Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kris Nugraha Sulistyo
"ABSTRAK
Berbagai informasi, baik yang berasal dari lingkungan makro, industri maupun pada masing-masing emiten, dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung kinerja bursa saham, baik pada saham individual maupun secara keseluruhan pasar modal.
Untuk mengetahui pengaruh informasi terhadap pasar dapat digunakan konsep efficient market hypothesis (EMH). Konsep EMH menggambarkan pengaruh dan kecepatan suatu informasi terhadap perubahan harga saham di bursa. Semakin efisien suatu pasar, semakin cepat pula informasi tersebut mempengaruhi harga saham.
Pasar diasumsikan efisien jika harga pasar saat ini merefleksikan semua informasi yang ada (Fama, 1970) dan diklasifikasikan menjadi tiga bagian menurut ketersediaan informasi dalam masyarakat (Roberts, 1967) yaitu Weak-Form Market Efficiency, Semi-Strong Market Efficiency dan Strong-Form Market Efficiency.
Efisiensi pasar, baik secara Iangsung maupun tidak langsung, telah sering diuji melalui berbagai penelitian untuk mengindentifikasi reaksi harga pasar terhadap kejadian-kejadian tertentu seperti pengumuman pembagian deviden (Bajaj and Vijh 1995, 1990), pengumuman laporan keuangan perusahaan (Bamber 1987), pemecahan saham (Copeland 1979), dan pengumuman lainnya kepada masyarakat (Kim and Verrecchia 1991 ).
Penelitian yang dilakukan difokuskan pada emiten yang melakukan corporate actions (bonus issue, cash dividend dan stock splits) pada tahun 2001 dan mengukur reaksi pasar atas adanya kejadian corporate actions untuk menguji efisiensi pasar di Bursa Efek Jakarta. Sebanyak 10 emiten dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas perdagangan yang tertinggi, agar pengukuran reaksi pasar dapat mencerminkan kondisi efisiensi pasar di BEJ. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metodologi event study yang dikombinasikan dengan metodologi time series. Metodologi time series dipergunakan untuk 'membersihkan' data dari unsur autokorelasi sebelum dimasukkan sebagai input dalam metodologi event study. Gabungan kedua metodologi ini akan menghasilkan output yang relatif lebih akurat sebagai model pengukuran normal return saham. Periode estimasi untuk event study dalam penelitian ini ditetapkan sepanjang 250 hari dan 21 hari untuk periode even.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa dari 10 emiten yang dipilih terdapat 1 emiten yaitu TBLA (Tunas Baru Lampung, Tbk.) yang tidak dapat dimodelkan, maka pasar saham TBLA dikatakan sebagai pasar yang efisien, dimana tidak ada pelaku pasar yang memperoleh abnormal return.
Hasil pemodelan berdasarkan periode waktu tersebut menghasilkan 2 klasifikasi model, yaitu model yang sesuai dengan Single Index Market Model (SIMM) dan Multifactor Market Model (MMM). Output tersebut secara langsung menggambarkan kondisi BEJ belumlah efisien. Hasil perhitungan matematis berdasarkan model tersebut secara agregat menunjukkan para investor mendapat abnormal return yang signifikan sepanjang periode even.
Rendahnya nilai uji signifikansi variabel independen dalam menjelaskan model optimal yang didapat, hal ini berarti masih ada informasi publik lain yang hams dimasukkan dalam model pengukuran normal return.
Emiten yang melakukan corporate actions bonus issue, cash dividend dan stock splits
menunjukkan kondisi efisiensi pasar modal di BEJ dalam bentuk setengah kuat terlihat dari
klasifikasi model menunjukkan adanya pengaruh unsur lag saham hari sebelumnya dan
pengaruh return IHSG, rendahnya nilai uji signifikansi model, adanya kebocoran informasi di
pasar terlihat pada pola cummulative abnormal return (CAR) dan lamanya reaksi pasar setelah pengumuman corporate actions menuju nilai keseimbangan.
Pengambilan keputusan investasi oleh investor dipengaruhi oleh kemampuan mengolah informasi, pengaruh psikologis dan emosi dari investor, karakter investor dan preferensi terhadap risiko.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqisani
"Peneliian ini menjelaskan aspek hukum aksi korporasi seperti merger, konsolidasi dan akuisisi penyelenggara telelomunikasi dalam memanfaatlan spektrum frekuensi radio di Indonesia. Aksi korporasi penyelenggara telekomunikasi dalam memanfaatkan spektrum frekuensi radio di Indonesia. Aksi korporasi penyelenggara telekomunikasi perlu dilakukan agar pemanfaatan spektrum frekuensi radio efejtif dan efisien. Efektifitas dan efisien pemanfaatan spektrum frekuensi radio dilakukan melalui pengaturan hukum single preserence policy on telecommunication sector (kepemilikan tunggal) di mana satu pihak hanya menjadi pemeggang saham pengendali pada satu badan hukum penyelenggara telekomunikasi. Pengaturan hukum tersebut merupakan salah satu cara untuk melakukan restruktuisasi penyelenggara telekomunikasi agar memperoleh struktur penyelenggata yang idel. Pengaturan hukumingle preserence policy on telecommunication sector wajib memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang hukum perusahaan, hukum telekomunikasi dan hukum persangan usaha yang sehat"
Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia kementrian komunikasi dan informatika, 2015
384 JPPKI 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
David Yonathan
"Industri properti adalah sebuah industri yang terkait hampir dengan semua jenis industri lainnya. Keunikan lain dari properti adalah sebagai salah 1 kebutuhan dasar manusia. Kedua hal ini membuat industri property dipilih dalam proses pemilihan industri. Pemilihan PT. Summarecon Agung Tbk. sebagai perusahaan yang dianalisis didasarkan pada 3 hal yaitu perubahan profitabilitas perusahaan dari penurunan berturut-turut menjadi kenaikan berturut-turut, keunggulan dibandingkan 2 perusahaan property tbk besar lainnya yang dipilih sebagai pembanding dalam proses seleksi, dan profitabilitas perusahaan di tahun 2013 yang di atas rata-rata industry. Keunggulan-keunggulan ini telah membuat PT. Summarecon Agung Tbk. menjadi sangat menarik untuk dianalisis, khususnya mengenai strategi korporasi, strategi bisnis, strategi keuangan, dan corporate action yang telah diterapkan oleh PT. Summarecon Agung Tbk. Analisis dan pembahasan ini akan dilakukan terhadap strategi-strategi korporasi dan tindakan-tindakan penting dari SMRA tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 yang terbagi atas 4 periode. Kemudian akan dilanjutkan dengan analisis dan pembahasan strategi keuangan yang mencakup pertumbuhan, investasi, pendanaan, operasional, profitabilitas, resiko, kinerja keseluruhan, dan nilai dari PT. Summarecon Agung Tbk. terkait strategi-strategi dan tindakan-tindakan korporasi selama 4 periode tersebut.

Real estate industry is an industry that related almost with all kinds of other industries. Another uniqueness of real estate, namely as one of the basic needs of human. Both of these make industrial real estate selected in the industry selection process. Selection PT. Summarecon Agung Tbk. as analyzed company is based on three things: the change of the company's profitability consecutive reduction into consecutive rise, advantages over two other major public real estate company selected as a comparison in the selection process, and the profitability of the company in 2013 were above the industry average. These advantages made PT. Summarecon Agung Tbk. become very interesting to be analyzed, particularly regarding corporate strategy, business strategy, financial strategy, and corporate action that has been applied by PT. Summarecon Agung Tbk. Analysis and discussion will be conducted on corporate strategies and critical actions of SMRA from 2004 to 2013, divided into 4 periods. Then will proceed with the analysis and discussion of the financial strategy that includes growth, investment, financing, operations, profitability, risk, overall performance, and the value of the PT. Summarecon Agung Tbk. related corporate strategies and actions during those periods.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ridwan Thalib
"Skripsi ini merupakan suatu hasil penelitian bersifat normatif yuridis (kepustakaan) dengan melakukan suatu perbandingan hukum bersifat Perbandingan Hukum Modern Khusus yang meliputi perbandingan Hukum Terapan (Applied Comparative Law). Latar belakang penulisan penelitian ini adalah terdapatnya suatu temuan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas terkait dengan keterbatasan-keterbatasan (untuk mengajukan hak gugat, keberatan dan lain-lain termasuk melaksanakan Gugatan Derivatif) dalam hal pengaturan mengenai Perlindungan terhadap Pemegang Saham Minoritas akibat suatu Aksi Korporasi maupun keputusan tertentu yang berlindung dibalik legalitas keabsahan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dimana keberlakukannya banyak dipengaruhi oleh Kepentingan Pemegang Saham Mayoritas. Sedangkan sebagai suatu perbandingan atas Pengaturan di Perundangan lain, yaitu pengaturan dalam UU Korporasi Australia 2001.
Penelitian ini menemukan aspek-aspek tertentu dalam UU Korporasi Australia tersebut, yang dapat memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum sebagai manfaat hukum, bagi Pemegang Saham Minoritas, meliputi Pengaturan terhadap Pemegang Saham Minoritas yang memiliki dan mengatur batasan-batasan yang lebih luas dalam hal mengakomodir kepentingan Pemegang Saham Minoritas untuk mengajukan gugatan, permohonan atau tindakan lain demi mencapai Perlindungan terhadap Pemegang Saham Minoritas atas Aksi Korporasi atau Keputusan Perseroan yang bersentuhan dan memiliki dampak bagi kepentingan Pemegang Saham Minoritas.

This undergraduate thesis is prepared on a literature based (legal normative) research with a comparative study characterized as a Applied Comparative Law. The background of the writings of this research, is based on the findings within the Law No. 40 year 2007 about Limited Liability Company related to its limitations (to file a legal suit, appeal and others, including to undertake Derivative Action) regarding the regulation about the Protection towards the Minority Shareholders from Corporate Actions or other corporate decisions which was taken under the previllege and the legality of the General Meetings, where its validity and process has been recognized to be influenced by the interest of the Majority Shareholders. Whilst as a comparison of other Regulation within different Act, that is the regulating provisions within the Australian Corporations Act 2001.
This research found that there are certain aspects in Australian Corporations Act 2001, that can provide sense of justice and legal consistency (as the benefit of the Law itself) for Minority Shareholders, covering the regulations regarding Minority Shareholders which regulates more extentive boundaries in terms of accomodating the interest of the Minority Shareholders in order for them to file a legal suit, an appeal or other actions which can be classified as an action to achieve a comprehensive protection towards the Minority Shareholders from Corporate Actions which may interact and have certain effects towards the interest of the Minority Shareholders.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1328
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library