat untuk memproses minyak mentah OSEIL. Memperhatikan kebijakan Pemerintah dalam penetapan harga minyak mentah Indonesia (ICP-Indonesian Crude Price) disimpulkan bahwa formula harga minyak mentah OSEIL (jenis minyak mentah heavy) menggunakan ICP minyak mentah DURI (ICP/DURI) sebagai referensi. Dari analisa perhitungan GPW (Gross Product Worth) minyak mentah OSEIL didapatkan bahwa formula harga minyak mentah OSEIL adalah ICPIOSEIL = ICP/DURI - US$ 1.85/barrel. Formula harga tersebut direkomendasikan sebagai introductory price formula minyak mentah OSEIL kepada manajemen Santos Asia Pacific yang selanjutnya diajukan kepada Pemerintah Indonesia untuk diberlakukan sebagai harga resmi. Pengamatan reaksi pasar terhadap minyak mentah OSEIL disarankan agar dilaksanakan secara intensif sehingga introductory price formula tersebut dapat dievaluasi kembali setelah melewati periode pengamatan tertentu dalam mengupayakan formula harga yang mencerminkan harga Pasar (market reflected price formula).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kurniawan
Abstrak :
Artikel ini menganalisis hubungan antara harga minyak mentah, gas alam dan saham berkenaan dengan periode sebelum, ketika dan setelah krisis keuangan global. Kami menemukan bahwa harga minyak secara umum mempengaruhi harga pasar gas alam setelah periode krisis tahun 2008. Lebih lanjut lagi, harga gas alam secara sepihak mempengaruhi harga saham sebelum dan sesudah periode krisis tahun 2008 tetapi tidak berpengaruh ketika dalam periode krisis. Kami juga menyajikan bukti dampak spillover atas turunnya harga saham terhadap turunnya harga minyak mentah. Hasil ini merupakan bukti baru atas adanya finansialisasi terhadap pasar minyak setelah krisis keuangan global. Namun, hasil analisis menunjukkan tidak adanya indikasi finansialisasi atas gas alam. ......This paper analyze the relationship between crude oil, natural gas and stock prices with respect to the period before, during and after global financial crisis. We find that oil price generally affects gas market after the 2008 crisis period. Furthermore, we also find that gas market unilaterally affects stock market before and after but not during the 2008 recession. We also provide new evidence of the spillover impact from decreasing price stock to decreasing price of oil. This result serves as a new proof of the financialization of oil market after the global financial crisis. However, our result shows there is no indication of financialization of the gas market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Mulyana
Abstrak :
Pengoperasian pipa transmisi minyak mentah sering mengalami kegagalan disebabkan oleh faktor korosi eksternal, dan internal dari kandungan spesifik minyak yang dialirkan. Dari trending kegagalan operasional tersebut, perusahaan operator pipa harus menyiapkan Sistem manajemen risiko yang dirancang untuk memperkirakan tingkat risiko untuk mencegah dan mitigasi kegagalan pipa tersebut. Berdasarkan tingkat risiko pipa minyak mentah onshore diameter 20” yang tertanam dan telah beroperasi melebihi umur pakai nya didapati kegagalan yang disebabkan faktor eksternal dan lingkungan. Beberapa ancaman yang mungkin berpotensi menyebabkan kegagalan terkait kondisi lingkungan teridentifikasi dari adanya temuan korosi karena kondisi tanah dan korosi dari permukaan luar pipa.  Analisis Risiko yang telah dilakukan dengan menghitung nilai PoF dan CoF menggunakan metodologi yang sesuai dengan metode Risk Based Inspection yang dikembangkan untuk setiap segmen jalur pipa darat. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak asesmen resiko yang menghasilkan PoF, CoF, tingkat risiko, status integritas, dan kerugian yang diharapkan untuk memberikan rekomendasi pencegahan kegagalan yang bergantung pada waktu. Dari hasil analisis RBI diperoleh karakteristik pemeriksaan (jadwal, metode dan tingkat efektivitas). Inspeksi interval empat tahun harus dilakukan dengan kisaran jumlah segmen inspeksi antara 800 hingga 1500 segmen. ...... Instead of technical operation of the operation of the crude oil transmission pipeline often fails due to external and internal corrosion factors due to the specific content of the oil being delivered. From the trend of operational failures, the pipeline operator company must prepare a risk management system designed to estimate the level of risk to prevent and mitigate the failure of the pipeline. Based on the risk level of the onshore crude oil pipe with a diameter of 20” which is embedded and has been operating beyond its service life, it is found that failure is caused by external and environmental factors. Several threats that may have the potential to cause failure related to environmental conditions were identified from the findings of corrosion due to soil conditions and corrosion of the outer surface of the pipe. Calculations were conducted using risk asesment software which results PoF, CoF, risk level, integrity status, and expected loss to provide recommendations for time dependent failure prevention. Based on RBI analysis result, characteristic of inspection (schedule, method and effectivity level) was obtained.  Furthermore, four years interval inspection should be conducted with amount range of inspection segment between 800 to 1500 segments
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Ambarwati
1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>