Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Drospirinone merupakan jenis progestogen generasi baru yang memiliki khasiat antimineralokortikoid. Progestogen jenis ini telah digunakan sebagai komponen kontrasepsi kombinasi. Kontrasepsi kombinasi generasi lama mengandung komponen progestogen turunan testosteron. Progestogen jenis ini tidak memiliki khasiat antimineralokortikoid, sehingga menyebabkan retensi cairan. akibatnya, wanita yang menggunakan pil kombinasi jenis ini sering mengeluh sakit kepala, nyeri payudara, nyeri betis, peningkatan berat badan dan tekanan darah. Karena memiliki sifat androgenik, maka pil kontrasepsi kombinasi yang mengandung progestogen turunan testosteron dapat menimbulkan jerawat dan muka berminyak. Kontrasepsi kombinasi yang mengandung drospirinone tidak menyebabkan sakit kepala, nyeri payudara, nyeri betis, peningkatan berat badan dan tekanan darah. Drospirinone memiliki sifat antiandrogenik yang sangat kuat, sehingga tidak menimbulkan jerawat dan muka berminyak. Sebagai tambahan, kombinasi etinil estradiol dan drospirinone dapat dipakai mengobati sindroma pra-haid dan nyeri haid, serta drospirinone tidak mempengaruhi metabolisme lipid dan karbohidrat. (Med J Indones 2005; 14: 190-3)

Drospirinone is a new generation of progestogen that possesses antimineralocorticoid effect. Progestogen of this type has been used as a component in combined contraceptives. The combined contraceptives of old generation contained progestogen component of testosterone derivative. Progestogen of this type does not have antimineralcorticoid effect, such that it could cause fluid retention. As a result, women who used combined pills of this type often complained of headache, breast pain, calf pain, increased body weight and blood pressure. Owing to its androgenic effect, combined contraception pills that contained testosterone-derived progestogen may cause acne and oily face. Combined contraception that contains drospirinone does not cause headache, breast pain, calf pain, increased body weight and blood pressure. Drospirinone has such a strong anti-androgenic nature that it does not result in acne and oily face. In addition, combination of ethinylestradiol and drospirinone can be used for treating pre-menstrual syndrome and menstrual pain. Drospirinone does not affect lipid and carbohydrate metabolism. (Med J Indones 2005; 14: 190-3)"
Medical Journal of Indonesia, 14 (3) July September 2005: 190-193, 2005
MJIN-14-3-JulSep2005-190
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Calderone, Mary Steichen
Baltimore: The Williams & Willkins, 1970
613.94 CAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniati Bachrun
"Dampak demografis pemakaian kontrasepsi tidak hanya tergantung pada prevalensi kontrasepsi tetapi juga tergantung pads kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi yang tinggi mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap suatu metode kontrasepsi atau pelayanan KB yang dipcroleh dari suatu sumber alat/cara KB. Oleh karena itu penting untuk mengetahui variasi ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi dari sumbcr alat/Cara KB yang berbeda pada wanita dengan karakteristik sosiodemografi yang berbeda.
Penelitian ini mempelajari pengaruh snmber alat/cara KB dan faktor sosiodemografi terhadap ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi di Indonesia, bcrdasarkan data historis pemakaian kontrasepsi dalam kalender SDKI 2007, dengan menggunakan metode analisis IW table dan rcgresi C5x.
Hasil analisis lgfe table tingkat ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi menunjukkan bahwa tingkat ketidaklangsungan lebih tinggi pada pemakaian kontrasepsi oleh wanita dengan karakteristik: memperoleh kontrasepsi dari surnber swasta, menggunakan pil KB, bertujuan menunda kelahiran, berusia lebih muda, dengan jumlah anak Iebih sedikit, mempunyai tingkat pendidikan dan status sosialekonomi tinggi dan tinggal di daerah perkotaan.
Hasil analisis multivariat menggunakan model regresi Cox menunjukkan bahwa pemakaian kontrasepsi yang berasal dari sumber Iainnya mempunyai risiko ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi lebih kecil daripada pemakaian kontrasepsi yang bersumber dari fasilitas swasta atau pemerintah. Pcmakaian metode kontrasepsi jangka panjang, jumlah anak masih hidup, dan motivasi yang kuat untuk membatasi kelahiran mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi. Sedangkan faktor sosiodemografi seperti umur, urnur kawin penmna dan tingkat pendidikan pasangan suami istri dan bertempat tinggal di perkotaan berpengaruh positif signifikan terhadap kctidaldangsungan pcmakaian kontrascpsi.

The effect of using contraception demographically not only depend on contraceptive prevalence but also on contraceptive continuation. Higher contraceptive discontinuation indicates dissatisfaction of using a contraceptive method. Hence, it is important to study the variation of contraceptive discontinuation of different contraceptive source on women with some socio demographic characteristics.
This research studies the effect of contraceptive source and socio demographic factors on contraceptive discontinuation in Indonesia, based on calendar data of 2007 Indonesian Demographic and Health Survey. Life table analysis and Cox regression are used to describe this effect.
Life table analysis results shows that higher contraceptive discontinuation is found on women with private contraceptive source, using pill, birth spacing as contraceptive intention, younger, viewer children, higher education, higher socio economic status and live in urban.
Cox regression model results that using contraceptive method from other source has lower contraceptive discontinuation risk than using contraceptive method from private or government Facilities. Long term method, number of living children and stronger motivation to limiting birth has significant and negative effect on contraceptive discontinuation. Socio demographic factors as age, age at first union, spouse education and live in urban has significant and positive effect on contraceptive discontinuation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34246
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"
The role of contraceptive use dynamics in shaping the contraceptive
prevalence structure and ht determining its impact on fertility becomes
increasingly important for family planning program, policy mailers and
program managers. Relatively few analyses of contraceptive use dynamics
exist for developing countries. The lack of _ such studies is that the data
required are not often collected. This article is intended to _,fill in the gaps by
analyzing the five-year calendar data derived from the I994 Indonesia
Demographic and Health Survey (1994 DHS). The five year calendar data on
contraceptive use, pregnancy, termination and reason for discontinuation of
contraceptive use analyzed using the life table methodologies provide
meaningful insight on the quality of contraceptive use in Indonesia. It is found
that the median duration of use is longest for the IUD and implant, while
shortest lor condom/intravag. About 27 percent of all Indonesia contraceptive
users discontinue the use of their chosen method within a year. The reasons
for discontinuation vary across subgroups of women. Method failure is
associated more with discontinuation of traditional method, while method-
related reasons such as health concern or inconvenience of use are more
likely to be associated with discontinuation of modern method mainly lUDs,
injectables and implants. There are more important factors that differentiate
women on discontinuation qt' contraception e.g., area of residence, region
education, age, and contraceptive intent. These findings on discontinuation
enabled the family planning program to provide more realistic and focused
services to their clients. In conclusion, this analysis emphasizes the
importance of examining the quality of contraceptive use in Indonesia to
achieve greater appreciation of the factors that affect contraceptive
discontinuation, switching behavior, and use:;i:i'lure. Special attention should
he addressed to health concerns as an important issue for the most popular
modern methods and to the minority of women who discontinue use within a
year and do not switch to another method.
"
Journal of Population, Vol. 3 No. 2 1997 : 159-196, 1997
JOPO-3-2-1997-159
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Cahyo Wibowo
"Program Keluarga Berencana selama ini telah berkontribusi dalam penurunan fenilitas di Indonesia dan semakin lama prevalensinya semakin meningkat. Peningkatan prevalcnsi pemakaian kontrasepsi yang diikuti oleh penunman angka fertilitas mengindikasikan bahwa di antara dua indikator tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Pencapaian TFR di Indonesia berdasarkan SDKI 2007 ternyata lebih rendah dari yang diharapkan jika. merujuk pada pencapaian CPR-nya. Kondisi ini membawa Indonesia mengalami deiisit fertilitas, yaitu suatu kondisi pencapaian angka fertilitas yang lebih rendah daripada angka fertilitas yang diharapkan. Terjadinya defisit ini diduga karena pemakaian kontrasepsi yang makin efektif dan berlangsung lame, sehingga dugaan tersebut perlu diteliti lebih lanjut.
Melalui studi ini, ingin dipelajari pengaruh efektivitas pemakaian kontrasepsi dalam penurunan fertilitas dan kelangsungan pemakaian kontrasepsi berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan, aktivitas pekerjaan, daerah tempat tinggal, tingkat kekayaan, mnur, tingkat PDRB, dan rasio fasilitas kesehatan per pasangan usia subur. Dengan mengglmakan regresi multinomial logistik dan regresi Cox, ingin dilihat kcoenderungan pemakaian alat/metodc kontrasepsi dan detenninan kelangsungan pemakaian kontrasepsi.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) ternyata masih merupakan metode yang lebih efelctif dibandingkau dengan metode lainnya. Efektivitas yang terjadi ternyata lebih efektif dari yang diduga dan sangat berkontribusi atas texjadinya deiisit fertilitas di Indonesia. Adapun karakteristik yang memiliki kecenderungan untuk menggunakan MKJP ialah mereka yang berpendidikan menengah kc atas, bekezja, tinggal di perkotaan, tingkat kekayaannya linggi, berumur 35 tahun ke atas, daerahnya kurang maju, dan rasio fasilitas kesehaian per PUS-nya makin tinggi. Karakteristik yang lebih cepat mcngalami diskontinu adalah wanita yang menggunakan non MKJP atau metode tradisional, berpendidikan menengah ke atas, tidak bekelja, tinggal di perkotaan, tingkat kekayaannya tinggi, berumur kurang dari 35 tahun, daerahnya kurang maju, dan rasio fasilitas kesehatan per PUS-nya makin tinggi.

Family Plarming Program has been contributed to decreasing number of fertility in Indonesia. Increasing prevalence of contraceptive use which was followed by decreasing number of fertility rate indicated strong association between the two indicators. It was reported in IDHS 2007 that TFR in Indonesia was lower than expected seeing 'fiom achieved contraceptive use. This condition brought deficit of fertility in Indonesia. Later, it was guess that deficit of fertility was caused by e&`e ctiveness and longer duration of contraceptive use.
The objective of this research was to investigate the influence of effectiveness of contraceptive use toward fertility and to investigate influences of factors such as level of education, working status, place of residence, wealth status, age, GDP and ratio of health care facility and couple of child bearing age toward continuation of contraceptive use. Multinomial logistic and Cox Regression were used to examine the association.
Result of the analysis showed that long term contraceptive method was the most etfective method. The eiectiveness measured was more effective than it was expected and gave much contribution toward deiicit of fertility in Indonesia. The used of long term contraceptive method were high among those couples who were 35-49 years of ae, at least middle level of education, worked, lived in urban area, high socio economic status, lived in developing area, higher ratio of health care facilities and couple of child bearing age. Prevalence of discontinuation were high among those who were used traditional method and non long term method, at least middle level of education, not worked, lived in urban area, high socio economic status, 15-34 years of age, lived in developing area, high ratio of health care facility and couple of child bearing age.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Aldila
"ABSTRAK
Rendahnya penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) menjadi
permasalahan pada program Keluarga Berencana (KB). MKJP memiliki tingkat
efektivitas lebih tinggi, namun setiap tahun jumlah akseptor non MKJP (Suntik dan Pil)
di Indonesia selalu mengalami peningkatan dibandingkan dengan MKJP (IUD dan
Impant) yang cenderung menurun. Persepsi akseptor terhadap alat kontrasepsi
menyebabkan ketidaksesuain akseptor memilih alat kontrasepsi. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional yang menganalisis data sekunder ICMM 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi ragam alat kontrasepsi terhadap
keputusan penggunaan MKJP dan Non MKJP. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita
usia subur (WUS) usia 15 sampai 49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi dengan
jumlah responden 9100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi preferensi MKJP dan Non MKJP, efektivitas, pengetahuan dan
durasi pernikahan terhadap keputusan penggunaan MKJP. Dalam upaya peningkatan
cakupan penggunaan MKJP diperlukan strategi komunikasi yang tepat dalam pembuatan
program keluarga berencana dengan memperhatikan preferensi akseptor terhadap alat
kontrasepsi dan efektivitas alat KB kepada akseptor.

ABSTRACT
The low usage of Long Term Montraceptive Method (LTCM) has become a problem for
the Family Planning (KB) program. LTCM has a higher effective rate than its counterpart
the non LTCM. But every year the acceptor for the non LTCM contraceptive method
(shots and pills) are increasing and the LTCM contraceptive method has been steadily
declining. The acceptor perception on the contraceptive method have caused a fault on
their contraceptive method choice. This research uses a cross sectional method design
analysing a secondary data from the 2016 ICMM data. The purpose of this research is to
know the perception of fertile female to the various contraceptive methods (LTCM and
Non LTCM). The samples in this research are 9100 fertile women ranging from 15 to 49
years old whos been using contraceptive methods. The results show that there is a
significant correlation between perception preference for the LTCM and Non LTCM. For
an increase of the LTCM use coverage, it needs an effective communication strategy on
the family planning program that pays attention to the acceptor's contraceptive method
preference and the effectiveness of the contraceptive method for the acceptor"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Santoso
"Ruang Lingkup Penelitian : Rendahnya partisipasi pria dalam program KB disebabkan terbatasnya pilihan kontrasepsi pria. Agar lebih mendorong kaum pria dapat berperan aktif dalam mengikuti program KB, kiranya sangat tepat untuk menyediakan berbagai alternatif jenis kontrasepsi pria. Salah satu alternatif jenis kontrasepsi pria adalah penggunaan bahan alam yaitu tanaman. Hal ini sejalan dengan anjuran petnerintah melalui GBHN 1993 tentang obat tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan. Dalam rangka usaha mencari bahan kontrasepsi pria yang bersumber pada tanaman telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak total akar Bikat (Gneium gnemonoides Brongn) terhadap spermatogenesis dan kesuburan mencit jantan (Mus musculus L) galur Swiss Webster. Dari hasil penelitian tentang kandungan bahan kimia tanaman, ternyata ekstrak total akar Bikat mengandung senyawa saponin, tanin, dan kuinon. Saponin adalah glikosida triterpen dan sterol_ Saponin merupakan senyawa aktif seperti sabun yang mampu menurunkan tegangan permukaan membran sel, dan menghemolisis sel darah merah. Didasarkan dari sifat senyawa saponin tersebut, diduga ekstrak total akar Bikat dapat menghambat spermatogenesis dan menurunkan kesuburan mencit jantan perlakuan.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian untuk ketiga dosis yaitu 1,5 mg/kgBB, 3,0 mg/kgBB, dan 6.0 mg/kgBB yang diberikan selama 10 hari 20 hari. dan 40 hari dapat menurunkan sel spermatogonia A. sel spermatosit PL, sel spermatosit P dan sel spermatid sangat nyata dibanding kontrol (P<0,01). Tetapi pada dosis 1.5 mg/kgBB jumlah sel spermatid tidak menurun secara bermakna dibanding kontrol. Sebaliknya pada dosis 1.5 mg/kgBB dan 3.0 mg/kgBB jumlah spermatozoa vas deferen. viabilitas spermatozoa vas deferen, bentuk normal spermatozoa vas deferen menurun nyata dibanding kontrol (P<0,05), sedangkan pada dosis 6.0 mg/kgBB menurun sangat nyata dibanding kontrol (P<0,01). Demikian juga jumlah anak hasil perkawinan dengan mencit betina normal pada semua dosis yaitu 1.5 mg/kgBB. 3.0 mg/kgBB. dan 6,0 mg/kgBB menurun sangat nyata dibanding kontrol (P<0,01) bahkan untuk dosis 6,0 mg/kgBB tidak mempunyai anak.
Kesimpulan : Ekstrak total akar Bikat yang diberikan selama l0 hari, 20 hari. dan 40 hari dengan dosis 1,5 mg/kgBB, 3,0 mg/kgBB, dan 6.0 mg/kgBB dapat menghambat spermatogenesis dan menurunkan kesuburan mencit jantan (Mus musculus L)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djalaluddin Mulbar
"Penurunan angka fertilitas total menunjukkan suatu fakta bahwa pelaksanaan program KB di Indonesia telah mampu dan berhasil mengatasi laju pertumbuhan penduduk sebagai suatu masalah kependudukan di Indonesia. Angka fertilitas total (Total Fertilitas Rate=TFR) untuk Indonesia pada periode 1967-1970 sebesar 5,6 turun menjadi 3,33 pada periode 1985-1990 (BPS,1992) dan bahkan pada periode 1990-1995 turun menjadi 3,10 (Agung dan Harahap, 1992).
Ananta, Lim dan Arifin (1990) telah memperlihatkan bahwa transisi fertilitas Indonesia telah memasuki tahap akhir, yaitu bahwa variabel penentu fertilitas akan makin di dominasi oleh variabel kontrasepsi dan makin kurang oleh variabel fertilitas alamiah (natural fertility) ataupun perkawinan.
Masalahnya sekarang adalah apakah para wanita yang memakai suatu metode kontrasepsi tertentu ataukah yang tidak memakai metode kontrasepsi tidak melahirkan pada periode tertentu. Permasalahan tersebut di atas dapat kita lihat berbagai kasus yang menunjukkan bahwa pemakaian suatu metode kontrasepsi belum sepenuhnya dapat mencegah kelahiran bagi kelompok wanita yang memakai metode kontrasepsi. Untuk itu dirasa perlu melakukan studi tentang dampak relatif pemakaian metode kontrasepsi yang bertujuan untuk mempelajari dampak relatif pemakaian metode kontrasepsi terhadap fertilitas di Sulawesi.
Dalam penelitian ini diperhatikan variabel sosial ekonomi tanpa memperhitungkan variabel antara karena didasarkan atas pemikiran untuk mempelajari dampak relatif pemakaian metode kontrasepsi dalam setiap kelompok sosial ekonomi (Agung, 1991).
Atas pemikiran tersebut dilakukan analisis yang menunjukkan bahwa variabel pemakaian metode kontrasepsi dalam setiap kelompok variabel status sosial ekonomi yang diperhatikan berasosiasi dengan variabel fertilitas.
Dengan demikian, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, adalah : Terdapat perbedaan probabilitas melahirkan antara kelompok wanita yang memakai metode kontrasepsi tertentu dengan kelompok wanita yang tidak memakai metode kontrasepsi menurut variabel bebas yang diperhatikan.
Analisis data dalam studi ini didasarkan pada data individu dari data survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia 1987. Responden dalam survei ini sejumlah 993 wanita berstatus kawin usia 15-49 tahun di Sulawesi.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Fertilitas yang diukur sebagai Probabilitas Melahirkan 12 bulan sebelum survei. Sedangkan variabel bebasnya adalah Pemakaian metode kontrasepsi, Pendidikan Istri, Pendidikan Suami, Umur Istri, Jumlah Anak Lahir Hidup, dan Tempat Tinggal Istri.
Baik variabel terikat maupun variabel bebasnya dipandang sebagai variabel kategori. Untuk itu, dalam analisis ini digunakan model regresi logistik berganda, dengan memperlihatkan 3 model sebagai berikut.
Model-1, dimaksudkan untuk memperkirakan proporsi melahirkan wanita dengan memperhatikan variabel bebas : Pemakaian Metode Kontrasepsi, Pendidikan Istri, Pendidikan Suami, dan Tempat Tinggal Istri. Pada model ini diperhatikan pula interaksi dua faktor antara variabel Metode Kontrasepsi dengan Tempat Tinggal Istri.
Model-2, dimaksudkan untuk memperkirakan proporsi melahirkan wanita dengan memperhatikan variabel bebas : Pemakaian Metode Kontrasepsi, Jumlah Anak Lahir Hidup, Umur Istri, dan Tempat Tinggal Istri. Pada model ini diperhatikan pula interaksi dua faktor antara variabel Pemakaian Metode Kontrasepsi dengan jumlah Anak Lahir Hidup, serta pemakaian Metode Kontrasepsi dengan Tempat Tinggal Istri.
Model-3, dimaksudkan untuk memperhatikan proporsi melahirkan wanita dengan memperhatikan variabel bebas : Pemakaian Metode Kontrasepsi, Pendidikan Istri, Pendidikan Suami, Jumlah Anak Lahir Hidup, Umur Istri, dan Tempat Tinggal Istri. Pada model ini diperhatikan pula interaksi dua faktor antara variabel Pemakaian Metode Kontrasepsi dengan Jumlah Anak Lahir Hidup serta Pemakaian Metode kontrasepsi dengan Tempat Tinggal Istri.
Hasil analisis berdasarkan model-1 menunjukkan bahwa asosiasi antara tempat tinggal istri dengan proporsi melahirkan bagi wanita yang memakai IUD, mempunyai perbedaan yang signifikan dengan wanita yang tidak memakai kontrasepsi. Selanjutnya, Proporsi melahirkan wanita menurut pemakaian metode Kontrasepsi (Pil dan suntik), demikian pula proporsi melahirkan berdasarkan Pendidikan Suami dan proporsi melahirkan berdasarkan Tempat Tinggal Istri memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan proporsi melahirkan wanita berdasarkan Pemakaian Metode Kontrasepsi (IUD dan MK Lain), serta proporsi melahirkan berdasarkan Pendidikan Istri, tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan.
Hasil analisis berdasarkan model-2 menunjukkan bahwa asosiasi Jumlah anak Lahir hidup dengan proporsi melahirkan bagi wanita yang. memakai IUD, yang memakai suntik, dan yang memakai MK Lain, mempunyai perbedaan yang signifikan dengan wanita yang tidak memakai kontrasepsi. Demikian pula Asosiasi antara tempat tinggal istri dengan proporsi melahirkan bagi kelompok wanita yang memakai IUD, dan yang memakai MK Lain, mempunyai perbedaan yang signifikan dengan kelompok wanita yang tidak memakai Metode Kontrasepsi. Selanjutnya, Proporsi melahirkan kelompok wanita menurut Pemakaian Metode Kontrasepsi (IUD dan MK Lain), demikian pula proporsi melahirkan menurut umur, serta proporsi melahirkan menurut Jumlah Anak Lahir Hidup memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan proporsi melahirkan wanita menurut Pemakaian Metode Kontrasepsi (PiI dan Suntik), demikian pula proporsi melahirkan menurut tempat tinggal, tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan.
Hasil analisis berdasarkan model-3 menunjukkan bahwa asosiasi Jumlah Anak Lahir Hidup dengan proporsi melahirkan bagi kelompok wanita yang memakai IUD, yang memakai Suntik, dan yang memakai MK Lain mempunyai perbedaan yang signifikan dengan kelompok wanita yang tidak memakai metode kontrasepsi. Demikian Pula asosiasi antara Tempat Tinggal Istri dengan proporsi melahirkan bagi kelompok wanita yang memakai Metode Kontrasepsi. Selanjutnya, proporsi melahirkan wanita menurut Pemakaian Metode Kontrasepsi (IUD dan MK Lain), demikian pula proporsi melahirkan menurut Umur, serta proporsi melahirkan menurut Jumlah Anak Lahir Hidup menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan proporsi melahirkan wanita menurut pemakaian metode kontrasepsi (Pil dan Suntik), demikian pula proporsi melahirkan menurut pendidikan Istri dan Pendidikan Suami, serta proporsi melahirkan menurut Tempat Tinggal Istri tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Ketiga model yang diperhatikan menunjukkan bahwa proporsi tidak melahirkan yang disesuaikan bagi kelompok wanita yang memakai metode kontrasepsi lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok wanita yang tidak memakai Metode Kontrasepsi, kecuali kelompok wanita yang memakai MK Lain, proporsi tersebut lebih rendah.
Studi ini menghasilkan pula Koefisien Asosiasi Parsial antara Pemakaian Metode Kontrasepsi dan Proporsi tidak melahirkan dengan mengontrol masing-masing. Variabel bebas yang diperhatikan. Koefisien Asosiasi Parsial tersebut pada umumnya menunjukkan angka yang positif. Artinya, proporsi tidak melahirkan kelompok wanita yang memakai Metode Kontrasepsi lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tidak memakai Metode Kontrasepsi, kecuali pemakai MK Lain bagi wanita dengan karakteristik tertentu. Selain itu, dihasilkan pula Koefisien Asosiasi Parsial antara masing-masing variabel bebas lainnya dengan mengontrol variabel Pemakaian Metode Kontrasepsi. Koefisien Asasiasi tersebut pada umumnya menunjukan angka yang positif pada setiap variabel babas yang diperhatikan dengan mengontrol variabel Pemakaian Kontrasepsi.
Sejalan dengan Koefisien Asasiasi Parsial tersebut, studi ini menghasilkan pula Angka Dampak Relatif beberapa Metode Kontrasepsi untuk Sulawesi secara keseluruhan. Angka Dampak Relatif tersebut, tergolong tinggi (>100 I.) jika dibanding dengan yang tidak memakai Metode Kontrasepsi (= 100 %). Artinya, persentase tidak melahirkan kelompok wanita yang memakai metode Kontrasepsi lebih tinggi jika dibanding dengan wanita yang tidak memakai Metode Kontrasepsi untuk masing-masing variabel yang diperhatikan, kecuali pemakai MK Lain bagi wanita dengan karakteristik tertentu.
Dengan kelemahan data yang digunakan dalam studi ini, maka Dampak Relatif Pemakaian Metode Kontrasepsi sebagai hasil analisis, tidak dapat dinyatakan sebagai efektivitas pemakaian metode kontrasepsi. Demikian pula halnya dengan adanya jumlah responden yang sangat kecil, maka kesimpulan yang diperoleh sulit dapat diterima mewakili populasi yang bersangkutan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atlanta: The Rockfeller Foundation, 1973
613.943 CON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Noverdian Suryadi
"ABSTRAK
Jarak kelahiran yang optimal merupakan faktor penting dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Jarak kelahiran yang optimal dapat dicapai dengan menggunakan kontrasepsi. Persentase penggunaan kontrasepsi di Indonesia mencapai 59,7%, namun di Papua hanya mencapai persentase 19,8% dan merupakan provinsi dengan prevalensi penggunaan kontrasepsi yang terendah. Bahkan, persentase penggunaan kontrasepsi di Papua menurun pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi dengan jarak kelahiran di Pegunungan Jayawijaya, Papua. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dan data penelitian diperoleh melalui wawancara terhadap 96 subjek penelitian secara langsung yang didapatkan melalui metode consecutive sampling. Analisis dilakukan dengan metode chi square dan didapatkan nilai p = 0,988, dengan interpretasi berdasarkan hasil tersebut ditemukan hubungan yang tidak berbeda bermakna antara penggunaan kontrasepsi dengan jarak kelahiran di Pegunungan Jayawijaya, Papua.

ABSTRACT
Optimal birth spacing is an important factor in improving maternal and infant health. Optimal birth spacing can be achieved by using contraception. Percentage of contraceptive use in Indonesia reached 59.7%, but in Papua only reached 19.8% and Papua is the province with the lowest prevalence of contraceptive use. In fact, the percentage of contraceptive use in Papua decreased in 2013 when compared to 2010. This study aims to determine the relationship of contraceptive use by spacing births at Jayawijaya Mountains, Papua. This research was conducted by cross sectional method and research data obtained through interviews with 96 subjects research directly obtained through consecutive sampling method. The analysis was conducted using chi-square and p value = 0.988, with interpretations based on these results was found relationships did not differ significantly between contraceptive use by spacing births at Jayawijaya Mountains, Papua"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>