Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivi Frizalda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola waktu tempuh mobilitas ulangalik di Jabodetabek menurut karakteristik demografi, ekonomi dan lainnya. Hasil analisis regresi logistik biner dari data Survei Komuter Jabodetabek 2014 menunjukkan bahwa pekerja yang berpeluang lebih tinggi untuk melakukan waktu tempuh yang lama adalah pekerja laki-laki, berumur lebih dari 60 tahun, berpendidikan SMA, menggunakan moda transportasi kendaraan umum beroda empat atau lebih dan menempuh jarak lebih dari 20 km. ......The purpose of this study is to analyze the pattern of commuting time by demographic, economic and other characteristics in Jabodetabek Area. The result of binary logit regression shows that workers with high probability in longer commuting time is male, aged more than 60 years old, high school educated, use four-wheels and more wheels public transportation and has more than 20 km in length.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjani Sekarsari Percaya
Abstrak :
Women worldwide have come a long way in combatting systematic and patriarchal barriers in employment. More and more women are taking on jobs and female labor force participation has reached historical highs in recent years. Mobility studies have pointed out the differences in men and women rsquo s commuting patterns to work as a consequence of gender inequality on employment. This research found that there is a difference in men and womens commute in Indonesia through descriptive and inferential analysis using a modified Multinomial Logit model, using national data from the National Labor Survey SAKERNAS 2017. Moreover, other socio demographic and employment pattern factors were found to influence commuting time. This study concludes that there is a difference in men and womens mobility behavior related to their employment and raises the topic of mobility data limitations in Indonesia.
Perempuan dari seluruh dunia telah berjuang jauh dalam membasmi halangan halangan bersifat sistematis dan patriarkal dalam bekerja. Semakin banyak wanita bekerja dan partisipasi perempuan dalam dunia pekerjaan telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Studi studi lampau mengenai mobilitas telah menunjukkan perbedaan antara pola mobilitas ulang alik antara laki laki dan perempuan sebagai konsekensi dari ketidaksetaraan antar gender pada dunia pekerjaan. Riset ini menemukan adanya perbedaan antara pola mobilitas ulang alik antara laki laki dan perempuan diIndonesia melalui analisa deskriptif dan inferensial menggunakan Model Multinomial Logit termodifikasi, menggunakan data nasional dari Survei Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS 2017. Selain dari itu, faktor faktor sosio demografi dan pola pekerjaanlainnya telah ditemukan berpengaruh terhadap durasi waktu ulang alik. Studi ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan antara perilaku mobilitas laki laki dan perempuan yang melibatkan pekerjaan mereka dan memulai pembicaraan mengenai keterbatasan data mobilitas di Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hilda Triany
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, pencapaian pendidikan dan partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat cukup pesat di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya peran perempuan dalam pasar kerja menjadikan rumah tangga dengan pasangan menikah yang keduanya bekerja juga meningkat (dual worker). Rumah tangga dual-worker yang bekerja di lokasi yang berbeda akan memilih lokasi tempat tinggal yang dapat memaksimalkan potensi pendapatan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi waktu tempuh mobilitas ulang-alik suami dan istri dalam rumah tangga yang keduanya bekerja, dan khususnya mempertimbangkan pendapatan yang berdampak pada waktu mobilitas ulang-alik dari pasangan suami istri yang merupakan kepala rumah tangga dan pasangannya. Penelitian ini menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional 2018 dan data pendukung dari hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional 2018. Dengan menggunakan regresi logistik multinomial, penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan waktu tempuh komuter dalam rumah tangga dual-worker dipengaruhi secara signifikan oleh perbedaan pendapatan, perbedaan jam kerja, perbedaan status pekerjaan, dan status migrasi. ......In recent years, educational attainment and female labor force participation have increased rapidly in Indonesia. Along with the increasing role of women in the labor market making households with married couples who both work also increase (dual workers). Dual-worker households who work in different locations will choose residential locations that can maximize the potential income together. This study aims to explore the commute time of husbands and wives in households that both work, and in particular considering income that affects the time of shuttle mobility of a married couple and their spouse. This study uses 2018 National Labor Force Survey data and supporting data from the results of the 2018 National Economic and Social Survey. Using multinomial logistic regression, this study shows that commuter time differences in dual-worker households are significantly affected by differences in income, rental prices home, differences in working hours, differences in employment status, and migration.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Yuniar Tantri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara kelayakan kota yang dirasakan dan waktu komuting individu di 26 kota di Indonesia. Penelitian ini dipicu oleh tingginya tingkat urbanisasi di Indonesia, dengan perkiraan 66,6% populasi diperkirakan tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2035. Dengan pertambahan populasi, ada potensi penurunan kelayakan kota dan waktu komuting yang lebih lama bagi individu. Lama waktu komuting dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan lingkungan. Menggunakan regresi logistik, penelitian ini menemukan bahwa setiap perbaikan pada tingkat kelayakan kota berhubungan negatif dengan penurunan 0,3% probabilitas individu berkomuting selama lebih dari 60 menit. Namun, jika urbanisasi yang cepat, berlanjut tanpa perbaikan pada kelayakan kota, kemungkinan besar akan meningkatkan probabilitas individu berkomuting dalam waktu lebih lama. Temuan ini menegaskan perlunya perbaikan dalam lingkungan perkotaan, seperti pengembangan compact city, dengan penyediaan aksesibilitas yang baik. ......This study aims to explore the relationship between perceived city livability and individual commuting time in 26 cities in Indonesia. The research is motivated by the rapid urbanization in Indonesia, with an estimated 66.6% of the population projected to live in urban areas by 2035. With the increasing population, there is a potential for a decrease in city livability and longer commuting time for individuals. The length of commuting time can lead to various health and environmental issues. Using logistic regression, the study found that every improvement in city livability is negatively associated with a 0.3% decrease in the probability of individuals commuting for more than 60 minutes. However, if rapid urbanization continues without improvements in city livability, it is likely to increase the probability of individuals commuting for longer durations. These findings emphasize the need for improvements in urban environments, such as the development of compact cities, with the provision of good accessibility
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Widiastika
Abstrak :
Kesenjangan upah bagi penyandang disabilitas adalah masalah yang terus berlanjut dalam mencapai kesetaraan upah. Penelitian ini memperkenalkan waktu tempuh ke tempat kerja sebagai faktor potensial yang mempengaruhi kesenjangan upah ini. Meskipun perjalanan menuju tempat kerja yang panjang umumnya dikaitkan dengan upah yang lebih tinggi, pekerja dengan disabilitas di Indonesia biasanya memiliki perjalanan yang lebih pendek, yang mungkin sebagian menjelaskan ketimpangan upah yang terus berlanjut. Menggunakan regresi ordinary least squares dan analisis SUEST, studi ini menemukan bahwa meskipun pekerja dengan disabilitas menghadapi kesenjangan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja tanpa disabilitas ketika melakukan perjalanan yang lebih panjang, waktu tempuh tidak mempengaruhi kesenjangan upah ini. Namun, adanya kesenjangan upah tersebut mungkin terjadi secara tidak langsung karena perbedaan premi upah dari perjalanan kerja yang lebih Panjang bagi pekerja dengan dan tanpa disabilitias, di samping faktor lain yang belum teramati. Penelitian ini menekankan perlunya kebijakan yang mengatasi tantangan perjalanan komuter bagi pekerja dengan disabilitas, dan menyarankan adanya aturan kerja yang fleksibel untuk memitigasi kesenjangan upah. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengeksplorasi langkah-langkah dukungan tambahan dan akomodasi untuk mengembangkan solusi yang komprehensif. ......Disability wage gaps are a persisting issue in the face of wage equity. This research introduces commuting time as a potential factor influencing these wage gaps. While longer commutes are generally associated with higher wages, workers with disabilities in Indonesia typically have shorter commutes, which might partly explain persistent wage disparities. Employing ordinary least squares (OLS) regression and SUEST analysis, this study finds that although workers with disabilities face a higher wage gap to workers without disabilities when having longer commutes, commuting time does not contribute to this widening wage gap. However, the existence of such a wage gap might indirectly occur due to uneven wage premiums between disabled and non-disabled workers, in addition to possible other unobserved factors. The study underscores the need for policies that address commuting challenges for workers with disabilities, suggesting flexible working arrangements to mitigate wage disparities. Further research is essential to explore additional supportive measures and accommodations to develop comprehensive solutions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghania Nurizzati
Abstrak :
Penelitian ini secara garis besar dilakukan untuk mengetahui pengaruh commuting mental effort terhadap job performance pada karyawan penglaju Commuter Line B (Jalur Bogor – Jakarta Kota). Dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM), beberapa temuan dihasilkan dari data yang telah terkumpul dari 387 responden yang dipilih dari total 435 responden setelah melakukan penyaringan untuk memastikan kualitas data. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa emotional exhaustion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job burnout dan job burnout memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job performance pada karyawan penglaju Commuter Line B. Selain itu, commuting mental effort ditemukan berpengaruh signifikan secara negatif terhadap job performance. Sementara itu, commuting mental effort tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emotional exhaustion, emotional exhaustion tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job performance, dan adanya positive commuting cognitive appraisal yang dimiliki karyawan tidak dapat memediasi pengaruh antara commuting mental effort dan emotional exhaustion. ......This study was mainly conducted to determine the effect of commuting mental effort on job performance on commuter Line B (Bogor - Jakarta Kota Line) employees. Utilizing the structural equation modeling (SEM) approach, several findings were derived from the data collected from 387 respondents, selected from a total of 435 respondents after screening to ensure data quality. The findings in this study indicate that emotional exhaustion has a significant influence on job burnout and job burnout has a significant influence on the emergence of job performance in commuter line B employees. In addition, mental commuting was found to have a significant negative effect on job performance. Meanwhile, commuting mental effort has no significant effect on emotional exhaustion, emotional exhaustion has no significant effect on job performance, and the existence of positive commuting cognitive appraisal owned by employees cannot mediate the relationship between commuting mental effort and emotional exhaustion.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Saputra
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji pola perjalanan komuter pekerja di wilayah metropolitan Indonesia, dengan fokus pada perbedaan antara pekerja formal dan berusaha sendiri. Menggunakan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2018 dan 2019, studi ini menggunakan model regresi logistik biner untuk mengontrol variabel sosio-demografis seperti jenis kelamin, pendidikan, upah, kepemilikan kendaraan, dan lokasi metropolitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berusaha sendiri 1,256 kali lebih mungkin melakukan perjalanan ulang-alik lebih dari 30 menit dibandingkan pekerja formal. Pekerja yang berusaha sendiri cenderung memiliki perjalanan ulang-alik yang lebih lama, dipengaruhi oleh faktor seperti fleksibilitas pekerjaan dan struktur perkotaan. Struktur perkotaan di kota-kota utama seperti Jabodetabekpunjur menciptakan tantangan perjalanan yang unik dibandingkan dengan wilayah metropolitan lainnya. Penelitian ini menyoroti perbedaan signifikan antara daerah-daerah tersebut, serta menekankan perlunya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengalaman perjalanan ulang-alik bagi pekerja metropolitan. Studi ini menunjukkan bahwa perbaikan infrastruktur transportasi umum dapat secara signifikan mempengaruhi waktu perjalanan ulang-alik, menyediakan opsi yang andal dan tepat waktu bagi para komuter, serta mengurangi beban keseluruhan dari perjalanan ulang-alik. ...... This study examines the commuting patterns of workers in Indonesian metropolitan areas, focusing on the differences between employed and self-employed individuals. Utilizing data from the National Labor Force Survey (Sakernas) for 2018 and 2019, the study employs a binary logistic regression model to control for socio-demographic variables such as gender, education, wage, vehicle ownership, number of children, and metropolitan location. Findings indicate that self-employed workers are 1.256 times more likely to commute for more than 30 minutes compared to employed individuals. Self-employed workers tend to have longer commutes, influenced by factors like job flexibility and urban structure. The urban structure of primate cities like Jabodetabekpunjur creates unique commuting challenges compared to other metropolitan regions. This research underscores significant differences between these areas, highlighting the need for government policies to enhance the commuting experience for metropolitan workers. The study demonstrates that improvements in public transportation infrastructure could significantly influence commuting times, providing reliable and timely options for commuters and reducing the overall burden of commuting.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigih Agus Susiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas non permanen tenaga kerja di wilayah metropolitan di Indonesia, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pekerja menjadi Movers Komuter atau Migran Sirkuler atau menjadi Stayers .Dan bagaimana faktor itu mempengaruhi pilihan menjadi Movers atau Stayers. . Penelitian ini ingin mengetahui hubungan atau asosiasi antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lapangan pekerjaan utama, jarak tempat tinggal ke tempat kerja, klasifikasi daerah tempat tinggal pekerja, dan Share sektor industri terhadap PDRB terhadap keputusan mobilitas non permanen tenaga kerja di Kawasan Metropolitan Indonesia. Sebagai pelengkap penelitian yang umumnya mengamati mobilitas permanen / migrasi. Selain itu diharapkan dapat melihat dan menganalisa pola dan karakteristik serta peluang mobilitas non permanen tenaga kerja.Penelitian ini menggunakan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional, 2017. Ringkasan analisis deskriptif menunjukkan bahwa Pekerja di daerah metropolitan di Indonesia masih didominasi oleh mereka yang cenderung memilih untuk tinggal dan bekerja di kabupaten / kota yang sama Stayers . Pola dan karakteristik pekerja komuter dan migran sirkuler beberapa daerah metropolitan di Indonesia sebagian besar menunjukkan pola umum yang sama, namun faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan Mover masing-masing kawasan berbeda. Tes Hipotesis yang disajikan dengan menerapkan model regresi logistik multinomial. Penelitian ini juga menyimpulkan Semua variabel independen yang digunakan dalam model umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lapangan pekerjaan utama, jenis pekerjaan, klasifikasi daerah tempat tinggal, jarak tempat tinggal ke tempat kerja, dan Share industri terhadap PDRB secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dalam mempengaruhi variabel dependen status mobilitas non permanen tenaga kerja . Dapat disimpulkan bahwa semua variabel dapat digunakan atau dimasukkan ke dalam model. Atau dengan kata lain, kita dapat menggunakan semua variabel ini sebagai variabel independen dalam model. Kata kunci: Mobilitas Non Permanen, Komutasi, Ulang-Alik, Komuter, Migran Sirkuler, Movers, Stayers
ABSTRACT
This study aims to know the pattern of non permanent mobility of workers in the metropolitan area in Indonesia , factors affect the decision of workers become Movers Commuter or Circular or become Stayers And how does that factor influence the choice of being Movers or Stayers.This study wanted to know the relationship or association between age, sex, education level, marital status, employment status, occupation type, main employment, workplace distance, classification of worker 39 s residence area, economic growth, and industrial sector Share of decision non permanent mobility of workers. As a complement to research that generally observes permanent mobility migration. In addition it is expected to see and analyze the patterns and characteristics and opportunities of non permanent mobility of workers in the Metropolitan Area in Indonesia.This study used data from National Labour Force Survey, 2017. Descriptive analysis summaries showed that Workers in metropolitan areas in Indonesia are still dominated by those who tend to choose to live and work in the same Regency Municipality. The pattern and characteristics of workers Stayers and Movers of several metropolitan areas in Indonesia do not show anything different, but the factors that affect mover tendency by each region are different .Hypothesis tests presented by applying multinomial logit regression model. This study also concluded All independent variables used in the model age, sex, education level, marital status, employment status, main employment, occupation, residential classification, workplace distance, and industry Share to GRDP is statistically significant at a 95 percent confidence level in influencing the dependent variable non permanent employee mobility status . It can be concluded that all variables can be used or incorporated into the model. Or in other words, we can use all these variables as independent variables in the model. Keywords Non Permanent Mobility, Commuting, Roundtrip, Commuter, Circular Migrant, Movers, Stayers
2018
T51140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Rahmasari
Abstrak :
[ABSTRAK
Kelelahan pada operator ground support equipment dalam kegiatan ground handling pesawat di area ramp berisiko tinggi menyebabkan insiden dan kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian besar terutama bagi maskapai penerbangan, pekerja ground handling dan operasi bandara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan pada operator ground support equipment yang menangani pesawat wide body PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif-analitik dengan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang berjumlah 80 responden. Data dianalisis dengan uji chi square. Fatigue Severity Scale digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kelelahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, waktu commuting dan waktu istirahat secara signifikan berasosiasi terhadap kelelahan pada operator ground support equipment. Faktor individu dalam penelitian ini berperan besar terhadap terjadinya kelelahan sehingga diharapkan pekerja dapat mengelola waktu pribadi dan mengoptimalkan waktu istirahat ketika bekerja untuk mengurangi kelelahan ABSTRACT
Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems;Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems;Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems, Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems]
Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhary Azwar
Abstrak :
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk : 1 mengetahui jumlah pekerja yang mengalami kelelahan 2 menganalisis faktor terkait pekerjaan masa kerja, shift kerja, jam kerja lembur, berat material dan kebisingan dan faktor di luar pekerjaan usia, riwayat penyakit, status pernikahan, kualitas tidur, status gizi dan durasi perjalanan terhadap kelelahan, serta 3 menentukan faktor yang paling mempengaruhi kelelahan. Metode : Penelitian ini dilakukan mulai dari Maret-Mei 2017 pada 105 pekerja section stamping PT. X. Desain penelitian adalah studi cross sectional menggunakan kuesioner Checklist Individual Strength CIS untuk variabel kelelahan. Analisis data menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan variabel independen dengan kelelahan dan regresi logistik multivariat untuk mencari variabel paling berpengaruh terhadap kelelahan. Hasil : Penelitian ini menunjukan terdapat 52,4 pekerja yang mengalami kelelahan. Tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor terkait pekerjaan dengan kelelahan. Faktor di luar pekerjaan didapatkan dua variabel memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan yaitu : kualitas tidur dan durasi perjalanan. Faktor yang paling mempengaruhi kelelahan adalah kualitas tidur p = 0,002 , OR = 3,0917 dan CI 95 1,617 ndash; 9,179. Kesimpulan : Faktor yang paling mempengaruhi kelelahan pada pekerja section stamping PT. X adalah kualitas tidur. ......Objective This study aims to 1 find out the number of workers experiencing fatigue 2 analyze work related factors length of service, work shift, overtime hours, material weight and noise and non work related factors age, disease history, marital status , sleep quality, nutritional status and commuting time against fatigue, and 3 determine the factors that most influence fatigue. Methode This research was conducted from March to May 2017 at 105 section stamping workers of PT. X. The study design was a cross sectional study using the Checklist Individual Strength CIS questionnaire for fatigue variables. Data analysis using chi square test to see the correlation of independent variable with fatigue and multivariate logistic regression to find the most influencing variable to fatigue. Result This study shows that there are 52,4 of workers who experience fatigue. There is no significant relationship between work related factors and fatigue. There are two variables from non work related factors whom have a significant relationship with fatigue, namely sleep quality and duration of travel. The factors that most influence fatigue are sleep quality p 0,002 , OR 3.0917 and 95 CI 1,617 9,179. Conclusion The factors that most affect fatigue on section stamping workers PT. X is sleep quality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>