Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tetriadi
Abstrak :
Latar Belakang Studi ini membahas selisih pendapatan BPJS dengan tarif pelayanan sectio caesaria sebesar Rp508.932.651. Hal ini terjadi karena Perda tarif yang sudah lama tidak direvisi (tahun 2011) dan perhitungannya belum menggunakan unit cost. RSD Kol. Abundjani Bangko berdiri sejak tahun 1982 sampai sekarang belum menghitung biaya pelayanan sesuai standar keuangan. BPJS sesuai undang-undang nomor 24 tahun 2011 ditunjuk pemerintah untuk menjalankan pelayanan kesehatan bagi seluruh Indonesia. Agar rumah sakit dapat berjalan normal maka perlu dihitung biaya per layanan unit cost dan efisiensi yang bisa dilakukan berdasarkan standar clinical pathway yang dijalankan di rumah sakit Kol. Abundjani Bangko. Tujuan Penelitian ini adalah terciptanya unit cost pelayanan sectio caesaria (SC) dan efisiensi yang bisa dilakukan di RSD Kol Abundjani Bangko. Metode Penelitian merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cros sectional, menggunakan data retrospektif tahun 2017. Pengolahan data menggunakan metode double distribution dilanjutkan RVU untuk perhitungan unit cost. Efisiensi dapat diketahui dengan menggunakan alat bantu clinical pathway beserta tool-nya. Hasil Penelitian diperolehnya biaya layanan section caesaria di RSD Kol. Abundjani Bangko, Ruang rawat VIP Rp6.704.891, Kelas I Rp6.491.721, Kelas II Rp6.320.449 dan Kelas III Rp6.503.920, serta inefisiensi kapasitas ruang VIP dan OK/OKE ditambah terjadi penambahan layanan pada laboratorium, obat dan BHP. Kesimpulan diperolehnya biaya satuan pelayanan kasus sectio caesaria dan upaya efisiensi yang dapat dilakukan di RSD Kol, Abundjani Bangko. ......Background This study discusses the difference in BPJS income with the rate of caesaria section services amounting to Rp508,932,651. This happened because the old tariff regulation was not revised (in 2011) and the calculation had not used unit cost. RSD Col. Abundjani Bangko was established in 1982 until now and has not calculated the cost of services according to financial standards. BPJS according to law number 24 of 2011 was appointed by the government to carry out health services for all of Indonesia. In order for a hospital to run normally it is necessary to calculate the cost per service unit cost and efficiency that can be done based on the standard clinical pathway that is run in the hospital Kol. Abundjani Bangko. The purpose of this study is to create a unit cost of sectio caesarean (SC) services and efficiency that can be done at Kol Abundjani Bangko Hospital. Research Method is a quantitative descriptive study with cros sectional method, using retrospective data in 2017. Data processing uses a double distribution method followed by RVU for unit cost calculations. Efficiency can be known by using clinical pathway tools and tools. The results of the research obtained the service fee for the caesaria section at RSD Kol. Abundjani Bangko. VIP care rooms Rp.6,704,891, Class I Rp.6,491,721, Class II Rp.6,320,449 and Class III Rp6,503,920, and not yet the capacity efficiency of VIP and OK / OKE rooms plus additional services in the laboratory, medicine and BHP. Conclusion Obtained service unit costs of sectio caesarean cases and efficient efforts that can be done at RSD Kol. Abundjani Hospital Bangko.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti
Abstrak :
ABSTARK Dalam merencanakan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit diperlukan informasi mengenai besarnya biaya satuan dan setiap unit pelayanan dan kecenderungan jumlah layanan berdasarkan data tahun sebelumnya, sehingga dapat dibuat proyeksi pendapatan dan pembiayaan unit pelayanan. Untuk memperoleh biaya satuan dari jasa yang diberikan oleh rumah sakit, perlu suatu analisa biaya rumah sakit yang sistematis dan syarat utama untuk analisa biaya adalah harus adanya akuntansi biaya yang baik di rumah sakit melalui analisa biaya tersebut, sekiranya dalam suatu periode rumah sakit mengalami defisit, maka pimpinan akan dengan mudah menemuken pusat biaya yang menyebabkan defisit dan mengatasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya satuan untuk menetapkan tarif baku layanan hemodialisis di RSKG Ny.RA.Habibie. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dengan melakukan analisis terhadap biaya satuan serta analisis penetapan tarif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisa biaya yang telah dilaksanakan, maka didapatkan enam macam biaya satuan, yaltu Rp.174.832; , Rp.138.515,-, Rp.204.935,-, Rp.168.619,-, Rp.169.190,- dan Rp.132.874,-. Karena semua alat medik dan sebagian alat non medic RSKG Ny.RA.habibie adalah merupakan hibah dari negeri Belanda, maka yang akan dipakai sebagai standard adalah biaya satuan yang biaya investasinya tidak dihitung semuanya yaitu Rp.168.619,-, Rp.138.515,- dan Rp.132..874; . Aplikasi tentang hubungan antara biaya, jumlah layanan, laba operasional memberikan gambaran kepada RSKG Ny.RA. Habibie mengenai penentuan tarif pelayanan hemodialisis dengan mengingat misi dari rumah sakit tersebut. Setelah dibandingkan dengan tarif yang berlaku saat ini, RSKG Ny.RA. Habibie mengalami defisit, untuk mengurangi defisit tersebut maka perlu dilakukan peningkatan tarif, peningkatan jumlah layanan atau tindakan dan penghematan. Daftar bacaan : 28 (1982 - 1997)
ABSTRACT Unit Cost and Basic Price Analysis of Hemodialysis Services In RSKG Ny RA HabibieIn planning hospital budget, it is important to use information and trend of services amount based on previous year data, so that the projection of income and expenditure of unit services will be made. To obtain unit cost from services served by Hospital, it is necessary to make hospital cost analysis systematically. More over major requirement of cost analysis is that it shoud be proper cost accounting in hospital through the cost analysis. If in a period hospital suffers deficit, the manager will easily examine cost problems causing deficit and to manage them. The Research's purposes is to know the extent of unit cost in order to determine basic price of Hemodialysis services in RSKG Ny.RA.Habibie. The Research was done by using secondary data with making unit cost and price regulation analysis. The research results indicated that from cost analysis result which had been done, there were six types of unit cost, that is Rp.174.832; , Rp.138.515,-, Rp.204.935,-, Rp.168.619,-, Rp.169.190,- and Rp.132.874,-. As all medical equipment and some of non medical equipment of RSKG Ny. RA.Habibie were that's grant, then to use as standard was unit cost which not all investment cost calculated, namely Rp.168.619,-, Rp.138.515,- and Rp.132.874,-. The application on relationship between cost, services amount, operational profit gave the description of RSKG Ny.RA.Habibie on price regulation of hemodialysis services considering the hospital's mission. After comparing to the prevailing price, RSKG NyRA.Habibie suffered deficit. Thus in order to reduce the deficit it should be made price increase, rising services amount, or economizing action. References : 28 (1982 -1997)
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Anton
Abstrak :
ABSTRAK Keandalan sistem pembangkit tergantung pada keandalan unit pembangkit dan besarnya cadangan daya tersedia (spinning reserve). Kalau kapasitas cadangan daya tersedia tinggi, maka tingkat keandalan serta biaya energinya di sisi sistem pembangkit semakin tinggi pula. Jenis pembangkit yang dapat melayani perubahan beban yang dinamis adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dalam kontrak jual-beli bahan bakar unluk pembangkit PLTGU Gas alam dan PLTP tercantum persyaratan minimum jual-beli antar swasta dan P.T. PLN (Persero), disebabkan hal tersebut, maka salah satu kendala pengembangan PLTU Batubara adalah persyaratan pembelian bahan bakar tersebut. Pada umumnya batas minimal kontrak pembelian energi listrik dari perusahaan listrik swasta, sebesar 80 persen dari seluruh energi listrik yang dibangkitkannya. Pembelian energi tersebut dapat dioptimalisasikan oleh P.T. PLN (Persero), dengan pola pengoperasian pembangkit swasta, memakai metode dua blok. Kendala dari pengoperasian pembangkit tersebut, adalah persyaratan minimum yang tercantum dalam kontrak jual-beli energi listrik antar swasta dan P.T. PLN (Persero). Kendala lainnya adalah total kapasitas blok pertama dan kedua, adalah sama dengan kapasitas nominal, dengan besaran kapasitas blok pertama dan blok kedua serta waktu pengoperasiannya bervariasi. Keuntungan pola pengoperasian tersebut, secara umum adalah mengoptimalkan kapasitas pembangkit listrik swasta. Pala pengoperasian dengan metode satu blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakan hanyalah 80 persen dari kapasitas nominal, sedangkan pola pengoperasian metode dua blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakannya sebesar kapasitas nominal. Dengan mengoptimalkan kapasitas pembangkit swasta, diharapkan pengurangan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik pemikul beban puncak, dan selanjutnya dapat mengurangi biaya energi listrik di sisi sistem pembangkit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Nur Islami
Abstrak :
Analisis biaya dilakukan untuk memudahkan perhitungan tarif karena adanya aktivitas sterilisasi di Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD) yang menimbulkan biaya. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) merupakan rumah sakit baru yang memerlukan penentuan tarif sterilisasi alat-alat kesehatan, sehingga perlu dilakukannya analisis biaya di CSSD berdasarkan aktivitas-aktivitas sterilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya sterilisasi di CSSD RSUI pada tahun 2019 dengan menggunakan metode Activity- Based Costing (ABC). Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan mengumpulkan data sekunder yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan aktivitas sterilisasi di CSSD RSUI dari bulan Januari hingga Desember 2019 berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung, serta data primer dengan melakukan wawancara mengenai alur kegiatan dan aktivitas sterilisasi dengan staf CSSD RSUI. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh aktivitas sterilisasi yang menimbulkan biaya di CSSD dan sampelnya adalah aktivitas sterilisasi alat-alat kesehatan yang dapat dipakai kembali dengan menggunakan otoklaf suhu tinggi atau suhu rendah. Output dalam penelitian ini adalah total cost dan unit cost per mesin. Hasil penelitian diperoleh total cost berdasarkan aktivitas biaya langsung dan biaya tidak langsung sebesar Rp3.446.452.193, sedangkan unit cost per mesin sterilisasi sebesar Rp3.411.947; Rp860.827; Rp6.283.597 dan Rp5.526.039 berturut-turut untuk mesin otoklaf besar suhu tinggi, otoklaf kecil suhu tinggi, otoklaf Etilen oksida dan otoklaf Formaldehid. Unit cost per mesin dapat digunakan untuk merekomendasikan tarif sterilisasi untuk setiap alat-alat kesehatan berdasarkan mesin sterilisasi yang digunakan
Cost analysis is carried out to provide the calculation of tariff due to the sterilization activity at the Central Sterile Supply Department (CSSD) which incurs costs. Universitas Indonesia Hospital (RSUI) is a new hospital which requires the determination of sterilization tariff for medical devices, therefore it is necessary to do a cost analysis in CSSD based on sterilization activities. This study aimed to analyze the cost of sterilization at CSSD RSUI in 2019 using the Activity-Based Costing (ABC) method. This study used a cross-sectional design by collecting secondary data, specifically financial reports related to sterilization activities at CSSD RSUI from January to December 2019 based on direct and indirect costs, and primary data by conducting interviews about the flow of activities and sterilization activities with CSSD staff. The population of this study was all sterilization activities that incur costs in CSSD and the samples were the sterilization activities of reusable medical devices using high or low temperature autoclaves. The output in this study is the total cost and unit cost per machine. The total cost based on direct and indirect cost activities was Rp3.446.452.193 while the unit cost per machines were Rp3.411.947; Rp860.827; Rp6.283.597 and Rp5.526.039 respectively for large high temperature autoclave, small high temperature autoclave, Ethylene oxide autoclave and Formaldehyde autoclave. The unit cost per machine can then be used to recommend the sterilization tariff for medical devices based on the sterilization machine used
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library