Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helas Ferdy Pramudya
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan metode OPQR, pada industri tepung terigu yaitu PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei kepada para pimpinan perusahaan yaitu Vice President, Manajer, dan Asisten Manajer. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. OPQR merupakan metode pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Sardana (2008), dimana metode ini terdiri atas empat subsystem yaitu Organizational Design, Process Management, Quality Management, dan Recipient atisfaction. Dari keempat subsystem kemudian dipecah lagi menjadi 16 sub-subsystem dan kemudian menjadi 64 indikator Key Performance Areas (KPAs). Penelitian ini melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan menerjemahkan visi dan misi perusahaan pada keempat subsystem di atas, sehingga melalui penerjemahan tersebut akan diketahui prioritas KPAs yang harus dicapai sesuai visi dan misi. Selanjutnya melalui metode survei dilakukan pengukuran kinerja oleh 56 pimpinan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa perbedaan antara indikator KPAs yang menjadi prioritas berdasarkan penerjemahan visi dan misi dengan indikator kinerja berdasarkan hasil survei. Sehingga dengan adanya perbedaan tersebut maka perlu dilakukan peningkatan pada indikator kinerja yang menjadi prioritas sesuai dengan visi dan misi yang akan dicapai.
This research aims to measure corporate performance by using the approach method of OPQR in the wheat flour industry, that is PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division. The method used is a survey method to the leaders of the company those are Vice President, Manager, and Manager Assistant. While the analytical method used is descriptive analysis. OPQR is a performance measurement method developed by Sardana (2008), where this method consists of four subsystems of Organizational Design, Process Management, Quality Management, and Recipient Satisfaction. The four subsystems was divided into 16 sub-subsystems, thus become 64 indicators Key Performance Areas (KPAs). This study measured the performance of corporate by translating its vision and mission on the four subsystems above, so through that translations KPAs priorities that must be achieved according to the vision and mission will be found. Furthermore, through the survey method, the 56 leaders conducted performance measurement. The results revealed that there were some differences between the KPAs indicator as a priority indicator based on the translation of vision and mission with the key performance indicators based on survey results. So, with these differences it is necessary to increase the performance indicators as a priority in accordance with the vision and mission that will be achieved.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27681
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In improving Indonesia construction companies? ability to compete, anticipative steps by determining various improvements and corrections in construction companies are needed to increase the company 's quality performance. Several factors that influence and determine the success of a construction company can be grouped into internal factors, external factors, and market forces. internal factors in a company are important factors and have the eject of approximately 42% towards the company's success. Management equipment, human resources, corporate culture and finance dominate the internal factors ' influence towards the success of a construction company. The research goal discussed in this paper is to identify the problems that arise in a construction company 's internal factors that influence the company's success performance in Indonesia. The methods used are literature studies and survey for identifying the problems and the construction company?s success performance indicators. The analysts method used in this research is statistical analysis. The results show that problems in internal factors which have significant influence to decrease construction company?s performance are the management and human resources factors.
Jurnal Teknologi, 21(1) Maret 2007 : 102-110, 2007
JUTE-21-2-Jun2007-102
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zainul Kisman
Abstrak :
ABSTRAK
Secara umum penelitian ini ingin melihat kinerja perusahaan konglomerat Indonesia dengan memperbandingkannya terhadap rata-rata portfolio pasar dan rata-rata perusahaan non-konglomerat. Secara khusus ingin mengetahui sejauhmana tingkat diversifikasi, tingkat kinerja (risk & return) dari perusahaan konglomerat tersebut. Apakah lebih baik atau tidak dibandingkan dengan rata-rata pasar serta rata-rata perusahaan non konglomerat. Kalau lebih buruk faktor-faktor apa saja penyebabnya?. Disamping itu, juga ingin mengetahui apakah perusahaan konglomerat Indonesia telah memperoleh efek sinergis dari akuisisi yang dilaksanakannya?.

Model yang digunakan untuk menyelesaikan tujuan penelitian diatas adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model. Model itu dipilih karena dapat mengukur risk dan return suatu surat berharga (perusahaan) kemudian menilai kinerjanya. Ukuran yang digunakan dalam perbandingan ialah return, standard Deviasi, koefisien Beta, koefisien korelasi, koefisien Alpha, koefisien Treynor dan Sharpe serta Se (residual standard deviation).

Berdasar hasil penelitian ini, selama periode evaluasi (1990 - 1994 kwartal II), secara umum perusahaan konglomerat memiliki tingkat total resiko lebih besar dibandingkan rata-rata pasar dan lebih kurang sama dibandingkan rata-rata perusahaan non-konglomerat. Besarnya total resiko ini sebagai dampak dari buruknya tingkat diversifikasi yang dipilih perusahaan konglomerat. Rendahnya tingkat diversifikasi tercermin dari rendahnya koefisien korelasi, tingginya angka standard deviation of random error term (Se) serta angka return yang negatif (lost return) untuk diversification risk.

Kinerja perusahaan konglomerat yang diukur dengan koefisien Sharpe (mencerminkan tingkat efisiensi dari diversifikasi) maupun koefisien Treynor & Jensen yang mencerminkan kemampuan manager perusahaan konglomerat mengelola portfolio usaha, secara umum selama periode evaluasi menunjukkan kinerja perusahaan yang tidak lebih baik dibandingkan rata-rata pasar maupun terhadap rata-rata perusahaan non konglomerat.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perusahaan konglomerat Indonesia belum effisien dalam arti kinerjanya masih rendah (return kecil, resiko tinggi) serta tingkat diversifikasinya rendah. Untuk itu pemerintah perlu mengambil langkah-langkah kebijaksanaan agar perusahaan perusahaan tadi dapat berkembang lebih maju dan effisien. Kondisi perusahaan yang demikian, memang dituntut dalam era globalisasi sekarang, dengan tujuan agar dapat lebih bersaing didunia internasional. Sehingga perannya sebagai lokomotif pembangunan dapat lebih ditingkatkan.

Agar effisien perusahaan dapat meningkat maka disarankan pada pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suasana atau iklim yang mendorong dunia bisnis mau melakukan investasi pada sumber daya manusia maupun teknologi tinggi, mengurangi campur tangan negara yang terlalu besar pada perekonomian, mengurangi hambatan masuk (barriers of entry) ke industri-industri yang banyak dikuasai perusahaan konglomerat serta membuat perangkat hukum berupa Undang-_Undang Antikolusi, Undang-Undang Antimonopoli, Undang-Undang Antitrust dll.' Kepada perusahaan konglomerat disarankan untuk tidak melakukan ekspansi atau diversifikasi karena adanya tawaran yang mendadak, karena prestis atau alasan-alasan lain yang tidak masuk akal secara ekonomis. Sebaiknya pengelolaan perusahaan dipercayakan pada orang-orang profesional serta pertajamlah daya saing melalui rancang pabrik yang lebih effisien atau meneliti kembali lay-out pabrik apakah sudah effisien atau belum.

Kepada Investor, kalau ingin meminimalkan resiko dari portfolio sahamnya, disarankan untuk tidak menitikberatkan komposisi saham saham darn portfolionya pada perusahaan konglomerat karena penelitian ini telah membuktikan bahwa resiko (balk standard deviasi maupun koefisien Beta) dari perusahaan konglomerat lebih. besar dari rata-rata psarnya maupun dari rata-rata perusahaan non konglomerat.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Gita Sari
Abstrak :
Penelitian ini mencoba untuk menyelidiki apakah struktur kepemilikan saham memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia pada periode tahun 1993-2000. Struktur kepemilikan dalam penelitian ini dibedakan menjadi kepemilikan yang terkonsentrasi dan tipe-tipe kepemilikannya. Literatur yang ada mengenai peranan dari pemilik-pemilik saham besar pada corporate governance memberikan dasar teori pada penelitian ini. Ada dua pertanyaan penelitian yang ingin ditelaah dalam penelitian ini. Pertama, apakah struktur kepemilikan yang ada di perusahaan-perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan di Indonesia. Kedua, adakah pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap kinerja perusahaan mengalami perbedaan antara periode krisis dengan periode sebelum krisis. Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel, yaitu pertama, variabel kepemilikan saham yang dibedakan menjadi kepemilikan saham yang terkonsentrasi dan tipe-tipe kepemilikan mayoritas seperti kepemilikan oleh pihak asing, institusi keuangan, perusahaan non keuangan, dan manajerial perusahaan. Kedua, variabel kinerja perusahaan yang dibedakan menjadi Return on Asset (ROA) yang menunjukkan tingkat keuntungan perusahaan dan rasio-Q yang menunjukkan nilai pasar perusahaan. Dan ketiga, variabel kontrol yang menggunakan proksi leverage dan size perusahaan. Pengujian terhadap pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu (1) melalui regresi pooled estimation dengan tanpa mengontrol firm-variant heterogeneity, (2) melalui regresi fixed-effect estimation yang mengontrol keberadaan firm-variante heterogeneity serta omitted variables. (3) melelui regresi fixed-effect estimation yang mengontrol pengaruh firm-variant heterogeneity dan time-variant heterogeneity dengan mengenalkan variabeI interaksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh firm-specific effect yang signifikan dalam regresi. Hasil Hausman test menunjukkan adanya omitted variables yang berkorelasi dengan variabel babas lainnya. Dengan demikian spesifikasi model yang tepat untuk data ini ialah fixed-effect model. Dan hasil regresi fixed-effect model ditemukan bahwa : (I) largest shareholder mempunyai hubungan yang negatif signifikan terhadap tingkat ROA perusahaan, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara pemilik saham terbesar (LSH) dan nilai rasio-Q perusahaan. (2) Kepemilikan saham oleh publik (PBLK) memiliki hubungan negatif yang signifikan baik terhadap tingkat ROA dan rasio-Q perusahaan. (3) Kepemilikan saham oleh asing (FRG) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap tingkat rasio-Q perusahaan, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara Kepemilikan saham oleh asing terhadap nilai ROA perusahaan. (4) Kepemilikan saham oleh institusi keuangan (FIN) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap tingkat rasio-Q perusahaan, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara Kepemilikan saham oleh institusi keuangan terhadap nilai ROA perusahaan. (5) Kepemilikan saham oleh perusahaanperusahaan non keuangan (CORP) memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap nilai ROA perusahaan, namun pengaruhnya menjadi positif ketiga diregresikan terhadap rasio-Q perusahaan. (6) Kepemilikan saham oleh manajerial (MGR) memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap nilai ROA dan rasio-Q perusahaan.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T15022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ady Widya Mitra
Abstrak :
Kegiatan berbasis ESG telah terbukti memberikan dampak positif bagi kinerja organisasi. Namun, pandemi COVID-19 mengajak organisasi untuk berpikir ulang mengenai manfaat dan alokasi sumber daya yang dimiliki. Pandemi telah memaksa organisasi untuk memikirkan kembali bagaimana program tanggung jawab sosial perusahaan dapat berkontribusi lebih pada kinerja organisasi dalam hal peningkatan laba dengan tetap mempertahankan tujuan dan motivasi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah tanggung jawab sosial perusahaan memiliki dampak terhadap kinerja organisasi sebelum dan selama pandemi Covid-19. Dengan metode studi kasus untuk menentukan faktor CSR yang diukur dalam indikator Lingkungan, Sosial, dan Pemerintah.

Terdapat berbagai cara dalam menentukan skor atau peringkat kegiatan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG), namun tujuan akhir yang ingin dicapai adalah pengukuran menggunakan kombinasi output keuangan berdasarkan aspek konstituen; faktor pelanggan, faktor pasar, dan faktor keuangan. Dalam penelitian ini, penulis mendekonstruksi kinerja peringkat ESG di tingkat pilar E, S, dan G dan menggunakan indikator isu-isu utama yang mendasari aspek lingkungan, sosial-komunitas, sosial-karyawan, dan tata kelola. Dengan menggunakan kinerja dari 2018 hingga 2020 di perusahaan publik yang terdaftar dalam indeks LQ45, penulis menemukan bahwa bobot E, S, dan G yang lebih seimbang dan spesifik industri menunjukkan kinerja jangka panjang yang lebih baik. Dalam studi ini juga ditemukan bahwa cakrawala waktu yang digunakan menjadi pertimbangan penting pada signifikansi indikator, dimana dalam pra-pandemi aspek lingkungan memiliki dampak paling besar terhadap kinerja perusahaan. Selama pandemi ditemukan bahwa ESG/CSR dalam aspek sosial dan tata kelola memiliki dampak paling besar terhadap kinerja perusahaan. ......ESG activity has been proven to have a positive impact on the organization's performance. However, the COVID-19 pandemic has brought a new perspective to the organization. The pandemic had forced the organization to rethink how corporate social responsibility programs can contribute more to the organization's performance in terms of increased profit while still maintaining their cause and motivation. This research aims to examine whether corporate social responsibility impacts organization performance before and during the Covid-19 pandemic. This research applied case study methods to determine CSR factors that are measured in Environment, Social, and Government indicators.

While there are many ways to construct a company’s environmental, social, and governance (ESG) score or rating, involving different combinations of financial output based on constituent aspects; customer factor, market factor, and financial factor. In this study, the authors deconstruct ESG rating performance at the E, S, and G pillar levels and use key issues indicators that underlie environment, social-community, social-employee, and governance aspects. Based on measurement of company performance from 2018 to 2020 of public listed companies registered in the LQ45 index, the authors also find that a more balanced and industry-specific weighting of E, S, and G issues showed better long-term performance. This study find that the time horizon used has an important bearing on the indicators’ significance, while in pre-pandemic ESG/CSR in environment aspect has most impact to the company performance. During pandemic ESG/CSR in social and governance aspect is the most impact to company performance.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Novita Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor spesifik perusahaan yang memengaruhi pemilihan struktur modal dan kinerja 104 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2005 ? 2015 berdasarkan masa resesi dan ekspansi. Pengujian hipotesis diukur dengan menggunakan regresi Tobit dan Two Step First Difference Generalized Method of Moments (GMM) untuk dynamic panel data dengan total sampel penelitian sebanyak 1144 sampel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor spesifik perusahaan secara signifikan memengaruhi pemilihan struktur modal yang diproksikan dengan long term borrowing to total assets serta leverage memiliki korelasi negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan PBIT to total assets.
ABSTRACT
This study is conducted to analyze the firm?s specific factors that determining capital structure choice and corporate performance during recession phase of 104 manufacturing firms publicly listed in Indonesia Stock Exchange for the period year 2005 ? 2015. The hypothesis testing is examined using the Tobit and Two Step First Difference Generalized Method of Moments (GMM) regression for dynamic panel data amounted 1144 total sample. The results show that firm?s specific factors are significantly determining firm?s capital structure choice with long term borrowing to total assets as the proxy; And leverage has a significant negative correlation toward corporate performance with PBIT to total assets as the proxy.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Indonesia, 2016
S64434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Rizky Utami
Abstrak :

Tesis ini menganalisis hubungan pengelolaan modal kerja terhadap kinerja 254 perusahaan manufaktur yang di ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippines, and Singapore). Investasi modal kerja optimal sensitif terhadap kendala keuangan di mana hubungannya membentuk grafik U terbalik. Dengan kata lain, penambahan investasi pada modal kerja dapat menguntungkan, tetapi pada titik tertentu, penambahan investasi pada modal kerja justru dapat menurunkan kinerja perusahaan. Titik balik tersebut disebut sebagai level optimal. Perusahaan dengan kendala keuangan memiliki level optimal yang lebih rendah karena perusahaan menanggung beban pembiayaan (financial cost) dan biaya pembiayaan tambahan sehingga pertimbangan manajemen dalam memutuskan penambahan pada modal kerja menjadi sangat ketat. Tesis ini dapat membantu manajemen dalam memutuskan level optimal investasi pada modal kerja dan memaksimalkan nilai dan kinerja perusahaan. Tesis ini juga melihat hubungan kinerja perusahaan dengan faktor makroekonomi di mana penelitian ini menganalisis dampak Financial Development Index (yang diterbitkan oleh World Bank) terhadap kinerja perusahaan.


This thesis observes the linkage of working capital management and company financial performance of 254 manufacturers in ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippines, and Singapore). The optimum working capital investment is sensitive to financial constraint in which the relation shows the inverted U-shaped. In other words, investment in working capital can be profitable, but at the certain point, more investment in working capital can lower the companys performance. Such turning point is called an optimum level. Companies with financial constraint have lower optimum level because the companies bear higher financial cost and additional financial expense so that managements consideration in increasing working capital are very strict. This thesis can help the management in deciding the optimal investment level on working capital and maximizing the companys value and performance. This thesis also looks at the relationship of company performance with macroeconomic factors in which this study examines the effect financial development index (published by the World Bank) to companys performance.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairudin Mirza
Abstrak :
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia. Pada kurun 2016-2020, EBITDA dan laba bersih mengalami fluktuasi. Bagi perusahaan BUMN multibisnis, strategi parenting sangat berperan penting sebagai salah satu strategi korporasi. Namun, ditemukan adanya kecenderungan kinerja yang relatif belum mencapai target di beberapa anak usaha dan bahkan ada beberapa anak usaha yang masih berada di posisi rapor merah. Selain itu, beberapa anak usaha berebut pasar yang sama dalam menjalankan bisnisnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi parenting yang dilaksanakan dewasa ini belum sepenuhnya mencapai target. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: gambaran strategi parenting di Telkom; implementasi strategi parenting di Telkom, serta peran anak perusahaan terhadap kinerja Telkom. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di mana pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, in-depth interview, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak yang relevan dengan penelitian. Unit analisisnya adalah kelompok unit-unit bisnis di lingkungan anak usaha Telkom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Corporate Strategic Scenario (CSS) 2021-2025, strategi parenting tidak lagi secara eksplisit dinyatakan sebagai corporate strategy tetapi termasuk dalam delivery model direction. Telkom mengatur bisnis berbasis pada Customer Facing Unit (CFU) dengan mengategorikan portofolio produk menjadi lima segmen: Mobile, Consumer, Enterprise, Wholesale & International Business, dan segmen “lainnya”. Penerapan strategi parenting memiliki tingkat dominasi yang berbeda-beda tergantung maturitas anak perusahaan. Selain itu, ada kendala yang umum terjadi dalam penerapan strategi parenting di Telkom di antaranya: birokrasi yang panjang, kurangnya pemahaman tentang sifat bisnis anak perusahaan, kurangnya bimbingan dari perusahaan induk untuk melakukan penilaian, masalah dalam pelaporan, pemahaman tentang CFU, dan kesulitan bagi perusahaan yang memiliki banyak portofolio. Faktor yang paling dominan dan signifikan dalam meningkatkan kinerja anak perusahaan dalam penerapan strategi parenting adalah: manajemen portofolio, dukungan investasi, dukungan SDM, faktor jaringan dan akses informasi dari perusahaan induk. Adapun peran anak perusahaan bagi kinerja Telkom bervariasi sesuai dengan kinerja CFU. ......PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) is one of the largest State-Owned Enterprises (BUMN) in Indonesia. In the period of 2016-2020, EBITDA and net profit fluctuated. For multi-business state-owned companies, parenting strategy plays an important role as one of the corporate strategies. However, it was found that there was a tendency for performance that had not reached the target in several subsidiaries and even some subsidiaries were still in the red report card position. In addition, several subsidiaries are fighting for the same market in running their business. This shows that the parenting strategy implemented today has not fully achieved the target. Based on this background, this study aims to describe and analyze: the description of parenting strategy at Telkom, implementation of parenting strategy at Telkom, as well as the role of subsidiaries on Telkom's performance. This is a qualitative research, where data collection is done through direct observation, in-depth interviews, and Focus Group Discussion (FGD) with parties relevant to the research. The unit of analysis is a group of business units within Telkom's subsidiaries. The results show that according to Corporate Strategic Scenario (CSS) 2021-2025, parenting strategy is no longer explicitly stated as a corporate strategy but is included in the delivery model direction. Telkom manages its business based on the Customer Facing Unit (CFU) by categorizing its product portfolio into five segments: Mobile, Consumer, Enterprise, Wholesale & International Business, and “other” segments. The application of parenting strategy has different levels of dominance depending on the maturity of the subsidiary. In addition, there are common obstacles in implementing the parenting strategy at Telkom including: long bureaucracy, lack of understanding of the nature of the subsidiary's business, lack of guidance from the parent company to conduct assessments, problems in reporting, understanding of CFU, and difficulties for the company who have multiple portfolios. The most dominant and significant factors in improving the performance of subsidiaries in implementing parenting strategies are: portfolio management, investment support, HR support, network factors and access to information from the parent company. The role of subsidiaries for Telkom's performance varies according to the performance of the CFU.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Winarno
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kepemilikan negara terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Perusahaan yang menjadi sampel peneli.ian adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta yang sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Data dianalisis dengan menggunakan metode regresi berganda, pengujian ekonometri, dan uji statistik untuk manguji bahwa kepemilikan negara berpengaruh negatifterhadap kinerja perusahaan. Variabel kepemilikan negara yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dummy (BUMN dan swasta) dan persentase kepemilikan negara secara langsung di perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan negara berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja BUMN tidak lebih baik dari kinerja perusahaan swasta yang kemungkinan karena persaingan usaha, perilaku pemerintah (government behavior) , dan penerapan corporate governance.
This study is conducted to examine the effect of state ownership on corporate performance. The sample of this study is the State Owned Enterprises (SOEs) and Private Companies which are listed on the Jakarta Stock Exchange (JSX). The data is analyzed by using multiple regression method and tested econometrically and statistically. Those methods are used to examine that state ownership provide negative effects to corporate performance. The variable of state ownership applied in this study is dummy variable (SOE and private company) and the percentage of direct state ownership. The results of this study show that the state ownership has a significantly negative effect on corporate performance. The aforementioned statement proves that SOE performance is not better than the, private company that is possibly due to corporate competitiveness, government behavior, and the application of corporate governance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhita Chairani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh keberadaan wanita dan dewan independen dalam dewan direksi dan komisaris terhadap kinerja perusahaan yang ditemukan di Indonesia. Sampel yang digunakan berjumlah total 805 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013 hingga 2017. Dalam penelitian ini digunakan variabel independen meliputi persentase dewan direksi wanita, persentase dewan komisaris wanita, persentase dewan direksi independen, persentase dewan komisaris independen. Penelitian juga menggunakan variable dummy, diantaranya keberadaan direksi utama wanita, keberadaan komisaris utama wanita, dan keberadaan dewan direksi dan komisaris wanita dalam satu perusahaan. Sedangkan variabel control yang digunakan antara lain persentase saham institusional, persentase saham internal, nilai ROA, leverage, total asset, jumlah anggota dewan, persentase saham asing. Variabel tersebut akan diregresikan pada variabel dependen, yaitu Tobins Q. Data yang diregresi akan diuji menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji koefisien determinasi. Hasil yang diperoleh memungkinkan adanya pengaruh yang dihasilkan oleh persentase komisaris perempuan, ersentase dewan komisaris independen, dan pengaruh keberadaan direktur utama dan komisaris utama wanita dalam satu perusahaan terhadap peningkatan kinerja perusahaan
ABSTRACT
This study discusses the influence of the presence of women and independent councils on the board of directors and commissioners on the performance of companies found in Indonesia. The sample used amounted to a total of 805 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013 to 2017. The independent variables included the percentage of female board of directors, percentage of female board of commissioners, percentage of independent board of directors, percentage of independent board of commissioners. The research also uses dummy variables, including the presence of the main female directors, the presence of the main female commissioners, and the presence of main female board of directors and commissioners in one company. While the control variables used include percentage of institutional shares, percentage of internal shares, value of ROA, leverage, total assets, number of board members, percentage of foreign shares. The variable will be regressed on the dependent variable, namely Tobins Q. The regression data will be tested using descriptive analysis, classic assumption test, and test coefficient of determination. The results obtained allow for the influence generated by the percentage of female commissioners, the percentage of independent commissioners, and the influence of the presence of female directors and commissioners in one company on improving company performance..
2019
T54659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>