"Pandemi COVID-19 mengubah kehidupan sosio-ekonomi masyarakat secara signifikan. Kelas menengah, khususnya, termasuk kelas yang cukup rentan dan mudah terpengaruh oleh syok (Dartanto et al., 2019). Karena perubahan ini, penjualan makanan jadi di Komplek TVRI meningkat dibanding sebelumnya, dan di waktu yang sama, fenomena ‘membeli untuk membantu teman’ yang dilakukan oleh warga kelas menengah juga semakin marak terjadi. Meskipun pembelian makanan jadi sering dilihat sebagai commodity exchange, ada unsur sosial di dalam transaksi ini. Dalam meneliti hal tersebut, metode yang digunakan adalah metode kualitatif etnografi, sedangkan pengambilan data dilakukan melalui wawancara virtual dan tatap muka terhadap lima informan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling, serta melalui observasi partisipasi dan pengambilan data sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan charity, gift exchange, dan solidaritas yang terjadi dalam pembelian makanan jadi di kalangan warga kelas menengah di Komplek TVRI, dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan relasi antarwarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku membantu ini dapat dilihat sebagai bentuk solidaritas antara sesama penduduk Komplek TVRI, dan solidaritas antara sesama manusia yang mengalami dampak pandemi COVID-19. Perilaku pembelian makanan juga mempengaruhi relasi antara penjual dan pembeli secara positif. Adanya unsur ketimpangan dalam pembelian makanan jadi, mengklasifikasikan perbuatan ini sebagai bentuk charity. Charity dilakukan warga menggunakan metode ini, karena pemberian uang secara cuma-cuma dianggap memberi rasa malu dan tersinggung pada pihak penjual, dan karena pembelian dianggap lebih bermanfaat bagi penjual dalam jangka panjang. Pembelian makanan jadi juga dapat dilihat sebagai bentuk gift exchange karena adanya unsur resiprositas antara penjual dengan pembeli. Dapat disimpulkan, bahwa perilaku pemberian makanan jadi ini mencerminkan charity, gift exchange, dan solidaritas yang dilakukan oleh warga kelas menengah di Komplek TVRI, dan juga berhubungan erat dengan relasi antarwarga, khususnya antara penjual dan pembeli.
The COVID-19 pandemic changes peoples’ socio-economic life significantly. The middle class, especially, is a fragile class that is easily affected by shock (Dartanto, et al., 2019). In response to this change, the sales of prepared food in Komplek TVRI increased more than before, and at the same time, the ‘buying to help friends’ phenomenon of the middle class also became more frequent. Even though purchasing prepared food is commonly seen as commodity exchange, there is a social aspect in this transaction. In researching that matter, the method being used is ethnographic qualitative method, and data collection is done through virtual and face-to-face interviews of five informants chosen using the purposive sampling method, along with participant observation and secondary data collection. The objective of this research is to describe charity, gift exchange, and solidarity involved in the purchase of prepared food among the middle class of Komplek TVRI, and how it affects the relations between the inhabitants. The result of the research shows that this helping behavior can be seen as solidarity among fellow inhabitants of Komplek TVRI, and among fellow humans experiencing the COVID-19 pandemic. This purchasing behavior also positively affects the relation between the buyer and the seller. The presence of inequality in the purchase of prepared food, classifies this behavior as charity. The inhabitants use this method of charity, because directly giving money is seen as shaming and offending the seller, and purchasing food is seen as more advantageous for the seller in the long term. The purchase of prepared food can also be seen as a form of gift exchange because of the presence of reciprocity between the seller and the buyer. In conclusion, this food-purchasing behavior shows charity, gift exchange, and solidarity of the middle class in Komplek TVRI, as well as being deeply involved with the relations between inhabitants, especially between the seller and the buyer."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
