Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifwaldi Rivai
Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan S. Sundjaja
Bandung: Fakultas Ekonomi-Universitas Katoloik Parahyangan, 1991
346.598 RID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline
Abstrak :
Kartu kredit di Indonesia berdasarkan statistik Bank Indonesia per April 2010 Jumlah kartu yang beredar saat ini telah mencapai lebih dari 12 juta kartu. Kartu kredit sebagai salah satu instrumen pembayaran non tunai yang diminati telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia. Seiring dengan perkembangan perbankan syariah dengan berpedoman pada Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, instrumen kartu sebagai alat pembayaran sudah memasuki dunia perbankan syariah. fatwa DSN No.54/DSNMUI/ X/2006 Syariah Card didefinisikan sebagai kartu yang berfungsi sebagai Kartu Kredit yang hubungan hukum antara para pihak berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam fatwa. Di Indonesia baru ada dua kartu kredit syariah, pertama Dirham card dan yang kedua adalah BNI Hasanah card. Penerbitan kartu kredit syariah merupakan suatu produk yang baru maka masih banyak kalangan yang belum memahami mengenai kartu kredit syariah ini. Dengan demikian dalam tesis ini penulis membahas tentang pengaturan penerapan kartu kredit syariah di bank BNI syariah berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia serta perlindungan hukum terhadap nasabah kartu kredit syariah. Dalam penelitiannya penulis menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan wawancara sebagai alat pengumpulan data. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Hasanah Card tidak menganut sistem bunga berbunga seperti kartu kredit konvensional melainkan dengan sistem bagi hasil yang didasarkan pada prinsip syariah. Dalam penerapannya Hasanah Card secara keselurahan telah memenuhi syarat dan ketentuan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional. Sistem perlindungan nasabah bertujuan untuk memberikan perlindungan dan memberdayakan nasabah melalui mekanisme pengaduan nasabah, transparansi produk perbankan dan data pribadi nasabah serta penyediaan lembaga mediasi independen.Dalam menyelesaikan sengketa yang timbul antara nasabah dan bank syariah, penyelesaiannya dapat dibawa ke Badan Abitrase Syariah Nasional atau ke pengadilan Agama.
The amount of credit card in Indonesia base on Bank of Indonesia?s April 2010 statistic is more than 12 million cards. Credit card as one of non cash payment instrument has a very significant growth in Indonesia. Parallel with the growth of Syariah Banking base on the Regulation No.21 2008 about Syariah Banking, card instrument as a payment tool has join the world of Syariah Banking. According to Fatwa DSN no.54/DSN/2006 Syariah card is describe as a credit card which legal relationship between all parties base on Syariah principal whish has been ruled in Fatwa. In Indonesia there are two syariah credit card, Dirham card and BNI Hasanah card. Syariah credit card is a new product which hasn?t been fully understood by most people or consumers. Hence in this thesis the writer will discuss and elaborate the rule of application of syariah credit card in BNI Syariah according to Indonesian regulation and the legal protection for consumers. In this research writer is using normative research method with interview as a gathering information tool. This research conclude that Hasanah Card doesn?t have compound interest system as the conventional credit card does, instead with the system profit loss and sharing system base on syariah principal. IN its application Hasanah card has comply with the terms and requirements in Fatwa by Syariah National Committee. Consumer protection system intend to give a protection and empower the consumers through consumer complaint mechanism, banking product transparency & consumers personal data and independent mediation institution. In dispute between consumers and syariah bank, the settlement will be brought to National Syariah Arbitration Institution or Religion Court.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T27428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Japri
Abstrak :
Tesis ini membahas analisis dampak penggunaan credit card pada consumer credit dan gagal bayar konsumen. Hasil penelitian menyarankan bahwa sebaiknya konsumen dapat mengendalikan diri terhadap penggunaan berbagai bentuk fasilitas kredit yaitu seperti kartu kredit dan kredit konsumsi sehingga penggunaan faslitas kredit seperti kredit konsumsi tersebut tidak digunakan secara yang berlebihan, dapat mencegah terjadinya kesulitan keuangan yang dialami oleh setiap konsumen sehingga tidak menyebabkan kegagalan bayar seperti dengan memiliki tabungan pribadi yang dapat digunakan sewaktu-waktu dalam keadaan mendesak, konsumen sadar dan mengerti akan kebutuhan onsumen yang harus dipenuhi dan tidak menyalahgunakan fasilitas kartu kredit dan kredit konsumsi, segera menjual asset atau harta pribadi untuk melunasi hutang kartu kredit dan kredit konsumsi apabila terjadi kesulitan keuangan sehingga hutang yang dilunasi tidak terlalu banyak karena terlilit oleh bunga bank dan apabila konsumen memiliki modal atau uang pribadi untuk membeli sesuatu sebaiknya menghindari penggunaan kartu kredit dan kredit konsumsi.
The focus of this thesis is to analyze the impact of using credit cards in consumer credit which has the tendency to be unable to settle the debt (Non Performing Loan). The result of this study suggest that the consumers should be able to control using of their facilities are not used in excess, can prevent the financial disstres by using each consumer so can't caused pay failure by having a personal saving account that can be used at any time in emergency, consumers will be aware and understand the consumer needs to be fulfilled and not abuse credit cards and credit facilites consumption, immedietly sell assets or personal property to pay off credit card debt and consumption loans in the event of financial distress so the debt was not paid too much and if consumers have the capital or money to buy something should avoid using of credit cards and consumer credit.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27730
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rafy Bramptono Sugiri
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guitian, Manual
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [1968]
332.7 GUI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy
Abstrak :
ABSTRAK
Kartu kredit telah lama menjadi sistem pembayaran, bahkan telah diadopsi menjadi sistem pembayaran untuk sistem perdagangan yang memanfaatkan jaringan komputer global. Pada sistem perdagangan seperti itu, sistem pembayaran digital dapat menjadi altematif selain sistem pembayaran kartu kredit Pada sistem pembayaran digital, transaksi tidak sekedar melakukan pencatatan atau akunting saja, melainkan diikuti dengan perpindahan data digital sebagai representasi alat pembayaran atau bukti pembayaran, dari satu pihak, misalnya pihak pembeli, ke pihak lain, misalnya pihak penjual. Contoh sistem pembayaran digital adalah uang digital dan kartu kredit digital anorrim. Uang digital adalah alat pembayaran secara tunai dalam bentuk digital. Kartu kredit digital anonim adalah alat pembayaran secara tidak tunai atau kredit dalam bentuk digital dimana detil pembayarannya anonim, artinya tidak ada pihak lain kecuali pembayar yang dapat menelusuri hubungan antara identitas pembayar dengan informasi pembayaran. Uang digital yang terkenal adalah uang digital David Chaum dan uang digital Stefan Brands. Kartu kredit digital anonim diusulkan oleh Steven H Low, Nicholas F Maxemchuk, dan Sanjoy Paul. Kartu kredit mereka, dalam thesis ini, selanjutnya disebut KK-Low. KK-Low rentan terhadap kejahatan kolusi. Identitas pembayar dapat ditehisuri dari informasi pembayaran jika ada pihak-pihak tertentu yang berkolusi. Dengan kata lain, kolusi antara pihak-pihak tertentu dapat mengasosiasikan identitas pembayar dengan informasi pembayaran. Hal itu dapat merugikan pembayar karena rahasia pembayarannya diketahui pihak tain. Oleh karena itu, thesis ini bertujuan membuat kartu kredit digital anonim yang bebas kolusi. Tujuan tersebut dicapai dengan membuat kartu kredit digital anonim baru, bukan modifikasi terhadap KK-Low. Penyebab kelemahan KK-Low dan teknik menghindari kelemahan itu dipelajari. Juga, uang digital David Chaum dan uang digital Stefan Brands dipelajari sebagai contoh sistem pembayaran digital. Kemudian, dibuat kartu kredit digital anonim dengan konsep baru. Thesis ini menghasilkan kartu kredit digital anonim yang diberi nama SMARTCredit. SMARTCredit berbeda dengan KK-Low karena SMARTCredit bcrbasis credential token sedangkan KK-Low berbasis^und transfer. SMARTCredit bersifat bebas kolusi, artinya tidak ada kejahatan kolusi yang dapat merugikan pihak tertentu. Selain itu, SMARTCredit dapat bekerja secara offline.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Tri Hardjanto
Abstrak :
Perkembangan informasi dan teknologi yang semakin canggih merubah gaya hidup masyarakat, tidak terkecuali dalam bertransaksi. Hal ini dilihat oleh industri perbankan sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Produk bank yang dapat memenuhi kebutuhan ini antara lain kartu kredit. Bank penerbit kartu kredit yang saat ini menguasai pasar di Indonesia adalah Citibank, BNI, BCA, BII dan Bank Mandiri. Kelima bank tersebut menguasai pasar kartu kredit di Indonesia lebih dari 70 % dari semua pemegang kartu kredit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa peringkat atribut kartu kredit menurut kepentingannya adalah penggunaannya luas, bungs kartu kredit, iuran kartu kredit, kemudahan cara pembayaran, reputasi bank, penanganan keluhan, ketepatan pengiriman tagihan, Iayanan call centre, denda keterlambatan pembayaran, bunga penarikan tunai, reward, limit kartu kredit, permohonan kartu kredit, point bonus, limit penarikan tunai, prestise, penawaran produk dalam katalog dan desain kartu kredit. Berdasarkan basil penelitian tersebut bank-bank penerbit kartu kredit mendapatkan informasi mengenai harapan pengguna kartu kredit terhadap atribut-atribut kartu kredit menurut tingkat kepentingannya. Hal ini merupakan informasi panting bagi bank penerbit kartu kredit dalam rangka menerapkan strategi pemasaran kartu kredit sesuai dengan tujuan bisnisnya masing-masing. Pada akhirnya diharapkan bank-bank penerbit kartu kredit dapat secara kreatif dan inovatif mengembangkan fasilitas dan fitur-fitur kartu kredit yang dapat memenuhi kebutuhan yang iebih tinggi dari penggunanya, sehingga manfaat kartu kredit yang dirasakan akan semakin baik dan kepuasan dapat dirasakan oleh pengguna kartu kredit.
The growth of Information and technology which is sophisticated has changed society life style, even in doing transaction. This matter is seen by banking industry as bussiness potency which is very promising. The bank product that is able to fulfill this requirement is credit card. The bank publisher of credit card which in this time mastering market share in Indonesia are Citibank, BNI, BCA, BII and Mandiri. Those five banks are mastering credit card market share in Indonesia more than 70 %from all credit card holder. Based on the result of the research, it is known that credit card attribute sequency qualification are the range usage, the interest, the annual fee, the practicality of payment, the bank reputation, the handling complain, the accuracy of delivery of invoice, the service of call centre, the fine of delayed in payment, the interest of withdrawal of cash, the reward, the limit, the proffering of application, the bonus point, the limit withdrawal of cash, the presstige, the offer of product in catalogue and the design of the credit card. Based on that research above the banks publisher of credit card will get the information about the expectation of credit card holder toward the credit card attributes based on its importance. This matter is very importance for bank publisher of credit card for the agenda of applying marketing strategy of credit card in line with it each target. In the end, the bank publisher of credit card are expected to develop creatively and inovatively the facilites and the features of credit card which are able to fulfill the higher demand from the consumer so that the credit card will be more beneficial and satisfying for its consumer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylva Alif Rusmita
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap kartu kredit syariah dan konvensional. Dengan menggunakan data survei kuesioner online dari 51 responden di Surabaya, Jawa Timur, penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar konsumen memiliki kartu kredit karena faktor kenyamanan, adanya hubungan baik dengan bank, dan adanya penawaran dari pihak pemasaran. Oleh karena itu, penjualan adalah cara paling ampuh untuk mengajak masyarakat daam memiliki kartu kredit syariah. Banyak pelanggan tidak peduli apakah kartu kredit mereka berbasis syariah atau tidak, asalkan salesman mempromosikan kartu kepada mereka dan kartu tersebut dapat memenuhi kebutuhan pribadi mereka terutama untuk transaksi penjualan dan pembelian secara online, mereka akan menggunakan kartu tersebut. Jumlah penduduk Muslim yang besar di Surabaya harus menjadi bagian dari pasar yang menguntungkan untuk kartu kredit syariah. Oleh karena itu, pendidikan tentang cara konsumsi Islam dan bahaya riba harus dipromosikan di Surabaya.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2017
330 JETIK 16:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andong Tri Setyonegoro
Abstrak :
Karya akhir ini bertujuan untuk mengukur besarnya risiko kredit khususnya untuk scgmen karlu kredit Bank X di tahun 2005 dengan mempergunakan metode CreditRisk+. Alasan pcinilihan topik ini adalah : a. Produk Karlu Kredit merupakan jenis kredit yang memiliki resiko tinggi, mengingat sejak keputusan pemberian kredit oleh bank cenderung hanya didasarkan kepada verifikasi dokumen pendukung seperti slip gaji, surat keterangan, lembar penagihan kartu kredit bank lain, hasil rating sesama anggota Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), hasil verifikasi melalui telepon, serta lambahan dokumen pendukung lainnya, dan hanya sebagian calon pemegang karlu kredit yang prosesnya didahului oleh survey atau pengecekan lapangan mengingat kemampuan bank umumnya tidak memungkinkan unluk melakukan pengecekan lapangan semua calon pemegang kartu kredit, juga karena proses keputusan kredit hams sudah diberikan paling lambat lima hari sejak aplikasi kartu kredit diterima bank, selain itu kredit yang diberikan adalah unluk tujuan konsumsi dan tidak memiliki jaminan atas pemberian kredit tersebut. b. Bank X adalah penerbit kartu kredit terbesar not-nor dua di Indonesia di tahun 2005 setelah Citibank dengan jumlah pcmegang kartu kredil lebih dari 800.000 Cardholder dengan total outstanding balanced sebesar lebih dari Rp. 1,5 trilyun sehingga terdapat potensi risiko kredit yang cukup besar khususnya dalam hal terjadinya Default bagi Bank X, apabila pengeiolaan risiko kredit nya tidak dilakukan secara baik. c. Bank X belum mencrapkan metode Internal Raring Base (IRB) approach khususnya metode CrcclitRiski- untuk menghitung risiko kredit portofolio kartu krcdit nya. d. Adanya ketentuan Basel 11 tcntang kcharusan menghitung risiko krcdit scbagai salah satu unsur dalam menghitung CAR. Berdasarkan ketentuan Basel II, perhitungan risiko krcdit dapat mempergunakan beberapa pendekatan, antara lain dengan Standardized Model dan Internal Model, dimana dalam penelitian ini akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan Internal Model dengan pendekatan CreditRisk+. CreditRisk+ dianggap sebagai Internal Model yang tepat untuk menghitung risiko krcdit pada suatu portofolio, hal ini karena metode ini dapat dipergunakan untuk menghitung risiko krcdit suatu portofolio krcdit dalam jumlah yang banyak namun dengan besaran outstanding masing-masing krcdit kecil, juga karena metode ini tidak memerlukan tambahan data makro sehingga dalam penerapannya lebih efisien namun tetap efektif. Selain itu metode ini dikenal scbagai Default Model yang hanya mcmbedakan portofolio krcdit menjadi dua golongan yaitu bagian portofolio krcdit yang An Del iult dan Default saja scrta mcngabaikan penycbab tcrjadinya Default tersebut. Penerapan CreditRisk+ dilakukan dengan menghitung risiko kartu kredit di Bank X dengan batasan-batasan scbagai berikut : a. Data portofolio kartu kredit yang dipergunakan adalah data selama 12 bulan di tahun 2005. b. Nilai exposure berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 250 juta, mengingat hampir 90% oposure yang ada di dalam portofolio Bank X berada pada kisaran nilai tersebut, tanpa memperhatikan jenis kartu kredit Classic, Gold atau Platinum. Secara garis besar, tahapan penghitungan risiko kredit mempergunakan metade CreditRisk+ dilakukan dcngan mcnghitung Frequency of Default dan Severity cof Losses, kemudian rnenghitung Distribution of Default Losses. Selanjutnya dari perhitungan terschut, akan diperaleh besamya potensi kerugian berupa Expected Loss. Unexpected Loss dan bcsarnya Economic Capital untuk menutup kerugian yang terjadi. Perhitungan portofolio kartu kredit dengan mempergunakan metade CreditRisk+ dengan asunisi tingkat keyakinan 95% dan Probability of Default dihitung dcngan Poisson Model, menunjukkan basil sebagai berikut: a. Nilai Expected Loss yang menunjukkan besamya kerugian yang diperkirakan tcrjadi setiap bulan dapat dihitung nilainya mempergunakan metode CreditRisk+, sebagai contoh nilai Expected Lost di bulan November 2005 bcsarnya adalah Rp.74,823 Milyar. Nilai Expected Loss setiap bulan tersebut diharapkan dapat ditutup olch nilai PPAP yang dibcntuk oleh Bank X dan dcngan mernpergunakan Likelihood Ratio Test dikctahui bahwa hampir scluruh Expected Loss yang ada di tahun 2005 masih dapat ditutup oleh nilai Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif(PPAP) yang dibcntuk olch Bank X. b. Dengan pencrapan metade CreditRisk+ dal= penelitian ini, besamya nilai VaR sctiap bulan juga dapat dihitung nilainya, dengan tingkat kepercayaan 95 % maka nilai VaR suatu bulan menunjukkan proyeksi besamya nilai kerugian terbesar (Unexpected Loss) bulan berikutnya, sebagai contoh nilai VaR bulan November 2005 sebesar Rp.82,875 Milyar yang menunjukkan proyeksi nilai kerugian maksimum bulan Desember 2005 dengan tingkat kepercayaan 95 %, dimana nilai kcrugian aktual pada bulan Desembcr adalah sebesar Rp.80,303 Milyar. c. Hasil pengujian dcngan metode Likelihood Ratio pada tingkat kepercayaan 95%, mcnunjukkan bahwa sclama periodc pengamatan besarnya nilai VaR yang mcrupakan proycksi jumlah kerugian terbcsar bulan bcrikutnya cukup akurat untuk dipcrgunakan dalam mcnghitung risiko krcdit, karena selama periodc pengamatan seluruh nilai kcrugian aktual yang terjadi masih dibawah =bang batas jumlah kcrugian yang dapat ditolelir atau tidak terdapat nilai kerugian aktual yang nilainya lcbih bcsar atau sama dcngan nilai- VaR yang dihitung dcngan mctodc CredirRisk+. d. Dengan mempcrbunakan mctodc CredizRi.sk+, Bank X mempcrolch insentif berupa penurunan kewajiban pemenuhan modal, scbagai contoh di bulan November 2005 kewajiban pemenuhan modal mempcrbunakan metode CrecliiRisk+ adalah 0.39 % dad total exposure nya, angka ini jauh lcbih rendah dibandingkan dengan mempcrbunakan Standardized Approach yang mcnghasilkan kewajiban pemenuhan modal sebesar 6,29 % dari total exposure, schingga Bank X mempcrolch insentif nilai modal sebesar 5,90% (6,29% - 0,39%) yang dapat dialokasikan oleh Bank X untuk kcpcntingan lainnya yang lcbih produktif. e. Bank X memperolch manfaat lain dad pcncrapan metode CredirRisk+, selain dapat menghitung risiko kredit nya secara Icbih akurat. pcncrapan metode ini dapat mcmbantu manajcmen Bank X dalam mcnyusun strategi yang lebih cfcktif dan pengalokasian SDM yang Iebih akurat dalam mclakukan penagihan kreditnya yang Default.
The purpose of this thesis is to measure credit risk especially for the credit card segment of Bank X in 2005 by utilizing the CreditRisk+ method. The reasons of selecting this topic are: a. Credit Card is a type of credit that has a high risk, because since the decision of credit offer by the bank tends to be only based on supporting document verification for instance salary slip, recommendation letter, other bank's billing statement, rating result from other members of Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), phone verification result, as well as (he addition of the other supporting document, and only some of the process of the cardholder's applicant is proceeded by survey or external verification (on the spot), concerning that the bank's capacity generally does not possible to do field verification for all applicants, also because of the decision must been given at least in five days since the credit card application is accepted by the bank, moreover credit that is given aims for consumption and does not have the collateral. b. The Bank X is on 2''d rank of credit card's issuer in Indonesia in 2005 after Citibank, with the numbers of cardholders are more than 800.000 and the total outstanding balanced is more than Rp.1,5 trillion. On that condition, The Bank X has a potential high risk on its credit especially in the matter of the default occurrence, if the risk management of its credit is not well developed. c. The Bank X has not applied the method of Internal Rating Base (IRB) approach yet especially the CreditRisk+ method to calculate the credit risk of its credit card's portfolio. d. There is the regulation of Basel II about obligation to calculate the credit risk as one of the elements in calculating Capital Adequacy Ratio (CAR). Based on the Based in regulation, the calculation of the credit risk can be utilized in several approaches, such as by Standardized Model or Internal Model, that in this research it will be done credit risk calculation by using Internal Model with the CreditRisk+ approach. CreditRisk+ was reputed as the precise Internal Model to calculate the risk of credit in a portfolio, because this method can be utilized to calculate the risk of credit in a large portfolio of each small credit, also because of this method do not need the addition of the macro's economic data, so in its implementation is more efficient but still effective. Moreover this method is known as the Default Model that differentiates the credit portfolio only into two groups, the first is a Not Default credit portfolio and the other one is a Default credit portfolio, also this model ignores the cause of the Default occurrence. The implementation of CreditRisk+ is done by calculating the risk of the credit card in the Bank X with limitations as follows: a. The credit card portfolio data is the data for 12 months in 2005. b. The exposure revolves between Rp. 500 thousand up to Rp. 250 million; considering that almost 90% exposure available in the Bank X's portfolio is in that value range, without considering the type of Classic, Gold or Platinum card. In general, the stage of calculating credit risk with the CreditRisk+ method will be done by calculating Frequency of Default and Severity of Losses, afterwards calculating Distribution of Default Losses. From the result, will gel the potential loss such as Expected Loss, Unexpected Loss and the Economic Capital to cover the loss. The calculation of credit card portfolio by utilizing the CreditRisk+ method with the assumption of the 95%conviction level and probability of default is calculated by Poisson's model, shows results as follows: a. The Expected Loss that shows the estimated loss occurs every month can be calculated with CreditRisk+ method, for example is the Expected Lost value in November 2005 is Rp.74, 823 Billion. That value is expected to be covered by the PPAP that is formed by Bank X and by utilizing Likelihood ratio test it is known that almost all Expected Loss in 2005 still can be covered by the value of PPAP (Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif) that is formed by Bank X. b. With implementation of the CrediiRisk+ method in this research, the size of VaR every month also can be calculated, using the 95 % level of reliability so value of VaR (Unexpected Loss) in a month shows the projection of the biggest losses in the following month, for example is the size of VaR in November 2005 is Rp.82, 875 Billion, it shows the projection of the maximum loss in December 2005 with the 95 %level of reliability, the actual loss in December is Rp.80, 303 Billion. c. The result of the Likelihood Ratio method on 95% level of reliability shows that during the period of observation the size of VaR that shows the projection of the biggest loss in the following month. It is quite accurate to be utilized in calculating the risk of credit, because during the period of observation all of the actual value of loss that is happened is still under the limitation of tolerant total of loss or do not have the actual loss bigger than or same as the VaR value that is calculated with the CreditRisk+ method. d. By utilizing the Credit Risk+ method, Bank X receives incentive of the capital's fulfillment obligation reduction, for example in November 2005 the fulfillment obligation of capital utilized by the CreditRisk+ method is 0,39 % from the total exposure, this number is much more lower compared with Standardized Approach that produces the fulfillment obligation of capital for 6,29 % from the total exposure, therefore Bank X receives 5,90% (6,29% - 0,39%) capital incentive that can be allocated in more other productive area by Bank X. e. Bank X receives another benefit from the implementation of CreditRisk+ method, besides it can calculate the credit risk more accurately, this method implementation can help the management of Bank X to develop more effective strategy and more accurate human resources allocation in dunning its Default credit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>