Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zetryana Puteri
Abstrak :
Polianilin (PANI) (emeraldin terprotonasi / ES) berukuran kecil disintesis secara Bulk Polymerization dengan mengoksidasi anilin menggunakan Amonium Peroksodisulfat (APS) dengan dopan HCl. Hubungan antara pengaruh kondisi polimerisasi seperti: konsentrasi HCl, rasio mmol APS/Anilin, konsentrasi reagen, dan temperatur polimerisasi dengan distribusi ukuran partikel dipelajari menggunakan PSA (Particle Size Analyzer). Pengaruh ukuran partikel terhadap waktu kontak pembentukan PANI terdeprotonasi (emeraldin basa / EB) dipelajari dengan menggunakan ES berukuran terkecil. Sulfonasi pada EB dilakukan dengan menggunakan jumlah H2SO4 pekat (95-97%) yang berbeda menghasilkan emeraldin basa tersulfonasi, EBS 1 dan EBS 2, dimana EBS 2 diperoleh menggunakan H2SO4 pekat kurang lebih dua kali lebih banyak daripada EBS 1. Selanjutnya EB, EBS 1, dan EBS 2 digunakan untuk mereduksi Cr(VI). Karakterisasi produk dilakukan dengan menggunakan PSA, SEM, spektrofotometer UV-Vis, dan FT-IR. Ukuran partikel terkecil ES 0,452μm (24,4% Vol.) didapatkan dari rasio mmol APS/Anilin 0,07 dengan konsentrasi APS/Anilin 3,12x10-2 M/87,2x10-2 M dalam HCl 3 M. Pengamatan menggunakan SEM terhadap partikel tersebut menghasilkan morfologi nanofiber (diameter ±100nm). Dedoping Nanofiber ES dalam NaOH 0,1M berlangsung dalam waktu kontak optimum selama 3 Jam. EB, EBS 1, dan EBS 2 mampu mereduksi Cr(VI) dalam larutan. Kecepatan dan kapasitas reduksi Cr(VI) diperoleh dengan urutan EBS2 > EBS1 > EB. ......Polianilin (PANI) (emeraldine salt / ES) with small particle size was synthesized by Bulk Polymerization from aniline with ammonium peroxodisulfate (APS) as oxidator and HCl as a dopan. The relationship between polymerization conditions such as: concentration of HCl, the mmole ratio of APS/aniline, reagent concentration, and temperature of polymerization with the distribution of particle sizes studied using PSA (Particle Size Analyzer). The contact time of deprotonated PANI (emeraldine base / EB) formation from ES with smallest particle size was studied. Furthermore, sulfonation on EB was carried out using different amount of concentrated H2SO4 (95-97%) to produced sulfonated emeraldin, EBS 1 and EBS 2. EBS 2 was preparered by using twice amount of concentrated H2SO4 than for EBS 1. Finally, the EB, EBS 1 and EBS 2 prepared were used for reducing Cr(VI). Characterizations of products were observed by using PSA, SEM, UV-Vis spectrophotometer, and FT-IR. ES with smallest particle size 0.452 μm (24.4% Vol.) was obtained from the mmole ratio of APS/aniline 0.07 with the APS/aniline concentration 3.12 x10-2 M/87.2x10-2 M in HCl 3 M. The morphology of the particles shown nanofiber (diameter ± 100nm). Dedoping nanofiber ES in 0.1 M NaOH took place within 3 hours. EB, EBS 1 and EBS 2 prepared can be used to reduce Cr (VI) in solution. The reduction rate and capacity for Cr(VI) is in order of EBS 2 > EBS 1 > EB.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1003
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
This research was aimed to measure the impact of current ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), and Total Asset Turn Over (TATO) on Profit Growth, Sample of the research are three of corporates population engaged in cosmetics...
MMJA 9:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Hermawan
Abstrak :
Penggunaan semikonduktor untuk mereduksi ion logam beracun dalam penanganan limbah merupakan teknik yang relatif baru, misalnya pada reduksi C(VI). Teknik ini didasarkan pada terbentuknya pasangan elektron dan hole apabila semikonduktor ini dikenai foton yang energinya lebih besar dari band gap energi semikonduktor. TiO2 merupakan semikonduktor yang banyak digunakan karena mempunyai sifat kimia yang sesuai untuk reaksi fotokatalisis, kestabilan yang tinggi dan relatif murah. Kinetika reaksi reduksi Cr(VI) ternyata sesuai dengan persamaan Langmuir-Hinselwood, dengan menggunakan metode kecepatan awal, maka konstanta dalam persamaan ini dapat diperoleh. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan reaktor bertingkat dengan suspensi yang mengalir, dimana kecepatan aliran dipertahankan 8 L/menit untuk menjaga TiO2 masih dalam bentuk suspensi. Konsentrasi katalis yang digunakan adalah 0,5 g/L. Sumber foton diperoleh dengan menggunakan sepuluh buah lampu UV masing-masing dengan daya 10 watt yang disusun secara seri. Pada interval waktu tertentu sampel diambil dianalisis, dimana sebelumnya dilakukan penyaringan dahulu untuk memisahkan partikel TiO2, selanjutnya rafinatnya dianalisis dengan 1,5 diphenyl carbazid. Pengaruh pH, penambahan ion ammonium dan intensitas sinar UV terhadap kecepatan reaksi kemudian dievaluasi. Kecepatan reduksi Cr(VI) semakin besar pada larutan yang semakin asam, penambahan ion amonium sebagai hole scavenger akan mempercepat reaksi dan pengurangan intensitas sinar UV akan memperlambat reaksi reduksi Cr(VI). ......Semiconductor photocatalytic reduction is a relatively new technique for the removal dissolved toxic metal ions in wastewater, such as Cr(VI). This tecnology is based on the reactive electrons and holes generated on the surface of a semiconductor when it is illuminated by light with energy greater than it's band gap energy. TiO2 is the most widely used photocatayst because of its favorable chemical property, high stability and low cost. Kinetic studies showed that Cr(VI) reduction under UV irradiation is according to Langmuir-Hinselwood equation, using the initial rate method the constans of this equation were evaluated. The experiments were carried out in cascade photoreactor system with recirculation of the suspension, the flow rate was maintained on 8 liter per minute to keep TiO2 in suspension. The reduction in aqueous suspension of TiO2 (0,5gram per liter of solution) and irradiation by using ten series 10 watt blacklight lamp. At the regular time interval aliquots were withdrawn to analized, the aqueous sampel were filtered to remove TiO2 particles and subsequently analized by 1,5 diphenyl carbazide. We evaluated the effect of pH, the addition of ammonium ions as a "hole scavenger" and light intensity on the kinetic reaction. The reduction rates of Cr(VI) by photocatalytic–induced were significantly higher for more acidic solutions . The presence of ammonium ions might act as scavenger of holes and promoted the photocatalytic reduction of Cr(VI) by electron. On reducing light intensity would reduce the reduction rate of Cr(VI).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netti Yulia Ningsih
Abstrak :
Bentonit merupakan salah satu mineral yang kelimpahannya cukup besar di Indonesia. Untuk meningkatkan daya guna bentonit maka dibuat bentonit terpilar Al dengan polianilin dan diaplikasikan sebagai agen pereduksi ion Cr(VI). Pengukuran dengan XRD menunjukkan pilarisasi dengan polikation Al menyebabkan basal spacing dari bentonit alam naik menjadi 18,41 Å. Sintesis Bent@Al@PANI dilakukan secara in situ dengan anilin 0,05 M sebagai monomer dan amonium peroksodisulfat (APS) 0,0625 M sebagai inisiator dalam polimerisasi fasa bulk. Perbandingan konsentrasi APS/anilin adalah 1,25. Hasil uji FTIR dan spektrofotometer UV-Vis mengindikasikan bahwa polianilin yang diperoleh merupakan bentuk emeraldin salt (ES). Hasil pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan Bent@Al@PANI 0,05 M dengan waktu reaksi 10 menit, pH 3,0, massa 0,1 g mampu mereduksi Cr(VI) 1,92x10-4 M sebesar 83,03 %. Tetapan laju reduksi orde satu untuk Cr(VI) diperoleh sebesar 0,72 menit-1. ......Bentonite is a mineral that has a large abundance in Indonesia. To improve the usage of it, polyaniline-modified Al-pillared bentonite was synthesized and applied as a reductant of Cr(VI) ion. XRD measurement showed that the pillarization of bentonite using Al polycation caused the basal spacing value of bentonite to be 18,41 Å. Bent@Al@PANI was synthesized by in situ process with aniline 0,05 M as monomer, and ammonium peroxodisulfate (APS) 0,0625 M as initiator of bulk polymerization. Concentration ratio of APS/aniline was 1,25. The analysis result of FTIR and UV-Vis spectroscopy indicated that the result of synthesis was polyaniline in its emeraldine salt form. The result of measurement by UV-Vis characterization showed that 0,1 g of Bent@Al@PANI 0,05 M with 10 minutes reduction time and pH 3,0, resulted 83,30 % reduction percentage of Cr(VI) 1,92x10-4 M. First order reaction rate constant of Cr(VI) was found to be 0,72 min-1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vici Tritella Carmida
Abstrak :
Nanopartikel oksida seng (ZnO) yang diberi dopan kromium (Cr) dan penambahan 10 % montmorillonite (MMT) disintesis dengan metode kopresipitasi untuk empat variasi persen atom Cr. Nanopartikel dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Energy Dispersive X-Ray (EDX), Fourier Transform Infrared (FTIR), UV-Visible Diffuse Reflectance (UV-Vis) dan Electronic Spin Resonance (ESR). Pengujian aktivitas fotokatalitik dilakukan menggunakan model polutan methylene blue dengan paparan sinar UV. Penambahan montmorillonite dan dopan Cr pada ZnO dapat meningkatkan degradasi methylene blue dengan Cr doped ZnO/MMT 10 at.% menunjukkan degradasi maksimum dengan kondisi optimum dosis fotokatalis 0.7 g/L dan konsenstrasi larutan 20 mg/L. Spesies dominan pada aktivitas fotokatalitik adalah hole dan OH● berturut-turut. ......Chromium (Cr) doped zinc oxide (ZnO) nanoparticles with 10% montmorillonite (MMT) addition were synthesized by co-precipitation method for four chrome atomic percentage variations. Samples were characterized by X-Ray Diffraction (XRD), Energy Dispersive X-Ray (EDX), Fourier Transform Infrared (FTIR), UV-Visible Diffuse Reflectance (UV-Vis) and Electronic Spin Resonance (ESR). Photocatalytic were evaluated using methylene blue under UV light irradiation. MMT addition and Cr dopant to ZnO nanoparticles enhance methylene blue degradation with the optimum conditions are 0.7 g/L of nanoparticle and 20 mg/L of methylene blue initial concentration. Hole and OH● were identified as dominant species of photocatalytic activity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiq Firly Alfian
Abstrak :
Ion Cr(III) merupakan spesies logam yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Konsentrasi ion Cr(III) yang berlebih dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit seperti kardiovaskular dan penyakit mata. Karenanya metode deteksi yang sensitif dan selektif sangat dibutuhkan. Pada penelitian ini, dikembangkan deteksi ion Cr(III) berbasis fenomena electrochemiluminescence (ECL) menggunakan luminol sebagai luminofor pada elektroda boron-doped diamond (BDD). Dalam sistem ECL luminol yang digunakan, hidrogen peroksida ditambahkan sebagai koreaktan untuk meningkatkan reaksi ECL pada permukaan elektroda. Penambahan Cr(III) ke dalam sistem luminol-hidrogen peroksida menunjukkan penurunan intensitas sinyal ECL dari sistem. Optimasi menunjukkan bawa pada pH 9, konsentrasi hidrogen peroksida 25 mM, konsentrasi luminol 1 mM, laju pindai 100 mV/s, dan dalam atmosfer nitrogen, sinyal ECL berkurang secara linier dengan meningkatnya konsentrasi Cr(III) pada rentang konsentrasi 0 ppm hingga 0,1 ppm dengan nilai LOD sebesar 0,0095 ppm, LOQ sebesar 0,0316 ppm, dan sensitivitas sebesar 315,706 a.u ppm-1 cm-2. Keberulangan yang baik ditunjukkan dengan RSD sebesar 2,01% pada 10 kali pengulangan. Sensor ECL yang dikembangkan juga menunjukkan selektivitas yang baik terhadap ion Cr6+, Cd2+, dan Fe3+. Hasil pengukuran terhadap matriks air keran menujukkan persen perolehan kembali yang baik sekitar 83—99% menunjukkan bahwa metoda yang dikembangkan menjanjikan untuk pengembangan sensor Cr(III) berbasis ECL luminol pada berbagai sampel air. ......Cr(III) ion is a metal species that is harmful to humans and the environment. Excessive concentration of Cr(III) ions in the human body can cause diseases such as cardiovascular and eye diseases. Therefore, a sensitive and selective detection method is needed. In this research, the detection of Cr(III) ions based on the phenomenon of electrochemiluminescence (ECL) was developed using luminol as a luminophore on boron-doped diamond (BDD) electrodes. In the luminol ECL system used, hydrogen peroxide is added as a corectant to enhance the ECL reaction on the electrode surface. The addition of Cr(III) into the luminol-hydrogen peroxide system showed a decrease in the intensity of the ECL signal from the system. The optimization shows that at pH 9, hydrogen peroxide concentration 25 mM, luminol concentration 1 mM, scan rate 100 mV/s, and in a nitrogen atmosphere, the ECL signal decreases linearly with increasing Cr(III) concentration in the concentration range of 0 ppm to 0.15 ppm with a LOD value of 0.0095 ppm, a LOQ of 0.0316 ppm, and a sensitivity of 315.706 a.u ppm-1 cm-2. Good repeatability is indicated by an RSD of 2.01% at 10 repetitions. This ECL sensor also shows good selectivity towards Cr6+, Cd2+, and Fe3+ ions. The measurement results on the tap water matrix showed a good recovery percentage of around 83—99% indicating that the developed method is promising for developing Cr(III) sensors based on ECL luminol on various water samples.
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogananda
Abstrak :
Teluk Jakarta merupakan tempat berkumpulnya beberapa muara sungai. Di sekitar sungai-sungai tersebut banyak terdapat perindustrian yang di duga membuang limbahnya ke badan sungai. Akibatnya memberikan efek negatif terhadap kehidupan di sekitar Jakarta dan dapat terjadi penimbunan logam-logam berat dalam sedimen yang terbawa sampai ke teluk Jakarta. Studi kali ini akan mempelajari kontaminasi logam berat di dalam sedimen yang diambil diperairan muara sungai yang mengalir menuju ke Teluk Jakarta dengan menggunakan prosedur ekstraksi bertahap (sequential extraction). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi logam berat Cr dan Zn di perairan dan untuk mengetahui persentase fraksi dari tiap logam tersebut di dalam sedimen yang bersifat “Weak Acid Soluble Fraction”, “Easily Reducible Fraction”, “Moderately Reducible Fraction”, “Organically-Bound Fraction”, dan residual atau “Lithogenic Fraction”. Pada penelitian ini diperoleh data tingkat pencemaran tertinggi logam Cr pada Msk3 dengan konsentrasi total sekitar 80 ppm, dan terendah pada Mtw1 dengan konsentrasi sekitar 40 ppm. Daerah dengan tingkat pencemaran tertinggi logam Zn berada pada lokasi Mtr1 sebesar 270 dan terendah pada Mtr2 dengan konsentrasi sebesar 100 ppm. Distribusi fraksi labil logam Cr dan logam Zn berturut - turut yang dapat tersedia untuk biota potensial pada muara Teluk Jakarta khususnya di muara Tiram, muara Tawar dan muara Sunda Kelapa berkisar antara 30% – 55% dan 25% - 60%
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2008
S30680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarni
Abstrak :
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian metode Uji Krom Heksavalen (Cr(VI)) Secara Ekstraksi dan Penentuannya dengan Spektrofotometri Serapan Atom. Penentuan Cr(VI) dalam metode ini melalui pembentukan kompleks dengan ligan amonium pirolidin ditiokarbamat (APDC). Senyawa kompleks yang terbentuk dipisahkan dengan cara ekstraksi menggunakan metil isobutil keton (MIBK) yang kemudian diukur menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Hasil yang didapat dari penelitian ini, pada uji limit deteksi (LoD) dan limit kuantisasi (LoQ) untuk analisis Cr(VI) diperoleh limit deteksi alat SSA PERKIN ELMER 3110 sebesar 0,05 ppm dan limit kuantisasi sebesar 0,17 ppm. Dari uji pH optimum diperoleh pH optimum reaksi Cr(VI) dengan APDC pada pH 3. Pada uji akurasi diperoleh persen temu balik untuk masing-masing kadar contoh uji Cr(VI) 0,2 ppm; 1 ppm; dan 2 ppm yaitu masing-masing sebesar 19,71; 18,23; 18,02%. Pada uji linieritas diperoleh nilai regresi linier (R2) sebesar 0,9908. Dari uji presisi diperoleh nilai SD sebesar 11,1658 dan RSD 37,59%. Dari uji selektifitas pengaruh adanya Cr(III) pada reaksi Cr(VI) dengan APDC dihasilkan persen temu balik untuk masing-masing kadar contoh uji Cr(VI) 0,2 ppm; 1 ppm; dan 2 ppm yaitu masing-masing sebesar 35,44; 33,44; 32,64%. Pada uji selektifitas pengaruh adanya logam Cd2+, Pb2+ dan Cu2+, diperoleh persen temu balik untuk masing-masing kadar contoh uji Cr(VI) 0,2 ppm; 1 ppm; dan 2 ppm yaitu masing-masing sebesar 27,69; 21,37; 20,86%. Dari semua parameter validasi yang dilakukan dalam penelitian, disimpulkan metode penentuan Cr(VI) dengan cara ekstraksi tidak memenuhi semua kriteria yang diinginkan dalam validasi metode sehingga metode ini tidak dinyatakan valid.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2009
S30351
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>